Anda di halaman 1dari 6

Nama 

    : Vigo Elvrando
Nim          : A1E121061
Fakultas  :Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi        : Bimbingan dan Konseling
Ruang      : R003

Fase-Fase Pada Masa Remaja

Masa pra-pubertas (12 – 13 tahun)


Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya
hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-
organ reproduksi remaja.

Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase
ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa
tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya
baik, serta menjadikannya sebagai “hero” atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti
dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya
bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.

Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan
keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan
mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh
orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak
kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai
dengan kesenangannya.

Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno
dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak
beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan
sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam
kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman
pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada
bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.

Masa pubertas (14 – 16 tahun)


Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini,
emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon
seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa
ini.

Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama,


sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama.
Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus
mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang
seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka
khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu.
Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja
pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik
seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka
bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria.
Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan
kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya
sendiri.

Masa akhir pubertas (17 – 18 tahun)


Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga
bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini
berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat
daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai
dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah
tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

Periode remaja Adolesen (19 – 21 tahun)


Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna,
baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam
hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari
pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah
daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti
cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat
yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

Perkembangan Fisik Masa Pubertas

Kelenjar ini yang langsung berkaitan dengan pertumbuhan dan kematangan. Semua
perubahan bersumber dari kelenjar pituitari yang berada pada dasar otak dan
terbentuk secara bersamaan dengan gonad dan kelenjar seks. Berikut beberapa
faktor perkembangan fisik:
1. Perubahan kelenjar
Perubahan fisik pada masa pubertas ditandai dengan perkembangan ciri-ciri seks
primer dan seks sekunder.
Semakin tingginya ukuran tubuh dan proporsi tubuh yang memanjang sehingga akan
terlihat jangkung.

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang berhubungan dengan pertumbuhan dan


kematangan.
Kelenjar tersebut bermuara langsung dalam saluran darah melalui zat antara jaringan
kelenjar dan hormon.
Hormon akan memberikan stimulasi yang menyebabkan adanya rangsangan
hormonal. Meningkatnya jumlah hormon mengakibatkan matangnya struktur dan
fungsi dari organ seksual.
Gonad (kelenjar seks) pada pria adalah testis dan gonad pada wanita adalah ovarium.
2. perubahan ukuran tubuh
Selama pubertas, bentuk dan ukuran tubuh akan semakin tinggi. Bagi perempuan,
tinggi badan terus bertambah tiap tahun terutama memasuki periode haid.
Sedangkan pada pria, tinggi badan terjadi setahun lebih awal masa pubertas dan
akan mengalami penurunan di usia 20-21 tahun.
Penambahan berat badan tidak hanya lemak, melainkan juga otot dan tulang yang
membesar. Penambahan berat pada perempuan umumnya terjadi sebelum dan
sesudah haid.
Penambahan berat pada pria akan terjadi 1-2 tahun sebelum atau sesudah pubertas.
3. Perubahan porsi tubuh
Perubahan fisik yang menonjol pada masa pubertas adalah perubahan proporsi
badan. Bagian daerah pinggul dan bahu akan melebar yang dipengaruhi dengan
kematangan organ-organ seks.
Bagi pria ukuran pinggang terlihat lebih tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari
badan. Perubahan tersebut akan terus bertambah hingga usia 15 tahun.
4. Perkembangan seks primer
Perkembangan yang berkaitan erat dengan pertumbuhan dan kematangan organ-
organ seks. Pada pria, gonad testis terletak di scrotum dan matang di usia 14 tahun.
Testis berkembang penuh pada usia 20-21 tahun, seiring dengan semakin
memanjang dan membesarnya penis. Perkembangan ini menyebabkan pria
menjalani ejakulasi dan mimpi basah. Penyebab timbulnya mimpi basah karena awal
berfungsinya organ-organ reproduksi dan penuhnya sel sperma.
Sedangkan pada perempuan, perubahan seks primer terlihat dari bertambahnya
berat uterus. Saat usia 11-12 tahun berat uterus mencapai 3,5 gram, usia 16 tahun
berat uterus mencapai 43 gram. Petunjuk pertama dengan datangnya haid.
Serangkaian pengeluaran darah, lendir, jaringan sel yang hancur dari uterus secara
berkala setiap 28 hari. Hal ini akan berakhir saat memasuki menopause.
5. Perubahan sekunder Pada pria akan tumbuh rambut kemaluan sekitar satu tahun
setelah testis dan penis membesar. Sedangkan pada perempuan setelah
perkembangan pinggul dan payudara.
Baik pria dan perempuan akan tumbuh rambut pada ketiak setelah terjadi
pertumbuhan organ seks.
Kulit dan otot pada pria akan kasar, tidak jernih, berwarna pucat, dan pori-pori akan
semakin lebar. Otot pada tangan, tungkai kaki, dan bahu semakin besar dan kuat.
Untuk perempuan kulit akan kasar, agak pucat, dan lubang pori-pori juga membesar.
Otot pada bahu, lengan, dan tungkai kaki semakin besar dan kuat.

Perkembangan Psikososial Pada Masa Pubertas


Beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan psikososial atau psikologi
sosial adalah sebagai berikut.
Menurut J.P. Chaplin (2006: 407) dalam Kamus Psikologi mengemukakan bahwa
psikososial (psychosocial) adalah menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-
faktor psikologis.
Psikologi sosial (social psychology) adalah sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha
memahami asal usul dan sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual
dalam konteks situasi sosial (Baron & Byrne, 2004:5).
Menurut Abu Ahmadi (2007:5), psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang
pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi
sosial.
Senada dengan Abu Ahmadi, Bimo Walgito (2003: 8) mengemukakan bahwa
berkaitan dengan psikologi sosial ini ada beberapa hal yang dapat dikemukakan,
yaitu bahwa psikologi sosial fokusnya pada perilaku individu dan dalam kaitannya
dengan situasi sosial.
Sherif dkk., dalam Abu Ahmadi (2007: 3) mengemukakan bahwa psikologi sosial ialah
ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu manusia
dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang sosial. Dalam hal ini Sherif
dan Sherif menghubungkan antara tingkah laku dengan situasi perangsang social.
Perangsang sudah barang tentu erat sekali hubungannya antara manusia dengan
masyarakat.
Dengan demikian apapun definisi mengenai psikologi sosial itu, tidak dapat lepas dari
adanya situasi sosial atau interaksi sosial dan fokusnya adalah perilaku individu dan
sosial. Beberapa perkembangan perilaku psikososial diantaranya:

1. Perkembangan Pemahaman Diri dan Identitas


Proses pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan
kompleksyang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang, dan masa yang
akan datang dari kehidupan individu. Hal ini akan membentuk kerangka berpikir
untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai bidang
kehidupan (Soetjiningsih, 2007: 47).Dengan demikian individu dapat menerima dan
menyatukan kecenderungan pribadi, bakat, dan peran-peran yang diberikan baik
oleh orangtua, teman sebaya maupun masyarakat yang pada akhirnya dapat
memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang.
2. Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena
keluarga merupakan lingkungan sosial pertama, yang meletakan dasar-dasar
kepribadian remaja.Selain orang tua, saudara kandung dan posisi anak dalam
keluarga juga berpengaruh bagi remaja.Pola asuh orang tua sangat besar
pengaruhnya bagi remaja.Dinamika dan hubungan-hubungan antara anggota dalam
keluarga juga memainkan peranan yang cukup penting bagi remaja. Seperti halnya
pola asuh, hubungan-hubungan tersebut telah membentuk perilaku jauh sebelum
usia remaja. Anak tertua yang dominan terhadap adiknya pada masa kecil akan
terbawa hingga usia remaja, anak perempuan yang ketika usia 6 tahun menjadi
“anak ayah” kemungkinan masih tetap dekat dengan ayah pada usia 16 tahun.
Walaupun hubungan-hubungan tersebut berjalan secara alamiah dan sehat, orang
tua tetap perlu untuk menjaga kesatuan dan adanya batasan-batasan diantara orang
tua dan anak-anak (Soetjiningsih, 2007:50)

3. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya


Masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja
hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan
kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari
hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan. Penghayatan
kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja merupakan dorongan
pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan kemampuan kemandiriannya
(Mohammad Ali dkk., 2010:91).

4. Perkembangan Moral dan Religi


Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian
orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak
yang beranjak dewasa sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau
bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Disisi lain, tidak adanya
moral dan religi ini sering kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya
kenakalan remaja(Sarlito W Sarwono, 2012:109).

Daftar Pustaka

https://www.dosenpendidikan.co.id/remaja-adalah/

https://hellosehat.com › remaja › per...Tahap Perkembangan Psikologi Remaja Usia 10


– 18 Tahun - Hello Sehat

https://www.sehatq.com › artikelHasil webMemahami Pengertian Remaja dan Tahap


Perkembangannya - SehatQ
https://media.neliti.com › mediaPDFHasil webPERKEMBANGAN DAN
SEKSUALITAS REMAJA (Deevelopment and ... - Neliti

https://www.kompas.com › SkolaMasa Pubertas dan Ciri-cirinya - Kompas.com

https://m.merdeka.com › jatim › fas...Fase Perkembangan Psikis pada Masa Pubertas,


Berikut Penjelasannya ...

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id › ...Bagi Para Remaja, Kenali Perubahan Fisik


untuk Menghindari Masalah Seksual ...

https://www.syekhnurjati.ac.id › ...PDFPERKEMBANGAN PERILAKU


PSIKOSOSIAL PADA MASA PUBERTAS ...

https://core.ac.uk › pdfPDFPENGARUH MASA PUBERTAS TERHADAP


PERILAKU PSIKOSOSIAL ...

https://ptki.onesearch.id › Recordperkembangan perilaku psikososial pada masa


pubertas - PTKI Onesearch

Anda mungkin juga menyukai