Anda di halaman 1dari 7

Akuntansi Keuangan Bisnis

Accounting For Leases


Yoanna Haryanda 3113024

DEPARTEMEN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HARAPAN BANGSA
2015

SEWA GUNA USAHA (LEASING)


A. Pendahuluan
Dalam PSAK No. 30 tentang Leasing, disebutkan bahwa kegiatan sewa
guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada
tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri
Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep122/MK/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974 dan No. 30/Kpb/I/74 tanggal 7 Februari
1974 tentang "Perizinan Usaha Leasing". Sejak saat itu dan khususnya
sejak tahun 1980 jumlah perusahaan sewa guna usaha dan transaksi sewa
guna usaha makin bertambah dan meningkat dari tahun ke tahun untuk
membiayai penyediaan barang-barang modal dunia usaha.
Hadirnya perusahaan sewa guna usaha patungan (joint venture) bersama
perusahaan swasta nasional telah mampu memopulerkan peranan kegiatan
sewa guna usaha sebagai alternatif pembiayaan barang modal yang
sangat dibutuhkan para pengusaha di Indonesia, di samping cara-cara
pembiayaan konvensional
yang
lazim
dilakukan
melalui
perbankan.
Perluasan cara-cara pembiayaan tersebut sejalan dengan definisi leasing
atau sewa guna usaha sebagaimana dituangkan dalam pasal 1 SKB Menteri
Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tersebut di atas
yang menyatakan: "Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaranpembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (New York Optie) bagi
perusahaan tersebut
untuk
membeli
barang-barang
modal
yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai
sisa yang telah disepakati bersama".
B. Pengertian Leasing
Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu yang
dimiliki oleh lessor selama periode waktu tertentu dengan membayar
sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang pada umumnya dilakukan
secara periodik. Unsur penting dari perjanjian leasing bahwa hak
kepemilikan lessor atas propertinya yang di-lease menjadi berkurang.
Oleh karena lease adalah suatu kontrak maka perjanjian yang disetujui oleh
lessor dan lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh
keinginan kedua pihak tersebut. Durasi (jangka waktu lease) dapat bervariasi
dari periode waktu yang pendek hingga seluruh umur manfaat dari aktiva
yang bersangkutan. Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari
tahun ke tahun dalam jumlah yang meningkat atau menurun; sementara
nilainya dapat ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan
penjualan, suku bunga utama, indeks harga konsumen atau beberapa
faktor lainnya.
C. Keunggulan Leasing

Walaupun
leasing
memiliki
kekurangan,
tetapi
pertumbuhan
pengaplikasiannya
menunjukkan
bahwa
lease
sering
kali
memiliki
keunggulan tambahan terhadap kepemilikan properti. Beberapa keunggulan
yang umumnya dinikmati lessee adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan
100%
dengan
suku
bunga tetap.
Lease
sering
ditandatangani tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yang
membantu menghemat dana kas yang terbatas, khususnya sangat
diinginkan oleh perusahaan baru dan sedang berkembang. Selain itu,
pembayaran lease juga sering bersifat tetap sehingga melindungi
lessee dari inflasi dan meningkatnya cost uang (cost of money).
2. Proteksi
terhadap
keusangan.
Peralatan
yang
di-lease
dapat
mengurangi risiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat
memindahkan risiko nilai residu kepada lessor.
3. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan
bila dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif
mampu membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus
lessee. Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu
pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease
sehingga pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut
mulai produktif.
4. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari
bahwa pembiayaan dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada
jenis pembiayaan lainnya.
5. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa
lease tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk
melakukan pinjaman. Pembiayaan di luar neraca semacam itu
penting bagi perusahaan tertentu.
C. Sifat Konseptual Lease
Secara singkat, FASB setuju dengan pendekatan kapitalisasi apabila lease
serupa dengan pembelian seluruh cicilan, dengan menyatakan bahwa lease
yang secara substansial memindahkan seluruh manfaat dan risiko dari
kepemilikan properti harus dikapitalisasi. Pemindahan kepemilikan dianggap
terjadi hanya jika lease tersebut tidak dapat dibatalkan. Tidak dapat
dibatalkan berarti bahwa kontrak lease bisa dibatalkan hanya bila terjadi
suatu hal yang bersifat kontinjensi atau ketentuan pembatalan dari penalty
kontrak begitu tinggi bagi lessee sehingga kemungkinan pembatalan terjadi
sangat kecil. Hanya lease yang tidak dapat dibatalkan yang perlu
dikapitalisasi.
Dengan demikian, dapat diambil 3 kesimpulan. (1) Karakteristik yang
menunjukkan bahwa secara substansial semua manfaat dan risiko
kepemilikan yang telah ditransfer harus diidentifikasi. (2) Karakteristik yang
sama harus diterapkan secara konsisten kepada lessee dan lessor. (3)
Lease yang tidak mentransfer semua manfaat dan risiko secara substansial
disebut sebagai lease operasi. Kontrak lease ini tidak perlu dikapitalisasi,
tetapi diperlakukan sebagai pembayaran lease dan penerimaan lease.

Akuntansi Oleh Lessee


A. Pencatatan Lease
Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan
kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa,
lessor yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan
risiko kepemilikan, mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari
neraca dan menggantikannya dengan piutang. Jurnal yang dibuat oleh lessor
dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi adalah sebagai
berikut:
Lessee
Peralatan yang di-lease RpXXX
Kewajiban lease
RpXXX

RpXXX

Lessor
Piutang lease (bersih) RpXXX
Peralatan

Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor


dan lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran
pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat
oleh lessee dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan dari pembukuan tersebut.
Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat beban sewa dan
lessor mengakui pendapatan sewa.
Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal (capital lease), lease harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu dari lebih empat
kriteria berikut ini:
1. Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
2. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain
purchase option).
3. Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur
ekonomis aktiva yang di-lease.
4. Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak
termasuk biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari
nilai wajar properti yang di-lease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasikan
sebagai Lease Operasi (operating lease).
B. Kriteria Kapitalisasi
Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat kontroversial
dan sulit diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria tersebut akan dibahas
berikut ini.
1. Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee maka
lease itu dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini tidak bersifat
kontroversial dan mudah untuk diterapkan.
2. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase
Option)

Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan


lessee untuk membeli properti yang di-lease dengan harga yang
secara signifikan lebih rendah dibandingkan nilai wajar properti yang
diharapkan pada tanggal opsi itu dapat digunakan. Pada awal lease,
perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar yang
diharapkan
harus
cukup
besar sehingga realisasi dari opsi bisa
dipastikan secara layak.
3. Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%)
Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis
aktiva, di mana sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan
barang dialihkan ke lessee maka perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi,
penentuan jangka waktu atau masa lease dan umur ekonomis aktiva
dapat menimbulkan masalah.
4. Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%)
Jika nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum
(minimum lease payments) sama dengan atau melebihi 90% dari
nilai pasar wajar aktiva maka aktiva yang di-lease harus dikapitalisasi.
Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika nilai sekarang
pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga
pasar aktiva maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.

C. Aktiva Dan Kewajiban Yang Diperlakukan Secara Berbeda


Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber
pembiayaan. Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi)
melalui aktiva yang di-lease, dan lessee melakukan pembayaran sewa,
yang sebenarnya merupakan pembayaran cicilan. Oleh karena itu, selama
umur properti yang di-lease, pembayaran sewa kepada lessor mencakup
pembayaran pokok ditambah bunga.
1. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease
seolah-olah aktiva telah dibeli dalam transaksi pembiayaan di mana
aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena itu, lessee mencatat
lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah antara
(a) nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum
(tidak termasuk cost executory) atau (b) nilai pasar wajar aktiva
yang di-lease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini
bahwa aktiva yang di-lease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar
wajarnya.
2. Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan
aktiva yang di-lease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode
penyusutan. Jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva
kepada lessee (Kriteria 1) atau mencakup opsi pembelian dengan harga
khusus (Kriteria 2) maka aktiva yang di-lease dengan cara yang

konsisten melalui kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang


dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika
lease tidak mengalihkan kepemilikan atau
tidak
mencakup
opsi
pembelian dengan harga khusus maka aktiva disusutkan selama masa
lease.
3. Metode Bunga Efektif
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk
mengalokasikan setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga.
Metode ini menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan
persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease. Tingkat diskonto
yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika
mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal.
4. Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat
sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama,
tetapi penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah 2 proses
akuntansi yang independen selama jangka waktu lease. Lessee harus
menyusutkan aktiva yang di-lease dengan menggunakan metode
penyusutan konvensional; garis lurus, jumlah angka tahun, saldo
menurun, unit produksi, dan lainnya.

Kriteria Kapitalisasi (Lessor)


Kelompok I
1.
Lease mengalihkan kepemilikan properti kepada lessee.
2.
Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus.
3.
Jangka waktu lease sama dengan atau lebih dari 75% estimasi
umur ekonomis properti yang di-lease.
4.
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (kecuali cost executory)
sama dengan atau melebihi 90% nilai wajar properti yang di-lease.
Kelompok II
1.
Ketertagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi
secara layak.
2.
Tidak ada ketidakpastian yang penting di seputar jumlah biaya/cost yang
tidak dapat dibayarkan kembali meskipun telah dikeluarkan oleh lessor
menurut lease (apa yang perlu dilakukan oleh lessor secara substansial
telah selesai atau biaya masa depan dapat diprediksi secara layak).

Mengapa kriteria Kelompok II disyaratkan? Jawabannya bahwa profesi ingin


memastikan bahwa lessor telah benar-benar mengalihkan risiko dan
manfaat kepemilikan. Jika ketertagihan pembayaran tidak dapat diprediksi
atau jika apa yang perlu dilakukan oleh lessor tidak lengkap maka kriteria
untuk pengakuan pendapatan belum dipenuhi, dan hal itu harus
diklasifikasikan sebagai lease operasi.
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan
bagi lessor adalah ada atau tidaknya untung (atau kerugian) produsen
atau penyalur: lease jenis penjualan melibatkan keuntungan produsen atau
penyalur. Sedangkan, lease pembiayaan langsung tidak memiliki keuntungan
tersebut. Keuntungan (atau kerugian) lessor adalah perbedaan nilai wajar
properti yang di-lease pada awal lease dengan nilai buku lessor. Umumnya
lease jenis penjualan terjadi apabila perusahaan manufaktur atau penyalur
menggunakan leasing sebagai sarana memasarkan produk mereka.
D. METODE PEMBIAYAAN LANGSUNG (DIRECT FINANCING LEASE) OLEH LESSOR
Pada hakikatnya, lease merupakan pembiayaan atau pembelian aktiva oleh
lessee yang mengharuskan lessor mengganti aktiva yang di-lease dengan
piutang pembayaran lease. Informasi yang dibutuhkan untuk mencatat
lease pembiayaan langsung (direct financing lease) ditunjukkan pada
pembahasan berikut.
Perhitungan investasi kotor (piutang pembayaran lease) sering membingungkan karena ketidakpastian mengenai bagaimana memperhitungkan nilai
residu. Ingat, bahwa pembayaran lease minimum mencakup hal-hal berikut
ini.
1. Pembayaran lease (tidak termasuk cost executory)
2. Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3. Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4. Denda atau penalty atas kegagalan untuk memperbarui (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai