Anda di halaman 1dari 17

Modul 1: Pengantar GCG (assessment) BUMN/D

Indonesia -> Kementerian, Inspektorat, Lembaga dan Organisasi lain (BUMN) di Seluruh Indonesia -> rentan
dengan tindakan yang merugikan (korupsi, mark up dan tindakan lain)-> akibatnya, pemicu krisis ekonomi
(merugikan orang).

Tata Kelola Perusahaan

Perusahaan : tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi

Perusahaan terbagi atas 2 ;

- Tidak terdaftar di pemerintah


- Terdaftar di pemerintah -> punya badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini status dari
perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi

Tata kelola : kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh dewan untuk menginformasikan,
mengarahkan, mengelola dan memantau kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

PER-01/MBU/2011, GCG : prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme npengelolaan
perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undaangan dan etika berusaha.

Pada dasarnya GCG -> komitmen, aturan main serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan
beretika.

Bagi BUMN, governance report akan membantu proses restrukturisasi dan privatisasi.

Restrukturisasi dilakukan agar BUMN dapat beroperasi secara efisien, menguntungkan, bersaing,
transparan dan professional -> meberikan produk/jasa terbaik kepada konsumen serta memberikan dividen
pada negara.

Privatisasi :

1. Upaya memenuhi kebutuhan pendapatan pemerintah


2. Value Creation bagi perusahaan
3. Upaya menempatkan peran pemerintah pada posisi sebagai regulator/penentu kebijakan.

Apa yang dilakukan agar GCG berjalan pada BUMN?

➔ Pemerintah dan DPR membuat dasar hukum . Dasar Hukum GCG ini tertuang pada:
- Perpu tentang BUMN pada UU No. 19/2003
- Keputusan Menteri BUMN SK No. 117/2002
- PER-01/MBU/2011

Kasus Garuda Indonesia -> bisnis proses berjalan, namun tidak ada tata kelola yang baik dan merugikan
negara, GCG yang gagal diterapkan dapat menimbulkan penyimpangan.

Prinsip GCG akan menjadi pegangan bagi BUMN dalam menerapkan GCG. Ini juga menjadi patokan
keberhasilan penerapan GCG pada perusahaan, BUMN/D. Prinsip GCG antara lain:

GIP, May 2021


Transparansi -> keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukaan informasi materiil dan relevan bagi perusahaan. Contoh; laporan keuangan perusahaan,
BUMN/D yang terpublish.

Akuntabilitas -> Kejelasan fungsi, pelaksanaan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan


perusahaan terlaksana secara efektif.

Akuntabilitas -> The quality/state of being accountable, yang bisa juga berarti an obligation/willingness to
accept responsibility or to account for one’s action

Akuntabilitas -> kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki
hak/kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban/keterangan, misalnya stakeholders.

Penerapan prinsip akuntabilitas, suatu proses pengambilan keputusan/kinerja dapat dimonitor, dinilai dan
dikritisi. Akuntabilitas dapat juga berarti trace awareness (dapat ditelusuri sampai ke bukti dasarnya) serta
reasonableness (dapat diterima secara logis).

Responsibility (pertanggungjawaban) -> Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap


peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Responsibility -> the quality/state of being responsible, as:

a. moral, legal or mental accountability,


b. reliabilitas, trustworthiness

Prinsip responsibilitas memiliki nuansa kepatuhan atas nilai-nilai. Prinsip ini menjadi dasar utama organ
perusahaan (komisaris, direksi) dalam bentuk pemberian arahan, teguran dan penilaian terhadap direksi.

Independence (kemandirian) -> keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Perusahaan tersebut harus bebas dari
tekanan pemerintah/pihak-pihak lain yang tidak sesuai dengan praktik korporasi

Fairness (kewajaran) -> Keadilan dan kesetaraan di dalammemenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasasrkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fairness -> perlakuan yang setara/equal terhadap semua pihak yang berkepentingan/stakeholders sesuai
dengan kriteria/proporsi yang seharusnya -> hak harus diberikan secara adil bagi pemegang saham,
karyawan, kreditur, pemasok, pelanggan, dll. Dibuatkan komitmen.

GIP, May 2021


Modul 2: Ruang Lingkup GCG
Ruang lingkup GCG terbagi atas 2, yaitu; eksternal (infrastruktur dan organisasi terkait) dan internal (struktur
dan proses perusahaan).

INTERNAL

Struktur : Pengaturan organisasi perusahaan dalam suatu pola tertentu.

Struktur harus efektif agar dijadikan saran peningkatan kinerja organisasi.

Kriteria struktur yang baik adalah sbb:

- Mencapai kinerja usaha (business performance). Sifatnya langsung dan sederhanya (direct &
simple).
- Mengandung lapisan manajemen (management levels) yang sesedikit mungkin agar rantai
komandonyapendek
- Pelatihan dan pengujian (training &testing) bagi calon-calon manajemen puncak.

6 Dimensi utama unsur-unsur struktur organisasi:

- Alokasi tugas dan tanggung jawab individu spesialisasi serta definisi kerja
- Hubungan pelaporan resmi, laposan kewenangan dan rentang kendali
- Pengelompokan seksi, bagian, divisi dan unit yang lebih besar
- Sistem-sistem pengkomunikasian informasi, pengintegrasian upaya kerja & partisipasi
- Pelimpahan wewenang dan prosedur-prosedur untuk memantau dan mengevaluasi penggunaan
kekuasaan (discretion)
- Pemotivasian karyawan melalui sistem-sistem penilaian kinerja dan penghargaan (reward)

Struktur yang menjadi perhatian dalam corporate governance:

- Pemegang saham/RUPS
- Dewan komisaris (organ dalam perusahaan)
- Direksi (organ dalam perusahaan)
- Komite komisaris (pendukung organ perusahaan)
- SPI (pendukung organ perusahaan)
- Sekretaris Korporasi (pendukung organ perusahaan)

Proses : Rangkaian tindakan-tindakan yang diambil oleh organ-organ perusahaan dalam rangka
menjalankan fungsinya masing-masing baik pada tingkat strategis maupun operasional dalam rangka
menjadi tercapainya/terjaganya tujuan perusahaan -> kemakmuran pemegang saham dan dilayaninya
kepentingan stakeholders.

Dalam pencapaian GCG, struktur dan proses dalam perusahaan harus tertata secara ideal pada organ
pemegang saham/RUPS, komisaris dan direksi.

Contoh pencapaian struktur yang ideal (GCG dalam arti sempit) ; jelasnya Batasan hak dan kewajiban,
wewenang serta tugas masing-masing, dan kerja sama yang baik antar organ sesuai Batasan-batasan yang
tadi.

GIP, May 2021


Perusahaan berinteraksi dengan lingkungan tertentu, sehingga harus menjaga keseimbangan dengan para
stakeholders.

Stakeholders perusahaan untuk mewujudkan GCG antara lain; kreditur, pemasok, pelanggan/konsumen,
kelompok kepentingan tertentu, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Hubungan yang seimbang
antara perusahaan dengan stakeholders dapat menciptakan GCG dalam arti sempit.

Keterkaitan antar GCG dengan Manajamene korporasi (CM):

Keterkaitan antara konsep GCG dengan manajemen korporasi (CM) tampak pada adanya irisan yang tampak
pada gambar. Keterkaitan yang ada pada organ direksi menampilkan bahwa materi keterkaitan tersebut
ada pada tatanan yang sangat penting atau menyangkut hal strategis. Isi keterkaitan ini diwujudkan dalam
bentuk komitmen bersama antara organ-organ perusahaan yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran
jangjka Panjang dan strategi serta ukuran penilaian kinerja. Komitmen itu yang kemudian
diimplementasikan oleh manajemen dibawah pimpinan direksi dalam bentuk pengelolaan perushaan
sehari2 dan melalui upaya penciptaan budaya dan etika perusahaan yang mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.

Dengan arahan komisaris, direksi bertanggung jawab mengelola kegiatan bisnis perusahaan menuju tujuan
dari perusahaan dengan cara menjabarkan dalam program kerja , dan rencana tindakan atau action plan
nyata.

Perhatian investor terhadap GCG sama besarnya dengan perhatian investor terhadap kinerja perusahaan.
investor yakin perusahaan menerapkan praktik GCG telah berupaya meminimalkan risiko pengambilan
keputusan yang menguntungkan salah satu pihak. Itu sebabnya GCG diterapkan bukan sekedar penerapan
praktik GCG, namun untuk peningkatan nilai / value perusahaan.

GIP, May 2021


Modul 3: Organ Utama GCG dalam BUMN/D
Organ Perusahaan dalam GCG ada 2, yaitu:

a. Organ Utama
b. Organ Pendukung

Organ Utama: Baik buruknya GCG bergantung pada organ utama perusahaan dan interaksi antara ketiga
organ tersebut. Selaras dengan sistem hukum, maka organ utama korporasi terdiri dari:

1. RUPS merupakan representasi dari kekuasaan pemegang saham. RUPS merupakan kekuasaan
tertinggi dalam perusahaan, dan memiliki kewenangan untuk menentukan arah korporasi yang
tidak diserahkan kepada direksi dan komisaris.
RUPS memiliki hak, yaitu:
- Hak Preempitive -> hak prioritas untuk membeli saham baru secara proporsional
- Hak Kompensasi
- Hak Likuidasi -> hak mengajukan permohonan likuidasi korporasi
- Hak saham Kembali -> hak untuk meminta pembelian sahamnya Kembali oleh korporasi
- Hak informasi -> memperoleh penjelasan lengkap dan informasi akurat berkaitan dengan
penyelenggaran RUPS

Kewajiban RUPS adalah:

- Menetapkan kebijakan jangka Panjang dalam bentuk perencanaan stratejik operasi korporasi
- Menetapkan kebijakan investasi dan divestasi
- Menetapkan pengesahan atau penolakan laporan tahunan yang diajukan direksi
- Menyetujui/megesahkan statement of corporate intent (SCI)

Ada 2 macam pelaksanaan RUPS; tahunan dan luar biasa. Tahunan wajib diselenggarakan direksi
minimal 6 bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. Luar biasa -> dapat diadakan setiap waktu
berdasarkan kebutuhan perseroan.

Para pemegang saham memilki hak yang dilindungi oleh peraturan perundangan yang berlaku
pada saat RUPS dilaksanakan, yaitu;

Hak mendapatkan informasi, hak memeriksa perusahaan, hak memeriksa daftar pemegang saham
dan daftar khusus korporasi. Ini sesuai dengan prinsip GCG, terutama pertanggungjawaban.

2. Dewan Komisaris -> wakil yang terpilih dari pemilik/pemegang saham korporasi dengan tugas
utama untuk mengawasi dan memberi nasehat kepada direksi untuk menjaga kepentingan
perusahaan. Selain membantu upaya pemenuhan kepenitingan stakeholders.
Komisaris dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Conformance role board : berperan mengarahkan tugas manajemen dan melahirkan gagasan
baru untuk dimanfaatkan dalam pengembangan bisnis korporasi
- Pantheonism board: berperan memperkuat prestise perusahaan.

Tusi yang dilaksanakan oleh komisaris:

- Mengawasi pelaksanaan strategi atau rencana kerja dan anggaran perusahaan serta
menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS

GIP, May 2021


- Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana pengembangan perusahaan
dan rencana kerja dan anggaran tahun perusahaan serta perubahan dan tambahannya
- Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan
- Membangun dan mengevaluasi direksi perusahaan
- Membangun human capital (SDM)
- Memonitor kepatuhan hukum dan etik
- Mencegah dan memanage krisis
- Membantu mendapatkan sumber daya
- Memantau efektivitas penerapan GCG

Prinsip GCG berkaitan dengan keanggotaan dan komposisi komisaris adalah kemandirian. Oleh
sebab itu setidaknya 20% dari anggota komisaris bersifat independen atau orang luar utk
meningkatkan objektivitas dan kemandirian komisaris. Koisaris independent ini tidak berkaitan
dengan direksi dan pemegang saham pengendali, serta tidak memiliki kepentingan yang dapat
mempengaruhi kemampuan mereka dalam menjalankan tugas secara adil utk kepentingan
korporasi.

3. Direksi -> petugas pelaksananya. Menurut pasal 9 UU BUMN no. 19/2003 dan ps 6 PP no. 12/1998
; organ perusahaan yg bertugas melaksanakan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik dalam maupun luar pengadilan. Dalammenjalankan
mandate yang diberikan pemegang saham, kewajiban direksi:
- Mengelola kegiatan operasional korporasi sehari-hari
- Memberikan laporan secara periodic

GIP, May 2021


- Memberikan laporan tentang perkembangan proyek dan aktivitas yang penting dan
berdampak pada kinerja korporasi
- Meminta saran, nasehat dan persetujuan komisaris apabila dibutuhkan
- Mengundan komisaris untuk melakukan pertemuan teratur dan membahas perkembangan
korporasi

Terwujudnya GCG yang baik, ada di tangan RUPS selaku pemilik perusahaan, komisaris, dan direksi.
Oleh karena itu ini disebut sebagai organ utama. Bagaimana ketiga organ ini berperilaku akan
mempengaruhi terwujudnya harapan insan korporasi.

GIP, May 2021


Modul 4: GCG dalam manajemen korporasi
Kompetisi usaha semakin ketat dan luas krna perkembangan zaman. Untuk dapat bersaing, korporasi harus
memiliki strategi yang tepat dan pengendalian yang handal dan terpadu.

Konsistennya penerapan GCG dan menjadikannya landasan operasional juga menjadi salah satu cara untuk
dapat bersaing diantara korporasi lainnya.

Tugas CG adalahm enjaga proses bisnis koprorasi.

Tugas CM adalah mengembangkan bisnis korporasi.

Berdasarkan perannya ini dapat melihat perbedaan CG dan CM, diantaranya:

- Fokus; CG fokusnya eksternal, CM internal.


- Sistem; CG mengindikasikan sistem yang terbuka. CM sistem yang tertutup.
- Orientasi; CG orientasi pada strategi korporasi (strategi oriented). CM berorientasi pada tugas (task
oriented)

GIP, May 2021


- Cakupan; CG mencakup pengaturan hubungan antar organ utama yang juga melibatkan pihak
eksternal sebagai stakeholders. CM hanya mencakup pengelolaan korporasi oleh dewan direksi dan
manajemen.

Dalam mengenbangkan manajemen stratejik korporasi, masing2 pihak organ utama memiliki peran
penting;

- RUPS menentukan arah dan tujuan perusahaan serta mengesahkan rencana kerja jangka Panjang dan
rencana kerja dan anggaran perusahaan (rkap).
- Dewan direksi BUMN wajib menyiapkan rancangan rencana jangka Panjang yang merupakan rencana
strategis yang memuat sasaran dan tujuan korporasi yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun.
Ditandatangani bersama dengan komisaris dan disampaikan kepada rups untuk mendpatkan
pengesahan.
- Komisaris bertanggungjawab atas review terhadap perencanaan strategis korporasi, yang mencakup
visi, misi, tujuan serta pemilihan strategis.

Setelah organ utama menyepakati komponen yang mencakup visi, misi, tujuan, serta pemilihans trategi
dan pnilaian kinerja, sleanjutnya adalah menuangkan dan menyepakati bersama ke dalam statement of
corporate intent (SCI). SCI adalah dokumen public yang ditujukan untuk menampilkan informasi mengenai
tujuan suatu BUMN dan target kinerja yang diharapkan akan dicapai pada stakeholders BUMN.

Dalam SCI tercermin penerapan prinsip GCG, khusunya transparansi dan akuntabilitas.

Kemudian komitment dalam SCI tersbeut diimplementasikan oleh dewan direksi dalam bentuk
pengelolaan perusahaan melalui penetapan kebijakan dan penciptaan budaya dan etika korporasi yang
mendukung tercapainya tujuan korporasi.

Agar kinerja korporasi dapat berjalan sesuai yang direncanakan, perlu mekanisme pengawasan dan
pemantauan kinerja manajemen yang berprinsip perbaikan berkelanjutan.

GIP, May 2021


Mekanisme itu akan memperkuat dan mempertegas pertanggungjawaban dewan direksi dan manajemen
kepada RUPS dan pihak lain yang berkpeentingan.

Apa saja yang tercakup dalam mekanisme pengawasan dan pemantauan?

- Visi -> gambaran yang jauh tapi realistis, nyata dan menarik tentang masa depan korporasi (apa yang
mau kita capai?)
- Misi -> menjelaskan keberadaan korporasi, tujuan dan alasan mengapa korporasi ada, sasaran yang
ingin dicapai, kegiatan yang dilakukan serta cara melakukaannya (mengapa kita perlu mencapainya?)
- Strategi sebagai pedoman direksi dan karyawan untuk menjalankan kegiatan oeprasional perusahaan
sehari2 -> berkaitan dengan pilihan arah perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio
bisnis dan produk (bagaimana car akita mencapainya?)
Strategi korporasi ada 3 tingkatan;
• Strategi tingkat korporasi
• Strategi tingkat unit bisnis
• Strategi tingkat fungsional

Ketiga hal tersebut harus dinyatakan secara eksplisit di dalam laporan tahunan korporasi sebagai upaya
penerapan GCG.

Untuk menerapkan GCG dalam korporasi, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu etika dan budaya
korporasi.

Mengapa budaya itu penting? Budaya sebagai sistem pengendalian social budaya yang menciptakan
identitas yang akan membedakan dengan yang lain. Dalam kaitannya dengan organisasi, memiliki fungsi
antara lain:

1. Menciptakan suatu identitas bersama bagi para anggota organisasi yang pada gilirannya akan ikut
membangun komitmen bersama pada organisasi
2. Membantu memelihara stabilitas dan integritas
3. Memnjadi pembentuk perilaku organisasi yang membantu para anggota untuk mengenali mana
yang baik dan buruk

GIP, May 2021


Bagaimana jika budaya dan nilai korporasi tidak sesuai dengan upaya pencapaian strategi? Mau tidak
mau korporasi harus melakukan perubahan terhadap budaya dan nilai-nilai yang selama ini dijalankan
oleh seluruh organ korporasi. Sejalan dengan peningkatan kesadaran akan penerapan GCG, praktik
bisnis yang beretika mulai djunjung tinggi oleh para pelaku bisnis.

Etika korporasi merupakan sistem aturan baik yang tertulis maupun tidakmengenai proses interaksi
korporasi secara eksternal maupun internal korporasi.

Secara eksplisit etika korporasi dapat dinyatakan dalam bentuk aturan dan perilaku dalam code of
conduct.

Aspek-aspek penting dalam etika korporasi yang diatur dalam code of conduct adalah:

- Perilaku dewan direksi, komisaris dan karyawan


- Hubungan dengan supplier dan kontraktor
- Tanggung jawab kepada pemilik/pemegang saham dan komunitas keuangan
- Hubungan dengan pelanggan dan konsumen
- Hubungan dengan karyawan
- Tanggung jawab social

GIP, May 2021


Modul 5: Organ-Organ Pendukung dalam Penerapan GCG BUMN/D
Organ pendukung memiliki fungsi ttt dalam penerapan GCG. Apa saja organ pendukung perusahaan?

1. Komite-komite komisaris dibentuk dewan komisaris untuk membantu komisaris dalam


melaksanakan pekerjaannya. Di ingkungan korporasi di negara maju, lazim ditemui komite komisaris
atau pengawas seperti;
- Komite audit -> berfungsi untuk mengawasi pelaksaaan audit dan mencermati hasil auditnya
maupun tindak lanjutnya
- Komite nominasi -> bertugas menyiapkan kriteria dan seleksi pejabat perusahaan termasuk
anggota komisaris atau pengawas dan direksi yang baru
- Komite remunerasi -> merancang pola remunerasi/kompensasi bagi pejabat perusahaan
terutama direksi
- Komite manajemen risiko -> berfungsi mengevaluasi, memonitor dan memberi masukan pada
proses manajemen risiko yang dilakukan oleh direksi dan manajemen
- Komite ketaatan -> berfungsi mencermati kepatuhan perushaan terhadap berbagai peraturan
perundang-undangan
- Komite Investasi -> bertugas mengkhususkan diri pada mencermati keputusan investasi yang
dilakukan perusahaan
- Komite lingkungan dan keselamatan kerja -> berfungsi menilai dan memberi rekomendasi
terhadap kebijakan yg terkait dgn masalah lingkugnan dan kesehatan kerja

Jumlah komite yang dimiliki oleh perusahaan tergantung pada tingkat kebutuhan dan bidang yang
menjadi perhatian utama di perusahaan ybs. Pembetnukan komite audit diwajibkan di kalangan bank-
bank sesuai SE Direksi Bank Indonesia Th. 1994, Menteri BUMN melalui SK Nomor Kep-117/M-
MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG pada BUMN jg telah mewajibkan BUMN ttt membentuk
komite audit.

Rekomendasi yang sama juga tertuang pada SE Bapepam No. SE-03/PM/2000 bagi kalangan
perusahaan terbuka/go public.

2. Corporate Secretary (Sekretaris Perusahaan)


Orang perseorangan atau penanggung jawab dari unit kerja yang menjalankan fungsi sekretaris
perushaan yang memiliki tugas pokok utk menjembatani komunikasi antara perseroan dengan
masyarakat serta menjaga keterbukaan informasi. Sekretaris perusahaan juga bertanggung jawab
dalam memastikan perseroan telah memenuhi prinsip-prinsip GCG serta semua peraturan
perundang2an yang berlaku saat ini.
Khusus sekretaris perusahaan pada BUMN, Menteri BUMN melalui SK nomor KEP-117/M-MBU/2002
memberikan arahan tugas sekretaris perusahaan antara lain meliputi;
Menatausahakan serta menyimpan dokumen BUMN termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar
pemegang saham, daftar khusus, serta risalah rapat direksi maupun rapat RUPS atau RPB; memastikan
bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku dan wajib
memberikan informasi yang berkaitan dengan tugasnya kepada direksi secara berkala, dan kepada
komisaris atau pengawas apabila diminta komisaris/pengawas.
Alasan utama dibutuhkannya fungsi sekretaris perusahaan adalah kebutuhan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi para pemodal/investor yaitu para pemegang saham dan kreditor.
Dalam perkembangannya, sekretaris perusahaan juga diperlukan dalam perusahaan yang belum go

GIP, May 2021


public untuk menjadi liason / penghubung antara perusahaan dengan pemilik saham serta
stakeholders lainnya.
Peranan sekretaris perusahaan menjadi semakin strategis yaitu untuk mendorong perusahaan dalam
menerapkan prinsip GCG terutama transparency.
3. Auditor -> seseorang yang memiliki kualifikasi ttt dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan
kegiatan suatu perusahaan/organisasi. Secara regular, pimpinan perusahaan akan menyajikan laporan
keuangan. LK tsb akan diuji terlebih dahulu oleh auditor, yaitu apakah telah memuat informasi tentang
kekayaan perusahaan dan kewajiban perusahaan secara layak maupun informasi tentang kinerja
operasi selama 1 periode. Karena laporan tsb dihasilkan dalam suatu proses yang rumit dan didasarkan
pada standar profesi akuntansi. Maka, peran audit (internal/eksternal) sangat penting untuk menguji
kualitas pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan manajemen.
Kehadiran Lembaga audit internal di antara perusahaan BUMN/D di Indonesia sangat ditentukan oleh
kehadiran PP No. 3/1983 yang mewajibkan BUMN/D untuk membentuk audit internal. Kini di hampir
semua perusahaan terbuka, bank, BUMN/D, perusahaan lain yang besar telah memiliki staf audit
internal. Di Indonesia, perihal auditor eksternal/auditor independent diatur dalam UU no.1/1995
tentang perseroan terbatas yang mewajibkan audit independent atas LK bagi PT, Perusahaan yang
melakukan bisnis pelayana public dan perusahaan yang mengerahkan dana dari masyarakat luas.

Audit internal merupakan faktor penting di dalam penerapan GCG di mana di dalamnya termasuk
pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pengungkapan yang akurat dan tepat waktu,
akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan, serta mekanisme
untuk memastikan adanya tindak lanjut yg seksama jika terjadi pelanggaran dalam perusahaan.

GIP, May 2021


Modul 6: Pengelolaan Hubungan dengan Stakeholder GCG
Korporasi dituntut untuk tidak hanya memuaskan kepentingan pemilik saja, tetapi juga memperhatikan
kepentingan dari pihak lainnya yang menerima dampak langsung ataupun tidak.

Di samping itu, korporasi juga dituntut untuk memberikan kontribusi maupun peran yang lebih besar atas
tanggung jawab sosialnya atau CSR. Jika korporasi gagal menjaga keseimbangan dengan berbagai
kelompok/pihak lain, dapat menyebabkan penurunan nilai/image korporasi.

Sangatlah penting untuk mengelola hubungan dengan konsumen ataupun dengan media. Siapa saja yang
harus dikelola hubungannya? Para stakeholder? Stakeholder adalah suatu istilah yang ditujukan kepada
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan-keuntungan atau
menanggung beban yang disebabkan oleh tindakan-tindakan korporasi.

Definisi lain menyebutkan bahwa stakeholder adalah orang atau kelompok yang terpengaruh atau dapat
mempengaruhi keputusan, kebijakan dan operasi organisasi.

Pengelolaan hubungan dengan ke8 stakeholder lainnya dijelaskan sbb:

- Karyawan -> kepentingan utamanya adalah paket penghasilan yang layak, lingkungan kerja,
kesinambugnan dan pengembangan karir. Karyawan merupakan aset penting dalam korporasi. Tanpa
karyawan, korporasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan karyawan antara lain;
Penyusunan peraturan kepegawaian, perhatian atas hak-hak karyawan, pemberian penghargaan
kepada karyawan, sistem pemberian saran, penetapan dan penerapan budaya korporasi, adanya
komunikasi dengan serikat pekerja.
- Konsumen/pelanggan -> merupakan bagian dari stakeholders yang langsung ebrhubungan dengan
pengguna barang dan jasa yang diproduksi oleh korporasi.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan konsumen antara lain;
Perhatian atas hak-hak konsumen, pembentukan customer service, penyediaan kotak saran
- Pemasok -> dalam hal ketersediaan bahan pasokan bagi kelangsungan kegiatan usahanya. Pemasok
juga berkepentingan untuk menjaga kemampuan usahanya dalam memasarkan produknya.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan pemasok antara lain;
Pelaksanaan tender yang adil dan transparan, kontrak/SPK pengadaan barang dan jasa, pemesanan
barang dilakukan secara teratur, pembayaran tepat waktu.
- Kreditur -> dapat memberi pinjaman uang kepada korporasi misalnya untuk membantu korporasi
dalam hal pembiayaan pendirian Gedung baru, peralatan, dan ekspansi jenis usaha baru. Sebesar
apapun peranannya, kreditur merupakan stakeholders yang penting bagi korporasi terutama bagi
korporasi yang membutuhkan pasokan modal.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan kreditur antara lain;
Korporasi membuat kebijakan terkait penjadwalan pelunasan hutang, korporasi mampu mengelol
dana pinjaman secara efektif sehingga korporasi mampu melunasi kewajiban yang jatuh tempo.
- Masyarakat -> sebagai bagian dari masyarakat yang lebih besar (society at large) korporasi wajib
memperhatikan dan melindungi kepentingan masyarakat karena masyarakat memiliki posisi tawar
yang cukup kuat, berupa; nilai budaya local dan etika bisnis yang harus dipatuhi.
Masyarakat Dapat menuntup pembubaran korporasi.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan masyarakat antara lain;

GIP, May 2021


Membuat program pengembangan masyarakat (community development), memberikan kontribusi
pada kegiatan social dan kebudayaan, membuat mekanisme thd pengaduan masyarakat dan
penyelesainnya, memelihara dan melindungi nilai2 budaya masyarakat sekitar, tidak menjadikan
karyawan sebagai kelompok eksklusif di masyarakat untuk mencegah kecemburuan social.
- Pemerintah -> sebagai pelaksana amanat kedaulatan rakyat, amat berkepentingan terhadap korporasi
baik sebagai legal entity yang perlu dilindungi hak dan kepentingannya maupun business entity yang
aktivitasnya memiliki efek berantai terhadap berbagai kegiatan pemerintahan pada umumnya.
Bentuk-bentuk pengelolaan hubungan korporasi dengan pemerintah antara lain;
Korporasi harus memberikan informasi yang memadai/transparan akan kebutuhan regulasi yang
mendorong perkembangan dunia usaha dan korporasi itu sendiri, korporasi harus memberikan
masukan yang memadai dan bertanggungjawab ttg bentukd an konsep regulasi, korporasi harus
mematuhi peraturan perundang2an yang terkait dengan operasi korporasi.
- Pesaing/competitor -> perannya dikatakan tidak secara langsung terkait dengan upaya korporasi
dalam menjaga kepentingan dengan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan pengaruh perilaku
pesaing (positif/negative) thd korporasi akan berdampak secara nyata jika melalui suatu institusi /
Lembaga yang kompeten. Misalnya korporasi melakukan kecurangan dalam persaingan yang sehat,
competitor dapat melaporkannya kepada komite pengawas persaingan usaha (KPPU) utk memberikan
sanksi ataupun peringatan.
Persaingan secara fair merupakan salah satu persyaratan dasar bagi kemajuan suatu bangsa dan
memungkinkan distribusi barang secara adil dan merata. Oleh karena itu, korporasi memiliki tanggung
jawab untuk;
Memelihara pasar yang terbuka bagi perdagangan dan investasi, mendukung eprilaku kompetitif yang
bermanfaat secara social/lingkungan dan menunjukkan sikap saling menghargai, mencegah upaya
pembayaran-pembayaran yang tidak wajar atau penggunaan praktik yang tidak terpuji untuk dapat
mempertahankan keunggulan bersaing, menghargai hak cipta dan hak atas karya cipta intelektual,
menolak untuk memanfaatkan informasi yang didapat dengan cara yang tidak jujur dan tidak bermoral
- Kelompok social lainnya -> kelompok/Lembaga yang lebih berperan dalam mewakili kepentingan
stakeholders lainnya. Kelompok tsb antara lain; Lembaga swadaya masyarakat, asosiasi-asosiasi bisnis.
Apabila korporasi dapat mengadakan komunikasi yg baik dengan LSM, dimungkinkan mereka dapat
membantu dalam memutuskan suatu masalah yang berpotensi konflik di masyarakat.
Contohnya; penentuan tarif angkutan, telpeon dan listrik yang lgsg menyentuh kehidupan masyarakat.
Pengelolaan hubungan korporasi dengan asosiasi bisnis ini terkait dengan kelangsungan bisnis
korporasi, termasuk pentingnya keanggotaan bisnis korporasi dalam asosiasi ini.

Pengelolaan hubungan dengan stakeholders yang baik pada dasarnya adalah upaya yang dilakukan
korporasi untuk menerapkan prinsip GCG dalam berhubungan dengan mereka.

Berikutnya, adalah penerapan prinsip GCG dalam mengelola hubungan dengan stakeholders lainnya dari
aspek ;

Transportasi :

a. karyawan -> proses penyusunan peraturan kepegawaian, kontrak kerja antara korporasi dan karyawan,
sistem seleksi penerimaan karyawan

GIP, May 2021


b. konsumen -> upaya korporasi memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan mencakup keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang/jasa tsb.
c. pemasok -> upaya korporasi dalam melaksankaan tender secara terbuka kepada calon pemasok
d. kreditur -> korporasi memberikan informasi secara transparan terhadap kondisi keuangan dalam upaya
pembayaran pinjaman secara tepat waktu
d. masyarakat -> upaya korporasi dalam memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat
menyangkut rencana program pengembangan masyarakat
e. pemerintah -> upaya korporasi dalam membayar pajak sesuai dengan kondisi keuangan korporasi yang
sebenarnya

Kemandirian -> korporasi harus dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan, dan pengaruh
tekanan dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang ebrlaku dan prinsip
korporasi yang sehat.

Dalam pelaksanaannya prinsip kemandaririan tampak pada saat seleksi penerimaan karyawan, penempatan
dan mutasi karyawan dan penetapan pemasok. Untuk bersifat mandiri, korporasi harus menghindarkan dari
adanya kondisi yang menimbulkan conflict of interest.

Akuntabilitas -> prinsip ini harus tampak di antaranya pada tanggung jawab pelaksanan peran dan fungsi
komisaris serta manajemen dalam mencapai tujuan dan kinerja korporasi.

Akuntabilitas harus dipenuhi baik berdasarkan kontrak, peraturan perundang2an, dan kelaziman praktik
bisnis yang sehat baik kepada internal maupun kepada masyarakat dan lingkungan.

Pertanggungjawaban -> kepada stakeholders lainnya diantaranya sebagai berikut:

a. karyawan -> prinsip pertangugngjawaban diterapkan oleh korporasi misalnya dalam menetapkan
peraturan kepegawaian dan penilaian kerja karyawan
b. konsumen -> contohnya, korporasi peduli terhadap keamanan, kesehatan dan nutrisi pordukyang
dihasilkan
c. pemasok -> tampak dari ketaatan untuk memenuhi ketentuan2 yang tercantum dalam kontrak pembelian
dengan konsisten
d. kreditur -> kewajiban untuk melunasi kewajiban secara tepat waktu dan sesuai dengan yang telah
disepakati
e. masyarakat -> tampak pada kepedulian korporasi untuk memperhatikan pengaruh produk terhadap
lingkungan
f. pemerintah -> korporasi wajib mematuhi ketentuan peraturan perundangan pemerintah, dan
menghindarkan kegiatan yang bertentangan dengan hukum
g. kelompok social lainnya -> diwujudkan dengan mentaati dan memperhatikan ketentuan-ketentuan
h. competitor/pesain -> korporasi wajib mengikuti aturan dan ketentuan yang mengatur etika korporasi
dalam berusaha, sehingga timbul bentuk persaingan bisnis yang lebih sehat.

Kewajaran -> korporasi menerapkan keadilan dan kesetaraan dalam memnuhi hak-hak stakeholders yang
timbul akibat perjanjian dan peraturan perundangan yang berlaku.

Pendekatan strategis dalam mengelola hubungan dengan stakeholders:

GIP, May 2021


Korporasi mempelajari bahwa penting untuk mengambil pendekatan strategis dalam berhubungan dengan
stakeholders. Perlu pemikiran terlebih dahulu dalammemahami arti penting masing-masing stakeholders
untuk menentukankapan bisa bekerja sama dan kapan untuk tidak. Untuk mengelola hubungan
stakeholders dalam suatu cara yang strategis, berikut terdapat 3 langkah yang perlu diambil, yaitu:

1. peduli terhadap stakeholders korporasi

2. korporasi harus proaktif mengenai bagaimana perencanaannya dan pengaruhnya

3. korporasi harus mengelola isu secara hati-hati dan konsisten

GIP, May 2021

Anda mungkin juga menyukai