Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti harus bisa mempertahankan dirinya masing -masing.
Banyak cara yang ditempuh manusia untuk mempertahankan hidupnya. Salah satu cara yang bisa
ditempuh untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan menjalankan bisnis. Seiring dengan
perkembangan zaman, dunia bisnis pun menjadi semakin marak. Dengan berkembangnya dunia
bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang tak dapat dielakkan lagi baik oleh kalangan
usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu badan hukum di dalam
mengembangkan usahanya maupun didalam meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat
dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan suatu
lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang akan
dipergunakan oleh pihak lain di dalam mengembangkan usahanya.

Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa.Saat
ini, sewa merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus
melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh perusahaan leasing yang
disediakan oleh berbagai perusahaan. sewa juga merupakan salah satu langkah penghindaran
resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada.

Dalam makalah ini, kami mencoba untuk mengulas tentang sewa macam-macam sewa dan
karakteristiknya. Sehingga kita dapat mengetahui semua tentang sewa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah yang akan ambil dalam
makalah ini, antara lain:

1. Apa pengertian definisi sewa?

2. Bagaiamana penjelasan sewa operasi?

3. Bagaimana penjelasan sewa pembiayaan?

4. Apa saja kriteria sewa pembiayaan?

0
1.3 Tujuan

Tujuan adanya penulisan makalah ini, antara lain:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian definisi sewa.

2. Mahasiswa dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa operasi.

3. Mahasiswa dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa pembiayaan.

4. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kriteria sewa pembiayaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Definisi Sewa

Menurut Sadono Sukirno (2003:376) sewa adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu
faktor produksi yang melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang
terbaik yang mungkin dilakukannya. Di dalam definisi ini sesuatu faktor produksi dipandang
sebagai mempunyai beberapa kegunaan.

Sedangkan menurut Aliminsyah, dkk dalam bukunya Kamus Istilah Akuntansi (2002:283)
mendefinisikan sewa sebagai sejumlah uang/ barang yang dibayarkan kepada pemilik tanah oleh
pihak yang menggunakan tanah sebagai balas jasa untuk penggunaan tanah tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan, Sewa adalah suatu perjanjian dimana
lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran
kepada lessor. Lessor adalah pemilik aset yang memberikan hak penggunaan kepada pihak
lessee. Lessee adalah pihak yang diberi hak untuk menggunakan aset dalam periode yang
disepakati.

Sewa menyebutkan bahwa klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi
didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang
secara individual atau gabungan pada umumnya mengarah pada sewa yang diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan adalah :

a. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;

b. lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan
bahwa opsi akan dilaksanakan;

c. masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak
dialihkan;

d. pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan; dan

e. aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu
modifikasi secara material.

Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa dan berubah selama masa sewa
kecuali lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa (selain melalui pembaruan

2
sewa), di mana klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang. Dengan demikian, perlu untuk menelaah
semua syarat-syarat sewa sehingga substansi perjanjian sewa dapat diidentifikasi apakah sewa
merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi.

Manfaat Sewa Transaksi sewa merupakan sarana untuk memperoleh aset, atau hak penggunaan
aset selain pembelian. Berikut ini beberapa manfaat dari sewa dibanding pembelian (aset tetap):

1. Dilihat dari sisi lessee

a. Biaya lebih murah

b. Terhindar dari risiko kepemilikan

c. Fleksibilitas

2. Dilihat dari sisi lessor

a. Meningkatkan penjualan

b. Menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan lessee

c. Menahan nilai residu (kepemilikan) aset

Klasifikasi Sewa mengalihkan hak penggunaan suatu aset dari pihak lessor kepada lessee dalam
periode yang disepakati. Dalam pengalihan hak penggunaan tersebut apakah disertai dengan
pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan kepada pihak lessee. Jika manfaat
dan risiko kepemilikan secara signifikan berpindah dari lessor kepada lessee, maka pihak yang
mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan, dari pihak lessor adalah lessee.
Perlakuan akuntansi bagi pihak lessee yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan atas
aset tersebut, maka lessee akan mengakui “aset” di neraca lessee. Sebaliknya bagi pihak lessor
jika tidak memperoleh manfaat dan risiko kepemilikan yang tidak signifikan, maka lessor tidak
mengakui “aset” atas aset yang disewakan kepada pihak lessee.

· Hal-hal yang Membuat Sewa Menyewa Batal.

Untuk Barang yang disewakan rusak Periode / masa perjanjian / kontrak sewa menyewa telah
habis;

Untuk Barang yang disewakan cacat setelah berada di tangan penyewa.

· Manfaat Sewa Menyewa;

Untuk membantu orang lain yang tidak sanggup membeli barang yang menyewakan
mendapatkan manfaat dari sang penyewa

3
2.2 Sewa Operasi

Perlakuan akuntansi atas sewa operasi adalah relatif sederhana, beban rental (rental expense)
akan dibebankan ke laba rugi saat pembayaran atau pada saat terutang. Atau pembayaran sewa
dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali
terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi (operating lease) jika sewa tidak mengalihkan
secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset. Sewa operasi dicatat sebagai
perjanjian sewa, tanpa pengalihan kepemilikan efektif yang berkaitan dengan sewa tersebut

Sewa operasi (operating lease) Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam
perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari
pihak lessor kepada pihak lessee. Misal transaksi sewa dimana pihak lessor menyewakan
bangunan kantor kepada lessee selama 2 tahun. Umur ekonomis bangunan ditaksir selama 10
tahun. Dalam transaksi sewa ini, manfaat dan risiko kepemilikan aset berpindah kepada pihak
lesse dalam periode yang tidak signifikan.

Akuntansi Sewa Operasi Transaksi sewa operasi, lessor tidak mengalihkan secara signifikan
manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada pihak lessee. Dalam hal ini lessor tetap menahan
manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut. Sehingga lessor akan tetap mengakui kepemilikan
aset dan mencatat aset yang disewakan tersebut di neraca lessor sebagai Properti Investasi.
Penggunaan aset tersebut, Pihak lessee akan mengakui pembayaransewa sebagai “beban sewa”
atau “sewa dibayar dimuka”.

2.3 Sewa Pembiayaan


Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease Transaksi sewa dikelompokkan
dalam sewa pembiayaan jika transaksi sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko
kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misalnya jika transaksi
sewa pada butir a di atas, pihak lessee menyewa selama 10 tahun, maka selama umur ekonomis
bangunan kantor tersebut dimanfaatkan oleh pihak lessee. Maka lessee yang mendapatkan
seluruh manfaat dan risiko kepemilikan atas bangunan kantor tersebut. Transaksi sewa ini
mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan kepada pihak lessee.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa modal (finance
lease atau capital lease) jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat (benefit) dan
risiko (risk) kepemilikan suatu aset.Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak
dialihkan. Sewa pembiayaan dicatat seolah-olah perjanjian sewa mengalihkan kepemilikan aset
dari lessor kepada lessee.

4
Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa
sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah :

 Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lessee
 Untung atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee (misalnya,
dalam bentuk potongan harga rental yang setara dengan sebagian besar hasil penjualan
residu pada akhir sewa) dan
 Lesse memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai
rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental.

Sewa pembiayaan dianggap lebih mirip dengan pembelian dari pada penyewaan aset.
Konsekuensinya, akuntansi untuk sewa pembiayaan olehlessee memerlukan pencatatan yang
serupa dengan pembelian sebuah aset dengan kredit jangka panjang. Dengan demikian, pada
awal masa sewa,lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan
posisi keuangan sebesar “nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini daripembayaran
sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.” Tingkat diskonto yang digunakan
dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit
(implicit interest rate) dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan
tingkat suku bunga pinjaman inkremental (incremental borrowing rate) lessee.

Pembayaran sewa minimum (minimum lease payment) adalah pembayaran selama masa sewa
yang harus dibayar (atau dapat diwajibkan untuk membayar) oleh lessee, tidak meliputi rental
kontinjen, biaya jasa dan pajak yang dibayar oleh dan diberikan gantinya kepada lessor,
ditambah dengan:

a. bagi lessee, jumlah yang dijamin (amounts guaranteed) oleh lesseeatau oleh pihak yang
terkait dengan lessee; atau

b. bagi lessor, nilai residu yang dijamin (any residual value guaranteed) oleh:

 lessee;
 pihak terkait dengan lessee; atau
 pihak ketiga yang tidak terkait dengan lessor yang secara finansial memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut.

Akan tetapi, jika lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan lebih
rendah dibanding nilai wajar pada tanggal opsi dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa
hampir dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan, maka pembayaran sewa
minimum meliputi:

a. pembayaran minimum terutang selama masa sewa hingga tanggal pelaksanaan opsi
pembelian; dan

5
b. pembayaran yang dipersyaratkan untuk melaksanakannya.

2.4 Kriteria Sewa Pembiayaan

Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan pada umumnya mengarah pada sewa
yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:

a. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;

b. lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan
bahwa opsi akan dilaksanakan;

c. masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak
dialihkan;

d. pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan;

e. aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu
modifikasi secara material.Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa dan berubah selama masa
sewa kecuali lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa (selain melalui
pembaruan sewa), di mana klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.

Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa dan berubah selama masa sewa
kecuali lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa (selain melalui pembaruan
sewa), di mana klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang. Dengan demikian, perlu untuk menelaah
semua syarat-syarat sewa sehingga substansi perjanjian sewa dapat diidentifikasi apakah sewa
merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi.

2.5 Sewa Dalam Laporan Keuangan Lessee Pada Sewa Pembiayaan

1) Pengakuan Awal

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam
laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan
dalam perhitungan nilai kini dari pembyaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit
dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis jika tidak, suku bunga pinjaman inkremental
lesee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lesee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui
sebagai aset. Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lesee tidak memperoleh

6
hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan secara substansi dan realitas keuangan
lesee memperoleh manfaat ekonomik dari pemakian aset sewaan tersebut selama sebagian besar
umur ekonomisnya. Sebagai konsekuensinya lesse menanggung kewajiban untuk membayar hak
tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban
keuangan terkait.

Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan lessee, sumber daya
ekonomi dan tingkat kewajiban dari entitas menjadi terlalu rendah, sehingga mendistors rasio
keuangan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan lesee sebagai
aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan
liabilitas untuk pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah
yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lesse yang ditambahkan ke jumlah yang
diakui sebagai aset.

2). Pengukuran Setelah Pengakan Awal

Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan
bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode
selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Suatu
sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat disusutkan dan beban
keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan konsisten
dengan aset dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16
(revisi 2011) : Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2010) : Aset Tak Berwujud. Jika tidak ada
kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendaptkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa,
aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode
masa sewa dan umur manfaatnya.

3) Pengungkapan

Selain memenuhi ketentuan PSAK 60, pengungkapan lessee juga mengungkapkan hal – hal
berikut yang berkaitan dengan sewa pembiayaan :

a) Jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan.

b) Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan,
dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan total sewa pembayaran sewa minmum di
masa depan pada tanggal pelaporan, dan nilai kininya, untuk setiap periode berikut :

· Sampai dengan satu tahun

· Lebih dari satu tahun sampai lima tahun

7
· Lebih dari lima tahun

c) Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.

d) Total perkiraan penerimaan pembayaran sewa minimum sewa lanjut di masa depan dari
kontrak sewa lanjut yang tidak dapat dibatalkan

e) Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material meliputi,

· Dasar penentuan utang rental kontijen

· Ada tidaknya klausul – klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau pembelian
dan eskalasi beserta syarat – syaratnya

· Pembatasan – pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait
dengan dividen, tambahan utang dan sewa lanjut

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan operasinya perusahaan membutuhkan aktiva tetap dan untuk


memperolehnya perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda-beda. Salah satu yang
paling mudah adalah dengan cara membelinya. Memperoleh aktiva tetap dengan cara
pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dan memerlukan
berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah dana yang ada mencukupi atau
diperlukan suatu pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman sehingga tidak ekonomis
lagi bila dipakai ataupun ada resiko kegagalan memakai serta kemungkinan biaya pemeliharaan
yang terlalu tinggi. Cara lain dalam memperoleh aktiva yang dapat diterapkan adalah
dengan cara leasing.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://jagoakuntansi.com/2016/11/20/akuntansi-sewa-bagian-2/

http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-sewa.html

10

Anda mungkin juga menyukai