OLEH:
NIM : A1C419003
UNIVERSITAS JAMBI
2022
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Anabolisme
Fotosentesis
Kemosintesis
3.3 Menganalisis hubungan struktur Materi Genetik Mengamati diagram/ gambar/film struktur DNA, RNA, dan
dan fungsi gen, DNA, kromosom Gen, DNA, Kromosom kromosom serta semua aktivitasnya (replikasi, transkripsi dan
dalam penerapan prinsip Sintesis protein dan pembentukan translasi)
pewarisan sifat pada makhluk sifat makhluk hidup Membahas tentang bagaimana keterkaitan antara sistesa
hidup protein dan pembentukan sifat makhluk hidup
4.3 Merumuskan urutan proses Mengamati berbagai sifat morfologis pada Mahluk hidup,
sintesis protein dalam kaitannya misalnya, berbagai bentuk dan warna bunga, bulu pada tubuh
dengan penyampaian kode genetik hewan, warna dan bentuk rambut pada manusia
(DNA-RNA-Protein) Mensimulasikan hubungan antara sintesis protein dengan
pembentukan sifat pada mahluk hidup dengan melakukan
analisis suatu DNA makhluk serta menggambarkan sifat yang
dibentuk menjadi suatu wujud makhluk hidup
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
3.4 Menganalisis proses pembelahan Pembelahan Sel Mengkaji literatur tentang mitosis dan meiosis meliputi
sel sebagai dasar penurunan sifat Mitosis tujuan, proses/tahapan, hasil, tempat berlangsung
dari induk kepada keturunannya Meiosis Mengaitka hubungan antara pembelahan mitosis dan meiosis/
4.4 Menyajikan hasil pengamatan Siklus sel gametogenesis dengan penurunan sifat dari induk kepada
pembelahan sel pada sel hewan Gametogenesis anaknya berdasarkan pengamatan gambar/diagram/film
maupun tumbuhan Menarik kesimpulan tentang persamaan dan perbedaan antara:
- Mitosis dan meiosis.
- Oogenesis dan spermatogenesis.
- Pembentukan sifat pada anak gabungan sifat yang dibawa
oleh kedua jenis gamet orang tuanya.
Mengomunikasikan hasil diskusi dan kesimpulannya
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan Hukum Mendel Melakukan studi literatur tentang pewarisan sifat menurut
sifat makhluk hidup berdasarkan dan Penyimpangan Semu Hukum Hukum Mendel dan penyimpangan semu Hukum Mendel
hukum Mendel Mendel serta istilah-istilah : Allel, genotip, fenotip dan gamet
4.5 Menyajikan hasil penerapan Persilangan Monohibrid dan dihibrid Mengamati keanekaragam gen, dan jenis pada lingkungan
hukum Mandel dalam perhitungan Penyimpangan semu : interaksi gen, sekitar (keluarga, teman sekolah, tetangga, dll) dan
peluang dari persilangan makhluk kriptomeri epistasis/hipostatis, gen mendiskusikan bagaimana hal tersebut dapat terjadi
hidup di bidang pertanian dan komplementer, dan polimeri Menerapkan pemahaman tentang pola pewarisan sifat
peternakan menurut Mendel dengan membuat skema persilangan
monohibrid, dihibrid
Membuat kesimpulan tentang persilangan menurut pola
Mendel dan penyimpangan semu hukum Mendel
Membuat laporan tertulis hasil percobaan persilangan dengan
kancing /baling-baling genetika menurut pola Mendel dan
penyimpangan semu hukum Mendel
3.6 Menganalisis pola-pola hereditas Pola-pola Hereditas Menyimpulkan pola pewarisan sifat non Mendelian
pada mahluk hidup Pautan & pindah silang, didasarkan pada hasil pengamatan adanya kenyataan sifat-
4.6 Menyajikan hasil penerapan pola- Gagal berpisah, dan gen letal. sifat pada anak yang tidak sama atau menyimpang dari kedua
pola hereditas dalam perhitungan Penentuan jenis kelamin orang tuanya
peluang dari persilangan yang Pautan seks Menerapkan konsep gen letal, pautan, pautan sex, pindah
melibatkan peristiwa pautan dan silang dan gagal berpisah dalam menyelesaikan persoalan
pindah silang dengan latihan soal
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Mengaitkan adanya perbedaan variasi dalam satu keturunan
dengan pola pewarisan sifat Mendelian
Menyimpulkan bahwa ada pewarisan sifat non Mendelian
Mempresentasikan hasil diskusi dan latihan soal
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas Hereditas Manusia Membaca peta silsilah Ratu Victoria dan mengaitkan dengan
pada manusia Jenis kelamin pola-pola penurunan sifat heredite
4.7 Menyajikan data hasil studi kasus Penyakit menurun Membuat analisis bagaimana penurunan sifat hemofilia dari
tentang pola-pola hereditas pada Golongan darah peta silsilah Victoria
manusia dalam berbagai aspek Menyimpulkan tentang penurunan sifat-sifat pada mahkluk
kehidupan hidup (Golongan darah, cacad dan penyakit, jenis kelamin)
Menerapkan konsep penurunan sifat penyakit menurun dan
golongan darah dan jenis kelamin dalam menyelesaikan
persoalan
Membahas mekanisme pewarisan penyakit menurun dan
golongan darah
Menyusun peta silsilah keluarga
Mempresentasikan hasil hasil diskusi tentang pewarisan sifat
pada manusia
3.8 Menganalisis peristiwa mutasi Mutasi Membahas tentang mutasi berdasarkan pengamatan tayangan/
pada makhluk hidup Jenis-jenis mutasi gambar mutan pada tumbuhan, hewan, dan manusia
4.8 Menyajikan data hasil eksplorasi Mekanisme mutasi Membahas mekanisme dan penyebab mutasi (proses, faktor
peristiwa mutasi yang Penyebab mutasi penyebab, hasil dan dampak mutasi) yang menyebabkan
menyebabkan variasi dan kelainan Dampak mutasi dan implikasi serta timbulnya variasi dan kelainan pada makhluk hidup
sifat pada makhluk hidup benefit Menganalisis dampak positif dan negatif mutasi dan
Contoh-contoh mutasi mempresentasikan hasilnya
3.9 Menjelaskan teori, prinsip dan Evolusi Mengamati berbagai fenomena variasi morfologi , misalnya
mekanisme evolusi serta Asal usul kehidupan variasi bentuk paruh burung finch, cakar berbagai burung,
pandangan terkini para ahli terkait Pohon Filogeni warna sayap ngengat Biston betularia, sayap kumbang kelapa
spesiasi Teori evolusi dari Manado
4.9. Menyajikan karya ilmiah terhadap Mendiskusikan teori-teori asal usul Mahkluk hidup
gagasan baru tentang Mekanisme Evolusi dihubungkan dengan pohon Filogeni Mahkluk hidup
kemungkinan-kemungkinan Isolasi geografik Mengaitkan hubungan antara variasi dengan proses mutasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
pandangan evolusi berdasarkan Radiasi adaptif dan kompetisi serta adaptasi
pemahaman yang dimilikinya Hukum Hardy-Weinberg Mengaitkan terjadinya variasi makhluk hidup sebagai dasar
terjadinya proses evolusi
Menyimpulkan hasil diskusi dan kajiannya tentang teori
evolusi dan mempresentasikannya
3.10 Menganalisis prinsip-prinsip Bioteknologi Mengamati berbagai produk-produk bioteknologi melalui
Bioteknologi dan penerapannya Konsep dasar Bioteknologi tayangan video/gambar
sebagai upaya peningkatan Jenis bioteknologi: konvensional Membahas tentang bioteknologi (bahan, proses, produk,
kesejahteraan manusia dan modern dampak)
4.10 Menyajikan laporan hasil Produk bioteknologi Membuat rencana dan melaksanakan pembuatan produk
percobaan penerapan prinsip- Dampak pemanfaatan produk bioteknologi konvensional dan menyusun laporan
prinsip Bioteknologi konvensional bioteknologi di masyarakat Simulasi DNA Rekombinan dengan menggunakan puzzle
berdasarkan scientific method Membuat kesimpulan hasil diskusi tentang dampak
bioteknologi dan mempresentasikannya
2. KD pada KI 4
4.5 Menyajikan hasil penerapan hukum Mendel dalam perhitungan peluang dari
persilangan makhluk hidup di bidang pertanian dan peternakan.
4.6 Menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang
dari persilangan yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang.
4.7 Menyajikan data hasil studi kasus tentang pola-pola hereditas manusia dalam
berbagai aspek kehidupan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI 3
Pertemuan 1
3.5.1 Memahami pewarisan sifat menurut Hukum Mendel serta istilah-istilah: alel,
genotip, fenotip, dan gamet.
3.5.2 Menyusun skema persilangan monohibrid dan dihibrid
3.5.3 Menyimpulkan tentang persilangan menurut Pola Hukum Mendel
Pertemuan 2
3.5.4 Menjelaskan pola pewarisan sifat menurut Mendel.
3.5.5 Menyimpulkan tentang penyimpangan semu hukum Mendel.
Pertemuan 3
3.6.1 Menyimpulkan pola pewarisan sifat non Mendelian didasarkan pada hasil
pengamatan adanya kenyataan sifat-sifat pada anak yang tidak sama atau
menyimpang dari kedua orang tuanya.
3.6.2 Menerapkan konsep gen letal, pautan, pautan sex, pindah silang, dan gagal
berpisah dalam menyelesaikan persoalan dengan latihan soal.
3.6.3 Mengaitkan adanya perbedaan variasi dalam satu keturunan dengan pola
pewarisan sifat mendelian.
3.6.4 Menyimpulkan bahwa ada pewarisan sifat non Mendelian.
Pertemuan 4
3.5.1 Memahami tipe penentuan jenis kelamin pada manusia.
3.5.2 Menganalisis terbentuknya jenis kelamin manusia secara genetika.
3.5.3 Memahami berbagai penyakit menurun pada menusia.
3.5.4 Menerapkan pola-pola hereditas penyakit menurun pada manusia.
3.5.5 Menganalisis munculnya penyakit menurun pada manusia.
3.5.6 Memahami tipe-tipe penggolongan darah pada manusia secara genetika.
3.5.7 Menganalisis penurunan sifat penggolongan darah pada manusia secara
genetika.
Indikator KD Pada KI 4
Pertemuan 1 dan 2
4.5.1 Melakukan percobaan persilangan dengan kancing atau baling-baling
genetika menurut pola Mendel dan penyimpangan semu hukum Mendel.
4.5.2 Membuat laporan tertulis hasil percobaan persilangan dengan kancing atau
baling-baling genetika menurut pola Mendel dan penyimpangan semu hukum
Mendel.
Pertemuan 3
4.6.1 Menerapkan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan
yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang.
4.6.2 Menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang
dari persilangan yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang.
Pertemuan 4
4.5.1 Melakukan studi kasus sederhana tentang pola-pola hereditas pada manusia
dalam berbagai aspek kehidupan.
4.5.2 Menyajikan data hasil studi kasus sederhana tentang pola-pola hereditas pada
manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 2
1. Menjelaskan pola penyimpangan semu dalam hukum Mendel
Pertemuan 3
1. Menjelaskan pengertian determinasi seks, pautan gen, pindah silang, pautan seks,
gagal berpisah, dan gen letal setelah diskusi menggunakan LKPD.
2. Menerapkan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan yang
melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang.
Pertemuan 4
1. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik yang diturunkan dalam satu keluarga
2. Menjelaskan macam-macam kelainan atau penyakit yang diturunkan melalui
autosom dan gonosom.
3. Menjelaskan sistem pewarisan golongan darah.
4. Memahami, menerapkan dan menganalisis pola-pola hereditas pada manusia
berdasarkan studi kasus dalam berbagai aspek kehidupan serta memiliki sifat
disiplin, bertanggung jawab dan bekerjasama Melalui Pembelajaran Case Study.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
a) Prosedur eksperimen Mendel
b) Hukum Mendel 1
c) Hukum Mendel 2
Pertemuan 2
a) Interaksi gen antarlokus
b) Epistasis dan hipostasis
c) Polimeri
d) Kriptomeri
Pertemuan 3
a) Penentuan jenis kelamin
b) Pautan gen
c) Pautan kelamin
d) Pindah silang
e) Gagal berpisah
f) Gen letal
g) Alel ganda
h) Alel kodominan
i) Dominan tidak penu atau intermediate
j) Pleiotropi
Pertemuan 4
a) Jenis kelamin
b) Kelainan atau penyakit menurun
c) Golongan darah manusia
F. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1
Model pembelajaran : Direct Learning
Metode : Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan 2
Model pembelajaran : PBL (Problem Based Learning)
Metode : Eksperimen
Pertemuan 3
Model pembelajaran : Direct Learning
Metode : Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan 4
Model pembelajaran : Case study
Metode : Kerja kelompok, Resitasi
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Direct Learning Waktu
Kegiatan awal Menyampaikan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit
tujuan dan memberi salam dan meminta salah
mempersiapkan seorang peserta didik memimpin
siswa do’a.
b. Guru memeriksa kesiapan peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas
serta peralatan dan media yang akan
digunakan.
c. Guru mengecek kehadiran dan
menanyakan kabar peserta didik
d. Guru menyampaikan kompetensi
dasar dan indikator pencapaian
kompetensi
Kegiatan inti Mendemonstrasika a. Guru menjelaskan prinsip hukum 30 menit
n pengetahuan dan Mendel I dan II menggunakan
keterampilan PowerPoint.
b. Siswa menerapkan prinsip hukum
Mendel I dan II dalam pembentukan
gamet
c. Siswa menerapkan prinsip hukum
Mendel II pada beberapa kasus
perkawinan dihibrid kacang ercis
Membimbing d. Guru membimbing siswa selama 15 menit
pelatihan berdiskusi
Mengecek e. Guru mengarahkan siswa untuk 15 menit
pemahaman dan menyampaikan hasil diskusi dan
memberikan menanggapinya.
umpan balik f. Guru memberikan penguatan
konsep atas apa yang telah
didiskusikan oleh siswa
Kegiatan Memberikan g. Guru memberikan tugas berupa soal 3 menit
penutup kesempatan untuk essai di buku cetak halaman 127.
pelatihan lanjutan
dan penerapan
h. Guru merefleksi proses 7 menit
pembelajaran
i. Guru menutup pelajaran dengan
mengajak siswa untuk mengucapkan
Hamdalah
j. Guru mengucapkan salam.
Pertemuan 2
Pertemuan 3
A. Penilaian Pengetahuan
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan bunyi dari hukum Mendel I dan II !
2. Mengapa kacang ercis sering digunakan dalam percobaan Mendel?
3. Sebutkan istilah-istilah yang sering digunakan dalam persilangan!
4. Bunga berwarna merah (MM) disilangkan dengan bunga berwarna putih
(mm). Jika F1 100 % berwarna merah. Tentukanlah perbandingan fenotipe
F2 nya!
5. Jelaskan mengapa penyimpangan semu bisa terjadi?
6. Sebutkan beberapa jenis penyimpangan semu yang Anda ketahui!
7. Bunga Linaria marocccana merah (Aabb) disilangkan dengan bunga putih
(aaBb). Tentukanlah bagaimana keturunannya!
8. Lima belas bersaudara kandung terdiri atas 5 wanita dan 10 pria. Kesepuluh
pria pada keluarga tersebut mengalami kelainan pada salah satu anggota
badannya, sedangkan ke-5 wanitanya normal. Kelainan tersebut disebabkan
oleh faktor genetic akibat peristiwa?
9. Ditemukan bahwa gen H mengatur warna hitam, sedangkan alelnya gen h
mengatur warna abu-abu. Adapun gen P mengatur sayap pendek dan alelnya
gen p mengatur sayap pendek. Jarak antara HP adalah 100%. Berapa rasio
fenotip hasil testcross HhPp yang mengalami pindah silang?
10. Aneuploidi terjadi karena peristiwa…
Kunci Jawaban:
1. Hukum Mendel I berbunyi “Pemisahan pasangan alel secara bebas pada saat
pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet “.
Hukum Mendel II berbunyi “Setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara
bebas dengan gen atau sifat lain yang tidak sealel pada waktu pembentukan
gamet”.
2. Karena tanaman kacang ercis memiliki banyak varietas, mudah tumbuh,
berumur pendek, mudah melakukan penyerbukan sendiri/silang, keturunan
banyak, dan berbunga sempurna.
3. Berikut ini merupakan istilah dalam persilangan:
Parental (P) : Induk
Gamet :Ssel kelamin yang berasal dari genotipe
Filial (f) : Keturunan atau hasil perkawinan
Dominan : Sifat yang menutupi sifat resesif (ditulis dengan huruf kapital)
Resesif : Sifat yang tertutupi oleh sifat dominan (ditulis dengan huruf
kecil)
Genotipe : Sifat tak tampak, biasanya dilambangkan dengan huruf (MM,
Mm, mm)
Fenotipe : Sifat tampak (merah, merah muda, putih)
Homozigot : Pasangan alel sejenis (AA/aa)
Heterozigot : Pasangan alel tak sejenis (Aa)
Alel : Anggota dari sepasang gen yang terletak pada lokus bersesuaian
dari
kromosom homolog.
4.
Perbandingan Genotipe F2 = MM : Mm : mm
1 : 2 : 1
Perbandingan Fenotipe F2 = Merah : Putih
3 : 1
5. Penyimpangan semu dapat terjadi karena terdapat 2 pasang gen atau lebih yang
saling memengaruhi dalam memberi fenotip individu. Sehingga terjadi
perubahan perbandingan fenotipe hukum Mendel 9 : 3: 3: 1.
6. Berikut ini jenis-jenis penyimpangan semu:
Atavisme
Polimeri
Kriptomeri
Epistasis & Hipostasis
7. P : Aabb x aaBb
(Merah) (Putih)
Gamet : Ab aB
ab ab
F2 Ab ab
aB AaBb aaBb
ab Aabb aabb
8. Kelainan tersebut disebabkan oleh faktor genetic akibat peristiwa pautan seks.
Pada soal terlihat bahwa hanya seluruh anggota keluarga berjenis kelamin laki-
laki yang mengalami kelainan. Berarti gen yang terpaut pada gonosom Y. pautan
seks merupakan gen yang terpaut pada kromosom kelamin/gonosom.
9. P : HhPp x hhpp
Panjang, hitam pendek, abu-abu
Gamet : HP hp
Hp
hP
hp
F1 : HhPp = 9
Hhpp = 1
hhPp = 1 RK KP
hhpp = 9
Format Penilaian
Indikator soal
No. Nama Peserta didik Jumlah Skor
1 2
1
2
3
4
jumlah skor
Rumus penilaian : x 100
skor maks
B. Penilaian Sikap
Contoh Lembar Observasi
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4
= 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
C. Penilaian Keterampilan
4 Pelafalan
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Rumus mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100).
LKPD
HUKUM MENDEL 2
NAMA : TANGGAL :
KELAS :
P. ( Parental )
G. ( Gamet )
F. ( Fillial )
Fenotip
Genotip
Dominan
Resesif
Intermediat
Homozigot
Heterozigot
Monohibrida
Dihibrida
Gen
Alel
Buah mangga manis lonjong genotif MMLL disilangkan dengan buah mangga masam
bulat dengan genotif mmll
Fenotif:
Gamet:
F1 :
Fenotif:
Genotif:
Fenotif:
Gamet:
F2:
ML
Ml
ml
mL
Maka pada proses dihibridisasi diperoleh gamet dan fenotif
Adapun sifat/fenotif yang muncul dan jumlah nya yang sesuai ialah:
Jumlah nya
Jumlah nya
Jumlah nya
Jumlah nya
NAMA : TANGGAL :
KELAS :
Buatlah persilangan antara sulfure dan vetaurea, Pada mawar malam, interaksi gen:
Buatlah bagan persilangannya, lalu tentukan S_V_ : Warna kuning
rasio fenotip F2 nya! S_vv : Warna emas tua (vetaurea)
ssV_ : Warna sulfur (sulfurea)
ssvv : warna gold center
P1: ssVV X SSvv
F:
G:
F1 G:
F:
F2:
Gamet:
2. Penyimpangan semu Epistasis D_E_: pendengaran Normal
D_ee: pendengaran tuli
Bagaiman hasil perkawinan dua orang tua yang tuli
ddE_: pendengaran tuli
Ddee: pendengaran tuli
F:
G:
F1 G:
F:
F2:
Gamet:
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
HEREDITAS MANUSIA
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam kelainan atau penyakit yang
diturunkan melalui autosom dan gonosom.
2. Peserta didik dapat memahami, menerapkan, dan menganalisis hereditas pada
manusia berdasarkan studi kasus dalam berbagai aspek kehidupan serta
memiliki sifat disiplin, bertanggung jawab, dan bekerja sama melalui
pembelajaran Case Study.
C. CARA KERJA
1. Peserta didik membentuk kelompok yang maksimal berjumlah 5 orang siswa.
2. Setiap kelompok mendapatkan materi yang sama, yang telah dipersiapkan
oleh guru.
3. Baca materi yang telah diberi dengan cermat.
4. Baca literature yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
5. Diskusikan dan analisa kasus yang diberikan bersama teman sekelompok.
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok yang telah dibuat.
Kronologi Fahri Calon Bintara Dinyatakan Buta Warna Parsial
Jakarta - Fahri Fadillah Nur Rizky (21) dicoret menjelang pendidikan bintara Polri, padahal
telah dinyatakan lolos seleksi dengan ranking ke-35 dari ribuan pendaftar. Polda Metro
Jaya menyatakan Fahri ternyata buta warna parsial, yang mana hal ini baru diketahui ketika
tim Mabes Polri melakukan supervisi. Polda Metro Jaya menjelaskan Fahri sudah 3 kali
mengikuti seleksi bintara Polri sejak 2019. Tetapi Fahri selalu gagal karena masalah buta
warna.
"Pada tahun 2019, yang bersangkutan dalam uji seleksi calon Bintara tidak memenuhi
syarat pada tahap pemeriksaan kesehatan dengan diagnosis buta warna parsial. Pada tahun
2020, yang bersangkutan ikut tes dan gagal dengan diagnosis buta warna parsial," ujar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan dalam konferensi pers di Polda Metro
Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).
Zulpan lalu menjelaskan soal tahapan seleksi penerimaan Bintara Polri ini. Pada tahap awal
pendaftaran, Fahri dan peserta lain diwajibkan menyerahkan berkas administrasi yang
dipersyaratkan. "Pada saat tes pemeriksaan administrasi (rikmin) belum dilakukan tes buta
warna, sehingga memenuhi syarat dan dapat nomor pendaftaran. Kalau buta warna itu
masuk di item tes kesehatan, mulai dari kesehatan luar kemudian baru ada pemeriksaan
kesehatan dalam. Kemudian ada juga riksa mata kesehatan mata apakah matanya minus,
termasuk ada tes buta warna," kata Zulpan saat dihubungi.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-6103149/kronologi-fahri-calon-bintara-
dinyatakan-buta-warna-parsial
Kisah Anak Penderita Hemofilia yang Harus Berobat Seumur Hidup
KOMPAS.com – Waktu itu, saat memandangi bayinya lebam-lebam dan membiru ketika
belajar berjalan, Amalia (36) tidak pernah menyangka putra kesayangannya akan menjalani
pengobatan jalan seumur hidup. Seperti balita pada umumnya, Muhammad Farrosy yang
beranjak tiga tahun hanya loncat-loncat biasa. Namun, tiba-tiba kakinya bengkak dan
membuatnya tidak bisa berjalan. “Ndak pakai jatuh, ndak pakai kepeleset, loncat-loncat aja,
tapi langsung sendinya yang kena, bengkak, terus enggak bisa jalan,” ungkapnya kepada
Kompas.com melalui telepon, Minggu (4/10/2020).
Saat dibawa ke dokter darah, Farrosy didiagnosis menderita Hemofilia karena kekurangan
protein faktor 8. Akibatnya, ketika mengalami pendarahan, proses pembekuan darahnya
berlangsung lebih lama dari waktu normal.
“Sebagai orangtua saya terpukul. Ndak pernah ngerti penyakit itu kok ada (kena). Apalagi
anak saya laki-laki,” ujarnya. Meski terpukul, ibu rumah tangga asal Surabaya ini berusaha
tegar menjalani dan mengaku telah menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.
Kini, sang anak telah menginjak usia 14 tahun dan belajar di kelas 3 SMP. Aktivitasnya
pun normal seperti anak pada umumnya. Namun, bila aktivitasnya berlebihan atau ada
benturan dan trauma, dia harus segera kontrol dan menjalani pengobatan.
“Seharusnya enggak boleh aktivitas berat, tapi dia kan anak laki ya. Tetap aja dia futsal,
main-main gitu, bersepeda,” tutur Amalia.
Dengan kondisi seperti itu, setiap satu minggu sekali Farossy masih dan akan terus berobat
jalan untuk mencegah timbulnya pendarahan. Bahkan, bila kakinya mengalami pendarahan
bisa jadi dua kali seminggu.
Sumber: https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/10/08/14323041/kisah-anak-
penderita-hemofilia-yang-harus-berobat-seumur-hidup
Alhamdulillah, Balita Idap Kulit Bersisik Akhirnya Dirawat di RSUD Subang
Balita pengidap penyakit langka akhirnya mendapat perawatan medis secara gratis di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang. Namun penyakit Ichthyosis Kongenital yang
diidap Elisa (4) ini berisiko menimbulkan komplikasi penyakit lain.
Untuk menangani penyakit langka ini, RSUD Subang menurunkan tiga dokter spesialis,
yaitu dokter anak, kulit dan kelamin, serta dokter mata. Kondisi Elisa pun kini sudah cukup
membaik. Kulit bersisiknya kini tidak terlalu kering seperti sebelumnya. Begitu pula rasa
gatalnya pun sudah mulai berkurang. Kondisinya cukup stabil termasuk napsu makannya
sudah mulai kembali.
Akibat keterlambatan penanganan balita ini belum bisa berjalan sebagaimana usia anak
sebayanya. Ichthyosis Kongenital merupakan penyakit kulit akibat mutasi gen.
Di bagian lain, Yuyun, ibunda Elisa tak kuasa menahan haru. Anak semata wayangnya
sudah mendapat perawatan medis secara layak. Keterbatasan biaya membuat Elisa
terlambat mendapat penanganan dokter.
Saya sudah pasrah dan ikhlas dengan kondisi anak seperti ini. Alhamdulillah Elisa sudah
bisa dirawat secara layak. Selama ini baru sekali Elisa dibawa ke dokter anak, ujar Yuyun,
Selasa (31/5/2022).
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Subang, saat ini kondisi anak cukup
stabil. Tim dokter terlebih dahulu fokus menangani kekurangan gizi yang diidap Elisa
selama ini agar pertubuhan tubuhnya semakin membaik.
Sumber: https://m.buddyku.com/gaya-hidup/7gpP1h/alhamdulillah-balita-idap-kulit-
bersisik-akhirnya-dirawat-di-rsud-subang
Kisah Thor di Dunia Nyata Lawan Cystic Fibrosis yang Diidapnya
Ben Mudge terlahir dengan cystic fibrosis, sebuah gangguan pada paru-paru yang
menghalanginya melakukan hal-hal tertentu, salah satunya berolahraga.
Padahal sejak kecil, Ben dikenal sebagai anak yang aktif. Namun saat usianya menginjak
18 tahun, ia terserang infeksi paru-paru karena cystic fibrosis. Ia pun sempat dirawat di
rumah sakit. Saat itu dokter mengatakan bahwa kapasitas paru-parunya hanya tinggal 66
persen. Ini cukup rendah untuk ukuran orang muda sepertinya.
"Ini mengerikan. Sebelumnya saya tak pernah mengalami masalah dengan pernapasan.
Tetapi setelah itu, saya sering merasa seolah-olah ada yang meremas paru-paru saya. Saat
itulah saya tahu bahwa saya harus berolahraga," kata Ben kepada The Independent.
Ben mengaku mulai berolahraga sejak 12 tahun lalu. Kini di usianya yang sudah menginjak
27 tahun, kerja kerasnya pun terbayar. Kapasitas paru-parunya saat ini mencapai 95 persen,
semuanya berkat latihan di gym yang dilakukannya secara rutin.
Ada cerita menarik mengapa ia dijuluki Thor. Pria yang mengaku memang mengagumi
sosok dewa dari Asgard itu mengisahkan, saat itu seorang teman mengomentari jika
wajahnya mirip Thor saat berlatih di gym.
Dari situ ia memutuskan untuk memanjangkan rambutnya. "Memanjangkan rambut agar
bisa mirip dengan Thor ini juga menjadi bagian penting yang membuat saya terus
termotivasi dan mendorong saya untuk terus berlatih," tuturnya.
Ia bahkan menjadi inspirasi bagi 55.000 follower-nya di Instagram, terutama bagi pengidap
cystic fibrosis lainnya.
sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3857594/kisah-thor-di-dunia-nyata-
lawan-cystic-fibrosis-yang-diidapnya