Anda di halaman 1dari 9

Volume 6 Issue 1 (2023) Pages 325 - 333

SEIKO : Journal of Management & Business


ISSN : 2598-831X (Print) and ISSN : 2598-8301 (Online)

Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan


Pada Perusahaan Sub Industri Farmasi Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2019-2020
Dwi Urip Wardoyo 1, Chintia Betharia 2, Sheilamanda Raihanty 3, Andi Chaerunnisa Ishak 4, Shinta Noviyanti 5
1,2,3,4,5 Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Telkom

Abstrak
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73 (PSAK 73) atas sewa yang diturunkan
atau diadopsi dari International Financial Reporting Standars (IFRS) 16 Leases yang berisikan
standar tunggal berkaitan dengan pengakuan, penyajian, pengukuran serta pengungkapan
atas sewa yang sudah ada selama ini. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73
(PSAK 73) atas sewa diberlakukan agar pelaporan model akuntansi tunggal untuk lesse atau
penyewa dengan mengkategorikan sewa sebagai sewa pembiayaan atau capital lease dan bagi
yang memberi sewa atau lessor tidak terdapat perubahan regulasi, sehingga dapat tetap
mengklasifikasikan sewanya sebagai capital lease atau operating lease (sewa operasi). Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari penerapan PSAK 73 atas sewa
terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. Sampel dalam penelitian ini adalah 10
perusahaan sub industry farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Penerapan PSAK 73 di perusahaan farmasi memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap asset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan.

Kata Kunci: PSAK 73; Sewa Pembiayaan; Kapitalisasi Konstruktif, Financial Ratio.

Abstract
Statement of Financial Accounting Standards Number 73 (PSAK 73) on leases derived from or
adopted from International Financial Reporting Standars (IFRS) 16 Leases which contains a
single standard for leases as it replaces all standards relating to the recognition, presentation,
mearsurement and disclosure of existing leases. Statement of Financial Accounting Standards
Number 73 (PSAK 73) on leases is enacted so that the reporting of a single accounting model
for lessee or lessor by categorizing rent as financing rent or capital lease and for those who give
rent or lessor there is no change in regulations, so that it can still classify the lease as capital
lease or operating lease. The purpose of this study was to analyze the impact of applying PSAK
73 on leasing to the company’s financial performance by using financial ratios, solvency ratios,
profitability ratios, and liquidity ratios. The sample in this study were 10 pharmaceutical sub-
industry companies listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX) for 2019-2020. This result
of PSAK 73 in pharmaceutical companies has a significant effect on the company’s assets,
liabilities and equity.

Keywords: PSAK 73; Finance Lease; Constructive Capitalization, Financial Ratio.

Copyright (c) 2023 Dwi Urip Wardoyo


🖂🖂 Corresponding author :

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 325


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Email Address : dwiurip.staff.telkomuniversity.ac.id, chintiapaten@student.telkomuniversity.ac.id,


sheilamandaar@student.telkomuniversity.ac.id, achaerunnisaisk@student.telkomuniversity.ac.id,
shintaanov@student.telkomuniversity.ac.id
Received tanggal bulan tahun, Accepted tanggal bulan tahun, Published tanggal bulan tahun

PENDAHULUAN
Dewasa ini, globalisasi memberikan efek yang semakin hampir dirasakan oleh seluruh
kalangan ataupun lapisan masyarakat, berbagai perubahan terjadi di dunia sekarang ini, yang
dimana tidak terlepas dari akses informasi yang tidak terbatas, interaksi yang semakin mudah
untuk menjangkau siapapun dan dimanapun, hal tersebut merupakan salah satu keuntungan
dari pengaruh globalisasi. Bahkan salah satu manfaat dari perkembangan dunia saat ini
terlihat jelas pada saat pandemi covid-19 kemarin, yang dimana pada tahun 2019 pandemi ini
mulai menyebar di negeri bambu, kemudian meluas di seluruh dunia. Di indonesia sendiri
penyebaran pandemi covid-19 pertama kali di tahun 2020 yang dimana pada saat itu informasi
adanya korban di Kota Depok. Infromasi ini terjadi sangat cepat sehingga penanggulangan
dapat dilakukan dengan cepat.
Dunia semakin mengalami perkembangan yang signifikan, terdapat persaingan yang
ketat antar perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dan maksimal terhadap para
konsumen, karenanya setiap perushaan harus memiliki aset tetap (fixed assets) yang dimana
dalam hal ini dapat membantu berjalan lancarnya kegiatan operasionalisasi perusahaan, fixed
assets tersebut yang akan digunakan untuk menyediakan barang maupun jasa selain itu juga
untuk disewakan serta untuk keperluan administrasi yang dapat digunakan tidak hanya satu
periode melainkan lebih (Safitri et al., 2019). Karena adanya tuntutan dalam bisnis juga adanya
masa useful life dari fixed assets atau periode manfaat ekonomi aset tetap telah berakhir atau
tidak dapat digunakan kembali karena rusak.
Memperoleh fixed assets dapat dilakukan dengan cara menciptakan sendiri, menyewa,
mengadakan pembelian atau melalui pertukaran dan penyetoran modal berbentuk aset oleh
pemegang saham yang dapat berupa kendaraan, peralatan, tanah dan bangunan (Martani D,
2014). Apabila terdapat perusahaan yang membutuhkan fixed assets tetapi tidak memiliki
cukup dana maka dapat melakukan pengadaan fixed assets melalui perusahaan pembiayaan
yang bergerak dibidang sewa. Perusahaan pembiayaan sekarang ini telah mengalami
peningkatan, dibuktikan dengan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah total aset
yang dimiliki oleh perusahaan pembiayaan hingga bulan Juni 2022 sebesar Rp.449,78 Triliun
dari Juni 2021 Rp.435,64 Triliun (OJK, 2022).
Peningkatan nilai dari penggunaan sewa yang ditunjukkan Otoritas Jasa Keuangan
semakin besar, maka diperlukan sebuah pedoman yang dimana berguna untuk mengatur
pengakuan, penyajian, pengukuran hingga pengungkapan atas sewa sehingga nantinya dapat
menjawab informasi yang dibutuhkan oleh para pembaca laporan keuangan. Adanya
infromasi yang Inconsequent atau informasi yang tidak wajar dapat membuat para pembaca
menyajikan data yang tidak akurat maka dari itu ada pedoman yang akan mengatur sewa
data standarisasi akuntansi keuangan yang berbasis International Financial Reporting Standars
(IFRS) atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73 (PSAK 73) terhadap sewa dan
sudah ditetapkan atau disahkan pada tanggal 18 September 2017 oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) (Prajanto, 2020).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73 (PSAK 73) atas sewa yang
diturunkan atau diadopsi dari International Financial Reporting Standars (IFRS) 16 Leases yang
berisikan standar tunggal terhadap sewa karena menggantikan keseluruhan standar yang
berkaitan dengan pengakuan, penyajian, pengukuran serta pengungkapan atas sewa yang
sudah ada selama ini, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 30 (PSAK 30)
mengenai sewa, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 8 (ISAK 8) mengenai penentuan apakah
suatu perjanjian mengandung suatu sewa, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 (ISAK 23)
mengenai sewa operasi-insentif, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 24 (ISAK 24) mengenai

326 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Evaluasi substansi. PSAK 73 baru diberlakukan di Indoensia pada 1 Januari 2020, meski baru
saja efektif diberlakukan, PSAK 73 tetap merupakan hasil adopsi dari IFRS 16 yang telah
diakui dan digunakan secara internasional. Diberlakukannya PSAK 73 atau IFRS 16 sebab
dianggap sebagai prinsip yang utama dalam menghitung sewa sudah tidak relevan lagi (IASB,
2016).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73 (PSAK 73) atas sewa diberlakukan
dengan tujuan agar pelaporan model akuntansi tunggal untuk lessee atau penyewa dengan
mengkategorikan sewa sebagai sewa pembiayaan atau capital lease dan bagi yang memberi
sewa atau lessor tidak terdapat perubahan regulasi, sehingga dapat tetap mengklasifikasikan
sewanya sebagai capital lease atau operating lease (sewa operasi). Penelitian terdahulu mengenai
penerapan PSAK 73 atas sewa telah dilakukan oleh Hendri Joseph Saing (2020) dengan judul
penelitian “Dampak Penerapan PSAK 73 Terhadap Sewa Pada PT. Telekomunikasi Indonesia”
yang dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa PSAK 73 berdampak pada peningkatan
pos aset dan liabilitas, Agung Prajanto (2020) dengan judul penelitian “Implementasi PSAK
73 Atas Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” yang dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan PSAK 73
terjadi kenaikan rasio leverage yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Aset
Ratio (DAR) dikarenakan adanya pengungkapan aset hak guna dan liabilitas sewa
pembiayaan pada laporan keuangan, dan penelitian Moh. Iqbal Fahrur Rosyid (2021) dengan
judul penelitian “Implementation of PSAK 73 In PT. Telekomunikasi Indonesia TBK” yang
dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Telkom akan lebih efektif dan efisien apabila
menerapkan PSAK 73 karena sebelumnya Telkom telah menerapkan IFRS 16.
Berdasarkan penjelasan dari penelitian-penelitian di atas dapat dilihat bahwa belum
ada penelitian yang melihat dampak PSAK 73 yang merupakan hasil adopsi dari IFRS 16 atas
sewa terhadap kinerja keuangan pada Sub industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik tiga tahun terakhir, Industri
Farmasi mengalami peningkatan ditengah pandemi covid-19 (Dewi & Kencana, 2022). Maka
dari itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk melihat bagaimana Penerapan PSAK
73 atas Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Industri Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2020.

SEWA
Sewa merupakan suatu kegiatan yang didasari oleh perjanjian kontrak antara pihak lessor
(pesewa) dan lessee (penyewa), dimana pihak lessor (pesewa) memberikan hak untuk
mengendalikan penggunaan aset kepada lesse (penyewa) selama batas waktu yang telah
disepakati dan sebagai imbalannya pihak lessee dapat melakukan pembayaran kepada pihak
lessor.

Menurut Rahayu et al., (2022), pihak lessee maupun lessor memiliki beberapa keuntungan
dari leasing ini yaitu tanpa adanya uang muka, harga sewa selalu tetap, terhindar dari inflasi
dan kenaikan biaya uang pada pihak lessee, fleksibelitas, memberikan perlindungan atas
keusangan, perjanjian kontrak yang kurang ketat, dan

Sewa terbagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Sewa Pembiayaan (capital lease), merupakan sewa
yang dilakukan dengan pengalihan secara substansial atas manfaat dan risiko terkait
kepemilikan aset pesewa kepada penyewa. (2) Sewa Operasional (operating lease), merupakan
sewa yang tidak mengalihkan secara substansial atas manfaat dan risiko terkait kepemilikan
aset pesewa kepada penyewa (Safitri et al., 2019).

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 327


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 73 (PSAK 73)

PSAK 73 merupakan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan yang menggantikan PSAK sebelumnya yaitu PSAK 30 atas Sewa. Latar
belakang dari penerapan PSAK 73 ini ialah pada tanggal 13 Januari 2016 Indonesia mengubah
pedoman atas sewa yang sebelumnya ISA 17 menjadi IFRS 16 Leases dan telah berlaku sejak 1
Januari 2019, sehingga hal ini membuat isi pokok pada PSAK 30 tidak sesuai dengan IFRS 16
dan membuat PSAK 30 mengalami perubahan menjadi PSAK 73 atas Sewa dan telah berlaku
sejak 1 Januari 2020 (IAI). Tujuan dari PSAK 73 ini ialah untuk memperkenalkan kepada
penyewa model akuntansi tunggal dan melakukan penetapan prinsip-prinsip mengakui,
menyajikan, dan mengungkapkan atas sewa (Ikatan Akuntan Indonesia, “Accounting for Lease :
Issues and Implementation,” 2016).

Dalam penerapan PSAK 73, seluruh sewa akan diakui sebagai sewa aset hak guna, namun
terdapat pengecualian yaitu (PSAK 64) sewa terkait eksporasi yang biasa terjadi pada industri
minyak, gas, dan pertambangan, (PSAK 69) terkait sewa aset biologis, (ISAK 16) terkait
perjanjian konsesi jasa, (PSAK 72) terkait lisensi kekayaan intelektual, dan (PSAK 19) terkait
hak yang dimiliki dalam perjanjian lisensi (Prajanto, 2020).

Saat ini secara substansial dalam PSAK 73 atas Sewa, penyawa hanya diperbolehkan untuk
mengklasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan. Hal ini dilakukan sebab penyewa tidak dapat
mengakui atas aset dan liabilitias akibat terjadinya sewa operasi sehingga tidak terpenuhinya
kebutuhan laporan keuangan.

Dalam penerapan PSAK 73 dikatakan bahwa penyewa pada saat awal transaksi diharuskan
untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa, namun terdapat
pengecualian yaitu saat sewa jangka pendek yang memiliki batas sewa kurang dari 12 bulan
dan sewa aset yang bernilai rendah.

Rasio Keuangan
Akuntansi digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan sebuah informasi berupa laporan
keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Salah satu dari pengambilan
keputusan tersebut ialah penilaian kinerja perusahaan dan salah satu aspek penilaian kinerja
pada perusahaan ialah rasio keuangan (Rahayu et al., 2022).

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang menggunakan perbandingan data


kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan pada laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Terdapat beberapa jenis rasio keuangan yaitu rasio likuitas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, rasio probabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. Dalam penelitian ini
hanya menggunakan rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio likuiditas, yang terkena
dampak atas perubahan dari penerapan PSAK 73 Sewa.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio untuk menilai sejauh mana aset perusahaan
yang dibiayai oleh hutang (Kasmir, 2020). Dalam mengukur rasio solvabilitas dapat
menggunakan DAR (Debt to Asset Ratio) dan DER (Debt to Equity Ratio).

- Debt to Asset Ratio (DAR)


Rasio ini digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana perbandingan antara
total hutang dengan total aset.

DAR = Total Hutang x 100%

328 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Total Aset

- Debt to Asset Ratio (DER)


Rasio ini digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana perbandingan antara
total hutang dengan total ekuitas.
Total Hutang
DER = x 100%
Total Ekuitas
Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan suatu
perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba bersih sebagai alat dalam mengukur
tingkat efektivitas kinerja manajemen (Kasmir, 2020). Dalam mengukur rasio profitabilitas
dapat menggunakan ROA dan ROE.

- Return on Asset (ROA)


ROA merupakan rasio yang digunakan untuk menilai besarnya total aset yang akan
digunakan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Laba Bersih Setelah
ROA = Pajak x 100%
Total Aset

- Return on Equity (ROE)


ROE merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya laba bersih setelah
pajak dibagi dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Laba Bersih Setelah
ROE = Pajak x 100%
Total Ekuitas

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan suatu
perusahaan dalam membayar hutan jangka pendeknya kepada kreditor. Dalam mengukur
rasio likuiditas dapat menggunakan angka rasio modal kerja, current ratio, acid test/quick
ratio, perputaran piutang (account receivable) dan perputaran persediaan (inventory turnover).

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan pada
situs web Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini merupakan perusahaan sub
industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2019-2021. Adapun
perusahaan yang akan diteliti yaitu terdapat sepuluh perusahaan yang konsisten dalam
melaporkan laporan tahunannya yaitu Darya-Varia Labpratoria Tbk, Indofarma (Persero)
Tbk, Kimia Farma (Persero) Tbk, Kalbe Farma Tbk, Merck Tbk, Phapros Tbk, Pyridam Farma
Tbk, Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Tempo
Scan Pacific Tbk.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dampak kapitalisasi sewa pada laporan posisi keuangan

Berdasarkan metode dan perhitungan data yang dilakukan pada periode pengamatan maka
diperoleh hasil akun yang terdampak dari penerapan PSAK 73 dalam tabel berikut ini:

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 329


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Perubahan jumlah nominal pos laporan keuangan yang terdampak PSAk 73


Tabel 1. Perubahan Struktur Laporan Keuangan
Sebelum Penerapan PSAK Tahun 2019
Laporan Total Asset Total Liabilitas Total Ekuitas
Posisi
Keuangan
DVLA 1.829.960.714 523881726.00 1.306.078.988
INAF 1.383.935.194.386 878.999.867.350 504.935.327.036
KAEF 18.352.877 10.457.145 7.412.927
KLBF 20.264.726.862.584 3.559.144.386.553 16.705.582.476.031
MERK 901.061 307.049 594012
PEHA 2.096.719.180 1.275.109.831 821.609.349
PYFA 190.79 66.060 124.73
SCPI 1.417.704.185 800.703.906 617.000.279
SIDO 3.536.898 472.19.00 3.064.70
TSPC 8.372.769.580.743 2.581.733.610.850 5.791.035.969.893
Setelah penerapan PSAK Tahun 2019
DVLA 1.986.711.872 660.424.729 1.326.287.143
INAF 1.713.334.658.849 1.283.008.182.330 430.326.476.519
KAEF 17.562.817 10.939.950 7.105.672
KLBF 22.564.300.317.374 4.288.218.173.294 18.276.082.144.080
MERK 929.901 317.218 612.683
PEHA 1.915.989.375 1.175.080.321 740.909.054
PYFA 228.58.00 70.94 157.63
SCPI 1.598.281.523 766.072.367 832.209.156
SIDO 3.849.516 627.78 3.221.740
TSPC 9.104.657.533.366 2.727.421.825.611 6.377.235.707.755
Perubahan Nilai
DVLA 156.751.158 136.543.003 20.208.155
INAF 329.399.464.463 404.008.314.980 (74.608.850.517)
KAEF (790.060) 482.805 (307.255)
KLBF 2.299.573.454.790 729.073.786.741 1.570.499.668.049
MERK 28.840 10.169 18.671
PEHA (18.0729.805) (100.029.510) (80.700.295)
PYFA 37.789 4.884 32.906
SCPI 180.577.338 (34.631.539) 215.208.877
SIDO 312.618 155.585 157.033
TSPC 731.887.952.623 145.688.214.761 586.199.737.862
Perubahan Nilai (%)
DVLA 8.57% 26.06% 1.55%
INAF 23.80% 45.96% -14.78%
KAEF -4.30% 4.62% -4.14%
KLBF 11.35% 20.48% 9.40%
MERK 3.20% 3.31% 3.14%
PEHA -8.62% -7.84% -9.82%
PYFA 19.81% 7.39% 26.38%
SCPI 12.74% -4.33% 34.88%
SIDO 8.84% 32.95% 5.12%

330 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

TSPC 8.74% 5.64% 10.12%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kapitalisasi sewa atau penerapan PSAK
73 berdampak signifikan pada semua perusahaan farmasi walaupun ada perusahaan yang
tidak mengalami perubahan yang signifikan dari adanya penerapan PSAK 73 terhadap asset,
liabilitas maupun ekuitas perusahaannya yaitu perusahaan Phapros Tbk. Total asset yang
dimiliki oleh perusahaan Phapros Tbk setelah penerapan PSAK 73 tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan atau persentase perubahan sebesar -8,62%. Dan total liabilitas
sebesar -7,84% serta total ekuitas sebesar -9,82%.
Berbeda dengan perusahaan Phapros Tbk perusahaan farmasi lainnya mengalami
perubahan nilai yang signifikan karena adanya penerapan PSAK 73 misalnya perusahaan
Kalbe Farma Tbk yang menunjukkan persentase 11,35% total asset, 20,48% total liabilitas, dan
9,40% total ekuitas. Bukan hanya perusahaan Kalbe Farma perusahaan lainnya yang
mengalami perubahan nilai signfikan yaitu perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk,
perusahaan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk serta perusahaan farmasi lainnya.
Untuk itu penerapan PSAK 73 di perusahaan farmasi memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap asset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan.

Dampak Kapitalisasi Sewa Pada Rasio Keuangan

Dengan adanya perubahan terhadap aset, liabilitas, dan ekuitas pada laporan posisi keuangan
mengakibatkan:

Tabel 2. Perubahan Rata-Rata Rasio Keuangan Tiap Industri

Kode Saham DAR DER ROA ROE


Sebelum Kapitalisasi Sewa
DVLA 28.63% 39.50% 12.12% 16.72%
INAF 63.51% 174.08% 0.58% 1.58%
KAEF 59.61% 147.58% 86.58% 0.21%
KLBF 17.56% 21.31% 12.52% 15.19%
MERK 34.08% 51.69% 8.68% 13.17%
PEHA 60.81% 60.81% 4.88% 12.45%
PYFA 34.63% 52.96% 4.90% 7.49%
SCPI 56.48% 129.77% 7.95% 18.26%
SIDO 13.35% 15.41% 22.84% 26.35%
TSPC 30.83% 44.58% 7.11% 10.28%
Setelah Kapitalisasi Sewa
DVLA 33.24% 49.80% 8.16% 12.22%
INAF 74.88% 74.88% 0.002% 0.002%
KAEF 59.54% 147.17% 0.12% 0.29%
KLBF 19.00% 23.46% 12.41% 15.32%
MERK 34.11% 51.78% 7.73% 11.74%
PEHA 61.33% 0.16% 2.54% 6.57%
PYFA 31.04% 45.01% 9.67% 14.02%
SCPI 47.93% 92.05% 13.66% 26.24%
SIDO 16.31% 19.49% 24.26% 28.99%
TSPC 29.96% 42.77% 9.16% 13.08%

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 331


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa empat rasio keuangan yang digunakan
memiliki perubahan rata-rata dengan adanya kapitalisasi dewa yang ditetapkan. Misalnya
pada perusahaan dengan kode saham DVLA menunjukkan DAR mengalami kenaikan sebesar
4,61%. Bukan hanya itu kode saham perusahaan DVLA juga mengalami peningkatan pada
rasio DER sebesar 10,30%. Pada perusahaan dengan kode saham KLBF juga menunjukkan
peningkatan yang signifikan dengan penentapan PSAK 73 yaitu menunjukkan persentase
rasio DAR meningkat sebesar 1,44% dan rasio DER meningkats ebesar 2,16%. Namun dengan
perkembangan yang signifikan dari rasio DAR dan DER perusahaannya mengalami
persentase negatif pada rasio ROA yang -0,11% sedangkan untuk rasio ROE perusahaan
dengan kode saham KLBF ini mengalami peningkatan yang signfiikan yaitu 0,13%.
Pada industri farmasi yang mengalami perubahan signfikan karena penerapan PSAK
73 yang dihitung menggunakan rasio DAR adalah perusahaan dengan kode saham INAF dan
perusahaan yang tidak terlalu berpengaruh signifikan dari adanya penetapa PSAK 73 yang
dihitung menggunakan rasio DAR yaitu perusahaan dengan kode saham SCPI. Namun
berbeda dengan perhitungan menggunakan rasio keuangan DER, perusahaan yang memiliki
perubahan signifikan dengan penetapan PSAK 73 dengan rasio ini yaitu perusahaan dengan
kode saham DVLA sedangkan yang tidak mengalami perubahan signifikan yaitu perusahaan
dengan kode saham INAF. Rasio keuangan yang dihitung dengan menggunakan rasio
keuangan ROA menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami perubahan signifikan
karena adanya penetap PSAK 73 yaitu perusahaan dengan kode saham SCPI sedangkan yang
tidak mengalami perubahan yang signifikan yanitu perusahaan dengan kode saham KAEF.
Rasio keuangan ROE menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami perubahan signifikan
karena adanya peneteapan PSAK 73 yaitu perusahaan dengan kode saham SCPI sedangkan
perusahaan yang tidak mengalami perubahan yang signifikan yaitu perusahaan dengan kode
saham PEHA.

SIMPULAN
Penerapan PSAK 73 di perusahaan farmasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
asset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan. Dengan melakukan analisis menggunakan empat
rasio keuangan seperti DAR, DER, ROA, dan ROE diperoleh hasi yang menunjukkan bahwa
melalui rasio keuangan DAR, perusahaan yang mengalami perubahan signifikan adalah
perusahaan dengan kode saham INAF dan yang tidak mengalami perubahan signifikan
adalah perusahaan dengan kode saham SCPI. Melalui rasio keuangan DER, perusahaan yang
mengalami perubahan signifikan adalah perusahaan dengan kode saham DVLA dan yang
tidak mengalami perubahan signifikan adalah perusahaan dengan kode saham INAF. Melalui
rasio keuangan ROA, perusahaan yang mengalami perubahan signifikan adalah perusahaan
dengan kode saham SCPI dan yang tidak mengalami perubahan signifikan adalah perusahaan
dengan kode saham KAEF. Melalui rasio keuangan ROE, perusahaan yang mengalami
perubahan signifikan adalah perusahaan dengan kode saham SCPI dan yang tidak mengalami
perubahan signifikan adalah perusahaan dengan kode saham PEHA.

Referensi :
Gunawan, B.I. (2017), The Influence of Exotic Service Quality Towards Overall Satisfaction at
Hotels in Makassar. New Delhi: Serialjournals.
Ikatan Akuntan Indonesia, “Accounting for Lease : Issues and Implementation,.” (2016).
http://iaiglobal.or.id/v03/PPL/email_ppl-606.html
Kasmir. (2020). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali.
Prajanto, A. (2020). Impelementasi PSAK 73 Atas Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada
BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Keuangan, Dan Auditing
(JAKA), 1(2), 1–8.
Rahayu, D., Rahmawati, I. D., & Hanif, A. (2022). Pembentukan Model Pengakuan Sewa Yang

332 | SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023


Penerapan PSAK 73 Atas Sewa terhadap Kinerja Keuangan Pada…

Ideal Berdasarkan PSAK 73 Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa


Transportasi di Indonesia. Owner, 6(2), 1570–1585.
https://doi.org/10.33395/owner.v6i2.774
Safitri, A., Lestari, U. P., & Nurhayati, I. (2019). Analisis Dampak Penerapan PSAK 73 Atas
Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Manufaktur, Pertambangan dan Jasa
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018. Prosiding Industrial Research Workshop
and National Seminar, 10(1), 955–964.

SEIKO : Journal of Management & Business, 6(1), 2023 | 333

Anda mungkin juga menyukai