Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini tengah menghadapi laju pertumbuhan teknologi yang sangat

pesat. Tak ada satupun sektor kehidupan yang tidak tersentuh oleh kemajuan

teknologi, mulai dari bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan lain

sebagainya. Perkembangan teknologi telah membuat perubahan yang sangat nyata

dan terasa begitu cepat. Bahkan setiap hari, menit, bahkan detik orang-orang terus

bersaing menciptakan karyanya untuk dipersembahkan kepada dunia. Terlebih di

zaman pandemi global saat ini, yang mana pemanfaatan dan pembaruan teknologi

sangat gencar dilakukan. Pembatasan sosial mau tidak mau membuat masyarakat

sangat bergantung terhadap keberadaan teknologi.

Salah satu bidang industri yang sangat terdampak akan kemajuan teknologi

adalah industri telekomunikasi. Produk-produk telekomunikasi menjadi

penunjang masyarakat agar bisa memanfaatkan teknologi yang ada. Contoh paling

sederhana dan paling umum adalah adaptasi di tempat kerja dan sekolah yang

sebagian besar kegiatan yang ada dilakukan secara online misalnya virtual

meeting dan online class. Bukan hanya itu, akses-akses teknologi lainnya juga

sangat bergantung terhadap keberadaan produk-produk telekomunikasi. Oleh

1
2

karena itu, dengan semakin melonjaknya kebutuhan masyarakat terhadap produk

telekomunikasi, membuat perusahaan-perusahaan telekomunikasi saling bersaing

untuk memberikan yang terbaik kepada penggunanya, baik itu dari segi

pelayanan, koneksi jaringan yang kuat, dan yang tak kalah pentingnya adalah

harga yang kompetitif (Setiawan & Putra, 2019).

Namun, bukan hanya terkait persaingan inovasi tetapi para pelaku industri

juga harus mampu memperhatikan faktor keefektifan dan keefisienan. Terlebih

zaman pandemi saat ini telah memberi pelajaran kepada semua pelaku bisnis dan

terbukti banyak industri yang kemudian harus gulung tikar karena tidak mampu

bertahan di tengah kerasnya persaingan dan ancaman krisis akibat wabah Covid-

19. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengatur strategi bisnisnya baik itu dalam

lingkup internal maupun dengan melakukan ekspansi eksternal. Aktivitas ekspansi

eksternal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan merger ataupun

akuisisi.

Ada banyak perusahaan besar di Indonesia yang telah melakukan merger atau

akuisisi. Pada tahun 2021 terdapat dua perusahaan telekomunikasi terkemuka di

Indonesia yang juga telah mengumumkan terkait merger yang mereka lakukan,

yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I). PT Indosat

Tbk pertama kali didirikan di Indonesia pada 1968 yang mana saat ini

kepemilikan terbesarnya dimiliki oleh grup Ooredoo sebesar 65% dan saat ini

Indosat juga telah mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun

Hutchison 3 Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 2000 yang

pengendaliannya berada di bawah CK Hutchison Holdings (CKHH). Indosat dan


3

H3I menandatangani nota kesepahaman (MoU) merger pada 29 Desember 2020

dan resmi mengumumkan kesepakatan merger mereka pada 16 September 2021.

Pengertian merger sendiri adalah suatu proses pengambilalihan saham

perusahaan oleh sebuah perusahaan lain dan perusahaan yang diambil alih itu

akan bubar serta menjadi bagian dari perusahaan yang sudah mengambil alih

perusahaan tersebut (Hamid dalam Rifqi, 2021). Suatu perusahaan memutuskan

untuk melakukan merger tentu didorong oleh keuntungan-keuntungan yang bisa

diperoleh. Keuntungan tersebut seperti, memperbaiki sinergi perusahaan,

meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi produk, memperbaiki pertumbuhan

pendapatan, memperkuat posisi perusahaan dalam industri atau melemahkan

saingan, memperbarui teknologi, pertimbangan pajak, memperkuat area inti dan

produktivitas perusahaan, dan lain sebagainya (DePamphilis, 2011).

Dalam mengambil sebuah keputusan strategis, perusahaan biasanya

melakukan beberapa kebijakan untuk melancarkan rencana strategisnya tersebut.

Meta. CW (2010) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan merger dan akuisisi

terdapat suatu kondisi yang mendukung adanya tindakan manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi. Pada situasi tersebut, biasanya

perusahaan penerima penggabungan atau pengakuisisi cenderung akan berusaha

untuk meningkatkan nilai laba perusahaannya dengan tujuan menunjukkan

earnings power perusahaan agar dapat menarik minat perusahaan target dan untuk

meningkatkan harga saham perusahaannya (Dharmasetya dan Sulaimin dikutip

dalam Dewi, 2015).


4

Erikson dan Wang dikutip dalam Usadha & Yasa (2018) menyatakan bahwa

kecenderungan adanya praktik manajemen laba menjelang merger dan akuisisi

bertujuan untuk meningkatkan harga sahamnya sebelum merger agar dapat

mengurangi biaya pembelian perusahaan target. Keputusan manajemen

perusahaan yang memilih untuk melakukan manajemen laba dengan cara income

increasing accrual akan membawa konsekuensi terhadap kinerja perusahaan yang

akan mengalami suatu penurunan pada periode sesudahnya.

Terdapat beberapa penelitian yang bertujuan untuk membuktikan ada atau

tidak adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan menjelang

merger. Felicia & Meiden (2016) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang

melakukan merger antara tahun 2011-2013. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak

ada bukti yang cukup untuk menunjukkan adanya praktik manajemen laba oleh

perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Sementara itu, hasil

penelitian Meta. CW (2010) terhadap perusahaan yang melakukan merger pada

periode 2008-2009 menyimpulkan bahwa ada indikasi tindakan manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan cara

mengatur income increasing accruals.

Sejalan dengan hasil penelitian Meta. CW (2010), penelitian Usadha & Yasa

(2018) terhadap perusahaan yang tercatat di BEI dan melakukan merger dalam

rentang tahun 2001-2002 menunjukkan adanya indikasi tindakan manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan sebelum periode merger dengan melakukan

income increasing accruals. Adapun hasil penelitian Wulandari (2015) terhadap

32 perusahaan yang tercatat di BEI dan melakukan merger dalam rentang 2006-
5

2009 menunjukkan adanya perilaku manajemen laba yang dilakukan pada periode

sekitar merger, tetapi tidak menunjukkan adanya perbedaan manajemen laba

sebelum dan sesudah merger.

Pengumuman merger yang dikeluarkan oleh PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT

Hutchison 3 Indonesia (H3I) tidak hanya dikaitkan dengan manajemen laba, tapi

hal yang perlu diperhatikan juga adalah terkait kinerja keuangan perusahaan.

Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, tentu

setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memengaruhi keputusan

investor. Kinerja keuangan dapat menjadi ukuran bagi investor untuk menentukan

apakah harus mempertahankan atau menjual sahamnya pada perusahaan yang

melakukan merger tersebut.

Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja perusahaan

adalah dengan melakukan penilaian terhadap harga wajar saham atau nilai

intrinsik perusahaan. Mengingat salah satu tujuan dilakukannya merger adalah

untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, maka dampak pengumuman

merger perusahaan juga akan sangat memengaruhi penilaian harga wajar saham.

Ketika kinerja keuangan perusahaan meningkat, maka para investor bersedia

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut sehingga menyebabkan

harga saham meningkat, begitu pula sebaliknya jika kinerja perusahaan menurun

(Pratiwi, 2017). Selain itu, keberhasilan suatu merger bukan hanya dinilai dari

kesuksesan bertransaksi yang dicapai tapi juga dilihat dari sisi dampak jangka

panjang dari keputusan merger tersebut, yaitu bagaimana perusahaan bisa terus

berkembang (Anindhito dalam Yaufi, 2019).


6

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk melakukan valuasi terhadap

nilai saham salah satunya adalah discounted cash flow model dengan variasi

perhitungan menggunakan free cash flow to the firm (FCFF). Menghitung nilai

intrinsik sebuah perusahaan menggunakan model FCFF dilakukan dengan

mendiskontokan free cash flow to firm terhadap weighted average cost of capital

(WACC) (Hutapea et al., 2015). Beberapa penelitian terdahulu terkait analisis

valuasi nilai wajar saham suatu perusahaan antara lain dilakukan oleh Yaufi

(2019), Hutapea et al., (2015), Irawan & Ekapradana (2020), Waluyo & Lantara

(2013).

Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya seperti kasus yang diangkat adalah perusahaan yang baru saja

melakukan pengumuman merger tepatnya pada bulan September 2021 sedangkan

penelitian terdahulu mengambil kasus perusahaan yang merger pada kurun waktu

tertentu. Kemudian penelitian ini difokuskan pada sekitar periode pengumuman

merger (kuartal III tahun 2021) sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan

periode sebelum dan sesudah tanggal efektif merger. Perbedaan lainnya juga

adalah terkait topik yang diangkat pada penelitian ini bukan hanya melihat dari

sisi ada tidaknya indikasi manajemen laba atau hanya analisis nilai wajar saham

dalam rangka merger, tapi penelitian ini menyajikan kedua topik tersebut dalam

satu karya tulis. Sehingga, pengaruh rencana merger dapat dianalisis dampaknya

terhadap keputusan yang diambil perusahaan dalam rangka merger (terkait

tindakan manajemen laba) dan prospek nilai perusahaan ke depannya setelah

merger (valuasi nilai wajar saham).


7

Persaingan perusahaan telekomunikasi di Indonesia saat ini yang semakin

ketat membuat setiap keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan akan

semakin menarik untuk diteliti dan menerapkan apa yang telah dijelaskan atau

dinyatakan dalam teori-teori yang ada. Termasuk keputusan merger antara dua

perusahaan telekomunikasi bergengsi di Indonesia yaitu PT Indosat Tbk dan PT

Hutchison 3 Indonesia yang menambah daya kompetisi di dunia industri

telekomunikasi. Selain itu, ditemukan adanya perbedaan hasil antara penelitian-

penelitian terdahulu. Begitu pula saat dihubungkan dengan penjelasan dari teori

yang ada maka akan ditemukan beberapa penelitian yang sudah sesuai teori dan

juga beberapa ada yang berbeda. Seperti penelitian terkait manajemen laba

sebagai dampak dari merger, beberapa perusahaan ditemukan adanya indikasi

manajemen laba namun beberapa perusahaan tidak menunjukkan adanya indikasi

tersebut. Begitu pula dengan penelitian terkait nilai wajar saham sebagai cerminan

kinerja perusahaan ada yang hasilnya undervalue dan overvalue.

Berdasarkan uraian di atas dan perbedaan hasil penelitian (research gap) yang

dilakukan peneliti sebelumnya, analisis terkait indikasi manajemen laba yang

dilakukan oleh PT Indosat Tbk dalam rangka merger dengan PT Hutchison 3

Indonesia dan juga analisis terkait nilai wajar saham perusahaan sebagai bahan

pertimbangan bagi pengambil keputusan atau investor menjadi sangat menarik

untuk diangkat sebagai topik penulisan karya tulis ini. Maka judul yang diberikan

untuk Karya Tulis Tugas Akhir (KTTA) ini adalah “ANALISIS MANAJEMEN

LABA DAN VALUASI NILAI SAHAM PT INDOSAT TBK (ISAT) DALAM

RANGKA MERGER DENGAN PT HUTCHISON 3 INDONESIA”.


8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah

yang akan dibahas dalam Karya Tulis Tugas Akhir sebagai berikut.

1. Apakah terdapat tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh PT Indosat

Tbk dalam rangka merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia?

2. Berapakah nilai wajar saham PT Indosat Tbk yang dihitung menggunakan

pendekatan free cash flow to firm model?

3. Bagaimana keputusan yang sebaiknya diambil investor terkait tindakan

merger tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini

adalah.

1. Untuk membuktikan tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh PT

Indosat Tbk dalam rangka merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia.

2. Untuk mengetahui nilai wajar saham PT Indosat Tbk yang dihitung dengan

menggunakan pendekatan free cash flow to firm model.

3. Untuk mengetahui keputusan yang sebaiknya diambil investor terkait tindakan

merger tersebut.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Pada penulisan KTTA ini, objek yang dibahas dibatasi hanya pada sisi

penerima penggabungan usaha yaitu PT Indosat Tbk. Pemilihan objek dan periode

tersebut didasarkan atas pertimbangan ketersediaan data laporan keuangan

perusahaan yang melakukan merger dan sampai tahun 2021 PT Hutchison 3


9

Indonesia belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang

digunakan untuk menganalisis tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan adalah kuartal III tahun 2021. Periode ini disesuaikan dengan

pengumuman keputusan merger yang dilakukan pada 16 September 2021 atau

awal kuartal IV. Model yang digunakan untuk menganalisis tindakan manajemen

laba yang dilakukan adalah Modified Jones Model.

Adapun untuk analisis valuasi nilai saham, periode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data laporan keuangan 5 tahun terakhir (2017 sampai 2021).

Pendekatan yang dipilih untuk melakukan valuasi nilai saham yaitu Discounted

Cash Flow Model (DCF) dengan variasi perhitungan menggunakan Free Cash

Flow to Firm Model (FCFF).

1.5 Manfaat Penulisan

Karya Tulis Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

penulis dan pihak lain yang membutuhkan, antara lain dapat.

1. Menambah wawasan dan pengetahuan terkait penilaian tindakan manajemen

laba yang dilakukan oleh manajemen serta penilaian saham suatu perusahaan

yang akan merger.

2. Mengimplementasikan teori atau pengetahuan terkait manajemen laba dan

penilaian saham yang didapat di bangku perkuliahan terhadap kasus yang

terjadi di lapangan.

3. Menjadi referensi tambahan dalam mengamati manajemen laba dan nilai

saham perusahaan terkait pengambilan keputusan untuk menjual atau membeli

saham.
10

4. Menjadi bahan kajian untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

topik KTTA ini bagi kalangan akademisi.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian terhadap masalah

yang kemudian diangkat sebagai topik karya tulis ini. Kemudian dilanjutkan

dengan merumuskan masalah serta tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, pada bab

ini juga diuraikan terkait batasan ruang lingkup penulisan, manfaat penulisan

karya tulis, serta sistematika dari penulisan Karya Tulis Tugas Akhir yang akan

digunakan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai teori, ketentuan, dan termasuk aturan yang

relevan dengan topik karya tulis. Teori yang akan dibahas dalam KTTA ini adalah

teori mengenai merger atau penggabungan usaha, manajemen laba, pembahasan

terkait saham dan nilai diskonto, serta valuasi dan metodenya. Bagian ini menjadi

landasan untuk melakukan analisis atas praktik yang berlaku pada objek karya

tulis.

BAB III METODE DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memaparkan mengenai metode pengumpulan data yang

digunakan untuk melakukan penelitian terhadap topik yang diangkat. Kemudian

dilanjutkan dengan pemaparan mengenai data dan fakta yang berhubungan dengan

objek penelitian. Setelah itu dilakukan pembahasan terkait hasil perhitungan dan

analisis manajemen laba dan nilai saham perusahaan yang diperoleh.


11

BAB IV SIMPULAN

Bab ini akan menyampaikan simpulan yang menjawab rumusan masalah atau

tujuan penulisan yang telah disampaikan pada bab pertama karya tulis.

Anda mungkin juga menyukai