Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, prosentasenya mencapai 88%.
Bahkan merupakan jumlah muslim terbesar di dunia. Berkaitan dengan itu pendidikan
yang ada di Indonesia tidak hanya di sekolah umum, ataupun di madrasah, melainkan
ada juga pondok pensantren. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum memehami
betul tentang pondok pesantren. Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang pondok
pesantren, mulai dari pengertian, tujuan, bagaimana karakteristik pondok pesantren,
tipologi atau model-model pondok pesantren dan juga dibahas pula tentang sistem
pendidikan yang ada dipondok pesantren. Sehingga masyarakat mengenal betul tentang
pondok pesantren, dan tidak lagi menganggap sebelah mata tentang pondok pesantren.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan pondok pesantren Tebu Ireng
2. Pelajaran apa saja yang didapat mengenai sejarah perkembangan pondok pesantren
tebu ireng

C. Tujuan
1. Agar siswa bisa mengetahui perkembangan tentang sejarah pondok pesantren Tebu
Ireng
2. Agar siswa dapat mengambil pelajaran setelah memahami sejarah pondok pesantren
tebu Ireng.
3. Agar siswa bisa menambah wawasan tentang sejarah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pondok Pesantren Tebu Ireng

Pondok Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Diwek, Jombang ternyata sudah


berumur 123 tahun. Pesantren yang kini mempunyai sekitar 5.000 santri dan 9 cabang
itu ternyata berawal dari rumah bambu seluas 48 meter persegi milik KH Hasyim
Asy'ari.
Nama pesantren ini diambil dari dusun tempatnya berdiri. Yaitu Dusun Tebuireng di
Desa Cukir. Kala itu, industrialisasi sudah menyentuh kampung ini. Salah satunya,
adanya pabrik gula yang didirikan pemerintah kolonial Belanda.

Industrialisasi di satu sisi mengangkat perekonomian masyarakatnya. Namun, di


sisi lain, perjudian dan minuman keras kian marak seiring naiknya penghasilan warga
setempat. Kondisi itu lah yang memantik KH Hasyim Asy'ari untuk berdakwah.

Kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini membeli sebidang tanah di
Dusun Tebuireng. KH Hasyim lantas mendirikan rumah bambu sebesar 6 x 8 meter
persegi. Bagian depan rumah berdinding anyaman bambu itu ia gunakan untuk
mengajar para santri. Sedangkan bagian belakang sebagai tempat tinggal bersama
istrinya, Nyai Khodijah.

Pendirian rumah bambu milik KH Hasyim Asy'ari pada 3 Agustus 1899


menjadi tonggak sejarah berdirinya Pesantren Tebuireng. Kala itu, santri mengaji hanya
8 orang. Tiga bulan kemudian bertambah menjadi 28 santri. Tanggal itu diperingati
sebagai hari jadi pesantren tersebut hingga era modern saat ini.

"Pesantren Tebuireng didirikan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari tahun


1899. Jadi, sekarang Pesantren Tebuireng sudah berusia 123 tahun," kata Pengasuh
Pondok Putri Pesantren Tebuireng, KH Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi
kepada wartawan di lokasi, Minggu (18/9/2022).

Selama 2,5 tahun pertama, keberadaan Pesantren Tebuireng belum sepenuhnya


diterima masyarakat. Ancaman dan gangguan pun kerap datang. Bahkan, dinding

2
rumah bambu KH Hasyim kerap dilempari dengan batu, kayu dan ditusuk dengan
senjata tajam. Sehingga, para santri harus berjaga malam secara bergiliran.

Kiai Hasyim lantas meminta bantuan 4 sahabatnya dari Cirebon, Jawa Barat
untuk mengatasi teror tersebut. Yaitu Kiai Saleh Benda, Kiai Abdullah Panguragan,
Kiai Samsuri Wanantara, dan Kiai Abdul Jamil Buntet. Keempatnya melatih pencak
silat dan kanuragan di Pesantren Tebuireng sekitar 8 bulan.

Sejak saat itu, teror menjauh dari Pesantren Tebuireng. Kiai Hasyim pun diakui
ketokohannya oleh masyarakat. Sehingga, santri yang menimba ilmu darinya semakin
banyak. Yaitu dari 28 orang di tahun 1899 menjadi 200 orang pada tahun 1910. Mereka
datang dari berbagai daerah di Jawa dan Madura.

"Awalnya tidak ada sistem klasikal, hanya pengajian-pengajian. Yang mengisi


pengajian KH Hasyim Asy'ari. Santri datang ke Tebuireng hanya mengaji, tidak
sekolah di madrasah yang waktu itu belum ada. Karena yang mengaji Hadratus Syaikh,
sepertinya sudah mengalahkan madrasah. Santri merasa rugi kalau tidak mengaji sekali
saja," terang Gus Fahmi.

Pesantren Tebuireng pun berkembang kian pesat. Sekitar 10 tahun kemudian,


pesantren ini mempunyai sekitar 2.000 santri. Pengenalan pendidikan madrasah mulai
dilakukan tahun 1919. Madrasah Nidzamiyah yang mengajarkan pengetahuan umum
baru berdiri tahun 1933.

"Ada sistem klasikal (madrasah) ketika KH Wahid Hasyim mulai ikut dilibatkan
di Pesantren Tebuireng. Dinamakan Madrasah Nidzamiyah. Sehingga mulai ada sistem
klasikal, ada pelajaran waktu itu matematika dan sebagainya," ungkap Gus Fahmi.

Seiring perkembangan zaman, lanjut Gus Fahmi, sekolah umum mulai didirikan di
Pesantren Tebuireng tahun 1975. Yaitu SMP dan SMA Wahid Hasyim. Ketika itu,
pesantren diasuh putra Kiai Hasyim, KH Yusuf Hasyim.

Pada masa kepemimpinan cucu Kiai Hasyim, KH Salahuddin Wahid atau Gus
Solah, berdiri Madrasah Muallimin Hasyim Asy'ari tahun 2008. Sekolah ini khusus
mengajarkan diniyah, kitab kuning dan sebagainya layaknya pondok salaf.

"Tahun 2014 Gus Solah ingin mendirikan pondok berbasis sains Al Qur'an.
Maka berdirilah SMA Trensains, diikuti SMP, dua tahun lalu ada MTs sains di

3
pesantren ini," jelasnya.

Gus Fahmi menambahkan, Pesantren Tebuireng kini mempunyai sekitar 5.000 santri.
Unit pendidikannya antara lain Universitas Hasyim Asy'ari, Ma'had Aly Hasyim
Asy'ari, MA dan MTs Salafiyah Syafi'iyah, SMP dan SMA Wahid Hasyim, SMK
Khoiriyah Hasyim Tebuireng, SMA Trensains, MTs Sains Putri Salahuddin Wahid,
SMP Sains, Madrasah Muallimin Hasyim Asy'ari, serta SD Islam Tebuireng.

"Yang namanya pesantren tidak hilang ruhnya. Pengajian-pengajian kitab tetap


kami berikan di pesantren. Tebuireng ini gabungan antara pesantren salaf dan modern,"
tandasnya.

Pesantren Tebuireng kini mempunyai 9 cabang. Yaitu Tebuireng II Pesantren


Sains (Trensains) yang terdiri dari SMA Trensains dan SMP Sains, Tebuireng III
Hajarun Najah Indragiri Hilir, Riau, Tebuireng IV Al Islah Indragiri Hulu, Riau,
Tebuireng V Ciganjur, Jakarta, Tebuireng VI Ma'had Aly Bina Ummah Cianjur, Jabar,
Tebuireng VII Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Tebuireng VIII Banten,
Tebuireng IX Sibolangit, Deli Serdang, Sumut, serta Tebuireng X Rejang Lebong,
Bengkulu.

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pondok Pesantren Tebuireng adalah salah satu pesantren terbesar di Kabupaten


Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 3
Agustus 1899 bertepatan dengan 26 Rabiul Awal 1317 Hijriah.

Selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan
bahasa Arab, pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum
pengajaran pesantren. Pondok Pesantren Tebuireng telah banyak memberikan
kontribusi dan sumbangan kepada masyarakat luas, terutama dalam dunia pendidikan
Islam di Indonesia. Hingga kini, setiap tahun ajaran baru, jumlah santri yang mendaftar
ke Pondok Pesantren Tebuireng berkisar di angka 1500-2000 santri.

5
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.tribunnewswiki.com/2020/02/03/pondok-pesantren-tebuireng
- https://www.detik.com/jatim/berita/d-6297846/sejarah-ponpes-tebuireng-jombang-
yang-berdiri-sejak-123-tahun-silam
- https://www.anekamakalah.com/2010/06/memaknai-pondok-pesantren-
makalah.html

Anda mungkin juga menyukai