Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA


EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2022

Oleh:

SILVY RACHMAWATI
NIM : 200301079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan untuk memperoleh laba.


Pengembangan perusahaan merupakan salah satu cara untuk mencapainya.
Globalisasi dan persaingan bebas membuat setiap perusahaan harus terus
mengembangkan strateginya untuk bertahan hidup, berkembang dan berdaya
saing. Perubahan signifikan dalam lingkungan bisnis seperti globalisasi telah
menciptakan persaingan yang sangat ketat. Untuk itu, diperlukan strategi agar
perusahaan dapat tetap bertahan, maju, berkembang, dan unggul dari
persaingan usaha. Pengembangan perusahaan dapat dilakukan dengan cara
perluasan usaha (business expansion), Strategi ekspansi perusahaan adalah
dengan penggabungan usaha untuk mendapatkan pengendalian atas aktiva
atau operasional perusahaan-perusahaan yang bergabung. Umumnya, tujuan
dilakukannya merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi atau nilai
tambah. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang
dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara. Merger dan akuisisi
juga menjadi cara yang lebih mujarab untuk masuk ke dalam bisnis baru
menjadi lebih cepat, risikonya lebih rendah, ketersediaan sumber daya lebih
baik dan konsumennya sudah ada.

Tujuan lain dari perusahaan dalam menerapkan merger dan akuisisi


yaitu agar mendapatkan sinergisitas keuangan, manajerial, dan operasional.
Selain itu, dapat pula untuk meningkatkan efisiensi, diversifikasi, kekuatan
pasar, dan mencapai internasionalisasi (Moeller & Brady, 2007; Petitt &
Ferris, 2013). Pada perkembangannya hingga saat ini, merger dan akuisisi
semakin berperan penting karena terkait dengan lingkungan bisnis yang
semakin kompetitif, perbaikan teknologi, liberalisasi, serta globalisasi
(Leepsa & Mishra, 2012).
Merger serta akuisisi menurut Vanitha & Selvam (2011) adalah salah
satu karakteristik penting dari strategi pertumbuhan anorganik. Melalui
merger dan akuisisi, perusahaan mampu untuk mengatasi masalah
keterbatasan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang terbatas itu secara
efisien dan juga efektif. Perusahaan percaya bahwa merger dan akuisisi dapat
memicu lajunya pertumbuhan bisnis dan penjualan. Menurut Huh (2015),
merger serta akuisisi bisa bermanfaat dalam peningkatan kinerja manajer
perusahaan serta untuk akselerasi daya saing perusahaan. Sebagian besar
perusahaan menganggap merger dan akuisisi menjadi pilihan terbaik dalam
menambah jumlah jangkauan saham yang dimiliki oleh para pemilik (Dash,
2010).

Merger dan akuisisi kerap disandingkan, tetapi keduanya memiliki


pengertian yang berbeda. Sederhananya, merger merupakan penggabungan.
Sedangkan akuisisi merupakan pengambilalihan. Terdapat banyak alasan dari
penggabungan usaha atau yang biasa disebut dengan merger, antara lain
untuk menambah perolehan pendapatan, memperluas tingkat aset,
meningkatkan keahlian personalnya, agar mampu berada dipasar dengan
seefisiensinya waktu serta prestise dengan ambisi perusahaan. Merger
merupakan proses mengintegrasikan dua badan usaha, dan keberadaan hukum
akan berada di salah satu atau keduanya. Sedangkan dalam akuisisi,
perusahaan yang mengakuisisi akan mengambil kendali kepemilikan atas
perusahaan target. Menurut Tarigan, dkk (2018), Merger ialah bentuk
menggabungkan dua organisasi maupun bisa lebih, yakni satu perusahaan
tersebut yang dapat bertahan. Sedangkan akuisisi ialah proses
pengambilalihan kepemilikan atas perusahaan walaupun untuk nama bisa
tidak berubah akan tetapi kepemilikan beralih kepada perusahaan yang
melakukan pengakuisisian. Keduanya dapat dikatakan sukses atau berhasil
apabila perusahaan hasil merger dan akuisisi berkinerja lebih baik setelah
melakukan merger dan akuisisi. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari merger
dan akuisisi, yaitu untuk mengurangi kegagalan dalam bisnis, memperoleh
dana atau pembiayaan, membantu pertumbuhan perusahaan, mengurangi
persaingan diantara perusahaan, menghemat waktu dalam memasuki bisnis
baru serta mendapatkan pelanggan yang sudah mapan.

Salah satu kinerja perusahaan yang harus diperhatikan adalah kinerja


keuangan perusahaan, dengan penggabungan usaha tersebut diharapkan dapat
menimbulkan sinergi yang dapat meningkatkan kinerja keuangan. Selain itu,
tujuan dari kinerja perusahaan sendiri yaitu untuk mengetahui tingkat
stabilitas yang dapat memberikan petunjuk atas kemampuan dari perusahaan
dalam mengoperasikan bisnisnya secara stabil yang dapat dinilai melalui
pertimbangan-pertimbangan perusahaan guna melakukan pembayaran hutang
serta beban bunganya secara tepat waktu. Kinerja keuangan pada suatu
perusahaan merupakan gambaran capaian prestasi perusahaan pada periode
tertentu yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Dalam pengukuran kinerja keuangan agar dapat meningkat, salah satu tolak
ukurnya adalah dengan rasio keuangan perusahaan, diantaranya yaitu
profitabilitas yang dapat diukur dengan ROA, likuiditas yang dapat diukur
dengan CR, solvabilitas yang dapat diukur dengan DER dan rasio aktivitas
yang dapat diukur dengan TATO. Kinerja keuangan perusahaan yang
semakin baik akan dapat menjadikan perusahaan tersebut mempunyai daya
saing yang tinggi, sekaligus mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Aksi korporasi berupa merger dan akuisisi tampak masih cukup ramai
di Indonesia sepanjang tahun 2022 berjalan. Tren demikian diperkirakan akan
berlanjut kendati dunia tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi. Merger
dan akuisisi telah diyakini dan dipercaya oleh pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat luas sebagai suatu strategi untuk mempertahankan dan
mengembangkan perusahaan. Sehingga, gelombang merger dan akuisisi
menjadi sangat populer di negara-negara dunia, tak terkecuali di Indonesia.
KPPU atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha telah membuat proyeksi
bahwa tren dari merger dan akuisisi di Indonesia akan terus meningkat mulai
tahun 2017, seiring dengan perubahan rezim post-notifikasi menjadi
prenotifikasi. KPPU juga menjelaskan bahwa aksi korporasi pada tahun 2017
akan didominasi merger dan akuisisi antara perusahaan lokal dan perusahaan
asing. Menurut Sari (2016) fenomena tersebut terjadi akibat dari anggapan
bahwa Indonesia masih memikat sebagai tempat investasi bagi banyak
perusahaan asing yang dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya.

Notifikasi Merger
300
250
200
150
Notifikasi Merger
100
50
0
2019 2020 2021 2022

Sumber : kppu.go.id

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui notifikasi merger pada


tahun 2019 sebesar 120. Pada tahun 2020 sebesar 195. Pada tahun 2021
sebesar 106 dan pada tahun 2022 sebesar 244 notifikasi. Direktur Merger dan
Akuisisi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Aru Armando
menyampaikan, sampai hari ini (6/10) pihaknya sudah menerima 244
notifikasi terkait aksi merger dan akuisisi. “Hasil ini melebihi realisasi
sepanjang 2021” kata dia, Kamis (6/10). Dapat disimpulkan bahwa

Salah satu perusahaan yang terlibat dalam merger dan akuisisi di


tahun ini adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL). Pada 22 Juni 2022, Axiata
Group Berhad dan XL Axiata menyelesaikan akuisisi 66,03% saham PT Link
Net Tbk (LINK) dengan nilai RM 2,63 miliar atau sekitar Rp 8,72 triliun.
Head External Communications XL Axiata Henry Wijayanto menyampaikan,
saat ini pihaknya masih terus fokus untuk membangun dan mengembangkan
sinergi bersama antara XL dengan Link Net. Ke depannya, sinergi bersama
ini dapat meningkatkan upaya XL Axiata untuk memperluas penyediaan
layanan konvergensi dan digital bagi masyarakat Tanah Air. “Saat ini dan ke
depannya pelanggan-pelanggan kami semakin tak bisa lepas dari gaya hidup
digital dalam kehidupan sehari-hari,” ujar dia, Kamis (6/10).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, hasil penelitian dari
peneliti Rizna Novtaviani (2021) Risma Dwi Agustin, Rosalia Nansih
Widhiastuti (2021), menunjukkan bahwa pasca merger dan akuisisi terdapat
pengaruh yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat
terjadi karena perusahaan telah menyusun strategi jangka panjang untuk
meningkatkan kinerjanya dan sesuai dengan tujuan merger dan akuisisi untuk
mencapai efek sinergi dan efisiensi. Sedangkan hasil penelitian pada peneliti
Sylvi Liani Dewi (2020) dan Miftahul Jannah (2020), pada penelitian ini
tidak terdapat perbedaan rasio keuangan antara sebelum merger akuisi dan
setelah merger akuisisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh
terhadap kinerja keuangan. Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa sinergi
yang terjadi setelah merger dan akuisisi belum tercapai, dikarenakan faktor
lain seperti penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan, motif pribadi atau
alasan lain yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan permasalahan yang menjadi latar belakang penulisan di


atas serta adanya ketidak konsistenan dalam hasil penelitian dari peneliti-
peneliti terdahulu, maka penulis akan melaksanakan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2022”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah


yaitu, bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana dan seberapa besar dampak merger dan akusisi
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat menjadi rujukan, sumber informasi dan bahan referensi
penelitian selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan dalam materi-materi
yang lainnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Praktis
a. Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu sebagai syarat kelulusan dan
dapat mengetahui perbandingan antara teori dengan hasil penelitian.
b. Manfaat penelitian lebih lanjut ,dapat dijadikan bahan refrensi untuk
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik lagi.
c. Penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai bagaimana kinerja
keuangan perusahaan dan kinerja pasar perusahaan setelah melakukan
merger dan akuisisi. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk
memutuskan dilakukannya atau tidak merger dan akuisisi sebagai salah
satu bentuk strategi perusahaan jangka panjang.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan urutan penyajian setiap bab secara


rinci, singkat dan jelas, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
menafsirkan laporan penelitian. Sistematika penelitian ini adalah sebagai
berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah yang mendasari


disusunnya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori yang mendasari penelitian,


kerangka pikir penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang variabel penelitian dan definisi


operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data serta metode analisis yang digunakan.

BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN

Bab ini memaparkan mengenai gambaran subyek penelitian yang akan


digunakan dalam penelitian. Selain itu, disajikan pula data yang telah diolah
menggunakan alat uji statistik beserta pembahasan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang ada.

BAB V : PENUTUP

Bab penutup penulisan skripsi ini disajikan mengenai kesimpulan


analisis, keterbatasan, serta saran dari penelitian yang telah dilakukan.
Sehingga diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pembanding untuk penelitian sejenis.

Anda mungkin juga menyukai