Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI KEUANGAN II

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS LEASING

OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK 5

1. PUTU YUMETA DEWI ANJALI (1807311003) (04)


2. MADE BENDESA YOGISWARA (1807311016) (15)
3. NI KADEK DWI AYU UTAMI (1807311019) (18)
4. NI MADE MIA SARI DEWI (1807311020) (19)

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
13.1 PENGERTIAN LEASING
Lease adalah kontrak yang menetapkan syarat-syarat pengalihan hak pemakaian
harta atau aktiva kepada lease oleh pemiliknya, yaitu lessor. Leasing dimanfaatkan
secara luas dewasa ini sebagai suatu cara untuk memperoleh berbagai jenis aktiva.
Perorangan dapat me-lease rumah, apartemen, kendaraan, televisi, alat-alat rumah
tangga, perabot, dan hampir semua barang konsumsi lainnya yang dijual di pasar.

Keunggulan Leasing Dari Segi Ekonomi


Tidak adil dan tidak benarlah kiranya jika menyebutkan bahwa alasan satu-
satunya mengapa perusahaan melease aktiva adalah untuk menghindarkan pelaporan
kewajiban lease di dalam laporan keuangan. Sementara masalah akuntansi adalah salah
satu faktor, pertimbangan keuangan dan pajak juga memainkan peran penting dalam
keputusan leasing. Meskipun setiap situasi yang dihadapi berbeda, namun ada dua
keunggulan utama bagi lesse untuk melease daripada membeli.
(1) Tanpa ada uang muka. Sebagian terbesar pembelian harta yang dibiayai dengan
hutang menuntut agar sebagian dari harga beli dibayar langsung oleh peminjam
pada saat transaksi dilakukan. Hal ini memberi perlindungan tambahan bagi
kreditor apabila terjadi kemacetan pembayaran dan pengembalian aktiva.
Sebaliknya, kontrak lease kerap kali dibuat sedemikian rupa sehingga 100% nilai
aktiva dibiayai melalui lease. Aspek ini membuat leasing menjadi alternatif yang
menarik bagi perusahaan yang tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar
uang muka atau perusahaan yang ingin menggunakan modal yang tersedia untuk
tujuan operasi serta investasi lainnya.
(2) Menghindarkan risiko pemilikan. Ada banyak risiko dalam pemilikan harta.
Risiko ini meliputi kerugian karena bencana, keausan, kondisi perekonomian yang
berubah, dan kerusakan fisik.

Keunggulan-keunggulan lease bagi si lessor meliputi yang berikut.


(1) Meningkatkan penjualan. Dengan menawarkan produknya melalui leasing
kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan
penjualannya dalam jumlah besar. Seperti telah kita bicarakan di atas, para
pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut.
(2) Keringanan pajak. Banyak ketentuan pajak yang memberikan keringanan bagi
pemilik harta. Sebagai contoh, sebelum Tax Reform Act tahun 1986, undang-
undang pajak memberikan kredit pajak investasi yang memperbolehkan pemilik
harta mengkreditkannya ke hutang pajak penghasilan, entah pada periode berjalan
ataupun pada periode mendatang dengan ketentuan bahwa harta tersebut tetap
dimilikinya. Jika seorang lessor menjual aktiva tersebut, maka keringanan pajak itu
ikut bersama barangnya, tetapi perjanjian lease dapat menetapkan siapa yang akan
memperoleh manfaat tersebut. Keluwesan ini membuat kredit pajak menjadi unsur
yang penting dalam negosiasí lease.
(3) Kelangsungan hubungan dengan lesse. Apabila harta dijual, pembeli kerap kali
tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Akan tetapi dalam situasi
leasing, lessor dan lesse tetap berhubungan selama periode tertenda, hubungan
bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melali leasing.
(4) Nilai sisa dipertahankan. Dalam banyak perjanjian lease, hak atas harta yang
dilease tidak pernah beralih kepada lesse. Lessor beruntung dari kondisi ekonomi

1
yang membuat nilai residu yang besar pada akhir periode lease. Lessor dapat
melease aktiva itu kembali kepada lesse lain atau menjualnya dan memperoleh
keuntungan pada saat itu juga. Banyak lessor telah menikmati laba yang besar dari
kenaikan nilai residu yang tidak diperkirakan.

13.2 AKUNTANSI UNTUK LESSEE


Jika lessee mengkapitalisasi lease, maka lessee mencatat aktiva dn kewajiban yang
umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa. Lessor yang sudah
memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan, mengakui
penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantinya dengan piutang.

Lessee
Peralatan yang dilease xx
kewajiban lease xx
Lessor
Piutang Lease(bersih) xx
Peralatan xx

Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor


dan lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan
bunga. Jika kontrak lease tidak dikapotalisasi, tidak ada aktiva yang dicatat oleh lessee
dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari pembukuan lessor. Pada saat pembayaran
lease dilakukan, lessee mencatat beban sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.

Kriteria Kapitalisasi
1.      Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee, maka lease itu
dianggap sebagai lease modal
2.      Pengujian Opsi Pembelian dengan Harga Khusus
Opsi pembelian dengan harga khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan
lessee untuk mebeli property yang dilease dengan harga yang signifikan lebih
rendah dibandingkan nilai wajar property yang diharapkan pada tanggal opsi
digunakan.
3.      Pengujian Umur Ekonomis (75%)
Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva, di
mana sebagian risiko dan imbalan atas pemilikan sedang dialihkan ke lessee, maka
perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi penentuan atas masa lease dan umur
aktiva dapat menjadi masalah. Jangka waktu lease umumnya dianggap sudah tetap
dan tidak dapat dibatalkan
4.      Pengujian Pemulihan Investasi (pengujian 90%)
Jika nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sama dengan atau melebihi
90% dari nilai pasar wajar aktiva, maka aktiva yang dilease harus dikapitalisasi.

2
Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan secara Berbeda
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber
pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva
yang dilease, dan lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan
pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama umur properti yang dilease, pembayaran
sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah bunga.
a. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease seolah-olah
aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan dimana aktiva diperoleh dan
kewajiban diakui. Oleh karena, itu lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan
kewajiban pada nilai terendah antara (1) nilai sekarang dari pembayaran lease
minimum (tidak termasuk biaya executory) atau (2) nilai pasar wajar aktiva yang
dilease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa
aktiva yang dilease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya.
b. Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang
dilease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. jika perjanjian
lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (kriteria 1) atau mencakup
opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2) – aktiva yang dilease disusutkan
dalam cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessee atas aktiva
yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika
lease tidak mengalihkan kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan
harga khusus, maka aktiva disusutkan selama masa lease.
c. Metode Bunga Efektif
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk
mengalokasikan setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini
menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari
nilai tercatat kewajiban lease.
Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan
metode bunga efektif pada lease modal.
d. Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai
kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, namun penyusutan aktiva
dan pengurangan kewajiban adalah dua proses akuntansi yang independen selama
jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva yang dilease dengan
menggunakan metode penyusutan konvensional, garis lurus, jumlah angka tahun,
saldo menurun, unit produksi dan lainnya.

Metode Lease Modal (Lessee)


Lessor Company dan Lesse Company menandatangani perjanjian lease tertanggal
1 Januari 2002 dimana Lessor Company meleasekan peralatan kepada Lessee Company
mulai tanggal 1 Januari 2002. Jangka waktu dan provisi dari perjanjian lease tersebut
dan data terkait lainnya adalah:

3
a. Jangka waktu lease adalah 5 tahun, dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan,
yang mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62 pada awal
setiap tahun (dasar anuitas jatuh tempo).
b. Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar Rp.100.000 dengan
estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
c. Lessee Company membayar seluruh biaya executory secara langsung kepada pihak
ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar Rp.2.000 per tahun, yang dimasukkan
dalam pembayaran tahunan kepada lessor.
d. Lease ini tidak mencakup opsi pembaharuan, dan peralatan kembali menjadi milik
lessor Company pada akhir masa lease.
e. Suku bunga pinjaman incremental Lesse Company adalah 11% per tahun.
f. Lessee Company menyusutkan peralatan atas dasar garis lurus
g. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat
pengembalian atas investasi sebesar 10% per tahun; hal ini diberitahu kepada
Lessee Company.
Lease ini memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal, dengan alasan
sebagai berikut:
1 Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur ekonomis
peralatan selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%,
2 Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (Rp.100.000 sesuai perhitungan
dibawah)  melebihi 90% dari nilai wajar properti (Rp.100.000)
Pembayaran lease minimum adalah Rp.119.908,1 (Rp.23.981,62 x 5), dan jumlah yang
dikapitalisasi sebagai aktiva yang dilease dihitung sebagai nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory – pajak properti sebesar
Rp.2.000) sebagai berikut:

Jumlah yang dikapitalisasi = (Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x nilai sekarang anuitas


                                                                                                  Jatuh tempo sebesar 1
                                                                                                Selama 5 periode pada
                                                                                                10%
                                           = Rp.23.981,62 x 4,16987
                                           = Rp.100.000

Suku bunga implisit lessor sebesar 10% yang digunakan, bukan suku bunga pinjaman
incremental lessee sebesar 11% karena (1) nilainya lebih rendah dan (2) lessee
mengetahui suku bunga ini.

Jurnal yang harus dibuat Lessee untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2002 mencatat transaksi leasing sebagai aktiva tetap dan
kewajiban sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran lease.

Peralatan – lease modal                                             Rp.100.000


                        Hutang – lease modal                                                 Rp.100.000

Metode Lease Operasi (Lessee)

4
Dalam metode operasi, beban sewa (dan kewajiban yang berhubungan) harus
diakrualkan dari hari ke hari ke lessee ketika properti digunakan. Lessee membebankan
sewa ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan
mengabaikan , dalam akuntansi, setiap komitmen untuk melakukan pembayaran dimasa
depan.
Sebagai contoh, misalkan bahwa lease modal yang dicontohkan sebelumnya tidak
memenuhi kriteria sebagai lease modal dan diperlakukan sebagai lease operasi. Beban
tahun pertama ke operasi adalah Rp.25.981,62 yaitu jumlah pembayaran sewa.

Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2002 adalah:
Beban sewa                                                                 Rp.25.981,62
                        Kas                                                                              Rp.25.981,62

Aktiva yang disewa maupun setiap kewajiban jangka panjang untuk pembayaran sewa
di masa depan tidak dilaporkan dalam neraca. Beban sewa akan dilaporkan pada
laporan laba rugi

14.1 AKUNTANSI OLEH LESSOR


Keunggulan leasing bagi lessor adalah sebagai berikut:
1 Pendapatan Bunga.
Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan, oleh karena itu, lembaga keuangan
dan perusahaan leasing menganggap leasing sangat menarik karena menyediakan
marjin bunga yang kompetitif.
2 Insentif Pajak.
Dalam banyak kasus, perusahaan yang melease tidak dapat menggunakan manfaat
pajak, tetapi leasing memberikan mereka peluang untuk mengalihkan manfaat
pajak semacam itu kepada pihak lain (lessor) berupa pengembalian atas tarif sewa
yang lebih rendah dari aktiva yang dilease.
3 Nilai Residu yang Tinggi.
Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian properti pada akhir masa lease.
Nilai residu dapat menghasilkan laba yang sangat besar.

Ekonomi Leasing
Lessor menentukan jumlah sewa berdasarkan tingkat pengembalian suku bunga
implicit yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting
yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah posisi kredit
lessee, lamanya lease dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin)

Klasifikasi Lease oleh Lessor


Semua lease harus diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut :
1.      Lease Operasi
2.      Lease Pembiayaan Langsung
3.      Lease Jenis Penjualan

Perbedaan lease pembiayaan langsung dengan lease penjualan bagi lessor adalah
adanya atau tidak adanya laba atau rugi produsen atau penyalur. Semua lease yang

5
tidak memnuhi kualifikasi lease pembiayaan langsung atau lease penjualan
diklasifikasikan dan diperlakukan sebagai lease operasi.

Metode Pembiayaan Langsung (Lessor)


Lease pembiayaan lamgsung pada hakikatnya adalah pembiayaan atas pembelian
aktiva oleh lessee. Pada jenis lease ini, lessor mencatat piutang lease alih-alih aktiva
lease. Piutang lease ini menjadi nilai saat dari pembayaran minimum lease. Ingat bahwa
pembayaran lease minimum mencakup :
1.      Pembayaran lease (tidak termasuk biaya executor)
2.      Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3.      Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4.      Denda atau penalty atas kegagalan memperbarui (jika ada)

CONTOH SOAL:
Dengan menggunakan contoh soal sebelumnya, berikut ini adalah informasi yang
relevan bagi Lessor Company dalam akuntansi untuk transaksi lease:
1. Jangka waktu lease 5 tahun yang dimulai tanggal 1 januari 2002, tidak dapat
dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62
pada awal setiap tahun, pembayaran termasuk biaya executory Rp. 2.000 (pajak
properti)
2. Peralatan memiliki nilai buku Rp.100.000 bagi Lessor Company, nilai wajar awal
lease sebesar Rp.100.000, estimasi umur ekonomis 5 tahun, dan tidak ada nilai
residu
3. Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negoisasidan menutup
transaksi lease
4. Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak danperalatan
dikembalikan kepada Lessor Company pada akhir masa lease
5. Tagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan pengecualian pajak
properti yang ditagih dari lessee) yang harus dikeluarkan oleh lessor
6. Lessor Company menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin
tingkatpengembalian 10% (suku bunga implisit).

Dari informasi diatas, perhitungan penentuan sewa oleh lessor adalah:


Nilai pasar wajar peralatan yang dilease                                                         Rp.100.000
Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu                                                                 
0         
Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran lease              Rp.100.000
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
Pengembalian 10%
 (Rp.100.000 ÷ 4,16986a)                                                                               
Rp.23.981,62

Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung,


karena:
a. Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan

6
b. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan
c. Tagihanpembayaran dipastikan secara layak
d. tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara nilai wajar
peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh lessor (Rp.100.000)

Piutang pembayaran lease (investasi kotor) dihitung sbg berikut:


Piutang pembayaran lease = pembayaran lease minimum dikurangi biaya executory
yang
                                                dibayar oleh lessor ditambah nilai residu yang tidak dijamin
                                             = [(Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x 5] + Rp.0
                                             = Rp.119.908,10

Pendapatan bunga diterima dimuka dihitung sebagai berikut:


Pendapatan bunga diterima dimuka = Piutang pembayaran lease dikurangi nilai pasar
wajar aktiva
                                                           = Rp.119.908,10 – Rp.100.000
                                                            = Rp.19.908,10

Investasi bersih dihitung sebagai berikut:


Investasi bersih = Investasi kotor dikurangi pendapatan bunga diterima dimuka
                           = Rp.119.908,10 – Rp.19.908,10
                           = Rp.100.000

Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1 Januari
2002 (awal lease) sebagai berikut:
          Piutang pembayaran lease                                          Rp.119.908,10
                        Peralatan                                                                    Rp.100.000
                        Pendapatan diterima dimuka – lease                          Rp.  19.908,10

Seperti halnya perlakuan lessee terhadap bunga, lessor juga menerapkan metode bunga
efektif dan mengakui pendapatan bunga atas saldo investasi bersih. Ditunjukkan dalam
tabel berikut:

LESSOR COMPANY
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar anuitas jatuh tempo)
Tangga Pembayaran Biaya Bunga (10%) Pemulihan Investasi
l Lease Eksekutori atas investasi investasi Bersih (e)
Tahunan (a) (b) bersih (c) bersih (d)
1/1/02 Rp.
100.000,00
1/1/02 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38
1/1/03 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60
1/1/04 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84
1/1/05 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801,30
1/1/06 25.981,62 2.000 2.180,32* 21.801,30 0,00

7
Total Rp. Rp. Rp. 19.908,10 Rp. -
129.908,10 10.000,- 100.000,-

Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease
tahun I adalah sebagai berikut:
            Kas                                                                              Rp.25.981,62
                        Piutang Pembayaran Lease                                        Rp.23.981,62
                        Hutang Pajak Properti                                                Rp.  2.000

Pada tanggal 31 Desember 2002, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun I
diakui dengan ayat jurnal berikut:
            Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease           Rp.7.601,84
                        Pendapatan Bunga – Lease                                        Rp.7.601,84

Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun II dan pengakuan
pendapatan bunga:
1 Januari 2003
Kas                                                                              Rp.25.981,62
                        Piutang Pembayaran Lease                                        Rp.23.981,62
                        Hutang Pajak Properti                                                Rp.  2.000

31 Desember 2003
Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease           Rp.5.963,86
                        Pendapatan Bunga – Lease                                        Rp.5.963,86

Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2006 akan mengikuti pola yang sama
kecuali tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga pada tahun 2006
(tahun terakhir). Karena piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2006, maka
tidak ada saldo (investasi) yang beredar pada tahun 2006 dimana Lessor Company
akan menanggung setiap bunga. Pada saat lease berakhir, piutang kotor dan
pendapatan diterima di muka akan dihapus seluruhnya. Lessor Company tidak
mencatat penyusutan.

Jika pada saat lease berakhir, peralatan dijual kepada Lessee Company seharga
Rp.5.000,  maka Lessor Company akan mengakui disposisi peralatan sebagai berikut:
            Kas                                                                                          Rp.5.000
                        Keuntungan penjualan peralatan yang dilease                       Rp.5.000 

Metode Operasi (Lessor)


Menurut metode operasi, setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai
pendapatan sewa. Aktiva yang di lease disusutkan dalam cara yang biasa, dimana biaya
depresiasi periode berjalan ditandingkan dengan pendapatan sewa.

Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa adalah sebagai berikut:


          Kas                                                                                          Rp.25.981,62
                        Pendapatan Sewa                                                                   Rp.25.981,62

8
Ayat jurnal untuk mencatat depresiasi (penyusutan) dengan asumsi metode garis lurus
digunakan, biaya perolehan Rp.100.000 dan umur manfaat 5 tahun:
Biaya Depresiasi – Peralatan yang Dilease                           Rp.20.000
                        Akumulasi Depresiasi                                                             Rp.20.000

Jika Pajak Properti, asuransi, pemeliharaan, dan biaya operasi lainnya selama setahun
adalah kewajiban lessor, maka biaya-biaya ini dicatat sebagai biaya yang dapat
dibebankan ke pendapatan sewa kotor.

14.2 PENYAJIAN TRANSAKSI LEASING


a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing, dimana objek leasing dapat
berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak dan memiliki umur maksimum
sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah
dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan
angsuran atau lease payment yang terdiri atas biaya perolehan barang ditambah
dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan atau
spread yang diinginkan lessor
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis
termasuk biaya pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang
yang di-lease tersebut ditanggung oleh lessee
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang
tersebut sesuai dengan nilai sisa atau residual value yang disepakati, atau
mengembalikan pada lessor, atau memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-
syarat yang disetujui bersama. Pembayaran berkala pada masa perpanjanngan lease
tersebut biasanya jauh lebih rendah daripada angsuran sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.

Jusup, Al Haryono. 2005. Teori Akuntansi, Edisi Keenam Jilid Satu. Yogyakarta: STIE

YKPN.

Keiso, Donald E. Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi
12, Jilid 2. Penerbit Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai