Anda di halaman 1dari 5

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1. Prosedur
3.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan suatu proses, langkah–langkah atau tahapan–
tahapan dari serangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, prosedur juga biasanya melibatkan beberapa orang dalam
suatu departmen di dalam perusahaan. Menurut Mulyadi (2008: 5)
prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang – ulang. Sedangkan menurut Azhar (2000: 195) juga menjelaskan
bahwa Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang dengan cara yang sama. Dari kedua definisi prosedur
diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan kegiatan
klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang disusun untuk menjamin penanganan secara seragam
terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang. Pada
umumnya pekerjaan klerikal terdiri dari penulisan, pemberian kode,
pembandingan, penggandaan, pemilihan, perhitungan, dan pembuatan
daftar.
3.1.2 Karakteristik Prosedur
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari prosedur, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi,
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik
dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin,
3. Prosedur menunjukkan urutan – urutan yang logis dan
sederhana,
4. Prosedur menunjukkan adanya penetepan keputusan dan
tanggung jawab,
5. Menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan,
6. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti anggota –
anggota organisasi,
7. Mencegah terjadinya penyimpangan,
8. Membantu efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja dari
suatu unit organisasi.
3.1.3 Manfaat Prosedur
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah – langkah
kegiatan dimasa yang akan datang,
2. Mengubah pekerjaan berulang – ulang menjadi rutin dan
terbatas,
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus
dipatuhi oleh seluruh pelaksana,
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang
efektif dan efisien,
5. Mencegah terjadinya penyimpangan.

3.2 Kredit
3.2.1 Pengertian Kredit
Kredit berasal dari kata italia, Credere yang artinya kepercayaan,
yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya akan mengembalikan
pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak1 .
Dalam hal ini kreditur percaya bahwa debitur akan mengembalikan
pinjaman sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pengertian kredit
menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga2 .
Devinisi lain tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mana pihak tersebut
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang ditetapkan.
3.3 Pegawai Swasta
3.3.1 Apa Itu Pegawai Swasta
Pegawai swasta adalah seorang individu yang bekerja di sebuah
perusahaan atau organisasi yang bukan merupakan bagian dari pemerintah
atau institusi pemerintah. Mereka dapat bekerja dalam berbagai jenis
industri, seperti perdagangan, manufaktur, jasa, dan lain-lain.
Secara luas, pegawai swasta adalah seorang individu yang bekerja
untuk sebuah perusahaan atau organisasi yang bukan merupakan bagian
dari pemerintah atau institusi pemerintah. Mereka dapat bekerja dalam
berbagai jenis industri, seperti perdagangan, manufaktur, jasa, teknologi
informasi, keuangan, serta industri lainnya. Pegawai swasta dapat bekerja
dalam berbagai posisi, mulai dari posisi eksekutif hingga posisi
operasional.
Pada umumnya, mereka juga dapat dibayar dengan berbagai
metode, seperti gaji tetap atau komisi. Pegawai swasta harus bekerja sesuai
dengan peraturan dan regulasi perusahaan, serta harus bekerja sesuai
dengan perjanjian kontrak kerja yang ditetapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara umum di Indonesia, pegawai
swasta adalah seorang individu yang bekerja untuk sebuah perusahaan atau
organisasi yang bukan merupakan bagian dari pemerintah atau institusi
pemerintah. Mereka dapat bekerja dalam berbagai jenis industri, seperti
perdagangan, manufaktur, jasa, teknologi informasi, keuangan, serta
industri lainnya yang ada di Indonesia.

3.3.2 Hak Dan Kewajiban Pegawai Swasta


Hak dan kewajiban pegawai swasta tergantung pada perjanjian
kontrak kerja yang ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi tempat
mereka bekerja. Namun, beberapa hak dan kewajiban umum yang dimiliki
oleh pegawai swasta adalah:
A. Hak
 Hak atas gaji dan tunjangan yang sesuai dengan kontrak kerja.
 Hak atas cuti yang sesuai dengan peraturan perusahaan.
 Hak atas perlindungan dari diskriminasi dan perlakuan yang tidak
adil.
 Hak atas keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
 Hak atas perlindungan hukum dalam hal pelanggaran hak-hak
pegawai.

B. Kewajiban
 Kewajiban untuk menjalankan tugas sesuai dengan kontrak kerja dan
peraturan perusahaan.
 Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan perusahaan.
 Kewajiban untuk menghormati hak-hak rekan kerja dan atasan.
 Kewajiban untuk mengikuti peraturan dan regulasi perusahaan.
 Kewajiban untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan yang
ditentukan oleh perusahaan.

3.4 Prosedur Pencairan Kredit

Seperti diketahui bahwa menariknya peminjam uang di Pegadaian


disebabkan prosedurnya mudah, cepat dan biaya yang dikenakan relatif
ringan. Disamping itu, Perum Pegadaian tidak terlalu mementingkan untuk
apa uang tersebut digunakan. Sangatlah penting bagi setiap proses
peminjaman uang di pegadaian harus dengan membawa jaminan barang –
barang tertentu. Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang di
Perum Pegadaian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nasabah datang langsung ke bagian informasi untuk memperoleh
penjelasan tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan,
jangka waktu pengambilan, jumlah pinjaman dan biaya sewa
modal (bunga pinjaman).
2. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat
langsung membawa barang jaminan ke bagian penaksir untuk
ditaksir nilai jaminan taksiran barang tersebut
3. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik
kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah
ditetapkan nilai taksir barang tersebut.
4. Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah
menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang
dikenakan dan kemudian diinformasikan ke calon peminjam.
5. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk
disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat bukti
gadainya.

Anda mungkin juga menyukai