Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK PENERAPAN PSAK 73 ATAS SEWA TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh:
Sandi Arif Hidayatulloh
NIM 2111070084

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
BEKASI
PROGRAM SUDI AKUNTANSI
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Tehuayo (2018) sewa dalam Bahasa Arab disebut Al-


ijarah, yaitu akad pemindahan kepemilikan atas suatu barang atau jasa
melalui pembayaran upah, dalam jangka waktu tertentu, dan tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Martani (2019)
menjelaskan suatu kontrak diidentifikasi sebagai sewa jika di dalamnya
memberikan hak atas penggunaan asset identifikasian selama jangka
waktu tertentu dengan penggantian imbalan. Jangka waktu yang
dimaksud dapat diartikan sebagai jumlah penggunaan asset seperti unit
produksi dan jarak tempuh.
Berdasarkan PSAK 73, istilah sewa diklasifikasikan menjadi 2
jenis, yaitu sewa operasi (operating lease) dan sewa pembiayaan (finance
lease). Sewa operasi adalah sewa jangka pendek yang tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan suatu aset, sedangkan sewa
pembiayaan adalah sewa yang termasuk dalam bentuk pendanaan jangka
panjang dan menyebabkan perpindahan risiko manfaat aset kepada
penyewa. Dalam hal terjadi perpindahan kepemilikan di akhir masa sewa
maka transaksi sewa dapat disebut sebagai pembelian secara angsuran
(Martani, 2019). Berbeda dengan PSAK 73, istilah sewa di dalam KMK-
1169/1991 disebut sebagai sewa guna usaha (leasing). Sewa guna usaha
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
yang dapat dilakukan dengan hak opsi (finance lease) atau tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan penyewa dalam jangka waktu
tertentu disertai pembayaran secara berkala. Barang modal yang
dimaksud adalah aktiva tetap berwujud termasuk tanah, bangunan, serta
peralatan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan
digunakan untuk menghasilkan, meningkatkan, atau memperlancar
produksi dan distribusi barang/jasa oleh penyewa. Menurut Martani
(2019), syarat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan suatu
kontrak mengandung sewa dijabarkan sebagai berikut.
1) Terdapat aset identifikasian, baik ditetapkan secara eksplisit maupun
implisit.
2) Penyewa memiliki hak secara substansial untuk memperoleh seluruh
manfaatekonomi atas penggunaan aset.
3) Penyewa mempunyai hak untuk menetapkan tujuan penggunaan aset.
4) Penyewa mempunyai hak untuk mengoperasikan aset. Dalam hal ini
pesewa tidak mempunyai hak untuk menghalangi penyewa dalam
menggunakan aset tersebut.
pengakuan awal transaksi penyewa akan mengakui aset hak guna
dan liabilitas
sewa sesuai dengan aturan PSAK 73. Penyewa juga diharuskan
melakukan pengukuran awal aset hak guna pada tanggal permulaan pada
biaya perolehan. Biaya perolehan aset hak guna meliputi pembayaran
sewa yang dilakukan sebelum tanggal permulaan dikurangi dengan
insentif sewa yang diterima. Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh
penyewa dan estimasi biaya yang dikeluarkan oleh penyewa dalam
membongkar dan memindahkan aset.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan media yang digunakan untuk
menganalisa laporan keuangan, memberikan penilaian dasar atas surat-
surat berharga dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Selain itu
juga berguna untuk membantupemakaiannya dalam melakukan penilaian
keuangan perusahaan (Sandroto, 1997). Penelitian ini menggunakan
beberapa rasio keuangan yang terdampak PSAK 73 diantarannya rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio likuiditas. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan
utang. Rasio solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan DAR dan
DER. Solvabilitas juga menggambarkan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.(Prastowo, 2015)
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dari aktivitas normal bisnisnya dalam menghasilkan
lababersih sebagai untuk mengukur tingkat efektivitas kinerja
manajemen. rasioprofitabilitas dapat diukur diantaranya dengan
menggunakan ROA dan ROE. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan
tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor
jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini, biasanya digunakan
angka rasio modal kerja, current ratio, acid test/quick ratio, perputaran
piutang (account receivable) dan perputaran persediaan (inventory
turnover) (Prastowo, 2015).
Aspek yang terpengaruh erat dari penerapan PSAK 73 adalah
perpajakan. Wibowo (2020) berpendapat bahwa akuntansi yang
mengacu pada SAK dan perpajakan yang berpedoman pada UU KUP
dibuat dengan tujuan meningkatkan kepatuhan. Namun, dalam
penerapannya kerap ditemukan bahwa kedua aturan tersebut dapat
bertolak belakang dan tidak selalu sejalan. Hal ini menimbulkan tanda
tanya bagi pihak yang diatur dalam kedua aturan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah

dalam penilitan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan terhadap penerapan PSAK 73 ?

2. Bagaimana penerapan PSAK 73 pada transaksi sewa yang terjadi dalam

industri di Indonesia dari sisi penyewa?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan, maka yang ingin

dicapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak penerapan PSAK 73 atas sewa terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

2. Untuk mengetahui penerapan PSAK 73 atas sewa yang terjadi pada

perusahaan dari sisi penyewa.

1.4 Manfaat & Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut maka diharapkan akan

memberikan manfaat serta kegunaan penelitian, diantara lain

1. Bagi peneliti

Bagi akademisi dan peneliti, dapat digunakan sebagai bukti empiris ilmu

pengetahuan serta dapat menambah wawasan dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pembaca

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat memberikan

gambaran mengenai PSAK 73 atas sewa.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan refrensi untuk

mempertimbangkan atau menjadi salah satu dasar pembuatan keputusan.


DAFTAR PUSTAKA

Prajanto, Agung. 2020. “Implementasi PSAK 73 Atas Sewa Terhadap


Kinerja Keuangan Pada BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.” 1(2): 1–8.
Rahayu, Duwi, Imelda Dian Rahmawati, and Aisha Hanif. 2022.
“PembentukanModel Pengakuan Sewa Yang Ideal Berdasarkan
PSAK 73 Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa
Transportasi Di
Indonesia.” 6(April): 1570–85.
Ryan, Akhmad, and Dhiya Ulhaq. 2021. “Koreksi Fiskal Dan Perpajakan
BadanDi Indonesia Dari Sisi Penyewa.” 1.

Anda mungkin juga menyukai