Abstrak
PSAK 73 merupakan standar akuntansi sewa terbaru yang mulai berlaku tanggal 01 Januari 2020
diadopsi dari IFRS 16. PSAK 73 akan mengarah pada kapitalisasi sebagian besar sewa operasi saat ini
oleh lessee. Penulis menganalisis dampak standar akuntansi sewa terbaru pada laporan keuangan
perusahaan dengan menggunakan metode analisis kapitalisasi kontruktif sewa yang sebelumnya sudah
digunakan oleh penelitian sebelumnya Imhoff dkk (1991) PSAK yang kemudian sudah di modernisasi
oleh Öztürk Meryem dan Sercemeli (2016) . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji laporan
posisi keuangan lessee perusahaan setelah transisi ke standar pelaporan keuangan baru PSAK 73 yang
akan berdampak pada perubahan rasio keuangan. Hasil studi menunjukkan bahwa jika sewa operasi di
neraca akan menyebabkan peningkatan pada aset dan liabilitas serta penurunan pada ekuitas, akibatnya
terdapat rasio yang mengalami dampaknya seperti peningkatan dalam rasio solvabilitas DAR dan
penurunan rasio profitabilitas ROE.
Kata Kunci: IFRS 16, PSAK 73, Operasi Sewa, Kapitalisasi Konstruktif Sewa, Rasio Keuangan
Abstract
PSAK 73 is the most recent lease accounting standard which came into force on January 1, 2020
adopted from IFRS 16. PSAK 73 will lead to capitalization of most of the current operating leases by
lessees. The author analyzes the impact of the latest lease accounting standards on the company's
financial statements using the rental constructive capitalization methodology that was previously used
by previous research by Imhoff et al. (1991) which was later modernized by Öztürk Meryem and
Sercemeli (2016). The purpose of this study is to examine the company's lessee's statement of financial
position after the transition to the new PSAK 73 financial reporting standard which will have an impact
on changes in financial ratios. The study results show that if an operating lease on the balance sheet
will cause an increase in assets and liabilities as well as a decrease in equity, as a result there are
ratios that experience the impact such as an increase in the solvency ratio of DAR and a decrease in
the profitability ratio of ROE.
Keywords: IFRS 16, PSAK 73, Operating Leases, Lease Constructive Capitalization, Financial Ratios
How to cite this article: Maulana. J, Satria, M. R. (2021). Analisis Dampak Penerapan PSAK 73 Atas
Sewa Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2019. Jurnal Pendidikan Akuntansi & Keuangan. Vol. 9 No. 2. Retrieved from
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK/article/view/37204
History of article. Received: Juli 2021, Revision: Juli 2021, Published: Juli 2021
PENDAHULUAN
Berbagai perubahan yang terjadi di keuangan perusahaan, yang terbaru
dunia saat ini tidak terlepas dari efek penelitian dilakukan di Indonesia oleh
globalisasi yang semakin dapat dirasakan Safitri dkk hasil penelitian menunjukkan
seluruh kalangan masyarakat, akses bahwa dampak kapitalisasi sewa terbesar
informasi yang tidak berbatas, dan dapat terjadi pada industri jasa kemudian disusul
berinteraksi dengan mudahnya penduduk oleh industri pertambangan dan manufaktur
dunia merupakan salah satu keuntungan dengan rata-rata kenaikan dari Debt to
dari efek globalisasi ini. Perusahaan yang Asset (DAR), Debt to Equity (DER) dan
memerlukan aset tetap yang baru namun penurunan dari Return on Asset (ROA) dan
tidak memiliki dana yang cukup, dapat Return on Equity (ROE) (Safitri et al.,
melakukan pengadaan aset tetap melalui 2019). Penelitian lain yang dilakukan di
perusahaan pembiayaan yang bergerak Turki menunjukkan bahwa refleksi dari
dibidang sewa (leasing). Sewa yang sewa operasi di neraca akan menyebabkan
dilakukan diatur dalam standar akuntansi peningkatan yang signifikan dalam aset dan
keuangan berbasis International Financial kewajiban dan untuk alasan ini; harus ada
Reporting Standards (IFRS). peningkatan yang signifikan dalam rasio
Meskipun PSAK terbaru 73 mulai kewajiban / aset dan penurunan
berlaku 1 Januari 2020 di Indonesia, namun pengembalian aset yang signifikan (Öztürk,
PSAK ini adalah adopsi dari IFRS 16 yang 2016). Penelitian lain dilakukan di Turki
telah berlaku secara Internasional. PSAK terhadap industri retai menunjukkan bahwa
73 atau IFRS 16 ini sendiri diberlakukan standar baru akan memiliki pengaruh yang
karena menganggap bahwa prinsip utama signifikan secara statistik pada beberapa
untuk menghitung sewa sudah tidak sesuai rasio keuangan yang diuji (utang / aset,
lagi (IASB, 2016), hal ini juga didasarkan utang / ekuitas, laba atas aset (ROA) dan
pada penelitian yang dilakukan terhadap laba atas ekuitas (ROE)) untuk 2010 – 2013
sampel dari 30.000 perusahaan yang (Altintas & Sari, 2016). Penelitian lain yang
terdaftar menggunakan IFRS atau US dilakukan terhadap industri Fast Food di
GAAP, lebih dari 14.000 perusahaan Hongkong menunjukkan bahwa kedua rasio
mengungkapkan informasi tentang sewa di ROA dan rasio ROE dari kedua perusahaan,
luar neraca (off balance sheet) dalam di bawah berbagai asumsi tingkat diskonto,
laporan tahunan 2014. Pembayaran di masa mengalami kemunduran serius ketika sewa
depan untuk sewa rekening tidak tetap operasi mereka dikapitalisasi (Y. Tai,
untuk perusahaan-perusahaan tersebut 2013).
berjumlah US $2,9 triliun (secara tidak Berdasarkan latar belakang
didiskontokan). Perusahaan terbuka yang penelitian yang dipaparkan tersebut maka
menggunakan Standar IFRS atau US GAAP penulis ingin melakukan penelitian
diperkirakan memiliki komitmen sewa mengenai dampak penerapan PSAK 73 atas
sekitar US $3,3 triliun; lebih dari 85% di sewa yang akan berlaku di tahun 2020
antaranya tidak muncul di neraca. Itu terhadap kinerja keuangan perusahaan.
karena sewa sampai saat ini sewa Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan
dikategorikan sebagai 'sewa pembiayaan' dengan penelitian sebelumnya adalah,
(yang dilaporkan di neraca) atau 'sewa dalam penelitian ini penulis mengambil
operasi' (yang hanya diungkapkan dalam sampel penelitian seluruh perusahaan yang
catatan pada laporan keuangan) (IASB, bergerak di bidang industri jasa dan
2016). terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini
Beberapa penelitian sebelumnya telah didasarkan pada penelitian yang dilakukan
dilakukan untuk melihat dampak penerapan oleh PWC sebelumnya, bahwa industri
PSAK 73 (IFRS 16) ini pada laporan yang paling terdampak oleh penerapan
PSAK 73 atas sewa adalah industri Retail, Indonesia (IAI) untuk melihat dan
Airlines, Jasa Profesional, Kesehatan, mendapatkan data mengenai standar PSAK.
Textile, Transport dan Infrastruktur, Jasa Populasi penelitian ini adalah
Hiburan, Telekomunikasi dan Perhotelan perusahaan sektor jasa yang terdaftar di
(Tahtah & Roelofsen, 2016). Dari 10 besar Bursa Efek Indonesia periode tahun 2019,
industri terdampak penerapan PSAK 73, 7 sehingga diperoleh jumlah populasi sebesar
diantaranya adalah industri Jasa oleh karena 417 terdiri dari Sektor Property dan
itu penulis mengambil sampel penelitian Realestate, Sektor Infrastuktur, Utilitas dan
adalah seluruh industri jasa yang terdaftar Transportasi, Sektor Keuangan, Sektor
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019. Perdagangan, Jasa dan Investasi.
Maka judul penelitian ini adalah Analisis Teknik yang diambil yaitu sampling
Dampak Penerapan PSAK 73 Atas Sewa purposive dengan beberapa kriteria; 1)
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Perusahaan sudah menerbitkan laporan
Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek keuangan tahun 2019 2) Belum menerapkan
Indonesia Tahun 2019. dini PSAK 73 tahun 2019 3.) Menggunakan
Rumusan masalah untuk penelitian sewa operasi. Kriteria menjadi sampel akhir
ini adalah untuk melihat dampak yang penelitian yaitu 25 perusahaan dari 12 sub
mungkin akan terjadi jika PSAK 73 sektor perusahaan jasa.
diterapkan pada tahun 2020 terhadap Teknik analisis yang dilakukan
kinerja keuangan perusahaan industri jasa dalam penelitian ini adalah teknik analisis
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. dengan pendekatan metode kapitalisasi
Kinerja keuangan perusahaan akan diukur konstruktif sewa. Metode kapitalisasi
dengan rasio ROA,ROE, DER dan DAR. konstruktif sewa digunakan untuk
memperoleh kapitalisasi sewa yang tidak
METODE PENELITIAN tercatat oleh perusahaan sehingga dapat
mengetahui kewajiban sewa yang tidak
Metode analisis data dalam
tercatat (unrecorded liability), aset sewaan
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yang tidak tercatat (unrecorded assets),
dengan menggunakan metode kapitalisasi
penghematan pajak dan ekuitas elemen
konstruktif sewa. Metode kapitalisasi
yang harus disediakan dari kapitalisasi sewa
konstruktif sewa sendiri dikembangkan
dalam menentukan pada perubahan
oleh Imhoff dkk (1991) yang kemudian
nominal total aset, total liabilitas, dan total
dimodifikasi oleh Ӧztürk dan Sercemeli
ekuitas di laporan keuangan yang akan
(2016). Metode kapitalisasi konstruktif ini
berdampak pada rasio keuangan akibat
sudah diterima secara umum dan diterapkan
adanya kapitalisasi sewa.
dalam mengukur dampak kapitalisasi sewa
Langkah-langkah menurut Imhoff
pada laporan posisi keuangan dan rasio
dkk (1991) yang kemudian dimoderenisasi
keuangan; seperti dalam studi yang
oleh Ӧztürk dan sercemeli (2016), dan
dilakukan oleh Wong dan Joshi (2015),
dipakai oleh peneliti Safitri dkk (2018)
Ӧztürk dan Sercemeli (2016), Sari dkk
yang dilakukan dalam menganalisis data
(2016), dan Safitri dkk (2018).
kapitalisasi sewa pada penelitian ini sebagai
Pengumpulan data menggunakan
berikut:
studi dokumentasi seperti melihat
1. Menghitung present value dari nilai
dokumen-dokumen, melihat jurnal-jurnal
pembayaran sewa operasi masa depan.
ilmiah, dan situs-situs yang berhubungan
Dari catatan atas laporan keuangan
dengan masalah yang diteliti. Seperti situs
(CALK), dapat diketahui masa leasing
resmi Bursa Efek Indonesia (IDX) untuk
sewa operasi tiap perusahaan.
melihat data laporan keuangan perusahaan
Kemudian, menentukan minimum lease
yang terkait, situs resmi Ikatan Akuntan
payment.
After
No Company 2019 Reported Difference Change (%)
Capitalization
172 | JPAK : Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan
DOI: https://doi.org/10.17509/jpak.v9i2.37204 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JPAK : Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan
Vol. 9, No. 2, [Juli-Desember], 2021 : 169-178