Disusun oleh:
RADHIATI
NIM. 25131786-2
B/PAI-2
Dosen pembimbing:
Dr. Zainal Abidin, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
Membahas tentang evaluasi sudah pasti membahas tentang bagaimana cara menilai
peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran, guna mengetahui sejauh mana mereka
mampu menguasai mata pelajaran atau bidang studi yang telah diberikan oleh guru. Sesuai
dengan pemahaman tersebut maka menurut Purwanto,1 setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi
atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan, data yang
dikumpulkan haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa hampir seluruh kegiatan di dalam kehidupan kita adalah
melakukan kegiatan evaluasi, baik secara disengaja ataupun tidak.
Dalam hubungannya dalam kegiatan pengajaran, Gronlund2 menyatakan bahwa,
“Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”. Ini bermaksud
bahwa evaluasi termasuk kegiatan yang terencana dan dilakukan dengan berkesinambungan,
serta bukanlah kegiatan akhir dari program tertentu saja, tapi juga termasuk kegiatan yang
dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan juga pada akhir program
dianggap selesai. Program yang dimaksud adalah program satuan pelajaran yang akan
dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, atau juga tahunan (D1, S1, SD, dan
sebagainya).3
Sesuatu bahan atau materi pengajaran yang akan diajarkan dan metode yang
digunakan sangat bergantung pada tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Begitu pula
dengan bagaimana prosedur evaluasi harus dilakukan serta bentuk-bentuk tes atau alat
evaluasi yang akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran tersebut, harus dikaitkan dan
mengacu kepada bahan serta metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Begitu juga dengan instrument yang termasuk non-tes misalnya pedoman
wawancara, angket atau kuesioner, lembar observasi, daftar cocok (check list), skala sikap,
skala penilaian, dan sebagainya, yang juga membutuhkan kevalidan dan kereliabilitas yang
sesuai dengan prosedur evaluasi.
1
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hal. 3.
2
Norman E. Gronlund, Improving Marking and Reporting in Classroom Instruction, (New York: MacMillan
Publishing, Co., Inc., 1976) dalam buku M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 3.
3
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik …, hal. 4.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.
25-26.
5
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, --Ed. 1 Cet. 3--(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001), hal. 76.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal.26.
7
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi …, hal 76.
4
khususnya dalam pendidikan tentunya yang terpenting adalah informasi hasil ukur yang
benar. Sebab dengan hasil ukur yang tidak atau kurang tepat maka akan memberikan
informasi yang tidak benar, sehingga kesimpulan yang diambil juga tidak benar.8
Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir soal untuk instrument non tes adalah sama
dengan prosedur penilaian tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes,
menuliskan butir soal berdasarkan kisinya, telaah, validasi uji coba akhir, perbaikan butir
berdasarkan hasil uji coba.9
1) Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap ssesuatu hasil
pertimbangan. Misalnya: untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa, bagi siswa
yang mendapat skor 8 digambarkan berada di tempat yag lebih ke kanan dalam skala,
dibandingkan penggambaran skor 5.
4 5 6 7 8 9
Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan jarak yang sama.
Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi, sehingga skala ini
dinamakan skala bertingkat. Kita dapat menilai segala sesuatu dengan skala, yang maksudnya
adalah agar pencatatannya dapat objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau
penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.10
2) Kuisioner (questionair)
Sering dikenal sebagai angket, kuisioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner ini dapat diketahui
tentang keadaan diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain. Data
yang dapat dihimpun melalui kuisioner misalnya adalah data yang berkenaan dengan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam mengikuti pelajaran, cara
belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajarnya, sikap
belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses
pembelajaran dan sikap mereka terhadap guru.11 Langkah-langkah menyusun angket:
merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkah-langkah, menyusun kisi-kisi,
menyusun panduan angket, dan menyusun alat penilaian.
8
Zulkifli Matondang, Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal Tabularasa PPs Unimed
Vol. 6 No.1, Juni 2009. Hal. 88.
9
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 122.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 27.
11
Sari Masyitah, Validitas dan Reliabilitas Non Tes, dalam situs http://masyitah-masyithah.blogspot.com/
2013/12/validitas-dan-reliabilitas-non-tes.html. (Online). Diunggah hari Selasa tanggal 16 Desember 2014.
5
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 28-29.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 29.
6
4. Belajar menari
5. Tulisan bagus
6. Berkunjung ke rumah
kawan
4) Wawancara (interview)
Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara,
responden tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengajukan pertanyaan, karena
pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.14 Agar hasil wawancara sesuai dengan apa
diinginkan oleh pewawancara, maka pewawancara harus:15
a. Membuat pedoman wawancara, yaitu berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan
kepada orang yang akan diwawancara.
b. Merekam pelaksanaan wawancara untuk menganalisis jawaban dari orang yang
diwawancara ( responden ).
Langkah-langkah penyusunan wawancara, antara lain: perumusan tujuan, perumusan
kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai, penyusunan kisi-kisi, penyusunan pedoman
wawancara, dan lembaran penilaian.16
5) Pengamatan (observation)
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis. Pelaksanan pengamatan sikap dapat dilakukan
pendidik pada sebelum mengajar, saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal
yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya
ketaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong,
kesetiakawanan, hormat menghormati, sopan santun, dan jujur.17 Ada tiga macam observasi,
yaitu:18
i. Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, yang mana
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi
dilakukan sepenuhnya jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok yang
diamati, sehingga ia dapat mengamati dan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 30.
15
Sari Masyitah, Validitas dan Reliabilitas Non Tes, dalam situs http://masyitah-masyithah.blogspot.com/
2013/12/validitas-dan-reliabilitas-non-tes.html. (Online). Diunggah hari Selasa tanggal 16 Desember 2014.
16
Mohammad Zaimul Umam, Pengembangan Instrumen Non-Tes, dalam blog http://zaimwahid.wordpress.
com/September 17/2011. Diunggah hari Rabu tanggal 17 Desember 2014.
17
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 122.
18
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 31.
7
19
Muhammad Risal, dalam situs http://www.artikelbagus.com/2011/08/penggolongan-tehnik-non-tes-
pengamatan-observasion.html. (Online). Diunggah hari Senin tanggal 22 Desember 2014.
20
Mohammad Zaimul Umam, Pengembangan Instrumen Non-Tes, ....
21
Sari Masyitah, Validitas dan Reliabilitas Non Tes, dalam situs http://masyitah-masyithah.blogspot.com/
2013/12/validitas-dan-reliabilitas-non-tes.html. (Online). Diunggah hari Selasa tanggal 16 Desember 2014. Hal.
1-5.
8
22
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi …, hal. 138.
23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet III, (Jakarta : Bumu Aksara, 2001), hal. 157.
24
Sari Masyitah, Validitas dan Reliabilitas …, hal. 5
9
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner)
yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap
skor variable jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil
korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi
rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.25
Dengan menggunakan instrument yang valid dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid. Jadi instrumen yang valid merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil penelitiaan yang valid. Hal ini tidak berarti bahwa dengan
menggunakan instrument yang telah teruji validitasnya otomatis hasil (data) penelitian
menjadi valid. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan
kemampuan orang yang menggunakan instrument untuk mengumpulkan data.
25
https://ariyoso.wordpress.com/tag/cara-menguji-validitas/
26
Zulkifli Matondang, Validitas dan Reliabilitas …, hal. 93.
10
27
Oemar Hamalik, Kurikulum dan.., hal. 158
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), hal. 366.
11
pengamatan, berapa lama perpanjangan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada keadaan,
keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai
pada tingkat makna. Makna berarti data yang di balik yang tampak. Yang tampak orang
sedang menangis, tetapi sebenarnya dia tidak sedih tetapi malah sedang bahagia. Keluasan
berarti, banyak sedikitnya imformasi yang diperoleh. Data yang pasti adalah data yang valid
yang sesuai dengan apa yang terjadi.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,
sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apa data yang
diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, apabila
setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. Untuk membuktikan apakah peneliti itu melakukan
uji kredibilitas melalui perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik kalau
dibuktikan dengan surat keterangan perpanjangan. Selanjutnya surat keterangan perpanjangan
ini dilampirkan dalam laporan penelitian.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
Sehingga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data
yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati sebagai bekal peneliti untuk
meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan
membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan
untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat beberapa macam
triangulasi yaitu:
1. Triangulasi sumber
Digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji
kredibilitas data tentang daya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan data pengujian
12
data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi,
dan keteman kerja yang merupakan kelompok kerjasama.
2. Triangulasi teknik
Digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawncara dipagi hari saat nara sumber masih segar belum banyak masalah,
akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis kasus negatif akan dapat meningkatkan
kredibilitas data? Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan maka sudah dapat dipercaya. Tetapi
bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan,
maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.
e. Menggunakan Bahan Referensi
Maksudnya adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan
oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara.
f. Mengadakan Member Check
Yakni proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan
member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data
berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data
yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Jadi tujuan member check
adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
Pelaksanaan member check dapat dilakukan setalah satu periode pengumpulan data
selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Caranya dapat dilakukan
secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum diskusi
13
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confimability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Instrument non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang dapat
digunakan antara lain adalah lembar pengamatan/observasi( seperti catatan harian,
portofolio) dan instrument tes sikap, minat, dan sebagainya. Pada prinsipnya, prosedur
penulisan butir soal untuk instrument non tes adalah sama dengan prosedur penilaian tes
pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan
kisinya, telaah, validasi uji coba akhir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba.
2. Validitas atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas merupakan syarat
yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Validitas juga berarti bahwa penilaian harus
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya, barometer adalah alat pengukur
tekanan udara dan tidak tepat apabila digunakan untuk mengukur temparatur udara.
3. Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil
pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang
belum berubah.
4. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal ),
transferability (validitas ekternal), dependability (releabilitas), dan confirmability
(obyektivitas).
15
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudiyono, 2001, Pengantar Evaluasi Pendidikan, --Ed. 1 Cet. 3-- Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Gronlund, Norman E., 1976, Improving Marking and Reporting in Classroom Instruction,
New York: MacMillan Publishing, Co., Inc.,
Oemar Hamalik, 2001, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet III, Jakarta : Bumi Aksara.
Sari Masyitah, Validitas dan Reliabilitas Non Tes, dalam situs http://masyitah-
masyithah.blogspot.com/ 2013/12/validitas-dan-reliabilitas-non-tes.html. (Online).
Diunggah hari Selasa tanggal 16 Desember 2014.
Suharsimi Arikunto, 2002, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi
Aksara.
Zulkifli Matondang, Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal Tabularasa
PPs Unimed Vol. 6 No.1, Juni 2009.