Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TM 11

MANAJEMEN KEUANGAN
Leasing

Dosen:
Dr. Windijarto ,S E, MBA
Oleh
Yulia Kartikaningrum 242222038

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
1.Types of Leases

Leasing adalah jenis pembiayaan yang memungkinkan perusahaan memperoleh suatu


aset tanpa harus membelinya secara langsung. Perusahaan malah menyewakan aset
tersebut dari lessor, yang merupakan pemilik aset tersebut. Penyewa, yaitu perusahaan
yang menyewakan aset, melakukan pembayaran rutin kepada penyewa selama jangka
waktu sewa.

Berikut adalah empat jenis sewa utama:

Sewa pembiayaan: Dalam sewa pembiayaan, penyewa memiliki secara substansial


seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset sewaan. Artinya, penyewa bertanggung
jawab atas pemeliharaan aset, asuransi, dan pajak. Penyewa juga mempunyai opsi untuk
membeli aset tersebut pada akhir masa sewa. Jenis sewa ini dianggap sebagai
pengaturan pembiayaan jangka panjang dan biasanya digunakan untuk aset yang
mempunyai umur panjang.

Sewa operasi: Dalam sewa operasi, lessor memiliki secara substansial seluruh risiko dan
manfaat kepemilikan aset sewaan. Artinya, lessor bertanggung jawab atas pemeliharaan
aset, asuransi, dan pajak. Penyewa tidak mempunyai opsi untuk membeli aset tersebut
pada akhir masa sewa. Jenis sewa ini dianggap sebagai pengaturan pembiayaan jangka
pendek dan biasanya digunakan untuk aset yang umurnya pendek atau sering
ditingkatkan.

Sales-leaseback: Dalam sales-leaseback, perusahaan menjual aset kepada lessor dan


kemudian menyewakannya kembali. Hal ini dapat dilakukan karena berbagai alasan,
seperti untuk mendapatkan uang tunai, memperbaiki neraca perusahaan, atau untuk
menunda pengakuan keuntungan atau kerugian atas penjualan aset.

Sewa dengan leverage: Dalam sewa dengan leverage, lessor membiayai pembelian aset
dengan hutang. Penyewa kemudian melakukan pembayaran kepada pemberi sewa,
yang digunakan untuk melunasi hutang dan memberikan pengembalian investasi kepada
pemberi sewa.

Jenis sewa yang tepat bagi suatu perusahaan tertentu akan bergantung pada berbagai
faktor, seperti kondisi keuangan perusahaan, jenis aset yang disewakan, dan tujuan
bisnis jangka panjang perusahaan.

2. Accounting anfd Leasing

Berdasarkan standar akuntansi sewa yang baru, perusahaan sekarang harus mengakui
seluruh sewa pembiayaan di neraca mereka. Artinya penyewa harus mengakui aset (aset
sewaan) dan kewajiban (kewajiban sewa) di neracanya. Penyewa juga harus
mendepresiasi aset sewaan dan mengakui beban sewa pada laporan laba rugi.

Sewa operasi tetap tidak termasuk dalam neraca berdasarkan standar akuntansi sewa
yang baru. Namun, penyewa sekarang diharuskan untuk mengungkapkan lebih banyak
informasi tentang sewa operasi mereka di catatan kaki laporan keuangan mereka. Hal ini
mencakup informasi mengenai total biaya sewa, sisa jangka waktu sewa, dan pembagian
antara sewa operasi dan sewa pembiayaan.

Standar akuntansi sewa yang baru mempunyai sejumlah implikasi bagi perusahaan,
termasuk:

Peningkatan transparansi keuangan: Standar akuntansi sewa yang baru akan membuat
laporan keuangan perusahaan lebih transparan dengan mengharuskan mereka
melaporkan semua sewa di neraca mereka. Hal ini akan memudahkan investor dan
pemangku kepentingan lainnya untuk menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Meningkatnya volatilitas: Standar akuntansi sewa yang baru akan membuat laporan
keuangan perusahaan lebih fluktuatif karena mengharuskan mereka mengakui beban
sewa pada laporan laba rugi untuk semua sewa, termasuk sewa operasi. Hal ini dapat
mempersulit perusahaan untuk memenuhi ekspektasi pendapatan analis.
Meningkatnya kompleksitas: Standar akuntansi sewa yang baru bersifat kompleks dan
mengharuskan perusahaan untuk membuat sejumlah pertimbangan akuntansi. Hal ini
dapat meningkatkan biaya kepatuhan terhadap standar baru.
Meskipun terdapat tantangan, standar akuntansi sewa yang baru dimaksudkan untuk
memberikan informasi keuangan sewa yang lebih relevan dan andal. Informasi ini akan
bermanfaat bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengambil
keputusan yang tepat mengenai perusahaan.

3.Taxes and Leases

Pajak dan sewa adalah dua topik kompleks yang dapat berdampak signifikan terhadap
keuangan perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk memahami implikasi pajak dari
perjanjian sewa guna usaha mereka agar dapat mematuhi hukum dan meminimalkan
kewajiban pajak mereka.

Implikasi Pajak dari Sewa

Ada sejumlah implikasi pajak dari sewa, termasuk:

Pengurangan pembayaran sewa: Penyewa umumnya dapat mengurangi pembayaran


sewa sebagai beban atas pengembalian pajak penghasilan mereka. Namun demikian,
pengurangan pembayaran sewa dapat dibatasi dalam kasus-kasus tertentu, misalnya
untuk sewa mobil mewah atau untuk sewa yang bukan merupakan transaksi yang
bonafid.
Pengurangan pembayaran sewa
Perpajakan atas penghasilan sewa: Lessor pada umumnya harus mengakui penghasilan
sewa sebagai penghasilan kena pajak pada laporan pajak penghasilannya. Jumlah
penghasilan sewa kena pajak ditentukan dengan menerapkan tarif sewa terhadap saldo
kewajiban sewa yang belum diamortisasi.
Perpajakan atas pendapatan sewa
Penyusutan aset sewaan: Penyewa pada umumnya tidak diperbolehkan mendepresiasi
aset sewaan untuk tujuan perpajakan. Namun, ada beberapa pengecualian terhadap
peraturan ini, seperti untuk sewa properti nyata dan untuk sewa jenis peralatan tertentu.
Penyusutan aset sewaan
Kredit pajak investasi: Penyewa mungkin dapat mengklaim kredit pajak investasi (ITC)
untuk properti yang disewakan. ITC adalah kredit pajak yang setara dengan persentase
biaya properti. Namun, ketersediaan ITC mempunyai sejumlah keterbatasan.

Perusahaan dapat mengambil sejumlah langkah untuk meminimalkan kewajiban pajak


sehubungan dengan sewa, termasuk:

Menstrukturkan sewa sebagai sewa operasi: Sewa operasi umumnya diperlakukan lebih
menguntungkan untuk tujuan perpajakan dibandingkan sewa pembiayaan. Hal ini karena
penyewa tidak diperbolehkan untuk mendepresiasi aset sewaan untuk tujuan perpajakan,
dan sewa operasi tidak mengalihkan kepemilikan aset sewaan kepada penyewa.
Menegosiasikan persyaratan sewa yang menguntungkan: Perusahaan dapat
menegosiasikan persyaratan sewa yang menguntungkan dengan lessor untuk
meminimalkan kewajiban pajak mereka. Misalnya, perusahaan dapat menegosiasikan
tarif sewa yang lebih rendah atau jangka waktu sewa yang lebih lama.
Memanfaatkan pengurangan dan kredit pajak: Perusahaan dapat memanfaatkan
sejumlah pengurangan dan kredit pajak yang tersedia sehubungan dengan sewa.
Misalnya, perusahaan dapat mengurangi pembayaran sewa sebagai beban pada
pengembalian pajak penghasilannya, dan mereka mungkin dapat mengklaim kredit pajak
investasi untuk properti sewaan.

Akuntansi Sewa

Selain implikasi perpajakan dari sewa, perusahaan juga perlu menyadari implikasi
akuntansi dari sewa. Standar akuntansi sewa yang baru, yang diterbitkan pada tahun
2016, mengharuskan perusahaan untuk mengakui sebagian besar sewa di neraca
mereka. Artinya, perusahaan kini harus melaporkan aset dan liabilitas yang terkait
dengan sewa guna usahanya, yang dapat berdampak signifikan terhadap rasio
keuangannya.

4.The Cash Flows of leasing

Arus kas sewa berbeda untuk sewa pembiayaan dan sewa operasi.

Arus kas sewa pembiayaan


Untuk sewa pembiayaan, penyewa memiliki arus kas sebagai berikut:
Pembayaran sewa: Penyewa melakukan pembayaran rutin kepada penyewa selama
masa sewa. Pembayaran ini biasanya dilakukan bulanan atau triwulanan.
Biaya akuisisi: Penyewa juga dapat menanggung biaya akuisisi, seperti biaya hukum dan
biaya penilaian, ketika penyewa melakukan sewa pembiayaan.
Biaya pelepasan: Jika penyewa memutuskan untuk melepaskan aset sewaan sebelum
akhir masa sewa, maka hal tersebut mungkin menimbulkan biaya pelepasan.
Nilai sisa: Jika penyewa membeli aset sewaan pada akhir masa sewa, maka penyewa
akan membayar nilai sisa aset tersebut kepada penyewa.
Arus kas sewa operasi
Untuk sewa operasi, penyewa memiliki arus kas sebagai berikut:
Pembayaran sewa: Penyewa melakukan pembayaran rutin kepada penyewa selama
masa sewa. Pembayaran ini biasanya dilakukan bulanan atau triwulanan.
Biaya akuisisi: Penyewa juga dapat menanggung biaya akuisisi, seperti biaya hukum dan
biaya penilaian, ketika menyewa operasi.

5.NPV Analysis of the Lease-versus By Decision

Analisis NPV (Net Present Value) adalah alat yang banyak digunakan untuk
mengevaluasi keputusan keuangan, termasuk keputusan sewa versus beli. Analisis NPV
membandingkan nilai sekarang dari seluruh arus kas masuk dengan nilai sekarang dari
seluruh arus kas keluar yang terkait dengan suatu investasi. Investasi tersebut dianggap
dapat diterima jika NPVnya positif.
Dalam konteks keputusan sewa versus beli, analisis NPV dapat digunakan untuk
membandingkan nilai sekarang arus kas yang terkait dengan penyewaan suatu aset
dengan nilai kini arus kas yang terkait dengan pembelian aset tersebut. Arus kas yang
harus dipertimbangkan dalam analisis meliputi harga pembelian, pembayaran sewa,
biaya pemeliharaan, dan nilai sisa.

Untuk melakukan analisis NPV pada keputusan sewa-versus-beli, langkah-langkah


berikut harus diambil:

Kumpulkan semua informasi yang relevan: Ini termasuk harga pembelian aset, tarif sewa,
perkiraan umur aset, perkiraan nilai sisa, tingkat diskonto, dan biaya pemeliharaan apa
pun yang terkait dengan penyewaan atau pembelian aset.

Hitung nilai sekarang dari pembayaran sewa: Hal ini melibatkan pendiskontoan
pembayaran sewa kembali ke nilai sekarang menggunakan tingkat diskonto.

Hitung nilai sekarang dari biaya pemeliharaan: Ini melibatkan pendiskontoan biaya
pemeliharaan kembali ke nilai sekarang menggunakan tingkat diskonto.

Hitung nilai sekarang dari nilai sisa: Ini melibatkan pendiskontoan nilai sisa kembali ke
nilai sekarang menggunakan tingkat diskonto.

Hitung NPV sewa: Hal ini dilakukan dengan mengurangkan nilai sekarang dari
pembayaran sewa dan nilai sekarang dari biaya pemeliharaan dari nilai sekarang dari
nilai sisa.

Hitung NPV pembelian: Hal ini dilakukan dengan mengurangkan harga pembelian, nilai
sekarang dari biaya pemeliharaan, dan nilai sekarang dari nilai sisa dari nol.

Bandingkan NPV: Jika NPV sewa lebih besar daripada NPV pembelian, maka sewa
adalah pilihan yang lebih baik. Jika NPV pembelian lebih besar dari NPV sewa, maka
pembelian merupakan pilihan yang lebih disukai.
6. Debt Replacement and Lease Valuation

Dalam dunia keuangan, penggantian utang dan penilaian sewa adalah dua konsep terkait
erat yang digunakan untuk mengevaluasi implikasi keuangan dari penyewaan suatu aset.

Penggantian Hutang

Penggantian utang mengacu pada praktik penggunaan sewa untuk menggantikan utang
yang ada. Ini bisa menjadi pilihan menarik bagi perusahaan yang ingin mengurangi beban
utangnya secara keseluruhan. Ketika sebuah perusahaan mengganti hutang dengan
sewa, pada dasarnya perusahaan tersebut menukar satu bentuk pembiayaan dengan
bentuk pembiayaan lainnya. Hal ini dapat memberikan sejumlah manfaat, termasuk:

Mengurangi beban bunga: Pembayaran sewa seringkali lebih rendah dibandingkan


pembayaran utang, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya beban bunga bagi
perusahaan.

Peningkatan rasio keuangan: Mengganti utang dengan sewa dapat meningkatkan rasio
keuangan perusahaan, seperti rasio utang terhadap ekuitas. Hal ini dapat membuat
perusahaan lebih menarik bagi investor dan pemberi pinjaman.

Peningkatan fleksibilitas: Leasing dapat memberi perusahaan lebih banyak fleksibilitas


dibandingkan utang. Misalnya, sewa memungkinkan perusahaan mengembalikan aset
pada akhir masa sewa, yang dapat membantu jika kebutuhan perusahaan berubah.

Penilaian Sewa

Penilaian sewa adalah proses menentukan nilai wajar sewa. Ini merupakan langkah
penting dalam proses pengambilan keputusan untuk keputusan sewa-versus-beli. Ada
sejumlah metode berbeda yang dapat digunakan untuk menilai sewa, namun metode
yang paling umum adalah metode nilai kini pembayaran sewa (PVL).

Metode PVL melibatkan pendiskontoan seluruh pembayaran sewa kembali ke nilai


sekarang menggunakan tingkat diskonto yang sesuai dengan perusahaan. Tingkat
diskonto biasanya merupakan biaya modal perusahaan, yaitu tingkat pengembalian yang
diharapkan investor atas investasinya di perusahaan.

Setelah PVL dihitung, PVL dapat dibandingkan dengan nilai wajar aset yang disewakan
untuk menentukan apakah sewa tersebut merupakan kesepakatan yang baik bagi
perusahaan. Jika PVL lebih kecil dari nilai wajar aset, maka sewa dianggap
menguntungkan bagi perusahaan. Jika PVL lebih besar dari nilai wajar aset, maka sewa
dianggap merugikan perusahaan.

Penggantian Hutang dan Penilaian Sewa: Bekerja Sama

Penggantian hutang dan penilaian sewa adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Penggantian utang adalah keputusan penggunaan sewa untuk menggantikan utang yang
ada, sedangkan penilaian sewa adalah proses penentuan nilai wajar suatu sewa. Kedua
konsep ini berkaitan erat karena nilai wajar sewa merupakan faktor kunci dalam
pengambilan keputusan apakah akan mengganti utang dengan sewa atau tidak.

Perusahaan yang mempertimbangkan penggantian utang dengan sewa harus


mempertimbangkan secara hati-hati implikasi penggantian utang dan penilaian sewa.
Analisis menyeluruh terhadap kedua konsep ini dapat membantu perusahaan mengambil
keputusan yang tepat demi kepentingan terbaik mereka.

7.Reason for Leasing

Akses ke aset yang dibutuhkan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar di awal
Salah satu alasan utama mengapa perusahaan memilih untuk melakukan leasing adalah
untuk mendapatkan akses ke aset yang dibutuhkan tanpa harus mengeluarkan biaya
yang besar di awal. Misalnya, sebuah perusahaan yang membutuhkan truk untuk
mengangkut barang-barangnya dapat membeli truk tersebut secara tunai atau
melakukan leasing. Jika perusahaan tersebut membeli truk secara tunai, maka
perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya yang besar di awal. Namun, jika
perusahaan tersebut melakukan leasing, maka perusahaan tersebut hanya perlu
mengeluarkan biaya secara berkala selama masa sewa.
Pengurangan risiko
Leasing dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan
kepemilikan aset, seperti risiko penurunan nilai aset, risiko kerusakan aset, dan risiko
obsolesensi.
Risiko penurunan nilai aset: Nilai aset cenderung menurun seiring dengan berjalannya
waktu. Leasing dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko penurunan nilai
aset, karena biaya sewa yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut biasanya lebih
rendah daripada nilai penyusutan aset.
Risiko kerusakan aset: Aset dapat mengalami kerusakan akibat kecelakaan atau
penggunaan yang tidak tepat. Leasing dapat membantu perusahaan untuk mengurangi
risiko kerusakan aset, karena lessor biasanya bertanggung jawab untuk melakukan
perawatan dan perbaikan aset.
Risiko obsolesensi: Aset dapat menjadi usang atau tidak relevan seiring dengan
perkembangan teknologi. Leasing dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko
obsolesensi, karena perusahaan dapat memperbaharui aset atau mengembalikan aset
di akhir masa sewa.
Peningkatan fleksibilitas
Leasing dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada perusahaan, seperti
fleksibilitas untuk mengubah atau memperbaharui aset, atau fleksibilitas untuk
mengembalikan aset di akhir masa sewa.
Fleksibilitas untuk mengubah atau memperbaharui aset: Leasing dapat memberikan
fleksibilitas kepada perusahaan untuk mengubah atau memperbaharui aset jika
kebutuhan perusahaan berubah. Misalnya, sebuah perusahaan yang melakukan leasing
truk dapat mengubah atau memperbaharui truk tersebut jika kebutuhan transportasi
perusahaan tersebut berubah.
Fleksibilitas untuk mengembalikan aset di akhir masa sewa: Leasing dapat memberikan
fleksibilitas kepada perusahaan untuk mengembalikan aset di akhir masa sewa jika
perusahaan tersebut tidak lagi membutuhkan aset tersebut.
Tujuan pajak
Leasing dapat memberikan manfaat pajak bagi perusahaan, seperti manfaat dalam hal
depresiasi dan biaya bunga.
Manfaat depresiasi: Perusahaan yang melakukan leasing dapat mengklaim biaya
depresiasi aset yang disewanya. Hal ini dapat mengurangi beban pajak perusahaan
tersebut.
Manfaat biaya bunga: Perusahaan yang melakukan leasing dapat mengklaim biaya
bunga yang dibayarkan kepada lessor. Hal ini juga dapat mengurangi beban pajak
perusahaan tersebut.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa leasing dapat menjadi
pilihan yang tepat bagi perusahaan yang membutuhkan aset yang dibutuhkan tanpa
harus mengeluarkan biaya yang besar di awal, ingin mengurangi risiko, meningkatkan
fleksibilitas, atau mendapatkan manfaat pajak.

Anda mungkin juga menyukai