Anda di halaman 1dari 26

Analisis Aktivitas Pendanaan

A. KEWAJIBAN
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar atau jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan
penggunaan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya, kewajiban
lancar dicatat pada nilai jatuh temponya, bukan pada nilai sekarangnya, karena pendeknya waktu
penyelesaian utang. Terdapat 2 jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas
operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue), uang muka,
utang usaha dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas
pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo
dalam waktu 1 tahun.
Perusahaan menunjukkan kemampuan pendapatan kembali jangka panjang dengan cara : (1) telah
menerbitkan efek utang jangka panjang atau efek ekuitas untuk menggantikan kewajiban jangka
pendek setelah tanggal neraca namun sebelum diumumkan, atau (2) telah melakukan kesepakatan
dengan sumber pendanaan yang menyetujui pendanaan kembali utang jangka pendek saat jatuh
tempo. Lesepakatan pendanaan yang dapat dibatalkan karena perlanggaran persyaratan yang
dapat dievaluasi secara berbeda oleh pihak yang bersepakat (seperti perubahan material yang
bertolak belakang atau kegagalan untuk mempertahankan operasi yang memuaskan) tidak
memenuhi kondisi ini.
2. Kewajiban Tak Lancar
Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam
waktu satu tahun atau 1 siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi
pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang
umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga tunai yang dibayarkan
atas obligasi tersebut. Kewajiban yang umum lainnya adalah komitmen pembelian. Komitmen
seperti ini memerlukan pengungkapan jika kewajiban pembelian tanpa syarat ini menyediakan
pendanaan bagi untuk pemasok dan tidak diakui dalam neraca pembeli.
3. Analisis Kewajiban
Kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan sehingga kita memerlukan keyakinan bahwa
perusahaan mencatatnya. Pencatatan ini meliputi pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo,
termasuk kondisi, halangan, dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan. Auditor merupakan
satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban. Sumber keyakinan lain
adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda (double-entry accounting) yang mensyaratkan
adanya penyeimbang antara perolehan aktiva, sumber daya atau beban dengan atau pembebanan
sumber daya. Namun demikian, tidak terdapat keharusan perjurnalan untuk sebagian besar
komitmen dan kewajiban kontijen. Dalam kasus ini, analisis kita sering kali harus didasarkan pada
catatan atas laporan keuangan dan pada komentar manajemen dalam laporan tahunan, serta
dokumen-dokumen terkait.
B. SEWA GUNA USAHA
Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa
(lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lease untuk menggunakan aktiva yang
dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lease membayar sewa
yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment).
1. Akuntansi Dan Pelaporan Sewa Guna Usaha
Klasifikasi dan Pelaporan Sewa Guna Usaha
Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut.
a) Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna usaha;

b) Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah (bargain price);
c) Masa sewa guna usaha 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva;
d) Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum lainnya sebesar
90% atau lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh
lessor.
Operating Lease, sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak
satupun kriteria di atas terpenuhi. Dalam akuntansi operating lease, lesse akan mencatat sewa
sebagai beban saat terjadinya.
Pengungkapan Sewa Guna Usaha
Perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa guna usaha di masa depan untuk capital lease
dan operating lease yang tidak dapat dibatalkan.pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.
Perusahaan mengklasifikasikan seluruh sewa guna usaha sebagai operating lease dan menyediakan
jadwal pembayaran sewa di masa depan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Analisis Sewa Guna Usaha
Dampak Operating Lease
Walaupun standar akuntansi memperbolehkan metode alternatif untuk mencerminkan perbedaan
ekonomi yang mendasari transaksi sewa guna usaha, pilihan ini sangat sering disalahgunakan oleh
lessee yang menstrukturkan kontrak sewa guna usaha sehingga mereka dapat menggunakan
metode operating lease. Praktik ini mengurangi manfaat laporan keuangan. Insentif bagi lessee
untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebaai operating lease terkait dengan dampak operating
lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan keuangan ini adalah sebagai
berikut.

Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca. Selain menyembunyikan kewajiban dari
neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti debt to equity) yang sering
digunakan dalam analisis kredit.

Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat
meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama return on total assets.

Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.

Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal
tersebut menigkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.

Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.


Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease
Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal lease sebagai berikut.
a) Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal
b) Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease
c) Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha
d) Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang diharapkan.
C. IMBALAN PASCAPENSIUN
Terdapat 2 bentuk imbalan pascapensiun (postretirement benefit) ini: (1) imbalan pensiun
(pension benefit), di mana pemberi kerja menjanjikan imbalan moneter kepada pekerja
pascapensiun, dan (2) imbalan pasca pensium lainnya (other postretireent employee benefit), di
mana pemberi kerja menyediakan imbalan lain (non-moneter) pascapensiun terutama
pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa.
1. Imbalan Pensiun
Sifat Kewajiban Pensiun

Program pensiun (pensiun plan) merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan imbalan
pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan 3 pihak yaitu pemberi kerja, yang
memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja menerima imbalan dan dana pensiun.
Program pensiun imbalan pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh
pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan. Program pensiun imbalan pasti (defined
contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun.
Kewajiban Pensiun
1.
Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation) merupakan nilai
sekarang aktuaria kewajiban imbalan pensiun di masa depan kepada pekerja pada saat
pensiun berdasarkan kompensasi saat ini dan jasa sampai saat ini.
2.
Proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit obligation) merupakan estimasi
aktuaria atas utang imbalan pensiun di masa depan kepada pegawai pada saat pensiun
berdasarkan kompensasi yang diharapkan di masa depan dan jasa sampai saat ini.
Aktiva Pensiun dan Status Pendanaan
Perusahaan sering kali menganggap program pensiun yang didanai lebih sebagai sumber dana
untuk mendanai akuisisi mereka. Implikasi program pensiun yang didanai lebih termasuk :
1.
Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi dana pensiun sampai
aktiva pensiun sama atau kurang dari proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit
obligation/PBO).
2.
Perusahaan dapat menarik kelebihan aktiva.
Biaya Pensiun
Biaya pensiun ekonomi (economic pension cost) atau beban merupakan biaya bersih yang timbul
dari perubahan posisi ekonomi bersih selama periode bersangkutan. Biaya pensiun berulang
(recurring pension cost) terdiri dari atas dua komponen sebagai berikut.
1.
Biaya jasa (service cost), yaitu nilai sekarang aktuaris atas imbalan pensiun yang
dihasilkan oleh pegawai berdasarkan rumus imbalan pensiun.
2.
Biaya bunga (interest cost), yaitu penambahan atas PBO yang timbul karena
pembayaran pensiun menjadi satu periode lebih dekat.
Biaya pensiun tidak berulang (nonrecurring pension cost) yang berasal dari peristiwa seperti
perubahan asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan program terdiri atas dua komponen sebagai
berikut.
1.
Keuntungan atau kerugian aktuaria (actuarial gain or loss), yaitu perubahan PBO
yang terjadi saat asumsi aktuaria dalam penghitungan PBO direvisi.
2.
Biaya jasa lalu (prior service cost) timbul karena perubahan ketentuan program
pensiun atas PBO.
Ketentuan Akuntansi Pensiun
Kerangka akuntansi pensiun diatur dalam SFAS 87 yang berfokus pada tercapainya ukuran biaya
pensiun yang stabil dan permanen.
2. Imbalan Karyawan Pascapensiun Lainnya
Imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other posretirement employee benefits/OPEB)
merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota
keluarganya. Ciri-ciri dasar akuntansi pensiun OPEB, meliputi: pelaporan biaya bersih, pengakuan
yang ditunda, dan saling hapus. Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi
kewajiban imbalan pascapensiun. Biaya OPEB yang dilaporkan meliputi komponen-komponen:

biaya jasa, biaya bunga, amortisasi keuntungan dan kerugian bersih, amortisasi biaya jasa lalu,
amortisasi kewajiban transisi, dan pengembalian yang diharapkan atas aktiva program.
Pelaporan dan Analisis Imbalan Pascapensiun Lainnya
Terdapat prosedur tiga langkah untuk analisis imbalan pascapensiun, yaitu (a) menentukan dan
merekonsialiasi biaya dan kewajiban (atau aktiva) imbalan ekonomis dan yang dilaporkan, (b)
membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, khususnya neraca dan (c)
mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.
D. KONTIJENSI DAN KOMITMEN
Kontijensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kontijensi rugi yang disebut liabilitas
kontijensi (contingencies liability) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan dan
timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutangm klaim atas garansi
produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan
sendiri dan kerugian properti.
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan
kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena
peristiwa sepeeti penandatanganan kontrak atau penerbitan penerbitan pemesanan (purchase
order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.
Analisis Liabilitas Kontijensi
Liabilitas kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi. Keakuratan analisis
atas liabilitas ini bergantung pada keakuratan pada estimasi tersebut yang sering kali didasarkan
pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan di masa depan. Cadangan untuk kerugian di
masa depan merupakan jenis kontijensi lainnya yang perlu diperiksa. Konservatisme dalam
akuntansi meminta perusahaan untuk mengakui kerugian saat perusahaan dapat menentukannya
atau dapat meramalkannya.
E. PENDANAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN
Pendanaan di luar laporan posisi keuangan adalah tidak tercatatnya liabilitas pendanaan tertentu.
Sebagai contoh, salah satu cara mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta pihak
luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut serta
menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang.
Entitas Bertujuan Khusus (SPE)
Entitas bertujuan khusus (special purpose entities) yang sekarang menjadi tidak terkenal setelah
bangkrutnya Enron, telah menjadi mekanisme pendanaan yang sah selama lebih dari dua dekade
dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keuangan perusahan saat ini. Konsep SPE sebagai
berikut.
1.
SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas,
beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen
2.
SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan
membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor
3.
Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan
pengembalian bagi investor ekuitas
Terdapat dua alasan kepopuleran SPE sebagai berikut.
1.
SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam
langsung dari pasar kredit.
2.
Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan
sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

F. EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Analisis atas
ekuitas harus dipertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saha,
meliputi sebagai berikut.
1.
Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
2.
Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas mereka
pada likuidasi.
3.
Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
4.
Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan lainnya atas
distribusi laba ditahan.
5.
Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible securities),
opsi saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.
1. Saham Modal
Pelaporan Saham Modal
Pelaporan Saham Modal, meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal yang
diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait. Modal Kontribusi, merupakan total
pendanaan yang diterima dari pemegang saham sebagai pembayaran saham modal. Saham
diperoleh kembali (treasury stock atau buyback) merupakan saham perusahaan yang dibeli
kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar penuh.msaham diperoleh kembali umumnya
dicatat pada harga perolehan dengan metode penyajian yang umum adalah mengurangkan biaya
saham diperoleh kembali dari total ekuitas pemegang saham.
Klasifikasi Saham Modal
Saham modal (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang saham ekuitas
sebagai pembayaran aktiva dan jasa. Terdapat dua jenis saham modal sebagai berikut.

Saham Preferen (preffered stock), yaitu kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang
tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :
1.
Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi dan dividen kumulatif;
2.
Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan
nilai likuidasi dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar;
3.
Dapat dikonversi menjadi saham biasa;
4.
Tidak memiliki hak suara;
5.
Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen
dari pembelian kembali yang terlalu awal (harga pembelian kembali premium sering kali
makin menurun).

Saham Biasa (common stock), yaitu kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan
serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa
mencerminkan bunga sisa (residual interest) dan tidak diprioritaskan namun mendapatkan laba
bersih sisa dan menyerap rugi bersih.
Analisis Saham Modal
Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasanpembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat memengaruhi hak sisa atas
saham biasar, serta hak, risiko dan pengembalian bagi investor ekuitas.
2. Laba Ditahan

Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun laba
ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
Laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.
Dividen Tunai dan Dividen Saham
Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini
merupakan jenis dividen yang paling umum dan saat didistribusikan menjadi kewajiban bagi
perusahaan. Dividen saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri
kerpada pemegang saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara
permanen. Akuntansi bagi dividen saham kecil (small stock dividend) atau dividen saham
sederhana (ordinary dividend), umumnya lebih kecil dari 20% sampai 25% saham beredar,
mensyaratkan penilaian dividen saham pada nilai pasar pada tanggal pengumuman.
Penyesuaian Periode Lalu
Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama merupakan koreksi kesalahan di
periode laporan keuangan lalu. Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi,
melainkan melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atau saldo awal laba ditahan.
Apropriasi Laba Ditahan
Apropriasi laba ditahan (appropriations of retained earnings) merupakan reklasifikasi laba ditahan
untuk tujuan tertentu. Apropriasi laba ditahan (kadang kala disebut cadangan) merupakan
pengakuan bahwa perusahaan tidak berniat untuk mendistribusikannya sebagai dividen, melainkan
mencadangkannya untuk tuntutan hukum, perluasan pabrik, asuransi diri sendiri (self-insurance),
dan kontijensi bisnis lainnya. Apropriasi juga tidak membebaskan laporan keuangan dari beban
potensial. Apropriasi direklasifikasi kembalu sebagai laba ditahan bila tujuannya telah tercapai.
Pembatasan Laba Ditahan
Pembatasan atau persyaratan bala ditahan (restriction or convenant of retained earnings)
merupakan pembatasan atau ketentuan laba ditahan sejumlah tertentu. Pembatasan penting
meliputi pembatasan distribusi dividen. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman merupakan
sumbe rutama pembatasan tersebut. perusahaan sering kali mengungkapkan pembatasan tersebut
dalam catatan penjelas.
Analisis Laba Ditahan
Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau kesepakatan lain umumnya
mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti distribusi dividen atau pencapaian modal
kerja pada tingkat tertentu. Pembatasan tersebut juga mengungkapkan kekuatan tawar-menawar
perusahaan dan posisinya dalam pasar kredit.
3. Nilai Buku per Lembar Saham
Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah angka per lembar yang berasal dari
likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Nilai buku (book value)
merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aktiva bersih, yaitu total aktiva dikurangi
dengan klaim terhadapnya.
Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasi meliputi:
1.
Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger.
2.
Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid (institusi keuangan,
investasi, asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.

3.
Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aktiva (asset coverage).
4.
Kewajiban Pada Ujung Ekuitas
Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali
Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang memiliki provisi
penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip hutang daripada ekuitas. Efek tersebut
tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada tanggal tertentu.
Hak Minoritas
Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang dikonsolidasi umumnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan, di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak minoritas
bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan. Hak minoritas adalah kepemilikan
proporsional pemegang saham minoritas atas anak perusahaan yang dikonsolidasikan tersebut.
Sumber: Berbagai Sumber
You might also like:

Pengaplikasian PSAK Sehubungan Kewajiban dan Ekuitas

Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi


Ekonomis Laporan Keuangan

Fungsi Keuangan

Jurnal Wallman 1995 "The future of accounting and disclosure in an evolving


world: The need for dramatic change"

ASET #6 | PSAK 30: Sewa


http://memebali.blogspot.com/2013/08/analisis-aktivitas-pendanaan.html

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN


ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

A. Tinjauan Kewajiban
Kewajiban lancar
Kewajiban lancar (jangka pendek) merupakan kewajiban yangpelunasannya menggunakan
aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancarlainnya. Periode yang diharapkan untuk
menyelesaikan kewajiban adalah manayang lebih panjang satu tahun dan satu siklus
perusahaan. Terdapat dua jeniskewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivita operasi,
meliputi utangpajak, pendapatan diterima di muka, uang muka , piutang usha, dan akruakbeban
operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari ktivitaspendanaan, meliputi pinjaman
jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban tak lancar

Kewajiban tak lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yanglebih panjang. Kewajiban ini
meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.Kewajiban tak lancar beragam bentuknya ,
dan penilaian serta pengukuran nyamemerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan
ketentuan. Pengungkapanmeliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur
penarikan, danprovisi subordinasi.
Analisis Kewajiban
Karena kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan, kitamemerlukan keyakinan bahwa
perusahaan mencatatnya . Pencatatan ini meliputipengungkapan jumlah dan tanggal jatuh
tempo , termasuk kondisi , halangan ,dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan . Jika
kewajiban dinyatakanlebih rendah dari seharusnya karena beban yang lebih rendah
atauditangguhkan.

B. Sewa Guna Usaha (LEASING)


Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan
penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lesse untuk menggunakan aktiva
yang dimiliki oleh lessor,selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lesse membayar
sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lesse
membayar selama periode yang ditentukan. Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun
besarannya. Diperkirakan hampir sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha
merupakan bentuk pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan , dan kereta api.
Pendanaan sewaguna popular karena beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa
guna usahauntuk meningkatkan penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi
pembeli.Pendapatan bunga dari sewa guna usaha sering kali menjadi sumber pendapatan
utama bagi penjual tersebut untuk mendanai pembelian aktivanya.

Akuntansi dan Pelaporan sewa guna usaha


Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha
Lesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capitallease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dariempat criteria sebagai berikut:
a.Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewaguna usaha.
b.Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah .
c.Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.

d.Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaham inimum lainnya
sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengankredit pajak investasi yang ditahan
oleh lessor.e.
Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidaksatu pun criteria
tersebut terpenuhi.

4. Analisis Sewa Guna Usaha


Dampak operating lease
Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease terkait
dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan
keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnyadengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalamwaktu satu tahun dalam neraca.5.
Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.Karena klasifikasi sewa guna usaha
berdampak pada laporan keuangan danrasio , analisis harus membuat penyesuaian terhadap
laporan keuangan sebelummelakukan analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating
lease menjadicapital lease. Analisis yang lain lebih efektif.
Konversi Operating Lease menjadi Capital lease
Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukanestimasi nilai
sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasitingkat bunga yang
akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaransewa guna usaha. Menentukan
tingkat bunga operating lease ini merupakantantangan . Untuk perusahaan yang melaporkan
capital lease maupun operatinglease, kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk
capital lease danmengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease.Terdapat dua
masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,tidaklah mungkin untuk
menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidakmelaporkan rincian capital lease . Masalah
kedua timbul jika tingkat bunga capitallease dan operating berbeda saat tanggal bunga berbeda

5. C. Imbalan Pasca Pensiun


Imbalan Pensiun
Sifat kewajiban pensiunPerusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk
programpensiun. Program pensiun merupakan janji pembeli kerja untuk menyediakanimbalan

pensiun bagi pekerja , dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak :pembri kerja, yang
memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja yangmenerima imbalan dan dana
pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dandiadministrasikan oleh pihak yang
ditunjuk (trustee). Dana pensiun menerimakonstribusi , menginvestasikan , konstribusi tersebut
dengan cara yang tepat danmemberikan imbalan pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja
untuk disediakanbagi pensiun. Program pensiun iuran pasti menentukan jumlah kontribusi
pemberikerja pada program pensiun.

Ekonomi akuntansi pensiunBiaya pensiun ekonomi atau beben merupakan biaya bersih selama
periodebersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang .pengembalian
atas aktiva program pensiun digunakan untuk menutupbiaya-biayatersebut untuk menghitung
biaya pensiun ekonomi bersih.Bunga Pensiun berulang terdiri atas dua komponen sebagai
berikut :
1. Biaya jasaMerupakan nilai sekarang aktiva atau imbalan pensiun yang dihasilkanoleh
pegawai berdasarkan rumus imbaln pensiun. Biaya yangmenambah PBO ini timbul saat
pegawai bekerja satu periode lagi.Biaya jasa hanya ada dalam program yang mendasarkan
jum;lahpensiun pada periode jasa.
2. Biaya bungaMerupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaranpensiun
menjadi satu periode lebih dekat. Biaya ini muncul karenaPBO merupakan nilai sekarang atas
imbalan pensiun di masa datang.

6. Biaya pensiun yang tidak berulang, yang berasal dari peristiwa seperti perubahanasumsi
aktiva atau perubahan ketentuan program terdiri dari dua komponen sbb:
1.Keuntungan atau kerugian aktivaMerupakan perubahan PBOyang terjadi saatasumsi
aktivadalam penghitungan PBO direvisi . Tingkat diskonto merupakan faktoryang sering direvisi
karena ketergantungnnya pada tingkat bungayang berlaku dalam ekonomi.
2. Biaya jasa lalu timbul karena perubahan ketentuan programpensiun atau PBO. Biaya jasa
lalu meliputi imbalan pensiun yangdibentuk oleh amandemen program yang umumnya terjadi
karenanegosiasi tenaga kerja dan tawar menawar secara kolektif.Komponen terakhir dalam
penghitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalahpenyesuaian untuk pengembalian actual
aktiva program.
Pengembalian actual akiva program
Merupakan laba program pensiun. Laba aktiva program terdiri daripenghasilan investasi,
kenaikan modal serta dividend dan bunga yang diterima,dikurangi upah manajemen , ditambah
kenaikan yang direalisasi dan yang tidakdirealisasi aktiva program lainnya.Membandingkan
biaya pensiun yang dilaporkan dan biaya pensiun ekonomi.Tampak3 perbedaan nyata:
1.

Yang dilaporkan adalah pengembalian yang diharapkan atas aktiva program

2.

Daampak perubahan aktuaria dan jasa lalu tidak termasuk dalam biayapensiun yang
dilaporkan.

3.

Komponen yang ditangguhkan diamortisirkan selama jasa pegawai yangtersisa

7. D. Kontijensi dan Komitmen


Kontijensi
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yangpenyelesaiannya bergantung
pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.Kewajiban kontijen muncul dari perkara hukum,
ancaman pengambilalihanpenagihan piutang, klaim atas garansi produk atau kerusakan
produk, garansikinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan
kerugianproperti. Analisis Kewajiban KontinjenKontijensi yang dilaporkan sperti garansi jasa
merupakan estimasi dan juga harus menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian
(keuntungankontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :
O Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko
O Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihaklain diperlakukan dalam
penentuan risiko
O Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.
Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaanberdasarkan kinerja di
masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidakdiakui dalam laporan keuangan karena peristiwa
sepertipenandatangan kontrak atau penerbitan pesanan.E. Pendanaan di Luar
NeracaPendanaan di luar neraca (off-balanced-sheet financing) adalah tidaktercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu..Entitas
Bertujuan khusus , dimana konsepnya adalah sbb :a. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor
dan dikapitalisasi denganinvestasi ekuitasb. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan
meminjam dari pasar kredit dan membeli aktiva dari atau perusahaan sponsor.c. Arus kas dari
aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakanpengembalian bagi investor ekuitas

8. F. Ekuitas Pemegang Saham Analisis ekuitas pemegang daham meliputi :

Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaanekuitas


Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham danpriosritas mereka dalam
likuidasi
Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.

Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasanlainnya atas distribusi laba


ditahan.

Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi,opsi saham,dan kesepakatan lainnya
yang berpotensi menerbitkan saham.
http://analisislaporankeuanganajung25.blogspot.com/2012/10/analisis-aktivitaspendanaan.html

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

Kewajiban (liabilities) merupakaan klaim pihak luar atas asset dan sumber daya
perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi
dan biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan
(financing liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel
bayar jangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban
operasi (operating liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti
kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Kewajiban
umumnya dilaporkan sebagai lancer dan tidak lancar, biasanya didasarkan pada
kapan kewajiban tersebut jatuh tempo, dalam waktu satu tahun atau tidak. Ekuitas
(equity) merupakan klaim pemilik atas asset bersih perusahaan.
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancer (atau jangka pendek) merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan penggunaan asset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.
Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana
yang lebih panjang antara satu tahun dan satu siklus operasi perusahaan.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi,
meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang
muka, utang usaha, dan beban operasi akrual pendanaan, meliputi pinjaman jangka
pendek bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.
Kewajiban Tak Lancar
Kewajiban tak lancer (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.
Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilao nominal obligasi
bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang dibayarkan atas obligasi
tersebut.

Penerbit obligasi menawarkan beragam insentif untuk mempromosikan penjualan


obligasi dan mengurangi tingkat bunga yang diinginkan. Promosi ini meliputi fitur
konversi dan waranuntuk membeli saham biasa perusahaan penerbiat obligasi.
Analisis Kewajiban
kita harus menganalisis penjelasan kewajiban berikut ketentuan,kondisi,dan
batasanya.fituf penting dalan analisi kewajiban :
Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo,tingkat buanga,pola
pembayaran,daan jumlah)
Pembatasan pemakaiaansumberdaya dan pelaksanaan aktivitas bisnis
Kemampuan dan fleksibelitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
Kewajiban untuk modal kerja perbandingan utang terhadap ekuitas (debit top
equity)dan ukuran keuangan lainnya.
Firtur konversi kewajiban yang bersifat difusi
Larangan atas pembayaran-pembayaran atas deviden

SEWA

Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor)dan penyewa


(lease).perjanjian tersebutmemberi hak kepada lease untuk menggunakan aset
yang di miliki leasor,selama masa sewa.sebagai balasannya lesee membayar sewa
yang disebut pembayaran sewa minimum leaseepayment.

Ada dua jenis sewa yaitu:

Sewa pendanaan yang mana lessor menctata sewa sebagai penjualan dan
transaksi pendanaan
Jika di klasifikasikan sebagai sewa guna usaha ini baik aset yangdi swakan
maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca,sewa lainnya di catat seabagisewa
oprasi
AKUNTANSI PELAPORAN SEWA
Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
klasifikasi lease dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat terjadinya
memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut:

Terdapattransfer kepemilikan aset kepada lease padda akhor masa sewa


Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah
Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset
Nilai sekarang pembayarn sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari
nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang dikurangi oleh lessor.
Sewa dapat di klasifikasikan sebagai operating leasse jika tidak ada satupun kriteria
tersebut terpenuhi.
Akuntansi Sewa-Sebuah Ilustrasi :Bagian membandingkan dampak akuntansi sewa
sebagai kapital lease,secara khusus kita dapat melihat dampaknya pada laporan
labarugi maupun neraca lease.
Pengungkapan Sewa :aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan kapital
lease untuk melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca.terlebih
laggi perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk
kapital lease dan operator lease di tingkat pembatalan.
Analisis Sewa:bagian ini melihat dampak operating leae dan kapital lease terhadap
laporan keuangan.bagian ini memberikan bagian yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operator lease dan di catat sebagai capital
lease .
Dampak operating lease :
Dampak operator lease :

Operating lese menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan


tidak menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.

Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya

Operatinglease menunda pengakuan bebandi bandingkan dengan cpital lease

Operating lease menyajiakan kewajiban lancar lebih renadah dari seharusnya


dengan tidak menyajiakan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun dalam neraca.

Operator lease memasukkan bunga dalam beban sewa

Konversi Operating Lease menjadi Kapila Lease


Langkah-langkah konversi operator lease menjadi kapital lease :

Menilai apakah klasifikasi operating lease dapat diterima

Untuk mengkonversi operating lease kita memerlukan estimasi nilai sekarang


kewajiban operating lease

Menghitung nilai aset sewa

Mengestimasi dampakreklasifikasi sewapada laba yang di laporkan

.
MANFAAT PASCAPENSIUN
Terdapat dua manfaat passca pensiun :

Manfaat pensiun dimana pemberi kerja menjanjniann manfaat moneter


kepada pekerja pasca pensiun.

Manfaat lain pasca pensiun pekerja dimanapemberi keja membeirikan


manfaat lain. Terutama pemeliharan kesehatan dan asuransi jiwa.
Manfaat Pensiun :akuntansi pensiun mensyaratkan pemahaman ekonomi yang
mendasari transaksi dan peristiwa pensiun.

Sifat Kewajiab Pensiun


Program pensiun merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat
pensiun bagi perkerja dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak peberi kerja
yang memberikan kontribusi pada program pensiun ,pekerja yang menerima
manfaat dan dana pensiun.dana pensiunterpisah dari pemberi kerja dan
diadministrasikan oleh pihak yang di tunjuk.program pensiun daopat dibagi dalam
dua kategori utama yaitu: program pensiun manfaat pasti menentukan jumlah
pensiun yangdisajikan oleh pemberi kerja untuk di sediakan bagi
pensiunan.program pensiun iuran pasti menetukan jumlah kontribusi pemberi kerja
pada program pensiu

Persayaratan Akuntansi Pensiun


Kerangka dasar akuntansi pensiun di jelaskan pertama kali oleh GAAPdalam SFAS 87
. fokus SFAS 87 adalah tercapainya ukururan biaya pensiun yang stail dan ermanen
oeh karena itu beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih disebut biaya
pensiun periode bersih.status yang diakui dalam neraca akuntansi pensiun terrkini
(SFAS 158) mengakui status pendanaan bagi program pensiun pada neraca.biaya
pensiun yang diakui pengakuan biaya pensiun dimasukan dalam laba bersih (yaitu
biaya periodik pensiun bersih )adala versih rata dari biaya pensiun ekonomi akrual
untuk periode tersebut .artikulasi neraca dan laporan laba rugi oleh karena
peruahan atas status pendanaan (yang diakui dalam neraca )tidakdimasukkan
dalam biaya pensiun yang diakui ,sekuritas dalam neraca dan laporn laba rugi tidak
akan di artikulasikan.
Manfaat Karyawan PascaPensiun Lainnya:manfaat passcapensiun selain pensiun
atau manfaat lain pasca pensiun karyawan merupakan manfaat yang di berikan
oleh pemberi kerja kepada pensiun dan anggota keluarganya.

Pelaporan Manfaat Pascapensiun ketentuan pelaporan pasca pensiun (manfaat


pensiun dan OPEB) diatur dalam SFAS 132 yang mengharuskan format
engungkapan yang sama bagi OPEB dan manfaat pensiun.

Analisis Manfaat Pascapensiun


Prosedur langkah untuk analisis manfat pascapensiun:

Menentukan dan merekonsiliasikan biaya dan kewajiban manfaat ekonomis


yang di laporkan

Membuat penyesuaian yang diperluakn atas laporan keuangan

Mengevaluasi assumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan

Memeriksa paparan resiko pensiun

Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun

Paparan Resiko Pensiun


Program pensiun dapat mengahadapkan perusahaan pada resiko tertentu.resiko ini
timbul dala hal aset program mempunyai profit resiko yang berbeda dengan
kewajiban pensiun khususnya ketika perubahab niala pasar suatu aset program tidk
mempunyai profit resiko berbeda dengan perubahan pada kewajiban pensiun.nilai
kewajiban pensiun sensitif terhadap perubahan tingkat diskonto yang kemudian
merefleksikan hasil obligasi perusahaan atau tingkat bunga.resiko pensiun secara
teknik dapat mendefenisikan resiko sebagai probabilitas etidak mampuan suatu
perusahaan membayar kewajiaban pensiun tahun berjalan.faktor yang menentukan
resiko pensiun swuatu perusahaan yaitu: (1)intensitas pensiun,yaitu besaran
kewajiban pensiun (aset program) sehubungan dengan pos aset lainya
dalamperusahaan tersebut(2)sejauh mana profit resio dari aset program salah di
kaitkan (mismatched)dengan kewajiban pensiunnya.seorang analisi harua menilai
masing-masing faktor diatas dalam rangka paparan resiko pensiun perusahaan.
Implikasi Arus Kas atas Manfaat Pascapensiun
Implikasi aruskas pascapensiun langsung dirasakan.yaitu bahwa arus kas keluar
sama dengan kontribusi yang disiapak perusahaan untk program ini.

KONTIGENSI DAN KOMITMEN KONTIJENSI


Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian pontensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan .kerugian kontijensi
disebut kewajiabn kontijen/bersyaratmerupakan kalaim potensial atas sumber daya
perusahaan.kewajiab kontijen timbul dari perkara hukum,ancaman pengambila
alihan,penagihan piutang,klain atas garansi produk atau kerusakan produk

garansikinerja perhitungan pajak ,resiko yang di asuransikan sendiri dan kerugian


propertiakaibat bencana.
Analisis Kewajiban Kontijen
Kewajiaban kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jamianan merupakan
estimasi.keakuaratan analisis kita atas kewajiaban tergantung pada keakuratan
estimasi tersebut ,yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu
perusahaan atau harapan dimasa depan.pengungkapan kontijensi umumnya
meliputi:

Deskripsi kewajiaban kontijen dan tingkat resiko

Jumlah kontijensi pontesial dan bagaimana partisipasi pihak lain di perlakukan


dalam penentuan resiko.

Pembebanan estimasi kerugian kontijen ,jika ada

Komitmen
Komitmen merupak klaim potensial atas sumberdaya perusahaan berdasarkan
kinerja di masa depan sesui kontrak.komitmen tidak di akui dalam laporan
keuangan karena peristiwa seperti ini di panadang kontak atau enerbit pesanan
pembelian bukan merupkan transaksi yang lengkap.semua komitmen memerlukan
pengungakapan faktor-faktor penting atas kewajiaban komitmen termasuk
jumlah,kondisi,dan waktu.

PENDANAAN DILUAR NERACA


Pendanan diluar neraca(of-balence-sheet fianancing) adalah tudak
tercatatnyakewajiabn pendanaan tertentu.transaksi yang memenuhi pengertian ini
seperti operating lease tidak dapat dibedaka dengan capital lease .selain sewa
terdapat rancangan pendanaan diluar neraca lainnya muali dari yang sederhana
hinggga yang komleks.rancangan ini merupakan bagai dari tatanan yang selalu
beruabah ,dimana saat ketentuan akuntansi atas transaksi di laur pendanaan diluar
neraca di terapakan untuk mencerminkan kewajiabn di ciptakantransaksi baru yang
inovatif untuk menggantiannya.
Contoh Pendanaan Diluar Neraca
contoh rancangan ini adalah purchase agreement dan trought-put
agreement dimana perusahaansepakat untk membeli barang sejumlah tertentu
melalui fasilitas pemrosesan ,atautake-or-pray agreement dimana perusahaan
memberikan jaminan unntuk membayar sejumlah tertentu barang ,di perlukan atau
tidak.

Entitas bertujan Khusus

entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entitas _spe),yang sekarang
mkenjadi tidak terkenal setelah bangkrutnya enron telah menjadi mekanisme
pandanaan yang sah setelah lebi dario dua dekade dan menjadi dua bagian yang
tak terpisahkan darib keuanganperusahaan saat ini.konsp SPE adalah:

SPE di bentuk oleh perusahaan sponsor dan di kapitalisasi dengan investasi


ekuitas ,beberapa di antarana harus berasal dari pihak ketiga yang independen

SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit
dan membeli aset dari atau untukmperusahaan sponsor

Arus kas dari aset digunakan untuk membayar hutang dan menyediakan
pengembalian bagian investor ekuitas.
Terdapat dua alasan untukkepopouleran SPE:
1.
SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada
meminjam langsung dari pasar kredit.
2.
Dalam GAAP sekarang SPE di strukturkan dengan benar,SPE di perlukann
sebagai entitas terpisah ,tidakdi konsolidasikan dengan perusahaan sponsor
.dengan demikina perusahaan dapat menggunaka SPE untuk melakkukan transaksi
di luar neraca untuk memeindahkan aset,kewajiaban atau keduanya dari neraca.
Petunjuk GAAP tentang akuntansi untuk SPE dan aturan konsolidasinya dengan
perusahaan sponsor di sediakan dalam SFAS 140 dan FIN 46 R .

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang
saham)perusahaan.ekuitas di pandang klaim pemilik atas aset bersih
perusahaan.klaim pemegang sekuritas ekuitass umumnya berada di bawah kreditor
,yang berarti klai kreditor di penuhi terrlebihh dahulu.analisis atas ekuitas harus
mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan standarekuitas pemegang
saham.analisi tersebut meliputi:
Mengkalsifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas
Pempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang sahamdan prioritas
mereka dalam likuidasi
Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas
Menelaah kontrak ,ketentuan hukum,dan pembatasan-pembatasan lainnya atas
distribusi saldo laba.
Menilai ketentuan dan provisi sekuritas yang dapat di konversi ,opsi saham,dan
kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham
Penting bagoi kita untuk membbedakan antara instrumen kewajiaban dan
instrumen ekuitas mengingat perbedaan resio dan pengembalian kedua instrumen

tersebut.perbedaan inni penting terutama jia instrumen keuangan memiliki


karakteristik kewajiban dan karakteristik ekuitas.
Modal Saham
Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelassn atas perubahan jumlah lembar
modal.alasan perubahan modal saham terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar:
Penerbitan saham
Konversi hutang dan saaham preferen
Penerbitan deviden saham dan pemecahhan saham
Penerbiatan saham dalam akuisisi merger
Penerbitan untuk akuisisi dan waran
Sumber penuruna saham yang beredar:
Pembelian dan penghentian saham
Pembelian kembali saham
Pemecahan sahamterbalik
Modal disetor merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham
segai pembayaran modal saham.modal di setor di bagi mejadi dua bagian yaitu
untuk modal saham nominal dan sisanyadilaporkan sebagai kelebihan modal di
setor /modal di setor atas nilai nominal.saham diperoleh kembali meruopakan
saham saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya di terbitkan dan
di bayar penuh.
Klasifikasi Modal Saham
Modal saham (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang
ekuitas sebagai pembayaraan aset dan jasa.saham preferen merupakan kelompok
khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimikili oleh saham biasa,ciri-ciri
umum saham preferen yaitu:
Perioritas atas distribusi devidentermasuk hak partisipasi dan deviden komulatif
Prioritas atas likuidasi terutama pentinga karena selisih antara nilai nominal dan
nilai lukuidasi saham preferen bisa besar
Tidak memiliki hak suara-yang dapat berubah karena perubahanhal-hhal seperti
deviden yang tidak dibayarkan
Harga pembelin kembali-biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen
dari pembelian kembali yang terlau awal.

Saham biasa(common stock)merupakan keloompok saham yang mencerminkan


hak kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pemgembalian tinggi atas kinerja
perusahaan.

Analisis Modal Saham


Akun-akun dalam ekuitass pemengang saham umunya tidak mempengaruhhi
penentuan laba,sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba.informasi yang
lebih relevan bagi analisis adalahkomposisi pos modal dan pembatasanpembatsaan yang berlaku.komposisi ekitass pentingkarena dapat mempengaruhi
hak sisa atass sahamm biasa,serta hak dn resiko atas pengembalian bagi investor
ekuitas.
Saldo Laba
Saldo laba(retained earning)merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan.akunsaldo laba mencerminakan akumulasi laba atau rugi yang tidak
dibagikan sejakberdirinya perusahaan.
Deviden Tunai Dan Deviden Saham
Deviden tunai(cash deviden)merupakan distribusi kas kepada pemegang
saham.deviden ini merupaka deviden umum dan saat di umukan menjadi kewajiban
bagi perusahaan.jenis deviden yang lainialah deviden no-tunai atau deviden
properti,deviden ini terutang dalam bentuk barang atau bentuk saham perusahaan
lain.Deviden saham (stock deviden)adala distribusi saham perusahaan itu sendiri
kepada pemegang saham secara proposional.dvidn ini menggambarkan kapitalisasi
saham secara permanen.pemegang saham menerima saldo laba ke akun modal.

Pembatasan Saldo Laba


Pembatasan saldolabba dapatdibatasi pada pembayaraan deviden sebagai
akibatkontrak perjanjian,seperti perjanjian pinjaman atau melalui tindakan dewan
direksi.pembatasan atau persyaratan saldo laba (restriction or convenant of
retained earning)merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba sejumla
tertentu.pembatassan pentingmeliputi pembattassan distribusi deviden.

Spin-off dan Split-off


Pembagian anak perusahaan kead pemegang saham dapatmengambil satu dari dua
bentuk berikut:
Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham
sebagai deviden aset(investasi dalam anak perusahaan )dikurangi sebagai saldo
laba

Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham ;aset(investasi anak perusahaan)dikurangi dan sahaam yang
diterima daripemegang saham di perlakukan sebagia saham yang di tarik kembali.

Penyesuaian Periode Lalu


Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment)terutamamerupakan koreksi
kesalahan di periodelaporan keuangan lalu.perusahaan tidak melaporkan dalam
laporan laba rugi,melainkan melaporkan sebagai penesuaian (setelah pajak)atas
saldo awal saldo laba..

Nilai Buku Perlembar Saham


Perhitungan Nilai Buku Perlembar Saham
Nilai buku perlembar saham adalah angka perlembar yang bersal dari likuidasi
perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalan neraca .nilai bukumerupakan
istilah konvensional yang mengacu pada nilai aset bersih yaitu total aset dikurangi
klaim terhadapnya.Nilai buku saham biasa (book value of common stock)sama
dengan total aset dikurangi kewajiban dan klaim sekuritas yang di prioritaskan
(seperti saham priferen)pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca (tetati dapat
pula meliputi klaim sekuritas yang di rioritaskan yang tidak tercatat.Cara sederhana
untuk menghitung nilai buku ialah menjumlahkan akun-akun ekuitas sahm biasa
dan menguranginya dengan klaim yang didahulukan yang tidak tercermindalam
neraca(termasuk devideb terhutang saham preferen,premium likuidasi,atau hak
prioritas saham priferen lainnya.
Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Bnilai buku memiliki peranan penting dalam analisis keuangan,aplikasinya meliputi:
Nilai buku,dengan potensial penyesuiaan,sering sekali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger
Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuitd(ilustrasi keuangan,
investasi, asuransi,dan bank )sangat bergantung pada nilai buku
Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan
penutupan aset(asset coverge)
Aplikasi tersebut harus mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan nilai
buku perlembar saham sbb:
Nilai tercatat aset,khususnya aset jangka panjang seperti property ,pabrik,dan
peralatan biasanya di sajikan pada harga perolehan yang dapat sangat berbeda
dengan nialai pasar
Aset tak berwujud yang dihasilakan secara internal dan aset kontijen dengan
kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermindalam nilai buku.

Kewajiban pada UjungEkuitas


Bagian ini menjelaskan dua akunyang memiliki berada di antara kewajiab dan
ekuitas -_sahham preferen yang dapat ditarik kembali dan kepentingan minoritas.

http://dinaayako.blogspot.com/2012/10/analisis-aktivitas-pendanaan.html

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN


Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban
merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran
di masa depan dalam bentuk uang, jasa atau asset lainnya. Kewajiban (liabilities)
merupakan klaim pihak luar atas asset dan sumber daya perusahaan kini dan masa
depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan
daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan (financing liabilities)
merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang
dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi (operating
liabilities) merupkan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor
perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban pension. Ekuitas (equity)
merupakan klaim pemilik atas asset bersih perusahaan.
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar (atau jangka pendek) merupakn kewajiban yang pelunasannya
memerlukan penggunaan asset lancer atau munculnya kewajiban lancer lainnya.
Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana
yang lebih panjang antara satu tahun dan satu siklus operasi perusahaan. Pada
praktiknya, kewajiban lancer dicatat pada nilai jayuh temponya, bukan pada nilai
sekarangnya, karena pendeknya waktu penyelesaian utang.
Terdapat duan jenis kewajiban lancer. Jenis pertama timbul dari aktivitas
operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue),
uang muka, utang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti utang gaji. Jenis
kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka
pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.
Banyak kesepakatan pinjaman yang memuat persyaratan untuk melindungi
kreditor. Apabila terjadi default (ketidaksanggupan membayar utang) misalnya,
dalam menjaga rasio financial tertentu seperti rasio utang terhadap ekuitas, ketika
utang terjatuh tempo dan harus segera di bayar. Bagian utang jangka panjang yang
jatuh tempo tesebut harus dikategorikan sebagai utang lancar.

Kewajiban Tak Lancar


Kewajiban yak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Kewajiban tak
lancar beragam bentuknya, dan penilaian serta serta pengukurannya memerlukan

pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Mengungkapan meliputi tingkat


bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan dan provisi subordinasi.
Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal
obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang di bayarkan atas
obligasi tersebut. Penerbit obligasi kadang menjual obligasi pada harga di bawah
nilai nominal (diskon) atau di atas nilai nominal (premium). Diskon atau premium
mencerminkan penyesuaian atas harga obligasi untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang diminta pasar (markets required rate of return).
Salah satu hal masalah timbul apabila utang jangka panjang diukur dengan
nilai wajar adalah bahwa nilai utang jangka panjangperusahaan yang dilaporkan
akan turun ketika posisi kredit perusahaan memburuk (yaitu apabila kelayakan
kredit yang buruk akan menurunkan nilai pasar obligasi). Penurunan dalam nilai
obligasi yang dilaporkan akan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Penerbitan obligasi menawarkan beragam insentif untuk mempromosikan
penjualan obligasi dan mengurangi tingkat bunga yang diinginkan. Promosi ini
meliputi fitur konversi dan waran untuk membeli saham biasa perusahaan penerbit
obligasi.

Analisis Kewajiban
Auditor merupakan satu sumber kewajiban dalam identifikasi dan pengukuran
kewajiban. Auditor menggunakan teknik konfirmasi langsung, melakukan telaah
atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya pada pihakpihak yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa
perusahaan mencatat seluruh kewajiban. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi
berpasangan atau ayat berganda (double- entry accounting) yang mensyaratkan
adanya jurnal penyeimbang antara perolehan asset, sumber daya atau biaya
dengan kewajiban atau pembebanan sumber daya.
Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita harus
mewaspadai penyajian laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang
lebih rendah atau ditangguhkan.

Sewa
Sewa(lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa
(lease). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada leasee untuk menggunakan
asset yang dimiliki oleh leasor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lease
menbayar sewa yang disebut pembayaran sewa minimum (minimum lease
payment MLP).
Dua metode alternative untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan
dalam kontrak sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan
secara substansial dicatat sebagai perolehan asset dan menimbulkan kewajiban
bagi lease. Sama halnya dengan leasor yang mencatat sewa tersebut sebagai

penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini disebut sewa pendanaan. Jika
diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha, baik asset yang disewakan
maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya dicatat sebagai sewa
operasi (operating lease). Dalam hal operating lease, lease (leasor) mencatat MLP
sebagai beban (pendapatan )sewa, dan tidak ada asset atau kewajiban yang diakui
dalam neraca.
Lease sering mengatur sebuah sewa agar dapat dicatat sebagai operating
lease, dengan cara tersebut lease melakukan pendanaan di luar neraca (off balance
sheet financing). Pendanaan di luar neraca mengacu pada kenyataan bahwa dalam
operating lease, asset sewa maupun kewajiban yang terkait tidak diakui dalam
neraca, walaupun banyak manfaat dan resiko kepemilikan yang ditransfer kepada
lease. Keputusan untuk mencatat sewa sebagai capital lease atau operating lease
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan.
Pembahasan pendanaan sewa bagi lease dimulai dengan penjelasan
pengaruh klasifikasi sewa terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya
adalah analisis pengungkapan sewa dengan mengacu pada pengungkapan oleh
best buy.

Akuntansi dan Pelaporan Sewa


Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria sebagai
berikut : (1) terdapat transfer kepemilikan aset kepadaleasee pada akhir masa
sewa; (2) terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah (bargain price); (3)
masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset; atau (4) nilai
sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90%
atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan
oleh leassor. Sewa dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak
memenuhi kriteria tersebut.
Aturan akuntansi mensyaratkan lease untuk mengungkapkan, biasanya
dalam catatan atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut : (1) MLP di masa
depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-masing
tahun selamalima tahun mendatang dan total setelahnya, dan (2) beban sewa
untuk masing-masing periode yang dilaporkan di laporan laba rugi.

Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan
aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus
mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk capital lease dan operating
lease yang tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.
Analisis Sewa

Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap analisis
laporan keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang
bagaimana menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang
seharusnya ducatat sebagai capital lease.
Dampak Operating Lease
Insentif bagi leasee untuk menstrukturkan sewa sebagai operating lease terkait
dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Ringkasan
dampak pada laporan keuangan ini adalah :

Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio
solvabilitas yang sering digunakan dalam analisis kredit.

Operatig lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat
meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset
(asset turnover ratios).

Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.


Artinya, operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan
melaporkan laba lebih rendah di akhir masa sewa.

Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun dalam neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancar dan pengukuran
likuiditas lainnya.

Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian,


operating lease menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan
beban bunga. Hal tersebut menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.

Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease


untuk mengonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan estimasi
nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini di mulai dengan estimasi
tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran
sewa. Untuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating lease,
kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease dan
mengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease. Tingkat bunga
implicit capital lease dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error) dan
merupakan tingkat bunga yang menghasilkan angka proyeksi pembayaran capital
lease sama dengan angka nilai sekarang capital lease, di mana keduanya
diungkapkan dalam catatan kaki sewa.
http://pidadesi.blogspot.com/2012/10/analisis-aktivitas-pendanaan.html

Anda mungkin juga menyukai