Anda di halaman 1dari 23

MATERI AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

Oleh Kelompok 5:

Yepta Stepanus Sitepu


Aprilia Feyang Moningkey
Jelia Jeli
Brigita Mondigir
Levin Lambehe
Maria Sonata Patunde
Ledis Selina Br Sembiring

Materi:

A. Akuntansi untuk Leasing


➢ Sifat dasar substansi ekonomis dan keuntungan transaksi leasing
➢ Akuntansi oleh leasing
➢ Akuntansi oleh leasor
➢ Masalah masalah akuntansi khusus
➢ Pelaporan untuk leasing dalam laporan keuanngan

B. Perubahan metode akuntansi dan koreksi kesalahan


➢ Perubahan dalam metode akuntansi
➢ Koreksi kesalahan
➢ Menyusun kembali laporan keuangan
A. Akuntansi Untuk Leasing
1. Sifat dasar substansi ekonomis dan keuntungan transaksi leasing

Substansi ekonomi

Asal usul doktrin substansi ekonomi adalah doktrin common law yang menolak manfaat
pajak yang terkait dengan transaksi, jika dianggap tidak memiliki substansi ekonomi atau tujuan
komersial..

Istilah substansi ekonomi mewakili aktivitas nyata dan peran efektif yang dimainkan oleh
perusahaan dalam konteks yang lebih luas dari sebuah organisasi yang beroperasi secara
internasional.

Doktrin substansi ekonomi adalah doktrin hukum hukum yang tidak mengizinkan manfaat
pajak dari transaksi jika tidak memiliki substansi ekonomi atau tujuan komersial.Doktrin ini
dikodifikasikan pada tahun 2010, di bagian 7701 (o), yang mendefinisikan bahwa suatu
transaksi memiliki substansi ekonomi hanya jika:

- Transaksi secara signifikan mengubah posisi ekonomi wajib pajak, terlepas dari dampak
pajaknya.

- Wajib pajak memiliki tujuan substansial untuk melakukan transaksi, terlepas dari dampak
pajak tersebut.

Internal Revenue Service menetapkan bahwa, untuk menentukan apakah doktrin substansi
ekonomi berlaku atau tidak berlaku untuk suatu transaksi, ia harus mencakup semua elemen
faktual yang relevan dari perlakuan fiskal normal untuk setiap investasi, rencana atau
perjanjian..

Keuntungan dari transaksi leasing

Sebelum melanjutkan alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengetahui istilah istilah
berikut ini
Lease: Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada
Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama jangka waktu
tertentu dengan memberikan imbalan berupa pembayaran tunai yang biasanya dilakukan secara
periodik.

Lessor : Pihak yang menyewabelikan (Yang mempunyai barang)

Lessee : Pihak yang menyewa beli Pada umumnya perusahaan lessor adalah :

1. Bank Bank merupakan pemain terbesar dalam bisnis lease. Mereka memiliki sumber
dana rendah biaya, yang merupakan keuntungan dalam kemampuan membeli aktiva
dengan harga yang lebih rendah dibanding kompetitor mereka.
2. Perusahaan Captive Leasing Adalah perusahaan anak yang bisnis utamanya
menjalankan operasi lease bagi perusahaan induknya.
3. Pihak independen Adalah perusahaan leasing selain bank dan perusahaan captive
leasing.

Keuntungan dari Leasing Pertumbuhan dalam leasing menunjukkan bahwa ia sering


memiliki beberapa keuntungan asli daripada memiliki properti, seperti:

1) Pendanaan 100% dengan tarif tetap.

Sewa sering kali ditandatangani tanpa memerlukan uang muka dari penyewa. Ini
membantu lessee menghemat uang langka — fitur yang sangat diinginkan untuk perusahaan
baru dan berkembang. Selain itu, pembayaran sewa seringkali tetap, yang melindungi lessee
terhadap inflasi dan kenaikan biaya uang. Komentar berikut menjelaskan mengapa
perusahaan memilih sewa daripada pinjaman konvensional: “Bank lokal kami akhirnya
mencapai 80 persen dari harga pembelian tetapi tidak akan lebih tinggi, dan mereka
menginginkan tingkat bunga yang naik. Kami hanya tidak mampu membayar uang muka,
dan kami perlu mengunci tingkat pembayaran terakhir yang kami tahu dapat kami jalani. "

2) Perlindungan terhadap keusangan.

Peralatan leasing mengurangi risiko keusangan bagi lessee dan dalam banyak kasus
mengalihkan risiko nilai residu ke lessor. Misalnya, Merck (pembuat farmasi) menyewa
komputer. Di bawah perjanjian sewa, Merck dapat mengubah komputer lama untuk model
baru kapan saja, membatalkan sewa lama dan menulis yang baru. Lessor menambahkan
biaya sewa baru ke saldo karena sewa lama, dikurangi nilai tukar komputer yang lama.
Seperti dikatakan seorang bendahara, "Naluri kita adalah membeli." Tetapi jika komputer
baru kemungkinan akan datang dalam waktu singkat, "maka leasing hanya merupakan cara
yang jauh lebih nyaman daripada membeli." Biasanya, lessor juga melindungi dirinya
sendiri dengan mewajibkan lessee membayar pembayaran sewa yang lebih tinggi atau
memberikan pembayaran tambahan jika lessee tidak mempertahankan aset.

3) Fleksibilitas.

Perjanjian sewa mungkin mengandung ketentuan yang tidak terlalu ketat dibandingkan
perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif dapat menyesuaikan perjanjian sewa dengan
kebutuhan khusus lessee. Misalnya, durasi sewa — jangka waktu sewa — bisa berupa apa
saja dari periode waktu yang singkat hingga seluruh umur ekonomi aset yang diharapkan.
Pembayaran sewa mungkin tingkat dari tahun ke tahun, atau mereka dapat menambah atau
mengurangi jumlahnya. Jumlah pembayaran dapat ditentukan sebelumnya atau dapat
bervariasi dengan penjualan, suku bunga utama, Indeks Harga Konsumen, atau faktor
lainnya. Dalam kebanyakan kasus, sewa diatur untuk memungkinkan lessor memulihkan
biaya aset ditambah pengembalian yang adil selama masa sewa.

4) Pembiayaan lebih murah.

Beberapa perusahaan menemukan leasing lebih murah daripada bentuk-bentuk


pembiayaan lainnya. Sebagai contoh, perusahaan pemula di industri yang tertekan atau
perusahaan dengan tanda kurung pajak yang rendah dapat menyewa untuk mengklaim
manfaat pajak yang mungkin akan hilang. Pengurangan depresiasi tidak memberikan
keuntungan bagi perusahaan yang memiliki sedikit penghasilan kena pajak. Melalui leasing,
perusahaan leasing atau lembaga keuangan menggunakan manfaat pajak ini. Mereka
kemudian dapat meneruskan sebagian dari manfaat pajak ini kembali ke pengguna aset
dalam bentuk pembayaran sewa yang lebih rendah.

5) Keuntungan pajak.

Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat "memiliki kue dan memakannya juga" dengan
keuntungan pajak yang ditawarkan sewa. Yaitu, untuk tujuan pelaporan keuangan,
perusahaan tidak melaporkan aset atau liabilitas untuk pengaturan sewa. Untuk tujuan pajak,
perusahaan dapat menggunakan modal dan mendepresiasi aset sewaan. Akibatnya,
perusahaan mengambil potongan lebih awal daripada lebih lambat dan juga mengurangi
pajaknya. Kendaraan umum untuk jenis transaksi ini adalah pengaturan "sewa sintetik",
seperti yang dijelaskan dalam cerita pembuka untuk Krispy Kreme.

6) Pembiayaan off-balance-sheet.

Sewa tertentu tidak menambah hutang pada neraca atau mempengaruhi rasio keuangan.
Bahkan, mereka dapat menambah kapasitas pinjaman.1 Pembiayaan tidak-seimbang seperti
itu sangat penting bagi beberapa perusahaan.

2. Akuntansi Oleh Leasse

Terdapat dua klasifikasi lease oleh lessee:

• Lease Modal (Capital Lease)


• Lease Operasi (Operasting Lease)

Apabila lease dicatat sebagai lease modal (capital lease) maka lease tersebut harus dianggap
tidak dapat dibatalkan, dan harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut ini:

a. Lease mentransfer kepemilikanproperti kepada lessee


b. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)
c. Jangka waktu lease sama dengan atau melebihi 75% dari estimasi umur ekonomis
aktiva yang di-lease
d. Nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk
executory cost) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-
lease. (executory cost: yaitu biaya pemeliharaan, asuransi dan pajak)

Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas, diklasifikasikan sebagai lease operasi
(operating lease)

1) Lease Modal

Capital lease adalah mekanisme leasing yang paling sering digunakan, yakni dengan cara
perusahaan memberikan berbagai macam kebutuhan benda modal nasabah. Nantinya, mereka
akan membayar pesanan tersebut di supplier dan mendapat pengembalian melalui cicilan lessee.
Dengan kata lain nasabah (lessee) tidak berhubungan langsung dengan supplier.
Pada saat berakhirnya masa lease:

➢ jika lessee tidak membeli peralatan tersebut, maka peralatan tersebut akan dikembalikan
ke lessor. Rekening peralatan yang di-lease dan rekening akumulasi penyusutan akan
dihapus dari pembukuan, dengan jurnal :

Akumulasi penyusutan – Lease modal $ 100.000 -

Peralatan yang di-lease menurut lease modal - $ 100.00


➢ Jika lessee membeli peralatan tersebut pada akhir masa lease dengan harga $ 5.000 dan
estimasi umur peralatan diubah dari 5 tahun menjadi 7 tahun, maka lessee akan membuat
jurnal sbb :

Peralatan ($ 100.000 + $ 5.000) $ 105.000 -

Akumulasi penyusutan – Lease modal $ 100.000 -

Peralatan yang di-lease menurut lease modal - $ 100.000

Akumulasi penyusutan Peralatan - $ 100.000

Kas - $ 5.000

2) Operating Lease

Jenis lainnya leasing adalah operating lease, yakni pembiayaan dimana lessor membeli
barang untuk disewakan pada lessee dalam kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan. Kemudian
lessee hanya perlu membayar biaya rental, sedangkan biaya lain telah ditanggung lessor.

Apabila lease yang diilustrasikan di atas tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal, maka
akan diperlakukan sebagai lease operasi. Lessee membebankan biaya sewa ke periode-periode
yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva yang di-lease tersebut, sehingga jurnal yang
dibuat oleh lesse setiap tahun untuk membebankan biaya sewa sebesar $ 25.981,62 adalah sbb :

Biaya sewa $ 25.981,62 –

Kas - $ 25.981,62

3. Akuntansi Oleh Lessor

Ditinjau dari segi Lessor, type Leasing adalah sbb :

1) Capital Lease
a. Sales Type Lease
b. Direct Financing Lease
c. Leveraged Lease
2) Operating Lease / True Lease

Untuk mengklasifikasikan lease, lessor harus memperhatikan dua kelompok kriteria berikut
ini:

Kelompok 1

1. Lease mentransfer kepemilikanproperti kepada lessee

2. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)

3. Jangka waktu lease sama dengan atau melebihi 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang
di-lease

4. Nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk executory
cost) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease.

Kelompok 2

1. Kemungkinan tertagihnya pembayaran lease minimum dapat diramalkan secara wajar


(reasonable)

2. Tidak terdapat ketidakpastian (uncertainties) yang berarti mengenai jumlah biaya yang tidak
bisa diminta kembali (unreimburseable cost) yang dikeluarkan oleh lessor untuk aktiva yang di-
lease-kan.

Bila salah satu dari empat kriteria pada kelompok 1 terpenuhi, dan juga memenuhi kedua
kriteria pada kelompok 2, maka lease harus digolongkan sebagai Sales Type Lease, Direct
Financial Lease, atau Leverage Lease sesuai dengan keadaan. Sedangkan bila tidak dipenuhi,
maka harus digolongkan sebagai Operating Lease

Capital lease

Lessor tidak mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi
mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan barang tersebut atau dengan menyewakan
barang tersebut kepada pihak yang berikutnya.

Sales Type Lease, Dalam hal ini lessor biasanya merupakan produsen atau dealer yang
menggunakan lease sebagai salah satu jalur pemasarannya. Dengan demikian selain biaya-biaya
dan keuntungan, terdapat pula unsur “sales/dealer‟s/manufacturer‟s profit” sebagai hasil
transaksi penjualan aktiva yang bersangkutan

Leveraged Lease, Bentuk lease ini melibatkan tiga pihak yaitu lessor, lessee, dan credit
provider/debt participan/equity participan, yang menyediakan sumber pembiayaan sehingga
lebih mirip pinjaman kepada lessee. Dalam hal ini lessor tidak bertanggung jawab terhadap dana
dari equity participan apabila terjadi kemacetan pembayaran oleh pihak lessee, sehingga equity
participan tersebut harus berusaha sendiri terhadap lessee untuk pelunasan pembayaran
pinjaman.

Direct Financing Lease Yaitu financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor. Tiap
pembayaran lease terdiri dari bagian pengembalian investasi lessor ditambah dengan
keuntungan yang diharapkan. Dalam lease ini nilai wajar dari harta yang dilease pada permulaan
sewa sama besar dengan biaya untuk memperolehnya. Metode ini sering juga disebut fullpay out
leasing, yang menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) lease property yang
bersangkutan.

Pada jenis lease ini lessor mencatat „piutang lease‟ pada pembukuannya. Piutang lease ini
menjadi nilai saat ini dari pembayaran minimum lease, yang mencakup:

1. Pembayaran lease (tidak termasuk biaya executory)

2. Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)

3. Nilai residu yang dijamin (jika ada)

4. Denda atau pinalti atas kegagalan untuk memperbarui.

Apabila lessor membayar biaya executory, maka pembayaran lease harus dikurangkan dengan
jumlah tersebut untuk menghitung pembayaran lease menimum.

Operating Lease

Apabila lease diklasifikasikan sebagai lease operasi, maka:

o Setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai pendapatan sewa.


o Jumlah pendapatan yang diakui dalam setiap periode akuntansi berjumlah sama (dasar
garis lurus)
o Biaya yang dicatat dalam transaksi lease operasi adalah: biaya penyusutan, biaya
pemeliharaan dan biaya jasa yang lain.
o Biaya yang dibayarkan kepada pihak ketiga akan diamortisasi atas dasar garis lurus

4. Masalah-masalah Akuntansi Khusus

Karakteristik dari perjanjian lease yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah akuntansi


khusus antara lain :

1) Residual Value (Nilai Residu)

 Adalah estimasi nilai wajar (FV) dari aktiva yang dilease pada akhir masa lease.

 Dalam praktek perjanjian lease sering ditemui suatu aktiva yang dileasekan memiliki umur
ekonomis melebihi jangka waktu lease.

 Jika hak kepemilikian tidak secara otomatis berpindah ke lease (kriteria 1) dan tidak terdapat
hak opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2) maka lease akan mengembalikan aktiva
kepada lessor pada akhir masa lease.

 Maksudnya adalah apabila terjadi perbedaan antara nilai residu dengan nilai sisa yang
sesungguhnya yang diakibatkan karena perbedaan jangka waktu lease dan umur ekonomis maka
secara sederhana diasumsikan bahwa kedua nilai tersebut sama meskipun umur ekonomis dan
jangka waktu lease berbeda

a. . Nilai Residu Dijamin dan Tidak dijamin

Nilai residu dijamin dan tidak dijamin berpengaruh pada pihak lesse. Adapun penjelasan
mengenai nilai residu ini adalah sebagai berikut :

❖ Nilai Residu dijamin (Guaranted residual Value)

-Dalam kasus nilai residu yang dijamin memiliki pengaruh terhadap perhitungan
pembayaran lease minimum oleh lessee.

- Maksudnya adalah adanya tambahan pembayaran lease yang disyaratkan dan pembayaran
tersebut dapat berupa property atau kas atau keduanya.
- Guarented Residual Value adalah tambahan lease payment yg LESSEE bayarkan dalam
property, cash ataupun keduanya pd akhir masa lease term.

❖ Nilai Residu yang tidak dijamin (Unguaranted residual Value)

- Berbeda dengan nilai residu yang dijamin, dari sisi pihak lessee nilai residu yang tidak
dijamin sama halnya dengan tidak ada nilai residu.

- Dalam hal ini berpengaruh terhadap pembayaran lease minimum oleh lessee dimana tidak
terdapat penambahan pembayaran (nilai residu tidak dijamin)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai residu ini dilihat dari sudut pandang
lessee. Sedangkan dari pihak lessor sendiri sebenarnya ada atau tidaknya penjaminan atas
residu tidak mempengaruhi pembayarn lease sebagai pengembalian tertentu atas investasi.
Hal ini dikarena bagi lessor sudah terdapat pembayaran minimum yang disyaratkan. Jadi
dijamin atau tidaknya nilai residu bagi pihak lessor akan tetap direalisasikan pada akhir
masa lease.

b. Lease Jenis Penjualan (Sales type lease)-LESSOR


❖ Perbedaan utama antara lease pembiayaan langsung dengan lease jenis penjualan
adalah laba atau rugi kotor produsen atau penyalur. (Penjelasan dibagian
sebelumnya) PT. Uqi Corp
c. Opsi Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option)- Lessee
❖ Pada karakteristik ini memungkinkan lessee membeli aktiva yang di-lease-kan
dengan harga jauh dibawah perkiraan nilai wajar aktiva dimasa depan.
❖ Jika terdapat opsi pembelian dengan harga khusus, maka lessee harus menambahkan
niaai sekarang dari pembayaran lease minimum dengan nilai sekarang dari harga
opsi.
❖ Sama seperti Guaranted Residual Value. Perbedaannya pada perhitungan annual
depreciation, pada BPO, LESSEE mendepresiasikan berdasarkan economic life
bukan lease term.
d. Biaya Langsung Awal (Initial Direct Cost-LESSOR)
❖ Terdapat dua jenis biaya langsung awal yaitu biaya langsung incremental dan biaya
langsung internal.
➢ Biaya langsung inkremental adalah biaya-biaya yang dibayarkan kepada
pihak ketiga yang independen yang terjadi pada awal perjanjian lease
(appraisal, cost of an outside credit check of the lessee, and broker fee).
➢ . Biaya langsung internal adalah biaya-biaya yang secara langsung
berhubungan dengan kegiatan khusus yang dilaksanakan oleh lesssor pada
lessee tertentu (evaluating the prospective lessee’s financial condition,
evaluating and recording guarantee, collateral, other security arrangement).
❖ Tidak termasuk initial indirect cost: internal direct cost. Contoh: advertising,
establishing, monitoring, credit policies, supervision, administration, and expense like
depreciation/rent).

e. Disclosure
❖ Untuk lessee:
➢ Sebuah gambaran umum dari perjanjian sewa
➢ Rekonsiliasi antara total sewa minimum pada akhir periode pelaporan dan nilai
kini
➢ Total nilai minimum pembayaran sewa masa depan pada akhir periode pelaporan
dan nilai masa kini untuk periode (1) tidak lebih dari satu tahun, (2) ebih dari satu
tahun dan tidak lebih dari 5 tahun, dan (3) lebih dari tahun
❖ Untuk lessor:
➢ Sebuah gambaran umum dari perjanjian sewa
➢ Rekonsiliasi antara nilai investasi kotor pada akhir periode pelaporan dan nilai
sekarang dari minimum piutang pembayaran sewa pada akhir periode pelaporan
➢ Pendapatan pembiayaan yang dirtangguhkan
➢ investasi kotor dari sewa dan nilai sekarang dari mminimum piutang pembayaran
sewa pada akhir priode pelaporan untuk periode (1) tidak lebih dari 1 tahun, (2)
lebih dari satu tahun dan tidak lebih dari 5 tahun, dan (3) ebih dari 5 tahun.
5. Pelaporan untuk leasing dalam laporan keuanngan
a. Menurut FASB

FASB menetapkan persyaratan pengungkapan untuk semua lease, tanpa memperhatikan


apakah lease itu digolongkan sebagai lease operasi atau lease modal. Informasi berikut wajib
untuk dicantumkan untuk semua lease yang mengandung periode lease awal atau periode sisa
yang tidak dapat dibatalkan diataas satu tahun :

Lesse :

Jumlah kotor yang dicatat sebagai lease modal dan akumulasi penyusutannya pada setiap
tanggal neraca yang disajikan menurut kelompok pertama berdasarkan fungsinya.

1. Pembyaransewa minimum mendatang yang diwajibkan per tanggal neraca terakhir yang
disajikan secara agregat dan untuk lima tahun fiskal berikutnya. Pembayaran ini harus
dipisahkan antara lease operasi dan lease modal. Untuk lease modal biaya eksekutori
harus dikeluarkan.

2. Beban sewa untuk setiap periode untukperhitungan rugi laba disiapkan. Informasi
tambahan mengenai sewa minimum, sewa kontinjen, dan sewa sublease harus disajikan
untuk pereiode yang sama.

3. Penjelasan umum tentang kontrak lease termasuk informasi tentnag pembatasan hal-hal
seperti deviden, hutang tambahan dan leasing tambahan.

4. Untukl leasse modal jumlah bunga yang diperlukan untuk mengurangi pembayaran lease
agar vsama drngan nilai sekarang.

Lessor

Unsur-unsur berikut dari dari investasi bersih dalam lease jenis penjualan dan pembiayaan
langsung pada setiap tanggal neraca :

1. Piutang pembayaran lease minimum pada periode mendatang dengan menyajikan


pengurangan tersendiri untuk biaya eksekutori dan akumulasi penyisihan utnuk
piutang pembayaran leasee minimum yang tidak tertagih

2. Nilai residual tidak dijamin yang memberi keuntungan bagi lessor.

3. Pendapatan diterima dimuka


4. Biaya langsung awal. Untuk lease biaya langsung saja

5. Pembayaran lease minimum mendatang yang akan diterima setiap tahun selama
lima tahun berturut-turut per tanggal neraca terakhir yang disajikan termasuk
informasi mengenai sewa kontinjen.

6. Jumlah pendapatan yang diterima dimuka yang termasuk di dalam laba guna
meng-offset biaya langsung awal untuk setiap tahun penyajian perhitungan rugi
laba.

7. Unutk lease operasi harga pokok aktiva lease kepada pihak lain dan akumulasi
penyusutannya

8. Penjelasan umum tentang perjanjian leasing bagi lessor

b. Menurut IAI

Finance leasse – lessor

1. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban diurutkan berdasarkan


jatuh temponya tanpa mengelompokkan kedalam unsur lancar dan tidak lancar.

2. Penanamn neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus dilaporkan dalam neraca
dengan rincian sebagai berikut :

Piutang sewa guna usaha xxx

Nilai sisa yang terjamin xxx

Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui xxx

Simpanan jaminan xxx

Penanaman neto sewa guna usaha xxx

Penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan xxx

Jumlah penanaman neto xxx

1. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan silaporkan
dalam kelompok yang terpisah darikelompok biaya.
2. Jumlah penanaman netodan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna usaha
sindikasi dan leveraged leasees harus dilaporkan oleh masing-masing pihak secara
proporsional sesuaii dengan penyertaanya

3. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai hal-hal sebagai berikut :

1) Kebijakan penting akuntansi yang diugnakan sehubungan transaksi sewa guna usaha

2) Jumlah pembayarann sewa guna usaha paling tidak untuk 2 tahun berikutnya.

3) Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa guna usaha
kepada sewa guna usaha

4) Piutnag sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga

5) Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases

Operating lease – lessor

1. Barang mofal yang disea guna usahakan dilaporkan berdasarkan harga perolehan setelah
dikuirangi akumulasi penyusutannya

2. Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetap yang
tidak disewa guna usahakan

3. Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan
dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya

4. Penyusutan aktiva yang disewa guna usaha harus dilaporkan secara terpisah dari aktiva
yang tidak disewa guna usahakan

5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai hal-hal sebagai berikut

1. Kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam sewa guna usaha

2. Jumlah pembayaran sewa guan usaha paling tidak untuk 2 tahun berikutnya

3. Sifat dari simpanan jaminan


4. Aktiva yang disewaguna usahakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga

5. Sewa gunan usaha sindikasi dan leveraged leases

Capital lease – lessee

1. Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam
kelompok sendiri. Kewajjiban sewa guna usaha harus disajikan terpisah dari kewajiban
lainnya.

2. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai hal-hal berikut :

Jumlah pembayaran untuk sewa guna usaha paling tidak untuk 2 tahin berikutnya :

1. Penyusutan yang dibebankan untuk laba tahun berjalan

2. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan tansaksi sewa guna usaha

3. Keuntungna dan kerugoan yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan


transaksi sale dan leaseback

4. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha

Operating lease – lessee

Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai
hal-hal berikut :

1. Jumlah pembayara sewa guna usaha selama tahun berjalan yang dibebankan sebagai
biaya sewa

2. Jumlah pembayaansewa guna usaha yang dilakukan paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya

3. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha

4. Keuntungan dankerugian yang ditangguhkan beserta amortisinya sehubungan dengan


transaski sale dan leaseback

5. Ikatan-ikatan [penting yang dipersyaratkan dalam sewa guna usaha


B. Perubahan metode akuntansi dan koreksi kesalahan
1. Perubahan Dalam Metode Akuntansi
a. Perubahan dalam prinsip akuntansi

Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang
berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode sebelumnya. Istilah
prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang digunakan.Perubahan dalam
prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode
untuk penerapan suatu prinsip.

Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk : _

a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru pertama kali
terjadi dalam perusahaan.

b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena adanya
perubahan sifat transaksi.

c.Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.

Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :

1) Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke
FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
2) Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance
method ke straight line method.
3) Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode
kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
4) Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing.

Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut :

1) Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di
antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporannya dengan jumlah sesudah
dikurangi pajak penghasilan.
2) Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
3) Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang dengan jumlah yang udah dikoreksi.
- Perubahan prinsip akuntansi yg mempunyai akibat Retroaktif .Dengan cara ini laporan
keuangan periode-periode sebelumnya (yang dilaporkan) disusun kembali sesuai dengan prinsip
yang baru.

Bila masih terdapat sisa akibat kumulatif (sesudah laporan keuangan periode-periode
sebelumnya yang dilaporkan, direvisi) maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening
laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi.

Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:

1) Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode


lain.
2) Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang.
3) Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri
extractive

b. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi

Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran di mana taksiran
ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan. Misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran umur
dalam perhitungan depresiasi, dan taksiran jumlah garansi yang akan dibayar. Pada periode-
periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang sudah dibuat adalah
tidak benar sehingga perlu direvisi.

Bila taksiran sudah dibuat dengan sebaik-baiknya tapi ternyata tidak tepat, maka perubahan-
perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan periode-periode yang
akan datang. Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan taksiran ini
baru diketahui pada periode berjalan.

Contoh Perubahan Taksiran Akuntansi

Perhatikan contoh perubahan dalam taksiran akuntansi berikut ini :

Mesin harga perolehannya Rp. 1.000.000,- umurnya ditaksir 8 tahun. Setelah dipakai selama 5
tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun.

Depresiasi yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rp. 125.000 = Rp. 625.000.
Nilai buku mesin pada awal tahun ke-enam sebesar Rp. 375.000.
Karena taksiran umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp. 375.000 akan
dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun ke-enam sampai dengan tahun ke-sepuluh.
Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar Rp. 375.000 : 5 = Rp. 75.000.

Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan
prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntansi.Dalam perubahan
metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksir-an-taksiran akuntansi
seperti umur, residu dan Iain-lain.Oleh karena itu perubahan metode depresiasi harus
diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan
Iain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.

c. Perubahan dalam kesatuan usaha

Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha*

Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan konsolidasi
sebagai ganti laporan keuangan masing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak
perusahaan yang laporan-laporannya dikonsoidasikan, atau terjadinya penggabungan-
penggabungan baru. Bila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun
berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu.

Di samping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba rugi juga harus dicantumkan dalam
laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu juga laba bersih dan
jumlah pendapatan per lembar saham (EPS).

Laporan keuangan tahun berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan
tahun berjalan.

Agar laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika seandainya sudah
terjadi perubahan kesatuan usaha.

-Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:

1) menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan


individual
2) mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan
dimana laporan keuangan konsolidasi disajikan
3) mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan
4) perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak
perusahaan dan investasi.

2. Koreksi Kesalahan

Koreksi kesalahan tidak dipandang sebagai perubahan akuntansi, tetapi perlakuannya diatur
dalam Opini APB No. 16. Akibatnya, kesalahan akuntansi yang terjadi pada tahun – tahun
sebelumnya, yang belum dikoreksi atau disesuaikan jumlahnya, dilaporkan sebagai penyesuaian
tahun sebelumnya dan dicatat langsung pada perkiraan laba yang ditahan.

Kesalahan – kesalahan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Kesalahan – kesalahan yang ditemukan dalam kondisi prosedur akuntansi yang normal.

Contohnya adalah kesalahan klerikal, seperti kesalahan penambahan, posting ke akun yang
salah, salah saji suatu akun, atau tidak memasukkan suatu akun dari neraca saldo. Kesalahan ini
biasanya dideteksi selama proses pengiktisaran siklus akuntansi secara regular dan biasanya
sudah dikoreksi.

2. Kesalahan – kesalahan yang terbatas pada akun – akun neraca.

Contohnya mencakup mendebit piutang usaha bukan wesel tagih, mengkredit utang bunga
dan bukan wesel bayar,atau mengkredit utang bunga dan bukan utang gaji ,Kesalahan –
kesalahan seperti ini sering ditemukan dan dikoreksi pada periode dilakukannya kesalahan

2) Kesalahan – kesalahan yang terbatas pada akun – akun laba rugi.

Contoh kesalahan ini adalah Beban gaji kantor mungkindidebit dan bukannya beban gaji
penjualan. Jenis kesalahan ini harus dikoreksi sesegera mungkin setelah ditemukan. Walaupun
kesalahan tersebut tidak mempengaruhi laba bersih, akun – akun yang salah saji harus
dinyatakan kembali untuk tujuan analisis dan pelaporan komparatif.

3) Kesalahan – kesalahan yang mempengaruhi, baik akun – akun laba rugi maupun akun –
akun neraca.

Kesalahn – kesalahan tertentu ketika tidak ditemukan pada periode berjalan menghasilkan
salah saji pada laba bersih, sehingga memengaruhi laba di masa mendatang. Kesalahan –
kesalahan seperti ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
➢ Kesalahan – kesalahan pada laba bersih yang ketika tidak ditemukan, otomatis
saling mengoreksi di periode fiskal berikutnya. Jumlah laba besih pada laporan laba
rugi untuk dua periode yang berturut – turut dinyatakan tidak secara akurat, saldo –
saldo akun tertentu pada neraca akhir periode berikutnya akan dinyatakan secara
akurat. Contoh kesalahan ini adalah salah saji persediaan persediaan dan tidak
dimasukkannya penyesuaian untuk pos – pos dibayar di muka dan akrual pada akhir
periode.
➢ Kesalahan – kesalahan pada laba bersih yang , ketika tidak ditemukan, tidak secara
otomatis saling mengoreksi di periode fiskal berikutnya. Saldo – saldo akun pada
neraca berikutnya akan dinyatakan tidak secara akurat sampai satu ayat jurnal dibuat
untuk mengompensasi atau mengonreksi kesalahan tersebut. Contoh kesalahan ini
adalah pengakuan pengeluaran modal sebagai beban dan tidak dimasukkannya
beban penyusutan atau amortisasi.

Ikhtisar Koreksi Kesalahan/ Perubahan Kesalahan

Perubahan karena kesalahan Menggunakan pendekatan retroaktif dengan :

➢ Memperbaiki semua laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan


➢ Menyatakan kembali saldo awal laba ditahan untuk periode pertama yang disajikan
apabila pengaruh kesalahan terjadi dalam periode sebelumnya

Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi demikian dapat


dikemukakan sebagai berikut.

1) Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu
mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti misalnya: estimasi jumlah piutang
tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap.
2) Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu untuk mengubah
metode akuntansinya untuk lebih mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
3) Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar,
prinsip, atau metode akuntansi yang baru.
4) Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan terjadinya
perubahan entitas pelapor.
5) Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara berlebihan.
Perubahan akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi lebih besar. Apapun alasannya,
akuntan harus tetap menempatkan manfaat atau kegunaan informasi sebagai pertimbangan
utama di dalam menyajikan informasi akuntansi.

3. Menyusun Kembali laporan keuangan

Laporan keuangan adalah sebuah catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu
periode tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan situasi kinerja perusahaan
tersebut. Sederhananya, laporan keuangan adalah dokumen penting berisi catatan keuangan
perusahaan baik transaksi maupun kas.

Pembuatan laporan keuangan perusahaan dilakukan dalam periode tertentu. Biasanya


perusahaan membuat laporan keuangan ketika periode akuntansi perusahaan mereka memasuki
akhir. Periode akuntansi ini ditentukan oleh perusahaan masing-masing. Ada yang dilakukan
setiap akhir tahun, ada juga yang dilakukan dalam beberapa bulan sekali.

Kebijakan perusahaan tentang periode akuntansi ini berbeda satu sama lain. Yang paling
penting dari laporan keuangan perusahaan adalah semua transaksi dicatat dengan akurat
sehingga laporan keuangan memiliki perhitungan yang tepat. Karena keuntungan perusahaan,
kerugian, bahkan pembayaran pajak bergantung dengan laporan keuangan

Penyajian kembali laporan keuangan periode-periode sebelumnya

1) Sajikan kembali laporan keuangan, seakan-akan entitas baru itu telah ada untuk seluruh
periode yang disajikan.
2) Bila ditemukan pada periode terjadinya, koreksi perkiraanperkiraan yang salah dengan
penyesuaian akuntansi yang normal.
3) Bila ditemukan pada periode berikutnya, sesuaikan pengaruh kesalahan yang material
melalui pos penyesuaian tahun sebelumnya secara langsung ke perkiraan laba yang
ditahan.

Anda mungkin juga menyukai