OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK 5
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
13.1 PENGERTIAN LEASING
Lease adalah kontrak yang menetapkan syarat-syarat pengalihan hak pemakaian
harta atau aktiva kepada lease oleh pemiliknya, yaitu lessor. Leasing dimanfaatkan
secara luas dewasa ini sebagai suatu cara untuk memperoleh berbagai jenis aktiva.
Perorangan dapat me-lease rumah, apartemen, kendaraan, televisi, alat-alat rumah
tangga, perabot, dan hampir semua barang konsumsi lainnya yang dijual di pasar.
1
yang membuat nilai residu yang besar pada akhir periode lease. Lessor dapat
melease aktiva itu kembali kepada lesse lain atau menjualnya dan memperoleh
keuntungan pada saat itu juga. Banyak lessor telah menikmati laba yang besar dari
kenaikan nilai residu yang tidak diperkirakan.
Lessee
Peralatan yang dilease xx
kewajiban lease xx
Lessor
Piutang Lease(bersih) xx
Peralatan xx
Kriteria Kapitalisasi
1. Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee, maka lease itu
dianggap sebagai lease modal
2. Pengujian Opsi Pembelian dengan Harga Khusus
Opsi pembelian dengan harga khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan
lessee untuk mebeli property yang dilease dengan harga yang signifikan lebih
rendah dibandingkan nilai wajar property yang diharapkan pada tanggal opsi
digunakan.
3. Pengujian Umur Ekonomis (75%)
Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva, di
mana sebagian risiko dan imbalan atas pemilikan sedang dialihkan ke lessee, maka
perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi penentuan atas masa lease dan umur
aktiva dapat menjadi masalah. Jangka waktu lease umumnya dianggap sudah tetap
dan tidak dapat dibatalkan
4. Pengujian Pemulihan Investasi (pengujian 90%)
Jika nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sama dengan atau melebihi
90% dari nilai pasar wajar aktiva, maka aktiva yang dilease harus dikapitalisasi.
2
Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan secara Berbeda
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber
pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva
yang dilease, dan lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan
pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama umur properti yang dilease, pembayaran
sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah bunga.
a. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease seolah-olah
aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan dimana aktiva diperoleh dan
kewajiban diakui. Oleh karena, itu lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan
kewajiban pada nilai terendah antara (1) nilai sekarang dari pembayaran lease
minimum (tidak termasuk biaya executory) atau (2) nilai pasar wajar aktiva yang
dilease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa
aktiva yang dilease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya.
b. Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang
dilease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. jika perjanjian
lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (kriteria 1) atau mencakup
opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2) – aktiva yang dilease disusutkan
dalam cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessee atas aktiva
yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika
lease tidak mengalihkan kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan
harga khusus, maka aktiva disusutkan selama masa lease.
c. Metode Bunga Efektif
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk
mengalokasikan setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini
menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari
nilai tercatat kewajiban lease.
Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan
metode bunga efektif pada lease modal.
d. Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai
kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, namun penyusutan aktiva
dan pengurangan kewajiban adalah dua proses akuntansi yang independen selama
jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva yang dilease dengan
menggunakan metode penyusutan konvensional, garis lurus, jumlah angka tahun,
saldo menurun, unit produksi dan lainnya.
3
a. Jangka waktu lease adalah 5 tahun, dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan,
yang mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62 pada awal
setiap tahun (dasar anuitas jatuh tempo).
b. Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar Rp.100.000 dengan
estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
c. Lessee Company membayar seluruh biaya executory secara langsung kepada pihak
ketiga kecuali untuk pajak properti sebesar Rp.2.000 per tahun, yang dimasukkan
dalam pembayaran tahunan kepada lessor.
d. Lease ini tidak mencakup opsi pembaharuan, dan peralatan kembali menjadi milik
lessor Company pada akhir masa lease.
e. Suku bunga pinjaman incremental Lesse Company adalah 11% per tahun.
f. Lessee Company menyusutkan peralatan atas dasar garis lurus
g. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat
pengembalian atas investasi sebesar 10% per tahun; hal ini diberitahu kepada
Lessee Company.
Lease ini memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai lease modal, dengan alasan
sebagai berikut:
1 Jangka waktu lease selama 5 tahun yang sama dengan estimasi umur ekonomis
peralatan selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%,
2 Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (Rp.100.000 sesuai perhitungan
dibawah) melebihi 90% dari nilai wajar properti (Rp.100.000)
Pembayaran lease minimum adalah Rp.119.908,1 (Rp.23.981,62 x 5), dan jumlah yang
dikapitalisasi sebagai aktiva yang dilease dihitung sebagai nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory – pajak properti sebesar
Rp.2.000) sebagai berikut:
Suku bunga implisit lessor sebesar 10% yang digunakan, bukan suku bunga pinjaman
incremental lessee sebesar 11% karena (1) nilainya lebih rendah dan (2) lessee
mengetahui suku bunga ini.
Jurnal yang harus dibuat Lessee untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2002 mencatat transaksi leasing sebagai aktiva tetap dan
kewajiban sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran lease.
4
Dalam metode operasi, beban sewa (dan kewajiban yang berhubungan) harus
diakrualkan dari hari ke hari ke lessee ketika properti digunakan. Lessee membebankan
sewa ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan
mengabaikan , dalam akuntansi, setiap komitmen untuk melakukan pembayaran dimasa
depan.
Sebagai contoh, misalkan bahwa lease modal yang dicontohkan sebelumnya tidak
memenuhi kriteria sebagai lease modal dan diperlakukan sebagai lease operasi. Beban
tahun pertama ke operasi adalah Rp.25.981,62 yaitu jumlah pembayaran sewa.
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2002 adalah:
Beban sewa Rp.25.981,62
Kas Rp.25.981,62
Aktiva yang disewa maupun setiap kewajiban jangka panjang untuk pembayaran sewa
di masa depan tidak dilaporkan dalam neraca. Beban sewa akan dilaporkan pada
laporan laba rugi
Ekonomi Leasing
Lessor menentukan jumlah sewa berdasarkan tingkat pengembalian suku bunga
implicit yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting
yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah posisi kredit
lessee, lamanya lease dan status nilai residu (dijamin vs tidak dijamin)
Perbedaan lease pembiayaan langsung dengan lease penjualan bagi lessor adalah
adanya atau tidak adanya laba atau rugi produsen atau penyalur. Semua lease yang
5
tidak memnuhi kualifikasi lease pembiayaan langsung atau lease penjualan
diklasifikasikan dan diperlakukan sebagai lease operasi.
CONTOH SOAL:
Dengan menggunakan contoh soal sebelumnya, berikut ini adalah informasi yang
relevan bagi Lessor Company dalam akuntansi untuk transaksi lease:
1. Jangka waktu lease 5 tahun yang dimulai tanggal 1 januari 2002, tidak dapat
dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62
pada awal setiap tahun, pembayaran termasuk biaya executory Rp. 2.000 (pajak
properti)
2. Peralatan memiliki nilai buku Rp.100.000 bagi Lessor Company, nilai wajar awal
lease sebesar Rp.100.000, estimasi umur ekonomis 5 tahun, dan tidak ada nilai
residu
3. Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negoisasidan menutup
transaksi lease
4. Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak danperalatan
dikembalikan kepada Lessor Company pada akhir masa lease
5. Tagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan pengecualian pajak
properti yang ditagih dari lessee) yang harus dikeluarkan oleh lessor
6. Lessor Company menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin
tingkatpengembalian 10% (suku bunga implisit).
6
b. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan
c. Tagihanpembayaran dipastikan secara layak
d. tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara nilai wajar
peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh lessor (Rp.100.000)
Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1 Januari
2002 (awal lease) sebagai berikut:
Piutang pembayaran lease Rp.119.908,10
Peralatan Rp.100.000
Pendapatan diterima dimuka – lease Rp. 19.908,10
Seperti halnya perlakuan lessee terhadap bunga, lessor juga menerapkan metode bunga
efektif dan mengakui pendapatan bunga atas saldo investasi bersih. Ditunjukkan dalam
tabel berikut:
LESSOR COMPANY
Skedul Amortisasi Lease
(Dasar anuitas jatuh tempo)
Tangga Pembayaran Biaya Bunga (10%) Pemulihan Investasi
l Lease Eksekutori atas investasi investasi Bersih (e)
Tahunan (a) (b) bersih (c) bersih (d)
1/1/02 Rp.
100.000,00
1/1/02 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38
1/1/03 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60
1/1/04 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84
1/1/05 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801,30
1/1/06 25.981,62 2.000 2.180,32* 21.801,30 0,00
7
Total Rp. Rp. Rp. 19.908,10 Rp. -
129.908,10 10.000,- 100.000,-
Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease
tahun I adalah sebagai berikut:
Kas Rp.25.981,62
Piutang Pembayaran Lease Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti Rp. 2.000
Pada tanggal 31 Desember 2002, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun I
diakui dengan ayat jurnal berikut:
Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease Rp.7.601,84
Pendapatan Bunga – Lease Rp.7.601,84
Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun II dan pengakuan
pendapatan bunga:
1 Januari 2003
Kas Rp.25.981,62
Piutang Pembayaran Lease Rp.23.981,62
Hutang Pajak Properti Rp. 2.000
31 Desember 2003
Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease Rp.5.963,86
Pendapatan Bunga – Lease Rp.5.963,86
Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2006 akan mengikuti pola yang sama
kecuali tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga pada tahun 2006
(tahun terakhir). Karena piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2006, maka
tidak ada saldo (investasi) yang beredar pada tahun 2006 dimana Lessor Company
akan menanggung setiap bunga. Pada saat lease berakhir, piutang kotor dan
pendapatan diterima di muka akan dihapus seluruhnya. Lessor Company tidak
mencatat penyusutan.
Jika pada saat lease berakhir, peralatan dijual kepada Lessee Company seharga
Rp.5.000, maka Lessor Company akan mengakui disposisi peralatan sebagai berikut:
Kas Rp.5.000
Keuntungan penjualan peralatan yang dilease Rp.5.000
8
Ayat jurnal untuk mencatat depresiasi (penyusutan) dengan asumsi metode garis lurus
digunakan, biaya perolehan Rp.100.000 dan umur manfaat 5 tahun:
Biaya Depresiasi – Peralatan yang Dilease Rp.20.000
Akumulasi Depresiasi Rp.20.000
Jika Pajak Properti, asuransi, pemeliharaan, dan biaya operasi lainnya selama setahun
adalah kewajiban lessor, maka biaya-biaya ini dicatat sebagai biaya yang dapat
dibebankan ke pendapatan sewa kotor.
9
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al Haryono. 2005. Teori Akuntansi, Edisi Keenam Jilid Satu. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Keiso, Donald E. Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi
12, Jilid 2. Penerbit Erlangga.
10