Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAHAN DAERAH PADA


PELAYANAN PUBLIK

Dosen Pengampu:

Dr.Dian Purwanti, S.SOS., M.AP

Disusun Oleh:

Nurul Farazila/2030711046

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmatnya sehingga
tugas makalah mata kuliah Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI)
ini dapat tersusun hingga selesai.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada bidang studi Sistem Administrasi Negara Republik
Indonesia (SANRI).Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Purwanti,S.Sos,.M.A selaku


dosen bidang studi Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan sekaligus wawasan bagi
penulis dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis menyadari makalah yang ditulis masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen bidang studi yang nantinya dapat
membangun kesempurnaan makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca semuanya.

Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sukabumi, 21 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Reformasi Pelayanan Publik....................................................3

2.2 Birokrasi Pelayanan Publik......................................................4

2.3 Pengimplementasian Reformasi Birokrasi pada

Pemerintahan Daerah...............................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................7

3.2 Saran...............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu keinginan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu adanya gerakan
reformasi.Adanya gerakan reformasi yakni dapat membawa perubahan,baik itu pada
struktur,paradigma,termasuk juga pada pelayanan publik.Saat ini,upaya yang dilakukan
oleh pemerintahan daerah dalam mewujudkan keinginan masyarakatnya yaitu dengan
menetapkan kebijakan otonomi daerah melalui Undang-Undang No.32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.3 Tahun
2005 dan Undang-Undang No.12 Tahun 2008.Adanya Undang-Undang tersebut dapat
memberikan kewenangan pada daerah dalam mengurus kegiatan daerah serta
memungkinkan untuk menerapkan paradigma baru dalam menata sistem pemerintahan
yang efektif,efisien,akuntabel,responsif,serta transparan.

Setiap daerah diharapkan mampu mengembangkan kehidupan demokrasi,peran


serta maupun pemberdayaan masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai keanekaragaman
daerah sehingga pemerintah daerah dapat menentukan model birokrasi publik yang tepat
untuk merespon aspirasi masyarakat.Undang-Undang No.32 Tahun 2005 memberikan
peluang yang terbuka pada perwujudan good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

Adanya otonomi daerah justru telah memberi peluang baik pada pemerintah
daerah,swasta maupun masyarakat.Tujuannya agar menjadi lebih sinergis dalam
melakukan perwujudan good local governance di Indonesia.Meskipun hal tersebut telah
dilaksanakan,namun pada kenyataannya birokrasi pemerintahan masih menunjukkan
kesan negatif karena disebabkan birokrasi selama ini yang kurang merespon keinginan
masyarakat.Hal tersebut terjadi karena birokrasi yang cenderung lamban,sangat berhati-

1
hati,serta pekerjaannya yang sulit diterima oleh masyarakat yang membutuhkan layanan
cepat,efektif dan efisien.

Maka dari itu,untuk meningkatakan dan mengatasi permasalahan pelayanan


publik (masyarakat) diperlukannya reformasi birokrasi sehingga dapat menghasilkan
birokrasi yang profesional dan ramping yang bebas dari hambatan.Salah satunya yaitu
dengan menerapkan nila-nilai good governance dengan menjalankan prinsip-prinsipnya
yakni transparansi,akuntabilitas,dan partisipasi.Dengan menerapkan serta menjalankan
hal tersebut,birokrasi nantinya dapat berperan secara strategis dan sinergis dalam
menumbuhkan semanagat peningkatan keberdayaan masyarakat,sebab adanya
peningkatan keberdayaan dalam masyarakat dapat mengurangi beban pemerintahan
daerah saat ketersediaan sumber-sumber publik yang semakin langka.

Pada kesempatan kali ini,penulis akan memaparkan permasalahan dalam bentuk


Makalah terkait dengan pokok-pokok pikiran yang dilakukan oleh pemerintahan daerah
pada pelaksanakan Reformasi Birokrasi Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
di Daerah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan reformasi pelayanan publik ?


2. Apakah yang dimaksud dengan birokrasi pelayanan publik ?
3. Bagaimana pengimplementasian reformasi birokrasi pada pemerintahan
daerah ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan birokrasi pelayanan publik.


2. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan reformasi pelayanan publik.
3. Mampu menjelaskan bagaimana pengimplementasian reformasi birokrasi
pada pemerintahan daerah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reformasi Pelayanan Publik

Apa itu reformasi pelayanan publik ? secara umum kita tau bahwa reformasi
yaitu proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap baik itu dalam sistem tata
pemerintahan dan lainnya.Adapun definisi dari reformasi pelayanan publik merupakan
upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), yang
berdampak pada kehidupan bernegara,dan bermanfaat bagi masyarakat.Sehingga untuk
mewujudkan good governance,maka perlu ada reformasi dalam birokrasi sebab
menyangkut penyelenggaraan negara untuk mewujudkan perbaikan pada pelayanan
publik.Sampai saat ini,konsep birokrasi yang umum digunakan dalam pengelolaan
administrasi publik yang dikembangkan oleh Weber yaitu dikenal dengan tipe ideal
birokrasi rasional.Adapun komponen utama yang dimiliki oleh model birokrasi ideal
Weber:

a. Pembagian tugas yang jelas serta tanggungjawab dalam menjalankan tugas.


b. Adanya hirarki wewenang,dimana bawahan dikontrol oleh atasan.
c. Pengelolaan kegiatan dan interaksi antar organisasi berdasarkan dokumen-
dokumen resmi (formal).
d. Pembagian dan pengisian tugas jabatan resmi dilakukan berdasarkan pada
pertimbangan kompetensi teknis.
e. Individu dalam birokrasi dituntut bekerja penuh waktu dan umumnya dalam
jangka waktu yang panjang.
f. Birokrat berperan berdasarkan pada peraturan-peraturan tertentu.
g. Birokrasi bersifat netral (tidak memihak).

Komponen birokrasi Weber diatas ternyata belum dapat dilaksanakan sesuai


dengan yang diharapkan di Indonesia,bahkan menimbulkan penyakit birokrasi yang ada

3
seperti terjadi pembengkakkan anggaran,pebengkakkan birokrasi, maupun fragmentasi
birokrasi.Kondisi tersebut bisa mempengaruhi kinerja birokrasi di Indonesia terutama
dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

Gambar 1. Model Kinerja Birokrasi di Indonesia:

Lingkungan

Nilai & Budaya Penyakit Birokrasi Kinerja Birokrasi

Struktur Birokrasi Weber

Kemudian pada pelayanan publik. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor


25/2009 bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang,jasa,dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Adapun reformasi
pelayanan publik pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik.Adapun tujuan dari adanya reformasi birokrasi,tentunya nanti
untuk merubah kualitas pada pelayanan publik agar lebih baik lagi.

2.2 Pengertian Birokrasi Pelayanan Publik

Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi,artinya


birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja,hirarki kewenangan,impersonalitas
hubungan,pengaturan perilaku,serta kemampuan teknis dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan.Adanya birokrasi dapat
merubah pada organisasi yang menjadikan sebagai organisasi modern. Menurut Henry
Mintzberg (1983:11) birokrasi pada dasarnya memiliki lima elemen dasar sebagai

4
berikut: (1) the strategic-apex, (2) the middle-line, (3) the operatingcore, (4) the
technostructure, (5) the supportstaf.Kinerja suatu birokrasi publik merupakan suatu isu
yang sangat aktual yang terjadi pada masa sekarang ini.Masyarakat masih memandang
kinerja dari birokrasi publik pada saat ini belum bisa memberikan rasa kepuasan yang
tinggi,sehingga menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan menjadi sorotan yang
tajam,terutama dalam aspek transparansi, akuntabilitas, partisipasi, efisiensi dan
efektifitas.Hal tersebut disebabkan masyarakat mulai kritis dalam memonitor dan
mengevaluasi manfaat serta nilai yang diperoleh atas pelayanan dari instansi
pemerintah.Adapun Analisis terhadap kinerja birokrasi publik menjadi sangat penting
atau dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis.Dalam hal ini penilaian kinerja
pada organisasi publik bahwa kehadirannya adalah untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat dengan cara memberikan pelayanan publik yang baik.

2.3 Pengimplementasian Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah

Reformasi birokrasi pemerintahan daerah merupakan suatu hal yang sangat


penting.Hal ini bukan saja tentang aspirasi melainkan juga tentang masyarakat pada era
reformasi.Di negara manapun,kesan birokrasi umumnya dipandang negatif.Salah satu
alasannya yaitu adanya reformasi birokrasi pada pemerintahan dimana nilai
capaiannnya yang masih mengecewakan masyarakat.Hal tersebut terjadi karena
birokrasi belum mampu mewujudkan nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, maupun
partipasinya dalam pelayanan publik.Untuk mewujudkan reformasi birokrasi pada
pemerintahan daerah,maka pemerintah daerah harus melaksanakan kebijakan
pemerintah yang dijelaskan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang
ditetapkan melalui peraturan Presiden No.81 Tahun 2010.

Menurut Grand Design tujuan reformasi yaitu agar tercapainya birokrasi


pemerintahan yang profesional, bersih dari KKN, mampu melayani publik, sejahtera,
serta memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.Pada proses
reformasi birokrasi pada pelayanan publik yakni dimana pemerintah berusaha membuat

5
pembaharuan serta perubahan baik pada kinerja pemerintah, pada pemakain prinsip-
prinsip good governance serta meyakini kembali kepada masyarakat bahwa reformasi
birokrasi dapat mengubah, memperbaiki dan menigkatkan kualitas pelayanan publik
yang baik dan benar.

Sebagai contohnya pada pengimplementasian reformasi birokrasi pelayanan


publik di salah satu Kota yakni Kota Tangerang,tepatnya pada Sekretariat Daerah Kota
Tangerang. Hasil informasi yang diperoleh bahwa Sekretariat Daerah Kota Tangerang
belum ada road map Reformasi Birokrasi.Tim Reformasi Birokrasi di Sekretariat
Daerah Kota Tangerang belum berdampak siginifikan, dikarenakan minim fungsi dan
tidak diberikan kewenangan secara jelas dalam kebijakannya, Implementasi reformasi
birokrasi yang ditindaklanjuti dengan output kebijakan dari pimpinan Pemerintah Kota
Tangerang dan Sekretariat Daerah Kota Tangerang, perubahan kelembagaan, adanya
Pedoman SOP dan SOP masing-masing bagian untuk pelayanan publik, kegiatan ABK
dan anforjab, pedoman kompetensi jabatan, SKP tidak dibarengi kegiatan sosialisasi
dan pembinaan yang optimal, sehingga produk hukum terkesan hanya untuk
menggugurkan kewajiban dalam rangka implementasi reformasi birokrasi.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari permasalahan diatas,dapat disimpulkan bahwa keberadaan


reformasi birokrasi pada pelayanan publik sangatlah penting sekali terutama pada
pemerintahan, baik itu pusat maupun daerah.Keberadaan reformasi birokrasi dapat
memberikan perubahan yang baik pada tatanan struktur pemerintahan, pada paradigma
pemerintah, serta pada pelayanan publik.Salah satu cara agar cepat tercapainya
reformasi birokrasi yang baik serta menjadi tata kelola pemerintahan yang baik,
pemerintah perlu menerapkan nilai-nilai good governance yakni transparansi,
akuntabilitas serta partisipasi.Pada pengimplementasian Reformasi Birokrasi di
Sekretariat Daerah Kota Tangerang ternyata masih belum terimplementasi dengan
baik.Maka dari itu, pemerintah harus mempunyai kinerja yang lebih sinergis dalam
mencapai tata kelola pemerintahan yang baik terutama pada reformasi birokrasi
pelayanan publik agar masyarakat merasakan kesejahteraan, merasakan keadilan, serta
percaya kembali dengan adanya reformasi birokrasi yang bersih.

3.2 Saran

Saran dari penulis, penulis menyarankan agar pemerintah mampu


mengimplementasikan reformasi birokrasi pada pelayanan publik sesuai dengan nilai-
nilai yang dibutuhkan, memperbaiki sistem pada tata kelola pemerintahan sehingga
menjadi tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kualitas pelayanan publik
untuk kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat
pada reformasi birokrasi dengan cara transparan, adil, serta bertanggung jawab pada
tugas yang telah diamanahkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M, Fachri, 2013. “Reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Dalam Upaya


Peningkatan Pelayanan Publik". Vol.12, No.2, Tahun 2013. Jurnal Universitas Negeri
Padang.

Kurniawan, Bamabang, 2017. “Implementasi Kebijakan Reformasi Birokrasi Dalam


Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Sekretariat Daerah Kota Tangerang”.Vol.9, Juli
2017, Edisi 1, Jurnal Mozaik. P-ISSN: 1858-1269.

Diakses melalui website pada tanggal 21 Juli 2021,pukul 12:30-21:45WIB:

https://ijc.ilearning.comhttp://scholar.unand.ac.id/17446/2/BAB%20I%2C.pdf

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--reformasi-birokrasi-reformasi-pelayanan-
publik

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/viewFile/4038/3222

Anda mungkin juga menyukai