Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas asset dan sumber daya
perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan
biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan (financing
liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang
dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi (operating liabilities)
merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang
ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai lancer dan
tidak lancar, biasanya didasarkan pada kapan kewajiban tersebut jatuh tempo, dalam waktu
satu tahun atau tidak. Ekuitas (equity) merupakan klaim pemilik atas asset bersih perusahaan.
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (atau jangka pendek) merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan penggunaan asset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Periode yang
diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana yang lebih panjang antara
satu tahun dan satu siklus operasi perusahaan.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi,
meliputi  utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang
usaha, dan beban operasi akrual pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek bagian utang
jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.
Kewajiban Tak Lancar
Kewajiban tak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban
ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.
Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi
bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang dibayarkan atas obligasi tersebut.
Penerbit obligasi menawarkan beragam insentif untuk mempromosikan penjualan
obligasi dan mengurangi tingkat bunga yang diinginkan. Promosi ini meliputi fitur konversi
dan saran untuk membeli saham biasa perusahaan penerbit obligasi.

Analisis Kewajiban
            kita harus menganalisis penjelasan kewajiban berikut ketentuan,kondisi,dan
batasanya.fituf penting dalan analisi kewajiban :
 Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan
jumlah)
 Pembatasan pemakaian sumberdaya dan pelaksanaan aktivitas bisnis
 Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
 Kewajiban untuk modal kerja perbandingan utang terhadap ekuitas (debit top equity)dan
ukuran keuangan lainnya.
 Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi
 Larangan atas pembayaran-pembayaran atas deviden

SEWA
Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa
(lease). Perjanjian tersebut memberi hak kepada lease untuk menggunakan aset yang di miliki
leasor selama masa sewa. Sebagai balasannya lease membayar sewa yang disebut
pembayaran sewa minimum lease payment.
Ada dua jenis sewa yaitu:
 Sewa pendanaan  yang mana lessor mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi
pendanaan
 Jika di klasifikasikan sebagai sewa guna usaha ini baik aset yang disewakan maupun
kewajiban sewa diakui dalam neraca, sewa lainnya di catat seabagi sewa operasi
AKUNTANSI PELAPORAN SEWA
Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Klasifikasi lease dan mencatat sewa sebagai capital lease jika  pada saat  terjadinya
memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut:
 Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lease pada akhor masa sewa
 Terdapat opsi untuk  membeli aset pada harga murah
 Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset
 Nilai sekarang pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai
wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang dikurangi oleh lessor.
 Sewa dapat di klasifikasikan sebagai operating lease jika tidak ada satupun kriteria
tersebut terpenuhi.
Akuntansi Sewa-Sebuah Ilustrasi
Bagian membandingkan dampak akuntansi sewa sebagai kapital lease, secara khusus
kita dapat melihat dampaknya pada laporan laba rugi maupun neraca lease.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan kapital lease untuk melaporkan
aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi perusahaan harus
mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk kapital lease dan operator lease di
tingkat pembatalan.
Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak  operating lease dan kapital lease terhadap laporan
keuangan. Bagian ini memberikan bagian yang spesifik tentang bagaimana menyesuaikan
laporan keuangan untuk operator lease dan di catat sebagai capital lease .
Dampak operating lease :
Dampak operator lease :
 Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
 Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya
 Operating lease menunda pengakuan bebandi bandingkan dengan cpital lease
 Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
dalam neraca.
 Operator lease memasukkan bunga dalam beban sewa

Konversi Operating Lease menjadi Kapital Lease


Langkah-langkah konversi operator lease menjadi kapital lease :
 Menilai apakah klasifikasi operating lease dapat diterima
 Untuk mengkonversi operating lease kita memerlukan estimasi nilai sekarang kewajiban
operating lease
 Menghitung nilai aset sewa
 Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa pada laba yang di laporkan
.
MANFAAT PASCAPENSIUN
Terdapat dua manfaat passca pensiun :
 Manfaat pensiun dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja
pasca pensiun.
 Manfaat lain pasca pensiun pekerja dimana pemberi keja memberikan manfaat lain.
Terutama pemeliharan kesehatan dan asuransi jiwa.
Manfaat Pensiun :akuntansi pensiun mensyaratkan pemahaman ekonomi yang mendasari
transaksi dan peristiwa pensiun.
Sifat Kewajiab Pensiun
Program pensiun merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat
pensiun bagi pekerja dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak pemberi kerja yang
memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja yang menerima manfaat dan dana
pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dan di administrasikan oleh pihak yang di
tunjuk. Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori utama yaitu: program pensiun
manfaat pasti menentukan jumlah pensiun yang disajikan oleh pemberi kerja untuk di
sediakan bagi pensiunan. Program pensiun iuran pasti menetukan jumlah kontribusi
pemberi kerja pada program pension.
Persayaratan Akuntansi Pensiun
Kerangka dasar akuntansi pensiun di jelaskan pertama kali oleh GAAPdalam SFAS
87. Fokus SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil dan permanen oleh
karena itu beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih disebut biaya pensiun periode
bersih. Status yang diakui dalam neraca akuntansi pensiun terrkini (SFAS 158) mengakui
status pendanaan bagi program pensiun pada neraca. Biaya pensiun yang diakui pengakuan
biaya pensiun dimasukan dalam laba bersih (yaitu biaya periodik pensiun bersih) adalah versi
rata dari biaya pensiun ekonomi akrual untuk periode tersebut. Artikulasi neraca dan
laporan laba rugi oleh karena perubahan atas status pendanaan (yang diakui dalam neraca)
tidak dimasukkan dalam biaya pensiun yang diakui, sekuritas dalam neraca dan laporan laba
rugi tidak akan di artikulasikan.

Manfaat Karyawan PascaPensiun Lainnya


Manfaat passcapensiun selain pensiun atau manfaat lain pascapensiun karyawan
merupakan manfaat yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pensiun dan anggota
keluarganya.
Pelaporan Manfaat Pascapensiun ketentuan pelaporan pasca pensiun (manfaat
pensiun dan OPEB) diatur dalam SFAS 132 yang mengharuskan format pengungkapan yang
sama bagi OPEB dan manfaat pensiun.

Analisis Manfaat Pascapensiun


Prosedur langkah untuk analisis manfat pascapensiun:
 Menentukan dan merekonsiliasikan biaya dan kewajiban manfaat ekonomis yang di
laporkan
 Membuat penyesuaian yang diperluakn atas  laporan keuangan
 Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan
 Memeriksa paparan resiko pensiun
 Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun

Paparan Resiko Pensiun


Program pensiun dapat mengahadapkan perusahaan pada resiko tertentu. Resiko ini
timbul dalam hal aset program mempunyai profit resiko yang berbeda dengan kewajiban
pensiun khususnya ketika perubahan nilai pasar suatu aset program tidak mempunyai profit
resiko berbeda dengan perubahan pada kewajiban pensiun. Nilai kewajiban pensiun sensitif
terhadap perubahan tingkat diskonto yang kemudian merefleksikan hasil obligasi perusahaan
atau tingkat bunga. Resiko pensiun secara teknik dapat mendefenisikan resiko sebagai
probabilitas. Ketidakmampuan suatu perusahaan membayar kewajiban pensiun tahun
berjalan. Faktor yang menentukan resiko pensiun suatu perusahaan yaitu: (1) intensitas
pensiun, yaitu besaran kewajiban pensiun (aset program) sehubungan dengan pos aset lainnya
dalam perusahaan tersebut (2) sejauh mana profit resiko dari aset program salah dikaitkan
(mismatched) dengan kewajiban pensiunnya. Seorang analisa harus menilai masing-masing
faktor diatas dalam rangka paparan resiko pensiun perusahaan.
Implikasi Arus Kas atas Manfaat Pascapensiun
Implikasi aruskas pascapensiun  langsung dirasakan yaitu bahwa arus kas keluar sama
dengan kontribusi yang disiapkan perusahaan untuk program ini.

KONTIGENSI DAN KOMITMEN KONTIJENSI


Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian pontensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan .kerugian kontijensi disebut
kewajiabn kontijen/bersyarat merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijen timbul dari perkara hukum,ancaman pengambil alihan, penagihan
piutang, klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja perhitungan pajak ,
resiko yang di asuransikan sendiri dan kerugian properti akibat bencana.
Analisis Kewajiban Kontijen
Kewajiaban kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jamianan merupakan
estimasi keakuaratan analisis kita atas kewajiban tergantung pada keakuratan estimasi
tersebut , yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan
dimasa depan. Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi:
 Deskripsi kewajiaban kontijen dan tingkat resiko
 Jumlah kontijensi pontesial dan bagaimana partisipasi pihak lain di perlakukan dalam
penentuan resiko.
 Pembebanan estimasi kerugian kontijen ,jika ada

Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumberdaya perusahaan berdasarkan
kinerja di masa depan sesuai kontrak komitmen tidak di akui dalam laporan keuangan karena
peristiwa seperti ini di panadang kontak atau penerbit pesanan pembelian bukan merupakan
transaksi yang lengkap. Semua komitmen memerlukan pengungkapan faktor-faktor penting
atas kewajiban komitmen termasuk jumlah, kondisi, dan waktu.

PENDANAAN DILUAR NERACA


Pendanaan diluar neraca (of-balence-sheet fianancing) adalah tidak tercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu, transaksi yang memenuhi pengertian ini seperti operating
lease tidak dapat dibedaka dengan capital lease. Selain sewa terdapat rancangan pendanaan
diluar neraca lainnya muali dari yang sederhana hingga yang kompleks, rancangan ini
merupakan berbagai dari tatanan yang selalu berubah ,dimana saat ketentuan akuntansi atas
transaksi di luar pendanaan neraca di terapkan untuk mencerminkan kewajiban diciptakan
transaksi baru  yang inovatif untuk menggantinya.
Contoh Pendanaan Diluar Neraca
Contoh rancangan ini adalah purchase agreement dan trought-put agreement dimana
perusahaansepakat untk membeli barang sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan ,atau
take-or-pray agreement dimana perusahaan memberikan jaminan unntuk membayar sejumlah
tertentu barang ,di perlukan atau tidak.

Entitas bertujan Khusus   


Entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entitas _spe),yang sekarang menjadi
tidak terkenal setelah bangkrutnya enron telah menjadi mekanisme pandanaan yang sah
setelah lebi dario dua dekade dan menjadi dua bagian yang tak terpisahkan darib
keuanganperusahaan saat ini.konsp SPE  adalah:
 SPE di bentuk oleh perusahaan sponsor dan di kapitalisasi dengan investasi ekuitas
,beberapa di antarana harus berasal dari pihak ketiga yang independen
 SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli
aset dari atau untukmperusahaan sponsor
 Arus kas dari aset digunakan untuk membayar hutang dan menyediakan pengembalian
bagian investor ekuitas.
Terdapat dua alasan untuk kepopoleran SPE:
1.      SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam langsung
dari pasar kredit.
2.     Dalam GAAP sekarang SPE di strukturkan dengan benar, SPE diperlukann sebagai entitas
terpisah ,tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor, dengan demikian perusahaan
dapat menggunakan SPE untuk melakukan transaksi di luar neraca untuk memindahkan
aset,kewajiban atau keduanya dari neraca.
Petunjuk GAAP tentang akuntansi untuk SPE dan aturan konsolidasinya dengan perusahaan
sponsor di sediakan dalam SFAS 140 dan FIN 46 R .

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas di
pandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan.klaim pemegang sekuritas ekuitass
umumnya berada di bawah kreditor ,yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih dahulu.
Analisis atas ekuitas harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas
pemegang saham. Analisi tersebut meliputi:
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas
 Pempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang sahamdan prioritas mereka dalam
likuidasi
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas
 Menelaah kontrak ,ketentuan hukum,dan pembatasan-pembatasan lainnya atas distribusi
saldo laba.
 Menilai ketentuan dan provisi sekuritas yang dapat di konversi ,opsi saham,dan
kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham
Penting bagi kita untuk membedakan antara instrumen kewajiaban dan instrumen
ekuitas mengingat perbedaan resio dan pengembalian kedua instrumen tersebut.perbedaan
inni penting terutama jia instrumen keuangan memiliki karakteristik kewajiban dan
karakteristik ekuitas.
Modal Saham
Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal.
Alasan perubahan modal saham terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan  modal saham yang beredar:
 Penerbitan saham
 Konversi hutang dan saaham preferen
 Penerbitan deviden saham dan pemecahhan saham
 Penerbiatan saham dalam akuisisi merger
 Penerbitan untuk akuisisi dan waran
 Sumber penuruna saham yang beredar:
 Pembelian dan penghentian saham
 Pembelian kembali saham
 Pemecahan saham terbalik
Modal disetor merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham
sebagai pembayaran modal saham.modal di setor dibagi mejadi dua bagian yaitu untuk modal
saham nominal dan sisanya dilaporkan sebagai kelebihan modal disetor/modal di setor atas
nilai nominal saham diperoleh kembali merupakan saham-saham perusahaan yang dibeli
kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan di bayar penuh.
Klasifikasi Modal Saham
Modal saham (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang
ekuitas sebagai pembayaraan aset dan jasa.saham preferen merupakan kelompok khusus
saham yang memiliki fitur   yang tidak dimikili oleh saham biasa,ciri-ciri umum saham
preferen yaitu:
 Perioritas atas distribusi deviden termasuk hak partisipasi dan deviden komulatif
 Prioritas atas likuidasi terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan nilai
lukuidasi saham preferen bisa besar
 Tidak memiliki hak suara-yang dapat berubah karena perubahan hal-hal seperti deviden
yang tidak dibayarkan
 Harga pembeli kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen dari
pembelian kembali yang terlalu awal.

Saham biasa (common stock) merupakan keloompok saham yang  mencerminkan hak
kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pemgembalian tinggi atas kinerja perusahaan.

Analisis Modal Saham


Akun-akun dalam ekuitass pemengang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang lebih
relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasan-pembatsaan yang berlaku.
Komposisi ekuitas penting karena  dapat mempengaruhi hak sisa atas saha biasa,serta hak dan
resiko atas pengembalian bagi investor ekuitas.
Saldo Laba
Saldo laba (retained earning)merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan.akunsaldo laba mencerminakan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan
sejakberdirinya perusahaan.

Deviden  Tunai Dan Deviden Saham


Deviden tunai (cash deviden) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
Deviden ini merupakan deviden umum dan saat diumukan menjadi kewajiban bagi
perusahaan. Jenis deviden yang lain ialah deviden non-tunai atau deviden properti, deviden
ini terutang dalam bentuk barang atau bentuk saham perusahaan lain. Deviden saham (stock
deviden) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara
proposional, deviden ini menggambarkan kapitalisasi saham secara permanen, pemegang
saham menerima saldo laba ke akun modal.

Pembatasan Saldo Laba


Pembatasan saldo laba dapat dibatasi pada pembayaraan deviden sebagai akibat
kontrak perjanjian, seperti perjanjian pinjaman atau melalui tindakan dewan direksi.
Pembatasan atau persyaratan saldo laba (restriction or convenant of retained earning )
merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba sejumla tertentu. Pembatassan penting
meliputi pembatasan distribusi deviden.
Spin-off dan Split-off
Pembagian anak perusahaan pemegang saham dapat mengambil satu dari dua bentuk
berikut:
 Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham sebagai
deviden aset(investasi dalam anak perusahaan ) dikurangi sebagai saldo laba
 Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang
saham ,aset (investasi anak perusahaan) dikurangi dan saham yang diterima
daripemegang saham di perlakukan sebagian saham yang di tarik kembali.

Penyesuaian Periode Lalu


Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama merupakan koreksi kesalahan
di periode laporan keuangan lalu. Perusahaan tidak melaporkan dalam laporan laba rugi,
melainkan melaporkan sebagai penesuaian (setelah pajak) atas saldo awal saldo laba..
Nilai Buku Perlembar Saham
a. Perhitungan Nilai Buku Perlembar Saham
Nilai buku perlembar saham adalah angka perlembar yang bersal dari likuidasi
perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalan neraca. ”Nilai buku” merupakan istilah
konvensional yang mengacu pada nilai aset bersih –yaitu total aset dikurangi klaim
terhadapnya. ”Nilai buku saham biasa” (book value of common stock) sama dengan total aset
dikurangi kewajiban dan klaim sekuritas yang di prioritaskan (seperti saham priferen) pada
jumlah yang dilaporkan dalam neraca (tetati dapat pula meliputi klaim sekuritas yang
diprioritaskan yang tidak tercatat. Cara sederhana untuk  menghitung nilai buku ialah
menjumlahkan akun-akun ekuitas saham biasa dan menguranginya dengan klaim yang
didahulukan yang tidak tercermin dalam neraca (termasuk deviden terhutang saham preferen,
premium likuidasi, atau hak prioritas saham priferen lainnya.
b. Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis keuangan,aplikasinya meliputi:
 Nilai buku dengan potensial penyesuian sering sekali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger
 Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuidasi (ilustrasi keuangan,
investasi, asuransi,dan bank ) sangat bergantung pada nilai buku
 Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aset (asset coverge)
 Aplikasi tersebut harus mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan nilai
buku perlembar saham
 Nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti property, pabrik, dan
peralatan biasanya disajikan pada harga perolehan yang dapat sangat berbeda dengan
nilai pasar
 Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontijen dengan
kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermin dalam nilai buku.

Analisis Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Arus Kas

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk


Perubahan Price Earning Ratio terhadap arus kas

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 14,63% atau berselisih

2,7, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk mengalami penurunan signifikan sebesar 42,78% atau berselisih Rp.

1.219.889 juta.

Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengalami penurunan sebesar 18,57% atau

berselisih 2,92 dengan nilai Price Earning Ratio (PER) di tahun 2007 ke 2008.

Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 2007 ke

2008 mengalami penurunan sangat signifikan sebesar 319,32% atau berselisih Rp.

5.209.237 juta. Ini berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Price Earning

Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah

yang sama yakni penurunan.Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Price Earning Ratio
(PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 27,83% atau

berselisih 3,57 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 134,49% atau
berselisih Rp. 4.811.897 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Price Earning Ratio (PER) dan
arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

mengalami peningkatan.Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Price earning Ratio (PER) PT.
Telekomunikasi

Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 17,37% atau berselisih 2,84. Sementara
itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan

sebesar 15,14% atau berselisih Rp. 186.850 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010

nilai Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk saling bertolakbelakang kinerjanya.Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Price Earning Ratio
(PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 7,06%
atau berselisih 0,95. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
mengalami penurunan sebesar 64,18%atau berselisih Rp. 911.881 juta. Hasil ini saling
sejalan antara Price Earning Ratio (PER) dengan arus kas bersih PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.Secara garis besar pada rentan waktu 2006 sampai 2011 nilai Price Earning

Ratio (PER) dan juga arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki

trend yang sama-sama meningkat, kecuali pada rentan waktu 2010 ke 2011 yang

saling bertolak belakang kinerjanya. Ini dapat diartikan nilai Price Earning Ratio

(PER) yang didapatkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mempengaruhi arus kas

bersih yang didapatkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk diantara tahun 2006

sampai dengan 2011

Anda mungkin juga menyukai