DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Sovi Ismawati Rahayu, SE. M.AK. AK. CA
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka pemenuhan pembiayaan negara baik untuk belanja rutin
maupun pembangunan,seumber penerimaan dalam negri di luar migas semakin di
tingkatkan pencapaiannya melalui peningkatan penerimaan pajak dan penerimaan
negara bukan pajak. Karena itu,pengembangan perangkat fiskal yang meliputi
perpajakan dilaksanakan berdasarkan asas keadilan dan pemerataan dengan
meningkatkan peran pajak langsung sehingga mampu berfungsi sebagai alat
menunjang pembangunan. Kegiatan sewa guna usaha dikategorikan ke dalam
klasifikasi dari segi lessee dan lessor. Klasifikasi sewa guna usaha terdiri dari
sewa pembiayaan (capital lease), sewa operasi (operating lease),sewa penjualan
(sales type lease) dan sewa berbagi (average sales) (Martani,2020,344).
- Keuntungan :
- Kerugian :
• Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam laporan keuangan
• Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan datang tidak
diperoleh à untuk aset utama entitas cukup berisiko jika menggunakan sewa
operasi
• Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
• Seringkali lebih mahal daripada membeli aset
• Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi perubahan teknologi
• Penggunaan terbatas à tergantung perjanjian sewa
• Tidak dapat dijadikan jaminan bank
Terkait dengan pentingnya perlakuan pajak atas sewa guna usaha yang di
gunakan oleh seluruh perusahaan di Indonesia,maka penelitian ini akan di beri
judul “ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SEWA SEBELUM DAN
SESUDAH PERGANTIAN PSAK 30 MENJADI PSAK 73 pada PT
SARANA CIPTA UNGGUL”
1. Masa sewa yaitu periode sewa yang tidak dapat dibatalkan (non
cancelable period) termasuk dalam opsi perpanjangan sewa atau pembatalan (jika
cukup pasti).
2.1.2.3 PSAK 30
Acuan untuk mengatur perlakuan akuntansi terhadap
sewa.
2.1.2.4 Pengertian Sewa Guna Usaha Menurut PSAK 30
Adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan
hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset selama periode tertentu. Sewa
guna usaha dibagi menjadi tiga macam. Yakni sewa operasi,sewa pembiayaan dan
sewa tidak dapat dibatalkan.
a) Sewa Operasi
Sewa yang pada akhirnya tidak dapat dipindah tangankan
b) Sewa Pembiayaan
Sewa yang di akhir masa periode,lessee boleh memiliki barang yang di sewakan
dengan membayar nilai sisa dari barang tersebut.
c) Sewa Tidak Dapat dibatalkan
Sewa yang hanya dibatalkan jika mendapatkan persetujuan dari lessor.
2.1.2.5 PSAK 73
Adalah bentuk sewa yang menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model
akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa. Dalam PSAK 73 disebutkan bahwa
penyewa diharuskan mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas
sewa. Tetapi terdapat dua pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan
liabilitas sewa, yaitu untuk sewa jangka-pendek (kurang dari 12 bulan) dan sewa
yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai rendah.
PSAK 30
LAPORAN KEUANGAN
PSAK 73
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No IDENTITAS Judul penelitian Hasil penelitian
1 Stephany PENERAPAN Hasil penelitian
Florence, Claudia AKUNTANSI pada CV. Karya
Grace Mogi PERPAJAKAN
Wenang yaitu
Nangoi & Heince ATAS
Wokas KEPEMILIKAN CV Karya
AKTIVA Wenang belum
KENDARAAN sepenuhnya
DENGAN menerapkan
METODE SEWA akuntansi
PEMBIAYAAN perpajakan atas
PADA CV.
KARYA transaksi sewa
WENANG pembiayaan
yang dilakukan
5 Marshallino ANALISIS
Jordy Wantah PENERAPAN
PSAK NO.1
TENTANG
PENYAJIAN
LAPORAN
KEUANGAN
PADA PERUM
BULOG DIVRE
SULUT DAN
GORONTALO
6. Lau Tjun PENGARUH PSAK Peneliti dalam
Tjun 30 TERHADAP penelitian ini ingin
SEWA GUNA mengetahui pengaruh
Sondang
USAHA TERHADAP adopsi PSAK 30
Mariani KEMAMPUAN mengenai sewa (sewa
Rajagukguk PASAR DALAM guna usaha) revisi
MEMPREDIKSI 2007 terhadap
PERUSAHAAN kemampuan pasar
LABA DI MASA memprediksi laba
YANG AKAN perusahaan dimasa
DATANG depan yang
dihubungkan sebagai
keinformatifan harga
saham. Pengukuran
keinformatifan
dilakukan dengan
menggunakan
Forward earnings
response coeffiient
(FERC), hubungan
antara return tahun
sekarang dan laba
tahun yang akan
datang.
7. Engelin Tiara ANALISIS a. Melalui
Mustikadewi PERBEDAAN pembaharuan
PENERAPAN PSAK regulasi SEWA
30 : SEWA DAN melalui PSAK 73,
PSAK 73 : SEWA perusahaan mendapat
pedoman dan
ketentuan yang lebih
jelas dalam
pencatatan terutama
yang berhubungan
dengan asset
perusahaan.
Sehingga, secara
otomatis PSAK 73
menjadi controller
bagi perusahaan agar
semakin patuh
terutama dalam
melakukan tindakan
yang sejalan dengan
etika keprofesian b.
Pembaharuan ini
menuntut adanya
penghitungan
kembali atas key
ratios dan KPIs
perusahaan sehingga
akan secara otomatis
sebagai pengukur
kinerja perusahaan
selama ini (apakah
masih on plan/tidak)
c. Peninjauan dan
penghitungan
kembali karena
adanya regulasi yang
baru ini, membuat
perusahaan semakin
mengetahui
kondisi/permasalahan
antar departemen
seperti bendahara
perusahaan, human
resource, IT
perusahaan, transfer
pricing, bagian pajak,
penjualan,
pembelian, dan
sebagainya
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh
atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer
di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara
lain; - Catatan hasil wawancara. - Hasil observasi lapangan. - Data-
data mengenai informan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada
(Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi
primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur,
penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
3. Menguraikan transaksi sewa guna usaha yang terjadi di CV. Karya Wenang.
4. Menghitung penyusutan berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan.
5. Menganalisis transaksi sesuai dengan ketentuan perpajakan.
6. Menghitung biaya angsuran yang mengurangi laba perusahaan
7. Menghitung penyusutan sesuai ketentuan perpajakan
Daftar Pustaka
Supriyanto, Eddy, 2011. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jery J., Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Jilid III. Edisi Kesepuluh. Erlangga,
Jakarta.
Iman Santoso. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah. Penerbit PT. Refika
Aditama. Bandung.
Dwi Martani, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita,
Edward Tanujaya.2012 Akuntansi Keuangan Menengah. Berbasis PSAK. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia,2017. Draft Eksposur PSAK 73: Sewa. Dewan
Standar Akuntansi Keuangan,Jakarta
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,2011. Draft Eksposur PSAK 30
: Sewa. Dewan Standar Akuntansi Keuangan,Jakarta.
Stephany Florence, Claudia Grace Mogi Nangoi & Heince Wokas. 2013.
PENERAPAN AKUNTANSI PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA
KENDARAAN DENGAN METODE SEWA PEMBIAYAAN PADA CV. KARYA
WENANG Universitas Sam Ratulangi Manado.
Bandung: CV Alfabeta
https://dconsultingbusinessconsultant.com/psak-no-30-sewa/
http://tonynurhadianto.blogspot.com/2016/12/perlakuan-akuntansi-sewa-guna-
usaha.html
Ikatan Akuntansi Indonesia(2014,Agustus),Standar Akuntansi Keuangan. Diakses
pada tanggal 25 mei 2020.
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-27-psak-30-sewa