Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SEWA SEBELUM DAN

SESUDAH PERGANTIAN PSAK 30 MENJADI PSAK 73 PADA


PT SARANA CIPTA UNGGUL

DISUSUN OLEH :

NAMA : AURANI LUTHFIYAH


NPM : 1212017022
Program studi : Akuntansi

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Sovi Ismawati Rahayu, SE. M.AK. AK. CA

UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2020

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka pemenuhan pembiayaan negara baik untuk belanja rutin
maupun pembangunan,seumber penerimaan dalam negri di luar migas semakin di
tingkatkan pencapaiannya melalui peningkatan penerimaan pajak dan penerimaan
negara bukan pajak. Karena itu,pengembangan perangkat fiskal yang meliputi
perpajakan dilaksanakan berdasarkan asas keadilan dan pemerataan dengan
meningkatkan peran pajak langsung sehingga mampu berfungsi sebagai alat
menunjang pembangunan. Kegiatan sewa guna usaha dikategorikan ke dalam
klasifikasi dari segi lessee dan lessor. Klasifikasi sewa guna usaha terdiri dari
sewa pembiayaan (capital lease), sewa operasi (operating lease),sewa penjualan
(sales type lease) dan sewa berbagi (average sales) (Martani,2020,344).

Melihat semakin berkembangnya sewa guna usaha,maka dirasakan adanya


kebutuhan untuk menyediakan Standar Akuntansi Keuangan yang dapat dijadikan
pedoman untuk mencatat dam melaporkan transaksi sewa guna usaha dalam
laporan keuangan. PSAK 73 atas Sewa merupakan adopsi dari IFRS 16 Leases
yang berisi standar tunggal atas sewa karena akan menggantikan seluruh standar
yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas
sewa yang ada selama ini, yaitu PSAK 30 mengenai Sewa, ISAK 8 mengenai
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa, ISAK 23 mengenai
Sewa Operasi-Insentif, ISAK 24 mengenai Evaluasi Substansi Beberapa
Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa dan ISAK 25 mengenai
Hak atas Tanah. Walaupun PSAK 73 atas Sewa ini baru saja disahkan dan berlaku
efektif 1 Januari 2020, namun IAI memperbolehkan adanya penerapan dini
dengan opsi untuk entitas yang telah menerapkan PSAK 72 atas Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan. Dengan adanya penerapan dini, maka perusahaan
dapat mempersiapkan sejak dini untuk mengetahui dampak dari penerapan PSAK
73 atas Sewa.
Penyewaan merupakan aktivitas penting untuk banyak entitas. Penyewaan
merupakan cara untuk mendapatkan akses atas aset, memperoleh pembiayaan, dan
mengurangi eksposur entitas terhadap risiko kepemilikan aset. Prevalensi
penyewaan ini berarti bahwa penting bagi pengguna laporan keuangan untuk
memperoleh gambaran yang lengkap dan terpahami mengenai aktivitas
penyewaan yang dilakukan entitas. Model akuntansi sewa sebelumnya
mensyaratkan penyewa dan pesewa untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai
sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis sewa tersebut
secara berbeda. Model tersebut dikritisi tidak mampu memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan karena tidak selalu memberikan representasi yang
tepat atas transaksi penyewaan. Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan
penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas yang timbul dari sewa operasi.

Samudera (2008) mengungkapkan di dalam penelitiannya bahwa leasing


(sewa) pertama kali muncul dan berkembang sebagai alat pembelanjaan atau
pembiayaan perusahaan pada tahun 1949 dengan dikeluarkannya Accounting
Reaserch Bulletin No. 38 tentang Disclousure of long term lease on finansial
statement of leesses.
PSAK 73 berbeda cukup signifikan dengan PSAK 30 baik sebelum
maupun sesudah adopsi IFRS. Pada PSAK 30 sebelum adopsi IFRS, kategori
sewa menjadi sewa pembiayaan dari sisi lessee cukup ketat yaitu harus memenuhi
seluruh kriteria sewa pembiayaan, sementara PSAK 30 sesudah adopsi IFRS
apabila satu kriteria saja sudah memenuhi maka klasifikasi sewa menjadi sewa
pembiayaan. PSAK 73 klasifikasi yang lebih ketat diperlakukan untuk sewa
operasi dimana seluruh kriteria harus terpenuhi untuk menjadi sewa operasi
dimana hampir otomatis sewa akan masuk kategori sewa pembiayaan, yang
artinya lessee harus mengakui aset sewa hak guna, liabilitas sewa hak guna,
depresiasi aset sewa hak guna, serta pengakuan biaya bunga.

Keungutngan dan kerugian dari kegiatan sewa menyewa adalah :

- Keuntungan :

• Memperoleh pendanaan dengan rate tetap


• Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya akan tepat karena investasinya
lebih murah à fleksibel.
• Keuntungan dari pajak (beban menjadi lebih besar)
• Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset dan utang à off
balance sheet. Rasio keunangan lebih bagus:
• rasio efisiensi (sales/total aset;
• sales/aset tetap)
• rasio leverage (debt/equity; laba operasi/interest)
• Entitas tidak perlu memelihara aset à seringkali maintenance dilakukan oleh
pihak yang menyewakan.
• Menghemat kas dan pendanaan di masa sekarang karena biaya yang dikeluarkan
sebesar biaya sewa.

- Kerugian :

• Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam laporan keuangan
• Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan datang tidak
diperoleh à untuk aset utama entitas cukup berisiko jika menggunakan sewa
operasi
• Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
• Seringkali lebih mahal daripada membeli aset
• Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi perubahan teknologi
• Penggunaan terbatas à tergantung perjanjian sewa
• Tidak dapat dijadikan jaminan bank

Terkait dengan pentingnya perlakuan pajak atas sewa guna usaha yang di
gunakan oleh seluruh perusahaan di Indonesia,maka penelitian ini akan di beri
judul “ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SEWA SEBELUM DAN
SESUDAH PERGANTIAN PSAK 30 MENJADI PSAK 73 pada PT
SARANA CIPTA UNGGUL”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah perusahaan tersebut sudah menjalankan prosedur PSAK 73 dengan
benar?
2. Apa yang terjadi pada peruasahaan tersebut ketika berpindah dari PSAK 30
menjadi PSAK 73?
1.3 Tujuan Peneliitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah di rumuskan tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah perusahaan yang dituju sudah melakukan prosedur
PSAK 73 dengan benar
2. Utnuk mengetahui apakah ada perubahan yang signifikan terkait dengan perubaha
dari PSAK 30 menjadi PSAK 73 pada perusahaan tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berarti bagi peneliti apakah terjadi perbedaan
besar pada perusahaan di saat sebelum atau sesudah mengaplikasikan PSAK yang
terbaru. Sehingga, informasi tersebut dapat berguna di kemudian hari bagi
peneliti.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinejra
perusahaan dan membantu perusahaan dan manajemen untuk mengetahui
prosedur dari PSAK terbaru ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengukur aktivitas-
aktivitas bisnis, yang selanjutnya memproses informasi tersebut dalam bentuk
laporan keuangan dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan
(decesion makers) (Iman Santoso (2010:1).

Akuntansi sendiri dalam dunia bisnis sangat berguna untuk mengukur


hasil kegiatan ekonomi dalam organisasi dan menyampaikan laporan ini ke
berbagai pihak yang membtuhkan baik itu pihak internal maupun pihak eksternal.
2.1.1.2 Metode Pencatatan Akuntansi
Pada dasarnya,akuntansi memiliki 2 metode
pencatatan,yakni acrual basis dan cash basis. Kedua metode ini memiliki fungsi
masing-masing tergantung keadaan yang sedang terjadi. Metode cash basis
sendiri adalah dimana saat kita menerima uang,kita akan langsung mencatatnya.
Begitupula sebaliknya,jika kita mengeluarkan uang kita akan langsung
mencatatnya dalam pengeluaran kas. Seperti contoh kita tidak akan mencatat
barang/jasa sebelum adanya penerimaan uang. Sedangkan acrual basis,semua
dicatat saat sedang terjadi. Transaksi akan langsung dicatat saat itu juga dan
masuk ke dalam jurnal sebagai penerimaan pendapatan meskipun uang belum di
terima oleh perusahaan.
2.1.1.3 Akuntansi Sewa Guna Usaha

2.1.2 Pengertian PSAK

Merupakan suatu petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi perlakuan,


pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

2.1.2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha


Terdapat beberapa definisi mengenai leasing.
Menurut Baridwan (1982) leasing adalah :
“ suatu perjanjian yang memberikan hak untuk menggunakan harta,pabrik,atau
alat-alat (tanah ata aktiva yang di depresi atau kedua-duanya) yang umumnya
mempunyai jangka waktu tertentu. Pihak-pihak yang langsung terlibat adalah : 1)
Lessor, yang memiliki barang, 2) lessee,yang meminjam barang.
Kemudian Finansial Accounting Standard Board
(FASB) No. 13 mendefinisikan leasing sebagai berikut :
Perjanjian kontraktual dari lessor kepada seorang
lessee yang memberikan hak kepada lessee untuk waktu tertentu selama periode
waktu tertentu dan dibayarkan sesuai dengan yang sudah di tentukan secara waktu
peridoik.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009)

Leasing adalah suatu perjanjian dimana lessor


memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang telah di sepakati. Sebagai imbalannya,lessee melakukan suatu
pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

Sewa guna usaha di definisikan sebagai kegiatan


pembiayaan dalam bentuk pembiayaan barang modal,baik itu berupa barang atau
uang. Ada dua tipe dalam sewa guna usaha,yakni sewa guna usaha dengan hak
opsi(finance lease) dan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease).
Membayarnya pula di beri waktu secara berkala.
a) Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (finance lease)
Adalah hak lesse untuk membeli barang modal atau memperpanjang jangka waktu
perjanjian sewa guna usaha.

b) Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (operating lease)


Adalah hak lesse untuk membeli barang yang di sewa dengan kesepakatan harga
yang telah ditentukan berdasarkan nilai sisa.
Terdapat tiga poin penting untuk dapat mengukur nilai kini pembayaran
sewa:

1. Masa sewa yaitu periode sewa yang tidak dapat dibatalkan (non
cancelable period) termasuk dalam opsi perpanjangan sewa atau pembatalan (jika
cukup pasti).

2. Pembayaran sewa adalah jumlah yang diperoleh dari pembayaran tetap,


pembayaran variabel berdasarkan indeks atau suku bunga, perkiraan jaminan atas
nilai residu, harga eksekusi opsi beli dan penalti karena mengakhiri sewa (jika
cukup pasti).

3. Tingkat diskonto yaitu menggunakan suku bunga implisit apabila dapat


ditentukan atau suku bunga pinjaman inkremental apabila tidak dapat ditentukan.
2.1.2.2 Manfaat Sewa Guna Usaha
a) Pembiayaan penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa adanya pembayaran di muka dan
diberikan 100% (full pay out)
b) Lebih fleksible
Dari segi perjanjiannya leasing memang lebih mudah dilakukan karena dapat
menyesuaikan kondisi keuangan penyewa daripada bank.
c) Sumber pembiayaan alternative
Leasing merupakan jalur lain selain menggunakan kredit. Namun di leasing tidak
menuntut adanya biaya tambahan.
d) Off balance sheet
Tidak adanya keharusan mencantumkan leasing dalam neraca menjadi salah satu
alasan mengapa banyak yang mengambil jalur leasing.
e) Proteksi inflasi
Sering menjadi pelindung bagi inflasi meskipun sering dikatakan kurang relevan.
f) Risiko keuangan

2.1.2.3 PSAK 30
Acuan untuk mengatur perlakuan akuntansi terhadap
sewa.
2.1.2.4 Pengertian Sewa Guna Usaha Menurut PSAK 30
Adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan
hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset selama periode tertentu. Sewa
guna usaha dibagi menjadi tiga macam. Yakni sewa operasi,sewa pembiayaan dan
sewa tidak dapat dibatalkan.
a) Sewa Operasi
Sewa yang pada akhirnya tidak dapat dipindah tangankan
b) Sewa Pembiayaan
Sewa yang di akhir masa periode,lessee boleh memiliki barang yang di sewakan
dengan membayar nilai sisa dari barang tersebut.
c) Sewa Tidak Dapat dibatalkan
Sewa yang hanya dibatalkan jika mendapatkan persetujuan dari lessor.

2.1.2.5 PSAK 73
Adalah bentuk sewa yang menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model
akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa. Dalam PSAK 73 disebutkan bahwa
penyewa diharuskan mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas
sewa. Tetapi terdapat dua pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan
liabilitas sewa, yaitu untuk sewa jangka-pendek (kurang dari 12 bulan) dan sewa
yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai rendah.

2.1.2.6 Indikator Sewa Guna Usaha

2.2 Kerangka Konsep Penelitian

PSAK 30

LAPORAN KEUANGAN
PSAK 73

Penelitian ini untuk membandingkan dan menganalisis


apakah adanya perbedaan penerapan akuntansi sewa sebelum dan sesudah
pergantian menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73.

2.3 Penelitian terdahulu


Penelitian terdahulu lebih kepada penerapan PSAK 30
dikarenakan PSAK 73 baru diterapkan efektif di awal tahun 2020 ini.

Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No IDENTITAS Judul penelitian Hasil penelitian
1 Stephany PENERAPAN Hasil penelitian
Florence, Claudia AKUNTANSI pada CV. Karya
Grace Mogi PERPAJAKAN
Wenang yaitu
Nangoi & Heince ATAS
Wokas KEPEMILIKAN CV Karya
AKTIVA Wenang belum
KENDARAAN sepenuhnya
DENGAN menerapkan
METODE SEWA akuntansi
PEMBIAYAAN perpajakan atas
PADA CV.
KARYA transaksi sewa
WENANG pembiayaan
yang dilakukan

2 Ahalik Perbandingan Perbedaan


Standar terletak pada
Akuntansi Sewa kriteria klasifikasi
PSAK 30 sewa pembiayaan
Sebelum dan dimana PSAK 30
Sesudah Adopsi sebelum diadopsi
IFRS serta PSAK IFRS
73 mensyaratkan
dipenuhinya
semua
kriteria,sementara
PSAK 30 setelah
adopsi IFRS
hanya
memerlukan satu
kriteria saja dari
seluruh kriteria
yang ada.
3 Amelia Safitri, Analisis Dampak Dengan adanya
Utami Puji Penerapan perubahan
Lestari & Ida PSAK 73 Atas perlakuan
Nurhayati Sewa Terhadap akuntansi sewa
Kinerja dimana peraturan
Keuangan Pada terbaru adalah
Industri IFRS 16 yang
Manufaktur, akan diadopsi
Pertambangan pada PSAK 73
dan Jasa yang yang akan
Terdaftar di menggantikan
Bursa Efek PSAK 30 dengan
Indonesia Tahun isi pokok terdapat
2018 perubahan pada
klasifikasi sewa
yang
mengharuskan
penyewa hanya
menggunakan
sewa pembiayaan
dan tidak di
perkenankan
menggunakan
sewa operasi lagi.
4 Muhammad Penerapan Psak Kegiatan sewa
Reza,David Paul No. 30 Tentang yang terdapat di
Elia Pendapatan perum bulog
Saerang,Harijanto Sewa Pada divre sulut dan
Sabijono. Perum Gorontalo
Bulogdivre Sulut merupakan
Dan Gorontalo operating lease.
Dikatakan
operating lease,
karena
perusahaan
tersebut hanya
menyewakan
aktiva tetapnya
bukan untuk
diperjualbelikan.

5 Marshallino ANALISIS
Jordy Wantah PENERAPAN
PSAK NO.1
TENTANG
PENYAJIAN
LAPORAN
KEUANGAN
PADA PERUM
BULOG DIVRE
SULUT DAN
GORONTALO
6. Lau Tjun PENGARUH PSAK Peneliti dalam
Tjun 30 TERHADAP penelitian ini ingin
SEWA GUNA mengetahui pengaruh
Sondang
USAHA TERHADAP adopsi PSAK 30
Mariani KEMAMPUAN mengenai sewa (sewa
Rajagukguk PASAR DALAM guna usaha) revisi
MEMPREDIKSI 2007 terhadap
PERUSAHAAN kemampuan pasar
LABA DI MASA memprediksi laba
YANG AKAN perusahaan dimasa
DATANG depan yang
dihubungkan sebagai
keinformatifan harga
saham. Pengukuran
keinformatifan
dilakukan dengan
menggunakan
Forward earnings
response coeffiient
(FERC), hubungan
antara return tahun
sekarang dan laba
tahun yang akan
datang.
7. Engelin Tiara ANALISIS a. Melalui
Mustikadewi PERBEDAAN pembaharuan
PENERAPAN PSAK regulasi SEWA
30 : SEWA DAN melalui PSAK 73,
PSAK 73 : SEWA perusahaan mendapat
pedoman dan
ketentuan yang lebih
jelas dalam
pencatatan terutama
yang berhubungan
dengan asset
perusahaan.
Sehingga, secara
otomatis PSAK 73
menjadi controller
bagi perusahaan agar
semakin patuh
terutama dalam
melakukan tindakan
yang sejalan dengan
etika keprofesian b.
Pembaharuan ini
menuntut adanya
penghitungan
kembali atas key
ratios dan KPIs
perusahaan sehingga
akan secara otomatis
sebagai pengukur
kinerja perusahaan
selama ini (apakah
masih on plan/tidak)
c. Peninjauan dan
penghitungan
kembali karena
adanya regulasi yang
baru ini, membuat
perusahaan semakin
mengetahui
kondisi/permasalahan
antar departemen
seperti bendahara
perusahaan, human
resource, IT
perusahaan, transfer
pricing, bagian pajak,
penjualan,
pembelian, dan
sebagainya

8. Sparta ANALISIS Perbedaan dalam


Deavnty Safitri PENERAPAN PSAK melakukan
NO.30 (REVISI 2007) pencatatan transaksi
TENTANG SEWA sewa guna usaha
GUNA USAHA antara PT “X”
PADA PT “X” dengan ketentuan
PSAK 30 (Revisi
2007) akan
menimbulkan
dampak. baik aset,
hutang, atau beban
dicatat overstate oleh
PT ”X. Hal ini akan
mempengaruhi
penilaian likuiditas
perusahaan tahun
2008. Tingkat
likuiditas perusahaan
yang dapat diukur
melalui current ratio
akan lebih rendah
dicatat oleh PT ”X”
dibandingkan dengan
berdasarkan
ketentuan PSAK 30.
Di samping itu asset
turnover tercatat
lebih rendah
dibandingkan dengan
ketentuan PSAK 30,
sehingga dapat
mengindikasikan
bahwa PT ”X”
kurang efektif dalam
melakukan
pengelolaan aset.
9. Yusni Husain ANALISIS Proses Terjadinya
Heince PENERAPAN Piutang Setelah
Wokas PSAK NO.30 adanya
(REVISI 2011) kesepakatan antara
ATAS pihak perusahaan
AKUNTANSI dengan pihak
LEASING PADA pembeli, yang
PT. FEDERAL dimana
INTERNATIONAL sebelumnya sudah
FINANCE (FIF) diadakan survey
CABANG terhadap calon
MANADO konsumen yang
dilakukan oleh
surveyor dan
sudah di autorisasi
oleh Credit Head
maka selanjutnya
perusahaan dan
calon konsumen
menandatangani
surat perjanjian
kontrak. Piutang
dianggap sudah
terjadi. Pengakuan
dan Pencatatan
Piutang Dalam
pengakuan dan
pencatatan PT.
Federal
International
Finance (FIF)
Cabang Manado
menggunakan
model akuntansi
leasing capital
lease lebih
tepatnya model
pembiayaan
langsung. Dalam
hal ini penerapan
akuntansi piutang
oleh PT. FIF
Cabang Manado
telah disesuaikan
dengan PSAK No.
30 tahun 2011
tentang sewa.
Contoh pada
tanggal 27
September 2015
PT. FIF
melakukan
transaksi direct
finance lease atas
aktiva (kendaraan
bermotor) dengan
harga on the road
(OTR)
Rp.22.950.000,
3,10% dari harga
OTR selama 2
tahun, margin
9,50% dari OTR
selama 2 tahun.

10. Muhammad PENERAPAN PSAK Terdapat 2 jenis


Idrus NO. 30 TENTANG aktiva tetap yang
AKUNTANSI oleh PT Bumi
LEASING Sarana Beton
AKTIVA TETAP beberapa unit
PADA PT BUMI diantaranya diperoleh
SARANA BETON dengan cara
leasing
yaitu jenis aktiva
tetap kendaraan dan
alat berat. Untu
k jenis aktiva tetap
kendaraan
perusahaan memilih
melakukan transaksi
leasing
dengan metode
operational lease
yakni tidak terjadi
perpindahan
kepemilikan aktiva
tetap
setelah masa sewa
berakhir. Sedangkan
untuk jenis alat berat
perusahaan
memilih melakukan
transaksi
leasing
dengan meode
capital lease
yakni
dengan adanya opsi
pembelian dan
perpindahan hak
kepemilikan aktiva
tetap dari
lessor
kepada
lessee
setelah masa sewa
berakhir. Metode
leasing
yang dipilih
perusahaan
merupakan kebijakan
perusahaan setala
h
mempertimbangkan
beberapa faktor yang
berkaitan dengan
kelangsungan
kegiatan perusahaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan paraadigma positivis kualitatif. Asumsi
dasar paradigm positivis terdeskripsikan dalam uraian Santakos (1995,33-36)
dalam berbagai persepsi paradigm dalam memandang suatu realitas
social,keberadaan manusia (human being),ilmu pengetahuan (nature of science)
dan tujuan penelitian social. Menurut Burrel dan Morgan, 2013

“Penelitian pada paradigma ini harus dapat menjelaskan fenomena-


fenomena akuntansi, terutama dengan penjelasan sebab-akibat (cause-effect
relationship) (Burrell and Morgan 1979; Chua 1986). Di samping itu, penelitian
juga ditujukan untuk meramalkan praktik akuntansi. Peramalan hanya dapat
dilakukan jika hukum universal dari praktik akuntansi sudah ditemukan. Oleh
karena itu, penelitian positivis memiliki kecenderungan yang kuat untuk
mereplikasi dan mengeneralisasi temuan-temuannya. Dengan cara ini hukum
universal dapat diungkapkan dan selanjutnya dapat digunakan untuk meramalkan
(Burrell and Morgan 1979; Chua 1986). “

Penelitian kualitatif sendiri cenderung bersifat deskriptif dan analisis.


Semua data-data yang di dapatkan akan memengaruhi ke-valid-an teori tersebut.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2011: 9), bahwa:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada filsafat


postpositivisme, sedangkan untuk meneliti objek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
triangulasi(gabungan). Analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.”

3.2 Subjek penelitian


Subjek penelitian ini adalah pengusahan PT Multi Indocitra, Jakarta.

3.3 Objek Penelitian


Objek dari penelitian ini adalah penyajian laporan keuangan sebelum dan
sesudah perusahaan PT Multi Indocitra, Jakarta, menggunakan PSAK 73. Penulis
memilih perusahaan tersebut dikarenakan PT SARANA CIPTA
UNGGULbergerak dibidang sewa menyewa alat-alat brat seperti forklift (alat
pengeruk), truck (truk), dan crane (mobil derek). Usaha tersebut sudah berdiri
sejak 2010 dan memiliki cabang di daerah kawasan JABODETABEK ,usaha sewa
menyewa sendiri ini terbilang cukup sukses karena melihat bagaimana banyak
kontraktor yang berlomba-lomba untuk mendirikan infrastruktur di berbagai
daerah.

3.4 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yaitu berada di kantor PT SARANA
CIPTA UNGGUL, Jakarta.

3.5 Operasional indikator

Ilustrasi Sewa Pembiayaan untuk Lessee Menurut PSAK 30


Sebelum dan Sesudah Adopsi IFRS
Pada 1 Januari 2018, perusahaan ATH (lessee) menyewa peralatan dari
perusahaan KJA (lessor). Masa sewa adalah 3 tahun, diketahui masa manfaat
peralatan adalah 5 tahun. Apabila perusahaan ATH membeli peralatan ini secara
tunai, maka harganya adalah $100.000. Pembayaran sewa dibayar setiap 1 Januari
senilai $34.502,95. Nilai sisa yang dijamin oleh lessee pada akhir masa sewa
adalah $2.500. Nilai sisa menurut lessor pada akhir masa sewa adalah $5.000.
Suku bunga implisit yang diketahui adalah 8%. Lessee memiliki hak opsi untuk
membeli dengan harga murah peralatan tersebut pada akhir masa sewa sebesar
$20.
Sewa ini dalam kategori PSAK 30 sebelum adopsi IFRS menurut lessee masuk
dalam kategori sewa operasi karena masa sewa hanya 3 tahun, dimana hanya 60%
dari masa manfaat aset, syarat menjadi sewa pembiayaan apabila masa sewa
≥75% dari masa manfaat aset. Menurut PSAK 30 sebelum adopsi IFRS, salah satu
kriteria tidak memenuhi kriteria sewa pembiayaan, maka sewa dikategorikan
sebagai sewa operasi. Sementara, sewa ini dalam kategori PSAK 30 per 1 Januari
2012 menurut lessee masuk dalam kategori sewa pembiayaan, karena: (a) masa
sewa adalah 3 tahun, sementara masa manfaat adalah 5 tahun. Masa sewa adalah
3/5 atau 60% dari masa manfaat dimana menurut kriteria bahwa sewa
(1)
Nilai sekarang dari pembayaran sewa selama 3 tahun adalah $98.015,42 secara
substansial mendekati seluruh nilai wajar aset sewaan yaitu $100.000, dan lessee
memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga
pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi tersebut dapat dilaksanakan.

3.6 Metode pengumpulan data


3.6.1 Jenis dan Pengumpulan data

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh
atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer
di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara
lain; - Catatan hasil wawancara. - Hasil observasi lapangan. - Data-
data mengenai informan.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada
(Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi
primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur,
penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:13) menyatakan bahwa dalam


penelitian ada dua jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif adalah sebagai beikut:

1.Data kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian ya


ng berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk me
neliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
2.Data kualitatif dapat diartikan metode penelitian yang berlan
daskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambil sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball,teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifa
t induktif/kualitatf, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan m
akna dari pada generalisasi. Dalam penelitian ini, data kualitatif adalah
data yang disajikan deskriptif atau berbentuk uraian
berupa sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi, ura
ian tugas-tugas dan kegiatan usaha, dokumen perjanjian sewa, sistem
dan prosedur akuntans

3.6.2 Teknik pengumpulan data


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:

1. Interview (wawancara), yakni melakukan tanya-jawab dengan pihak-pihak yang


terkait, dalam hal ini adalah bagian akuntansi dan pajak. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui kebijakan 
akuntansi perusahaan. 

2. Dokumentasi (mengumpulkan data), yaitu dengan cara mengumpulkan dan
memeriksa secara 
langsung data-data yang diperoleh di perusahaan. 

3.5 Metode analisis data

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai


berikut :

3. Menguraikan transaksi sewa guna usaha yang terjadi di CV. Karya Wenang. 

4. Menghitung penyusutan berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan. 

5. Menganalisis transaksi sesuai dengan ketentuan perpajakan. 

6. Menghitung biaya angsuran yang mengurangi laba perusahaan 

7. Menghitung penyusutan sesuai ketentuan perpajakan

3.7 Metode Analisis Data


Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis
deskriptif Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif yang
dilakukan untuk mengetahui penyajian laporan keuangan PT SARANA CIPTA
UNGGUL menurut PSAK 73 pada usaha sewa menyewa alat berat di Kota
Jakarta. Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh maka langkah selanjutnya
adalah mengolah data, mendeskripsikan data serta mengambil kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan tehnik analisis data kualitatif karena data yang
diperoleh merupakan keterangan-keterangan

Daftar Pustaka
Supriyanto, Eddy, 2011. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jery J., Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Jilid III. Edisi Kesepuluh. Erlangga,
Jakarta.
Iman Santoso. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah. Penerbit PT. Refika
Aditama. Bandung.
Dwi Martani, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita,
Edward Tanujaya.2012 Akuntansi Keuangan Menengah. Berbasis PSAK. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia,2017. Draft Eksposur PSAK 73: Sewa. Dewan
Standar Akuntansi Keuangan,Jakarta
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,2011. Draft Eksposur PSAK 30
: Sewa. Dewan Standar Akuntansi Keuangan,Jakarta.
Stephany Florence, Claudia Grace Mogi Nangoi & Heince Wokas. 2013.
PENERAPAN AKUNTANSI PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA
KENDARAAN DENGAN METODE SEWA PEMBIAYAAN PADA CV. KARYA
WENANG Universitas Sam Ratulangi Manado.

Ahalik.2019. Perbandingan Standar Akuntansi Sewa PSAK 30 Sebelum


dan Sesudah Adopsi IFRS serta PSAK 73 Kalbis Institute
Amelia Safitri, Utami Puji Lestari & Ida Nurhayati.2019. Analisis Dampak
Penerapan PSAK 73 Atas Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri
Manufaktur, Pertambangan dan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2018 Politeknik Negeri Jakarta
Muhammad Reza,David Paul Elia Saerang,Harijanto Sabijono.2014.
Penerapan Psak No. 30 Tentang Pendapatan Sewa Pada Perum Bulogdivre Sulut
Dan Gorontalo Universitas Sam Ratulangi Manado
Marshallino Jordy Wantah. 2015. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1
TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUM BULOG
DIVRE SULUT DAN GORONTALO Universitas Sam Ratulangi Manado
PENGESAHAN DRAF EKSPOSUR (DE) PSAK 73: SEWA
Sparta,Deavnty Safitri. 2010. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.30 (REVISI
2007) TENTANG SEWA GUNA USAHA PADA PT “X”

Yusni Husain, Heince Wokas. 2016. ANALISIS PENERAPAN PSAK


NO.30 (REVISI 2011) ATAS AKUNTANSI LEASING PADA PT. FEDERAL
INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG MANADO Universitas Sam
Ratulangi Manado

Indrawati Yuhertiana. PARADIGMA POSITIVIS : SEBUAH TINJAUAN


EPISTEMOLOGI PENELITIAN EKONOM

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R dan D.

Bandung: CV Alfabeta

K Abror. 2013. BAB III METODE PENELITIAN Universitas Diponegoro

Bahawares,Salsabilah. 2018. “Penerapan PSAK No. 30 tentang Sewa


Aktiva Tetap Bangunan Pabrik Siap Pakai di PT Jakarta Industrial Estate
Pulo Gadung dan Di Tinjau dari Sudut Pandang Islam (Studi Empiris pada PT
Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung 2017)

Darwati. 2004. “ Analisis Prosedur dan Perlakuan Akuntansi Terhadap


PPh Final atas Persewaan Tanah dan atau Bangunan pada PT Ujung Liman dan
Tinjauannya dari Sudut Pandang Islam”
Arnarosa,Nieke Rahma. 2017. “ Analisi Penerapan Tax Planning Pajak
Penghasilan Pasal 21 Dalam Upaya Mengefisienkan Beban Pajak Pada
Perusahaan dan Tinjauannya Dari Sudut Pandang Islam”
Dina Amalia (2019,Juni),Metode akuntansi yang perlu Anda
ketahui,jurnal.id. Diakses pada tanggal 25 mei 2020
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-metode-pencatatan-akuntansi-yang-perlu-anda-
ketahui/

Retno dc (2016,November),PSAK NO 30 SEWA,D’consulting business consultant.


Diakses pada tanggal 25 mei 2020

https://dconsultingbusinessconsultant.com/psak-no-30-sewa/

Toni Nurhadianto (2016,Desember),Perlakuan Akuntansi Sewa Guna Usaha


(leasing) Aktiva Tetap. Diakses pada tanggal 25 mei 2020.

http://tonynurhadianto.blogspot.com/2016/12/perlakuan-akuntansi-sewa-guna-
usaha.html
Ikatan Akuntansi Indonesia(2014,Agustus),Standar Akuntansi Keuangan. Diakses
pada tanggal 25 mei 2020.

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-27-psak-30-sewa

Anda mungkin juga menyukai