AKUNTANSI SEWA
DOSEN PENGAMPU: NANDA WAHYU INDAH KIRANA, SE, M.Ak
DISUSUN OLEH:
D-013
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
2022
LINGKUNGAN SEWA
Sewa (lease) adalah perjanjian kontrak antara lessor dan lessee. Perjanjian ini memberi hak
kepada lessee (penyewa) untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki oleh lessor
(pemilik aset), untuk jangka waktu yang disepakati. Sebagai imbalan atas penggunaan
properti, lessee melakukan pembayaran sewa selama masa sewa ke lessor.
“Lessor” Mereka pada umumnya termasuk dalam satu dari tiga kategori berikut:
1. Bank
2. Perusahaan sewa captive
3. Independen
Bank
Bank adalah pemain terbesar dalam bisnis sewa. Mereka memiliki akses terhadap
dana murah, yang memberi mereka keuntungan untuk membeli aset dengan biaya lebih
rendah daripada pesaing mereka. Bank juga semakin agresif di pasar sewa. Mereka telah
memutuskan bahwa ada potensi keuntungan yang besar dalam industri penyewaan, maka dari
itu mereka telah memperluas lini produk mereka di bidang ini. Akhirnya, transaksi sewa
sekarang lebih standar, yang memberi keuntungan pada bank karena mereka tidak harus
menjadi inovatif dalam menyusun perjanjian sewa.
Perusahaan Sewa Captive
Perusahaan sewa captive adalah entitas anak yang bisnis utamanya adalah
menyewakan aset kepada entitas perusahaan. Perusahaan sewa captive memiliki keunggulan
dalam titik penjualan (point-of-sale) dalam menemukan pelanggan yang akan menyewa.
Artinya, segera setelah CNH Global menerima pesanan, entitas anak sewa dapat dengan cepat
menyusun perjanjian sewa pembiayaan. Selain itu, lessor captive juga memiliki pengetahuan
produk yang memberi keuntungan saat membiayai produk entitas induk. Kecenderungan saat
ini adalah agar para perusahaan captive berfokus terutama pada produk perusahaan mereka
dibandingkan melakukan sewa pembiayaan secara umum.
Independen
Independen adalah kategori terakhir dari lessor. Independen belum berjalan dengan
baik selama beberapa tahun terakhir. Pangsa pasar mereka telah turun cukup dramatis karena
bank dan perusahaan penyewaan captive menjadi lebih agresif di bidang sema pembiayaan.
Independen tidak memiliki akses point-of-sale, dan juga tidak mermill keuntungan dana yang
murah. Apa yang sering dilakukan adalah menyusun kontrak yang inovatif bagi lessee. Selain
itu, mereka mulai bertindak sebagai perusahaan pembiayaan yang menampung untuk
beberapa perusahaan yang tidak memiliki entitas anak sewa.
Keuntungan Sewa
Pertumbuhan sewa menunjukkan bahwa perjanjian tersebut memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan dengan memiliki properti, seperti:
1. 100% pembiayaan dengan suku bunga tetap. Sewa sering kali ditandatangani
tanpa memerlukan uang muka dari lessee. Klausul ini membantu lessee menghemat
kas, merupakan fitur yang sangat diinginkan oleh perusahaan baru dan berkembang.
Selain itu, pembayaran sewa sering kali bernilai tetap, yang melindungi lessee dari
inflasi dan kenaikan biaya atas uang (bunga).
2. Perlindungan terhadap keuangan. Peralatan sewa mengurangi risiko keusangan
pada lessee, dan dalam banyak kasus menanggung risiko nilai residu ke lessor.
Tentunya, lessor juga melindungi diri sendiri dengan mewajibkan lessee membayar
sewa yang lebih linggi atau memberikan pembayaran tambahan jika lessee tidak
merawat asetnya.
3. Fleksibilitas. Perjanjian sewa mungkin mengandung ketentuan yang lebih longgar
daripada perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif dapat menyesuaikan
perjanjian sewa dengan kebutuhan khusus lessee. Dalam kebanyakan kasus, sewa
diatur untuk memungkinkan lessor mengembalikan biaya aset ditambah imbal hasil
yang wajar selama masa sewa.
4. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menganggap sewa lebih
murah dibanding bentuk pembiayaan lainnya. Pengurangan penyusutan tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan yang hanya memiliki sedikit penghasilan
kena pajak. Dengan sewa, perusahaan sewa atau lembaga keuangan menggunakan
manfaat pajak ini. Perusahaan kemudian dapat melewati beberapa manfaat pajak ini
kembali kepada pengguna aset dalam bentuk pembayaran sewa yang lebih rendah.
5. Keuntungan pajak. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat dengan keuntungan
pajak yang melekat pada perjanjian sewa. Artinya, untuk tujuan pelaporan keuangan,
perusahaan tidak melaporkan aset atau liabilitas untuk pengaturan sewa. Namun,
untuk tujuan perpajakan, perusahaan dapat mengapitalisasi dan menyusutkan aset
sewaan. Akibatnya, perusahaan mengambil pengurangan lebih awal dan juga
mengurangi pajaknya.
6. Pembiayaan di luar neraca. Beberapa sewa tertentu tidak menambah utang pada
laporan posisi keuangan atau memengaruhi rasio keuangan. Bahkan, sewa dapat
menambah kapasitas pinjaman. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet
financing) sangat penting bagi beberapa perusahaan.
Setelah mengkapitalisasi aset tersebut, Air France mencatat penyusutan aset sewaan.
ILFC maupun Air France memperlakukan pembayaran sewa sebagai pembayaran yang terdiri
dari bunga dan pokok.
Jika Air France tidak mengkapitalisasi sewa, maka tidak mencatat aset, dan ILFC
tidak menghapusnya dari pembukuannya. Ketika Air France melakukan pembayaran sewa, ia
mencatat sebagai beban sewa, dan ILFC mengakui pendapatan sewa.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (finance lease) jika entitas
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan.
Dengan demikian, klasifikasi sewa yang tepat ditentukan berdasarkan substansi transaksi
sewa, bukan hanya pada bentuknya. Penentuan ini sering kali mengharuskan penggunaan
penilaian professional apakah risiko dan manfaat kepemilikan aset telah dialihkan.
KRITERIA KAPITALISASI
Tiga dari empat kriteria kapitalisasi yang berlaku bagi lessee masih kontroversial dan
sulit diterapkan dalam praktik. Penjelasan lebih mengenai Kriteria Kapitalisasi:
● Uji Pengalihan kepemilikan
Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset ke lesse, maka sewa termasuk sewa
pembiayaan. Kriteria ini tidak kontroversial dan mudah diimplementasikan dalam
praktik.
● Uji Opsi Tawar-Menawar Pembelian
Opsi ini memungkinkan lessee untuk membeli aset sewaan dengan harga yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan nilai wajar aset pada pada tanggal opsi mulai
dapat dilaksanakan. Kriteria ini tidak mudah diterapkan, dan menentukan harga kini
bahwa harga masa depan adalah harga yang murah mungkin cukup sulit.
● Uji Umur Ekonomik
Jika masa sewa adalah untuk sebagian umur ekonomik aset, lessor mengalihkan
sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan kepada lessee. Kapitalisasi dalam
kasus ini sangat tepat. Namun, menentukan masa sewa dan berharap lama yang
merupakan sebagian besar umur ekonomik aset kemungkinan menjadi sangat sulit.
● Uji Pemulihan Investasi
Penentuan nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum melibatkan tiga konsep
penting: 1) pembayaran sewa minimum, 2) biaya eksekusi, dan 3) tingkat diskonto.
Pembayaran Sewa Minimum, Air France berkewajiban untuk melakukan atau
berencana melakukan, Pembayaran sewa minimum sehubungan dengan aset sewaan.
Pembayaran ini mencakup:
1. Pembayaran rental minimum. Pembayaran rental minimum adalah biaya
yang harus dibayarkan Air France ke ILFC berdasarkan perjanjian sewa.
2. Nilai residu yang dijamin. Nilai residu adalah estimasi nilai wajar aset
sewaan pada akhir masa sewa. Nilai residu yang dijamin adalah 1) jumlah
tentu atau dapat ditentukan yang akan dibayar ke Air France kepada ILC pada
akhir sewa untuk membeli pesawat pada akhir sewa, 2) jumlah yang dijamin
Air France bahwa ILFC akan merealisasi jika pesawat dikembalikan.
3. Penalti untuk kegagalan dalam memperbarui atau memperpanjang sewa.
Jumlah yang harus dibayar Air France jika perjanjian sewa menetapkan bahwa
Air France harus memperpanjang atau memperbaharui sewa, dan Air France
gagal untuk melakukannya.
4. Opsi tawar-menawar pembelian. Terdapat opsi yang diberikan kepada Air
France untuk membeli pesawat pada akhir masa sewa dengan harga tetap yang
cukup rendah dibanding nilai wajar yang diharapkan.
Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi atas penyusutan aset sewaan yang dikapitalisasi
terkait dengan periode penyusutan. Jika perjanjian sewa mengalihkan kepemilikan aset
kepada Air France atau berisi opini tawar-menawar pembelian, maka Air France
menyusutkan pesawat secara konsisten dengan kebijakan penyusutan normal untuk pesawat
lainnya, dengan menggunakan umur ekonomik aset.
Konsep Penyusutan
Air France menghitung jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aset dan dicatat sebagai
kewajiban sebagai nilai sekarang yang sama, Penyusutan pesawat terbang dan penghapusan
kewajiban merupakan proses akuntansi yang independen selama masa sewa.
Perhatikan jurnal tersebut mencatat kewajiban pada jumlah neto sebesar $100.000, dan bukan
pada jumlah bruto sebesar $119.908,10 ($23.981,62 X 5).
Ivanhoe mencatat pembayaran sewa pertama pada tanggal 1 januari 2012,sebagai berikut:
Misalnya, asumsikan bahwa sewa pembiayaan yang diilustrasikan pada bagian sebelumnya
tidak memenuhi syarat sebagai sewa pembiayaan. Oleh karena itu, Ivanhoe mencatatnya
sebagai sewa operasi.
Beban operasi tahun pertama pada saat ini adalah $25.981,62, sebesar jumlah pembayaran
sewa. Ivanhoe mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2012, sebagai berikut.
Kas 25.981,62
Ivanhoe tidak melaporkan aset loader dan setiap liabilitas jangka panjang terkait dengan
pembayaran sewa di masa depan, pada laporan posisi keuangannya. Ivanhoe melaporkan
beban sewa pada laporan laba rugi. Selain itu, seperti dibahas kemudian dalam bab ini,
Ivanhoe harus mengungkapkan semua sewa operasi yang memiliki masa sewa yang tidak
dapat dibatalkan lebih dari satu tahun.
Jika menggunakan metode penyusutan dipercepat, selisih antara jumlah yang dibebankan
pada operasi dalam dua metode tersebut akan menjadi lebih besar di tahun-tahun sebelumnya
dan tahun-tahun kemudian.
Selain itu, penggunaan pendekatan sewa pembiayaan akan menghasilkan pencatatan aset dan
liabilitas terkait sebesar $100.000 yang awalnya dilaporkan pada laporan posisi keuangan.
Lessee tidak akan melaporkan aset atau liabilitas dalam metode operasi. Oleh karena itu,
selisih berikut terjadi jika menggunakan sewa pembiayaan dan bukan sewa operasi:
1. Kenaikan jumlah utang yang dilaporkan (jangka pendek maupun jangka panjang).
3. Laba yang rendah pada awal masa sewa, sehingga menyebabkan saldo laba menjadi lebih
rendah.
Dengan demikian, banyak perusahaan yang berpendapat bahwa sewa pembiayaan berdampak
negatif terhadap posisi keuangan mereka: rasio utang terhadap total ekuitas meningkat, dan
tingkat imbal hasil terhadap total aset menurun. Akibatnya, masyarakat bisnis menolak untuk
mengkapitalisasi sewa.
Apakah penolakan tersebut beralasan kuat atau tidak masih diperdebatkan. Dari sudut
pandang arus kas, perusahaan berada dalam posisi yang sama apakah mencatat sewa sebagai
sewa operasi atau sewa pembiayaan. Manajer sering tidak setuju dengan kapitalisasi karena
dapat lebih mudah menyebabkan pelanggaran persyaratan pinjaman. Kapitalisasi juga dapat
memengaruhi jumlah kompensasi yang diterima oleh pemilik (misalnya, program kompensasi
saham yang terkait dengan laba).
Akhirnya, kapitalisasi dapat menurunkan tingkat imbal hasil dan meningkatkan hubungan
antara utang dan ekuitas, yang membuat perusahaan kurang menarik bagi investor sekarang
dan potensial.
Sebelumnya dalam bab ini, kita membahas keuntungan sewa bagi lessee. Ada tiga manfaat
penting bagi lessor di antaranya:
1. Pendapatan bunga. Sewa merupakan bentuk pembiayaan. Bank, captive, dan perusahaan
leasing independent melihat bahwa transaksi sewa menguntungkan karena memberikan
margin bunga yang kompetitif.
2. Insentif pajak. Dalam banyak kasus, perusahaan yang melakukan sewa tidak dapat
menggunakan manfaat pajak dari aset tersebut, tetapi leasing semacam itu memungkinkan
perusahaan untuk mengalihkan manfaat pajak tersebut kepada pihak lain (lessor) dengan
imbalan berupa tarif sewa yang lebih rendah atas aset sewaan. Untuk mengilustrasikan,
Airbus (FRA) mungkin menjual salah satu pesawat jet Airbus 330 pada investor kaya yang
hanya memerlukan manfaat pajaknya. Investor kemudian menyewakan pesawat tersebut
kepada maskapai penerbangan asing, yang mana tidak membutuhkan manfaat pajak. Dalam
hal ini, semua orang untung. Airbus menjual pesawat, investor menerima manfaat pajak, dan
maskapai penerbangan asing dapat mengakuisisi Airbus 330 dengan murah.
Nilai residu yang tinggi. Keuntungan lain bagi lessor adalah dikembalikannya aset pada
akhir masa sewa. Nilai residu dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Ekonomi Sewa
Lessor, seperti CNH Capital dalam contoh sebelumnya, menentukan jumlah sewa,
berdasarkan tingkat imbal hasil (rate of return) -suku bunga implisit-yang diperlukan untuk
menjustifikasikan penyewaan front-end loader. Dalam menetapkan tingkat imbal hasil, CNH
mempertimbangkan posisi kredit Ivanhoe, panjang sewa, dan status nilai residu (dijamin
versus tidak dijamin). Pada contoh CNH/Ivanhoe sebelumnya, suku bunga implisit CNH
adalah 10 persen, biaya peralatan untuk CNH adalah $100.000 (juga nilai wajar)
Untuk tujuan akuntansi, lessor mengklasifikasikan sewa sebagai sewa operasi atau sewa
pembiayaan. Sewa pembiayaan dapat dibagi lagi menjadi pembiayaan langsung dan tipe
penjualan. Perbedaan bagi lessor antara sewa pembiayaan langsung dan sewa tipe penjualan
adalah ada tidaknya keuntungan atau kerugian pabrikan. Sewa tipe penilaian mencakup
keuntungan pabrikan atau dealer, dan sewa pembiayaan langsung tidak mencakup
keuntungan tersebut. Keuntungan atau kerugian kepada lessor dibuktikan dengan selisih
antara nilai wajar aset sewaan pada awal sewa dan biaya yang dikeluarkan lessor atau jumlah
tercatat (nilai buku). Lessor mengklasifikasikan dan mencatat semua sewa yang tidak
memenuhi syarat sebagai sewa pembiayaan langsung atau sewa tipe penjualan sebagai sewa
operasi.
Sewa pembiayaan langsung merupakan pembiayaan untuk pembelian aset oleh lesse. Dalam
jenis sewa ini, lessor mencatat piutang sewa dan bukan aset sewaan. Piutang sewa adalah
nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum ditambah nilai sekarang dari nilai residu yang
tidak dijamin. Pembayaran sewa minimum meliputi (1) pembayaran sewa, (2) opsi
tawar-menawar pembelian, (3) nilai residu yang dijamin, dan (4) penalti atas kegagalan untuk
memperbarui. Sewa memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
langsung karena dua alasan, yaitu (1) Jangka waktu sewa sama dengan estimasi umur
ekonomis peralatan, dan (2) Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum sama dengan
nilai wajar peralatan.
Metode Operasi (Lessor)
Dalam metode operasi, lessor mencatat setiap penerimaan sewa sebagai pendapatan sewa.
Lessor menyusutkan aset sewaan dengan cara yang normal, dengan beban penyusutan pada
periode, yang dikaitkan dengan pendapatan sewa. Jumlah pendapatan yang diakui pada setiap
periode akuntansi adalah jumlah penerimaan walaupun penerimaan sewa tidak menggunakan
dasar tersebut, kecuali terdapat dasar sistematis dan rasional lain yang lebih mencerminkan
pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun.
Selain beban penyusutan, lessor membebankan biaya pemeliharaan dan biaya jasa lain yang
diberikan berdasarkan penyisihan sewa yang berkaitan dengan periode akuntansi berjalan.
Lessor mengamortisasi selama umur sewa setiap biaya yang dibayarkan kepada pihak ketiga
yang independen, seperti biaya penilaian, biaya penemu, dan biaya pemeriksaan kredit,
biasanya menggunakan dasar garis lurus.
Fitur pengaturan sewa yang menyebabkan masalah akuntansi yang unik adalah sebagai
berikut:
1. Nilai Residu
Nilai residu (residual value) adalah perkiraan nilai wajar pada akhir masa leasing.
Nilai residu yang digaransi adalah ketika lessee setuju untuk membayarkan setiap
kekurangan di bawah jumlah dinyatakan bahwa nilai residu tertentu yang akan
direalisasikan oleh lessor pada akhir masa sewa. Lessor bisa menyesuaikan
pembayaran sewa karena adanya peningkatan kepastian pemulihan aset. Setelah lessor
menetapkan pembayaran, maka kemudian tidak ada bedanya dari sudut pandang
akuntansi apakah nilai residu dijamin atau tidak dijamin.
CNH mengestimasikan nilai residu sebesar $5.000 pada akhir masa sewa lima tahun.
Selain itu, CNH mengasumsikan imbal hasil atas investasi (ROI) sebesar 10%, apakah
nilai residu tersebut dijamin atau tidak dijamin. CNH akan menghitung jumlah
pembayaran sewa sebagai berikut.
Akuntansi Lessee untuk Nilai Residu.
Pembayaran minimum lease termasuk nilai residu yang dijamin, tetapi tidak termasuk
nilai residu yang tidak dijamin.
Nilai Residu yang Dijamin (Akuntansi Lessee). Nilai residu yang dijamin adalah
pembayaran sewa tambahan bahwa lessee akan membayar dalam bentuk properti atau
kas, atau keduanya, pada akhir masa sewa.
Ivanhoe membuat daftar beban bunga dan amortisasi liabilitas sewa sebesar $100.000.
Daftar tersebut didasarkan pada pembayaran nilai residu yang dijamin terakhir sebesar
$5.000 pada akhir lima tahun.
Ivanhoe mencatat aset sewaan (front-end loader) dan liabilitas, penyusutan, bunga,
pajak properti, dan pembayaran sewa atas dasar nilai residu yang dijamin. Format
jurnal ini sama seperti yang digambarkan sebelumnya, meskipun dalam jumlah yang
berbeda karena adanya nilai residu yang dijamin. Ivanhoe mencatat loader dengan
biaya perolehan sebesar $100.000 dan menyusutkannya selama lima tahun. Untuk
menghitung penyusutan, perusahaan mengurangi nilai residu yang dijamin dari biaya
perolehan loader. Dengan asumsi bahwa Ivanhoe menggunakan metode garis lurus,
beban penyusutan setiap tahun adalah $19.000 ([$100.000 - $5.000] : 5 tahun). Pada
akhir masa sewa, sebelum lessee mengalihkan kembali aset ke CNH, akun aset
sewaan dan liabilitas memiliki saldo sebagai berikut.
Nilai residu yang Tidak Dijamin (Akuntansi Lessee). Dari Sudut pandang lessee,
nilai residu yang tidak dijamin (unguaranteed residual value) sama dengan tidak ada
nilai residu dalam hal pengaruhnya terhadap metode bagi lessee untuk menghitung
pembayaran sewa minimum dan kapitalisasi aset sewaan dan liabilitas sewa.
Akuntansi Lessor untuk Nilai Residu.
Asumsikan sewa pembiayaan langsung dengan nilai sisa (baik dijamin atau tidak
dijamin) sebesar $5.000. CNH menentukan pembayaran sebagai berikut.
Daftar amortisasi adalah sama untuk nilai residu yang dijamin atau tidak dijamin.
Perbedaan utama antara sewa pembiayaan langsung dan sewa tipe penjualan
(sales-type lease) adalah keuntungan (atau kerugian) bruto pabrikan atau dealer.
Lessor mencatat harga jual aset, harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan
terkait, dan piutang sewa.
Opsi tawar-menawar yang pada dasarnya sama dengan nilai residu yang dijamin,
lessee harus membayar nilai residu pada akhir sewa. Satu-satunya perbedaan antara
perlakuan akuntansi untuk opsi tawar-menawar pembelian dan nilai residu yang
dijamin (asumsikan jumlah dan situasi yang persis sama) adalah dalam perhitungan
penyusutan tahunan.
Biaya langsung awal (initial direct costs) terdiri dari dua jenis: inkremental dan
internal. Biaya langsung inkremental dibayarkan kepada pihak ketiga yang
independen karena memiliki pengaturan sewa. Biaya langsung internal berkaitan
langsung dengan aktivitas yang dilakukan oleh lessor pada sewa yang diberikan.
Asumsikan bahwa sewa akan jatuh tempo pada akhir tahun (31 Desember) dan bukan
awal tahun (1 Januari). Liabilitas sewa harus diklasifikasikan ke dalam jumlah lancar
dan tidak lancar. Namun, IFRS tidak menunjukkan bagaimana mengukur jumlah
lancar dan tidak lancar. Metode umum untuk mengukur bagian liabilitas jangka
pendek dalam sewa anuitas biasa adalah metode perubahan nilai sekarang.
Jadi, dalam situasi anuitas jatuh tempo dan anuitas biasa melaporkan pengurangan
nilai pokok pada periode berikutnya sebagai liabilitas jangka pendek/aset lancar.
Dalam situasi anuitas jatuh tempo, perusahaan masih harus membayar bunga selama
tahun berjalan, tetapi tidak dibayar sampai periode berikutnya. Akibatnya, aset lancar
yang ditimbulkan dari pengurangan piutang dan bunga yang diperoleh pada periode
sebelumnya.