1. PENGERTIAN
Ada dua keunggulan utama bagi Lesse untuk melease daripada membeli :
1. Tanpa ada uang muka. Sebagian terbesar pembelian harta yang dibiayai
dengan menuntut agar sebagian dari harga beli dibayar langsung oleh
peminjam pada saat transaksi dilakukan. Hal ini memberi perlindungan
tambahan bagi kreditor apabila terjadi kemancetan pembayaran dan
pengembalian aktiva. Sebaliknya, kontrak Lease sering kali dibuat sedemikian
rupa sehingga 100% nilai aktiva dibiayai melalui Lease. Aspek ini membuat
leasing menjadi alternatif yang menarik bagi Perusahaan yang tidak memiliki
Kas yang cukup untuk membayar Uang Muka atau Perusahaan yang ingin
menggunakan modal yang tersedia untuk tujuan operasi serta investasi yang
lain.
2. Menghindarkan resiko pemilikan. Ada banyak resiko dalam pemilikan harta. Resiko ini
meliputi kerugian karena bencana, keausan, kondisi perekonomian yang berubah, dan
kerusakan fisik. Lesse boleh menghentikan Lease, meskipun biasanya dikenakan
denda tertentu, dan dengan demikian menghindarkan penanggungan resiko dari
kejadian ini. Keluwesan ini sangat penting bagi perusahaan dimana inovasi dan
perubahan Teknologi membuat kegunaan peralatan atau fasilitas tertentu menjadi
sangat tiadak pasti.
2. Keringanan Pajak. Banyak ketentuan pajak yang memberikan keringan bagi pemilik
harta.
3. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease. Apabila harta dijaul, pembeli kerap kali
tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Akan tetapi dalam situasi
Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, dan hubungan
bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui Leasing.
4. Nilai Sisa Dipertahankan. Dalam banyak perjanjian Lease, Lessor beruntung dari
kondisi ekonomi yang membuat nilai residu yang besar pada ahir periode Lease.
Lessor dapat Me-Lease aktiva itu kembali kepada Lease lain atau menjualnya dan
memperoleh keuntungan pada saat itu juga. Banyak Lessor telah menikmati laba yang
besar dari kenaikan nilai residu yang tidak diperkirakan.
C. SIFAT LEASE
1. Ketentuan Pembatalan. Sifat tidak dapat dibatalkan mengacu pada kontrak Lease
yang ketentuan serta sanksi pembatalannya sangat mahal bagi Lesse sehingga dalam
keadaan bagaimanapun tidak dilakukan pembatalan. Hanya Lease yang tidak dapat
dibatalkan yang dapat dikapitalisasi.
2. Periode Lease. Salah satu variable penting dalam perjanjian Lease adalah Periode
Lease-nya: yaitu, periode waktu mulai dari awal hingga ahir Lease, Tanggal
pemrakasaan Lease didefinisikan sebagai tanggal perjanjian Lease, atau tanggal
komitmen tertulis paling awal jika semua ketentuan pokok telah dinegosiasikan.
Permulaan Periode Lease terjadi pada saat perjanjian Lease mulai berlaku, yaitu
apabila harta yang dilease telah diserahkan kepada Lease.
3. Ahir Jangka Lease Adalah ahir periode yang ditetapkan dimana pembatalan tidak
boleh dilakukan ditambah semua periode, jika ada, yang diliput opsi pembaharuan
dengan harga murah ,atau ketentuan lain bahwa, pada tanggal terjadinya lease sudah
ada indikasi kuat bahwa lease itu diperbarui. Jika opsi pembelian dengan harga murah
dimasukkan dalam kontrak lease, sebagaimana didefinisikan dalam subbab berikut,
maka periode lease meliputi semua periode pembaharuan sebelum tanggal opsi
pembelian dengan harga murah tiba. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
periode lease tidak akan pernah melampui tanggal opsi pembelian dengan harga
murah
4. Opsi Pembelian Dengan Harga Murah. Lease kerap kali mengandung ketentuan
yang memberi hak kepada lesse untuk membeli harta yang dilease pada suatu hari
dimasa depan. Harga beli yang pasti harga opsi yang ditetapkan, meskipun dalam
beberapa kasus harga tersebut dinyatakan sebagai nilai pasar wajar pada tanggal ,opsi
dimanfaatkan. Jika harga opsi telah ditetapkan ini diperkirakan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan harga atau nilai pasar wajar pada tanggal pemanfaatan opsi
pembelian, maka dalam hal ini sudah tersirat opsi pembelian dengan harga muarah
5. Nilai Sisa Atau Residu. adalah Nilai pasar harta yang dilease pada ahir periode lease.
Dalam beberapa lease, periode lease melampi umur ekonomi aktiva, atau
periode dimana aktiva tersebut tetap produktif, dan kadang-kadang masih ada nilai
sisa . Dalam lease lainnya, periode lease lebih singkat, dan nilai residu tidak ada. Jika
lease dapat membeli aktiva itu pada ahir periode lease dengan harga murah sudah ada,
dan dapat diandaikan bahwa lesse akan melaksanakan opsi ini dan dapat membeli
aktiva tersebut.
Beberapa kontrak lease mewajibkan lesse, atau pihak ketiga yang ditunjuk,
untuk menjamin nilai residu aktiva. Jika nilai pasar wajar pada ahir periode lease
turun dibawah nilai residu yang dijamin, maka lesse atau pihak ketiga harus
membayar selisih tersebut. Ketentuan ini melindungi lessor dari kerugian akibat
penurunan yang tidak diperkirakan dalam nilai pasar aktiva.
6. Pembayaran Lease Minimum. Pembayaran sewa yang diminta selama periode lease
ditambah dengan jumlah yang harus dibayar untuk nilai residu, entah melalui opsi
pembelian dengan harga murah atau penjaminan nilai sisa, disebut sebagai
Pembayaran Lease Minimum. Jika semua pembayaran ini dilakukan dengan lease
saja, maka pembayaran lease minimum akan sama bagi lesse dan lessor. Akan tetapi,
jika pihak ketiga menjamin nilai residu, maka si lesse tidak boleh memasukkan
jaminan ini sebagai bagian dari pembaayaran lease minimum, tetapi lessor akan
memasukkannya.
Pembayaran sewa kadang-kadang mencakup beban untuk hal-hal seperti
assuransi, pemeliharaan, dan pajak yang timbu atas harta yang dilease. Perngeluaran
ini disebut Biaya Eksekutori.(Executory Cost). Dan tidak dimasukkan beban untuk
penyisihan dari pembayaran lease minimum. Jika lessor memasukkan beban untuk
penyisihan labanya didalam biaya ini, maka laba tersebut juga harus dianggap sebagai
biaya eksekutori.
Contoh : Olaf Leasing Co melease peralatan pembangunan jalan raya selama tiga
tahun dengan pembayaran $3.000 per bulan. Di dalam pembayaran sewa ini termasuk
biaya eksekutori $500 per bulan untuk menutup asuransi dan pemeliharaan peralatan
tersebut. Pada ahir tahun ketiga, nilai residu bagi Olaf dijamin oleh lesse sebesar
$10.000.
PembayaranLease minimum :
Karena pembayaran lease minimum baru akan dilakukan pada periode mendatang, maka nilai
sekarang dari pembayaran ini perlu dibukukan sebagai lease yang dikapitalisai. Dua
suku bunga yang berbeda harus dipertimbangkan dalam menghitung nilai sekarang
pembayaran lease minimum ini, yaitu : sukumbunga pinjaman incremental dari lease
dan suku bunga implicit dari lessor.
Suku Bunga Pinjaman Inkremental (Incremental Borrowing Rate) adalah Suku bunga
yang akan ditanggung lease jika ia meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk
membeli aktiva yang dilease, dan didalamnya diperhitungkan keaaddaan keuangan
lesse dan kondisi yang berlaku dipasar.
Suku Bunga Implisit (Implicit Interest Rate) adalah Suku bunga yang akan digunakan
untuk mendiskontokan pembayaran lease minimum ke nilai pasar wajar aktiva pada
saat lease terjadi.
Lessor menggunakan menggunakan suku bunga implisit dalam menentukan nilai sekarang
pembayaran lease minimum. Akan tetapi, lesse menggunakan suku bunga implisit
atau suku bunga pinjaman inkremental, mana yang lebih rendah. Jika lesse tidak
mengetahui suku bumga implisit tersebut, dia harus menggunakn suku bunga
pinjaman incremental.
Contoh : Olaf Leasing Co. misalkan bahwa pembayaran sewa $3.000 kepada Olaf
Dilakukan pada awal setiap bulan, suku bunga implisit dalam kontrak lease adalah
12% per tahun, dan suku bunga pinjaman inkremental bagi lesse adalah 14%. Dengan
memisalkan bahwa lesse mengetahui suku bunga implicit tersebut, maka baik lessor
maupun lesse akan mendiskontokan atau menghitung nilai sekarang pembayaran lease
minimum itu dengan menggunakan suku bunga 12%. Nilai sekarang dari pembayaran
lease minimum sebesar $100.000 akan menjadi :
Nilai sekarang sebesar $ 83.140 adalah harga jual atau nilai pasar wajar aktiva
pada saat lease terjadi.
1. Lease tersebut mengalihklan pemilikan harta kepada lesse pada ahir periode lease.
3. Jangka Lease sama dengan atau lebih dari 75% taksiran umur ekonomis harta yang
lease.
4. Nilai sekarang pembayaran Lease mnimum, tidak termasuk bagian yang merupakan
biaya eksekutori, sama dengan atau lebih besar daripada 90% nilai pasar wajar harta.
E. AKUNTANSI LEASING
Ada dua pihak yang terkait langsung dalam transaksi leasing yaitu, pihak
penyewa guna usaha (lesse) dan perusahaan sewa guna usaha (lessor). Oleh karena itu
berikut dibahas mengenai akuntansi leasing pada pihak penyewa dan pada pihak
perusahaan Sewa Guna Usaha.
a. Operating Lease
Dalam hal sewa guna usaha diperlakukan sebagai operating lease, trasansi leasing oleh
pihak penyewadicatat sebagai transaksi sewa-menyewa biasa. Dengan demikian
pembayaran sewa berkala dicatat debet akun Beban Sewa, dan kredit akun Kas.
Apabila dalam perjanjian sewa guna usaha ditetapkan pembayaran berkala dalam
jumlah yang berbeda, beban sewa untuk setiap periode dihitung dengan menggunakan
metode Garis Lurus (Straight Line Method).
Contoh : PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT. SAKURA untuk masa sewa
5 tahun dengan syarat sebagai berikut :
1. Sewa dibayar dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk tahun pertama jatuh pada
tanggal 2 Januari 2001.
Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 X Rp.
30.000.000,00 + 3 X Rp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis lurus,
jumlah sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00.: 5 = Rp 24.000.000,00
Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal
sebagai berikut.
Demikian pula untuk pembayaran sewa tahun keempat dan kelima, dicatat dengan jurnal
seperti ada pembayaran sewa tahun ketiga diatas, sehingga akun Sewa Dibayar Dimuka
selama masa sewa guna usaha(secara keseluruhan) akan tampak seperti dibawah ini
Pada ahir masa guna, akun Sewa Diby\ayar Dimuka tidak mempunyai saldo.
Ada kalanya sewa pada tahun-tahun pertama lebih kecil daripada sewa tahun-tahun
terahir. Misalnya : dari data contoh dimuka, sewa pada tahun pertama, kedua dan
ketiga masing-masing sebesar Rp.20.000.000,00. Sementara sewa untuk tahun
keempat dan kalimat masing-masing Rp.30.000.000,00. Dalam hak demikian,
pembayaran sewa untuk pertama, kedua dan ketiga, masing-masing dicatat dalam
jurnal berikut :
Pembayaran sewa untuk tahun keempat dan kelima, masing-masing dicatat dengan
jurnal sebagai berikut :
Dalam hal jatuh tempo pembayaran sewa pada saat periode akuntansi sedang berjalan,
misalnya dari data pada contoh dimuka, pembayaran sewa untuk tahun 2001 jatuh
pada tgl 1 April 2001. Dalam hal demikian pada ahir periode harus dibuat
penyesuaian. Jurnal penyesiaian yang dibuat 31 Desember 2001, sebagai berikut :
(mencatat sewa bulan Januari, Februari dan Maret 2002 yang telah dibayar
tahun 2001)
Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal periode tahun
2002, dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :
Apabila suatu sewa guna usaha memenuhi criteria untuk di perlakukan sebagai capital
lease, transaksi leasing dicatat oleh pihak penyewa sebagai suatu transaksi pembelian
aktiva tetap dengan syarat kredit jangka panjang. Dengan demikian dicatat debet pada
akun Aktiva Sewa Guna Usha dan kredit akun hutang.
Aktiva sewa guna asaha dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pasar wajar,
dengan jumlah sewa terendah yang dibayar selama masa sewa guna usaha, ditambah
dengan harga beli atau nilai residu aktiva yang bersangkutan pada ahir masa sewa
yang telah disepakati bersama.
Aktiva sewa guna uasaha olek pihak penyewa harus disusutkan dengan menerapkan
metode penyusutan yang biasa digunakan. Apabila kontrak sewa guna usaha
mencantumkan adanya pengalihan hak milik, atau adanya hak bagi penyewa untuk
membeli aktiva sewa guna usahaa dan ahir masa sewa, maka usia ekonomis aktiva
yang bersangkutan dijadikan dasar untuk menentukan besarnya penyusutan.
Sementara jika dalam kontrak sewa guna usaha tidak menyebutkabn dua kriteria
tersebut diatas, untuk menentukan jumlah penyusutan digunakan masa sewa guna
usaha sebagai usia penggunaan aktiva tetap yang bersangkutan.
Didalam jumlah sewa yang dibayar secara berkala, mengandung unsur harga aktiva
sewa guna usaha dan beban bunga. Oleh karena itu setiap pembayaran sewa,
dipisahkan menjadi jumlah pembayaran hutang yang merupakan sewa terendah, dan
jumlah pembayaran beban bunga.
Sebagai ilustrasi pencatatan sewa guna usaha yang diperlakukan sebagai capitral lease
pada pihak penyewa, misalkan PT. GIONI menyewa peralatan dari PT> JAYA
SARANA. Ketentuan sewa guna usaha, sebagai berikut :
1. Masa sewa guna usaha selama 5 tahun, dengan syarat tidak dapat dibatalkan.
2. Sewa tiap tahun Rp. 20.000.000,00. dibayar dimuka tiap tgl 1 Januari. Sewa tahun
pertama jatuh pada tgl 1 januari 2000.
3. Biaya pelaksanaan selam masa sewa (executory Cost) dibayar oleh penyewa.
4. Tidak mada ketentuan yang menyebutkan adanya pengalihan hak milik dan hak bagi
penyewa untuk membeli pada ahir masa sewa.
Data lain sehubungan dengan transaksi leasing di atas adalah sebagai berikut :
Untuk menentukan nilai sewa guna uasah harus dihitung dulu nilai tunai untuk
tingkat bunga 12%, masa sewa 5 tahun dengan pembayaran dimuka yaitu 4,03733.
Dengan deimkian nilai tunai sewa terendah dari data contoh diatas adalah 4,03733 X
Rp. 20.000.000,00 = Rp.80.746.600,00. Jumlah tersebut lebih besar dbanding 90% X
Rp. 82.000.000,00 (harga pasar wajar aktiva yang bersangkutan)
Hasil perhitungan diatas dijadikan dasar untuk memberlakukan sewa guna usaha
pada contoh diatas sebagai capital lease. Dengan nilai Rp. 80.746.600,00. Jumlah ini
dicatat debet pada akun Peralatan Sewa dari Lease Modal. Selanjutnya setiap ahir
periode disusutkamn (didepresiasi) dengan metode garis lurus.
a. Operating Lease
Suatu sewa guna usaha tidak memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai
Sewa Guna Usaha Pembelanjaan ( Finance Lease ), Transaksi leasing oleh
perusahaan sewa guna usaha (Lessor) dicatat sebagai transaksi sewa-menyewa
biasa (Operating Lease). Oleh karena itu dicatat sebagai harta dan di
informasikan dalam Neraca Sebagai aktriva yng disewa guna ushakan
Contoh : 1 Januari 2000 PT. ZODIAC menyewakan sebuah gedung untuk
masa 10 Th. Pembayaran sewa tiap 1 Januari, dengan ketentuan 5 Th pertama
masing-masing Rp. 24.000.000,00 dan 5 Th terahir masing-masing Rp.
20.000.000,00. Sewa dibayar di muka dan dimulai 1 Januari 2000, Biaya
komisi, biaya layanan hukum dan biaya langsung lainnya sebesar Rp.
10.000.000,00, dibayar oleh PT> ZODIAC. Harga perolehan gedung Rp.
360.000.000,00. usia ekonomis 25 Th tanpa niali residu. Gedung yang
bersangkutan disusutkan dengan metode Garis Lurus. Sementara biaya
langsung pertama amortisasi selama 10 th..
Masa sewa yang dari 75% dari taksiran usia ekonomis aktiva sewa guna
usaha, sewa guna diatas tidak memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai
Finance Leasing diatas, sebagai berikut :
10
Kelebihan yang diterima dari jumlah diatas, yaitu sebesar Rp. 2.000.000,00.
Dicatat kredit pada akun sewa Diterima dimuka.
Jurnal yang terahir diatas akan dibuat pada setiap ahir tahun sampai dengan
ahir tahun kesepuluh, sehingga pada ahir masa sewa akun Biaya Langsung
Pertama yang Ditangguhkan tidak mempunyai saldo.
Dengan pos jurnal diatas, pada ahir masa sewa akun Sewa Diterima Dimuka
akan menunujukan saldo nol (tidak bersaldo)
Sewa guna usaha yang diperlukan sebagai Sewa Guna Usaha Pembiayaan
Langsung, dalam neraca ihak lessor diinformasikan sebagai Piutang
Pembayaran Lease, sebesar jumlah pembayaran sewa terendah ditambah nilai
residu tidak terjamin. Nilai residu tidak terjamin adalah nilai sisa aktiva yang
disewakan pada ahir masa sewa, dengan tidak ada persetujuan yang
menimbulkan hak bagi penyewa untuk membeli nilai sisa aktin\va yang
bersangkutan.
Jumlah pembayaraan sewa terendah ditambah nilai residu tidak terjamin yang
dicatat sebagai Piutang Pembayran Lease, Merupakan investasi bruto.
Selisih antara investasi bruto dengan niali buku (harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan) aktiva yang disewakan, dicatat sebagai Pendapatan
Bunga yang Ditangguhkan yang selanjutnya diamortisasi selama masa sewa
menurut metode bunga efektif.
Contoh : PT. BIMA PERKASA pada 25 Des 2000 membeli peralatan pabrik untuk
disewa guna usahakan kepada PT PANDAWA, Harga perolehan termasuk
biaya langsung pertama berjumlah Rp. 40.373.000,00. Usia ekonomis ditaksir 5
tahun, tanpa nilai residu. Ketentuan sewa usaha antara lain sebagai berikut :
Informasi lain sehubungan dengan sewa guna asaha diats sebagai berikut :
b.Harga perolehan aktiva sewa guna asaha sama dengan harga pasar wajar.
Selisih antara saldo akun Piutang Pembayaran Lease (Investasi Bruto) dan
saldo akun Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan adalah sebagai investasi
saldo
Dengan demikian nilai lease pembiayaan langsung dalam neraca adalah sebesar
investasi neto
Investasi neto dari lease pembiayaan langsung yang jatuh tempo tidak lebih
dari satu tahun sejak tanggal neraca, harus diinformasikan sebagai aktiva
lancar,. Sementara investasi neto yang jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak
tgl neraca , harus diinformasikan sebagai investasi jangka panjang.
Contoh : Setelah sewa untuk tahun 2001 diterma pada tgl 31 Des 2000, dalam
buku besar akan menunjukan data sebagai berikut :
Dari jumlah diatas, akan diterima (jatuh tempo) pada tgl 31 Des 2001 sebesar Rp.
6.355.240,00. Jumlah tersebut dalam neraca 31 Des 2000 diinformasikan
dalam kelompok aktiva lancar. Selebihnya sebesar Rp. 24.017.760,00 (lihat
table), diinformasiukan dalam kelompok Investasi Jangka Panjang.
Dari uraian diatas, investasi neto dalam sewa guna usaha disajikan dalam
neraca 31 Des 2000 sebagai berikut :
NERACA
31 DESEMBER 2000
AKTIVA
Aktiva Lancar :
Lease Rp.24.017.760,00
Klasifikasi Leasing
1. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan.
Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis
serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan
negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan
serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada
supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai
imbalan atas jasa pengguanaan barang tersebut lessee akan membayar secara
berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu
tertentu yang telah disepakati bersama.
Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar
oleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya
capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Direct finance lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang yang
dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli
suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.
b. Sale and lease back
Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah
dimilikinya kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu
kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme
ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan
direct finance lease. Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan
untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan
bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor memberikan
dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang
dibutuhkan sesuai dengan nilai objek barang lease.
2. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan
kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar
rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya
yang telah dikeluarkan oleh lessor.
Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak
memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir
diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak
ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.
3. Sales type lease (Lease Penjualan)
Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease
barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam
pendapatan yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas
jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease.
4. Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak
membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan
hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan
dibiayai oleh credit provider.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee
terletak pada dua negara yang berbeda.
Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease
meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet
dari Pabrikan Boeing dan Airbus.
Lease : Suatu kontrak sewa atas penggunaan harta untuk suatu periode tertentu
dengan sewa tertentu.
Lessee : Pemakai aktiva yang akan di lease. Perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing.
Lessor : Pemilik dari aktiva yang akan di lease.
Lease term: Jangka waktu lease yang tetap dan tidak dapat dibatalkan,
termasuk:
a. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbarui kontrak leasing.
b. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang
dilease.
c. Periode dimana lessor mempunyai hak untuk memperbarui atau
memperpanjang masa lease.
d. Periode dimana denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk
memperbarui lease dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease.
e. Periode yang mencakup hak opsi pembaruan yang biasa yaitu diberikan
jaminan oleh lessee atas utang lessor yang mungkin terjadi.
Residual Value: Nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasi pada
akhir periode sewa.
Security Deposit (SD): Jaminan kas yang diminta lessor dari sewa lessee untuk
menjamin pembayaran sewa atau kewajiban sewa lainnya.
Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan sama dengan asersi manajemen untuk
penyajian dan pengungkapan