Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh:

SYAFIRA FIKRIYYAH HAKIM

NIM 2111070259

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIA BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS

BEKASI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi covid-19 telah melanda berbagai penjuru dunia dan membuat

perekonomian negara melemah, salah satunya Indonesia. Seperti yang dilansir

dalam laman e-Parlemen DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY, 2021)

bahwa pelemahan ekonomi terjadi di berbagai daerah dan nasional, seperti

penurunan penerimaan pajak, melemahnya daya beli masyarakat secara luas

sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, menurunnya angka

investasi di berbagai sektor usaha dan lain-lain. Keadaan seperti ini tentu membuat

banyak perusahaan tidak mampu bertahan dan mengalami kesulitan secara

finansial. Kondisi ekonomi yang melemah mengharuskan perusahaan untuk selalu

mengembangkan strategi bisnis agar mampu bertahan, bersaing dan terus

berkembang dalam keadaan yang sulit, sehingga perusahaan harus menyusun

strategi yang tepat agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan

meningkatkan kinerja bisnisnya.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat bertahan

atau berkembang adalah dengan melakukan merger dan akuisisi (Astria, 2016).

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal

1 ayat 9, merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau

lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang

mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih

1
2

karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya

status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas pasal 1 ayat 11, akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih

saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian

atas perseroan tersebut.

Strategi merger dan akuisisi merupakan strategi bisnis yang banyak dipilih oleh

perusahaan agar tetap mampu mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan

kinerja bisnisnya. Pada prinsipnya terdapat dua jenis motif perusahaan dalam

melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif

ekonomi bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham

yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan laba, sedangkan motif non-ekonomi

bertujuan untuk meningkatkan keuntungan manajerial bahwa manajer memiliki

motif lain selain memaksimalkan nilai perusahaan. Umumnya motif ekonomi

menjadi motivasi utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Namun

nyatanya tidak semua motif utama perusahaan tercapai setelah melakukan merger

dan akuisisi.

Kondisi serba sulit akibat pandemi covid-19 menjadi salah satu alasan yang

mendorong perusahaan untuk melakukan merger atau pun akuisisi agar perusahaan

bisa bertahan atau guna melakukan ekspansi di era covid-19. Jika perusahaan yang

sudah berada diambang batas kebangkrutan tidak mempunyai opsi untuk

melakukan merger dan akuisisi dan tidak mempunyai modal untuk mengekpansi
3

bisnisnya maka dapat dipastikan perusahaan akan gulung tikar. Contohnya pada

tahun 2021 di era pandemi covid-19, PT Sarana Menara Nusantara Tbk resmi

mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk dengan tujuan untuk pengembangan

usaha serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi sebagai pemilik

dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi

Indonesia.Maka dari itu dilakukannya merger atau pun akuisisi tentu diharapkan

akan membawa pengaruh besar bagi kondisi internal maupun eksternal perusahaan,

terutama dari sisi ekonomi.

Penggabungan atau pengambilalihan kepemilikan sebuah perusahaan tentu akan

mengubah atau memberi dampak pada angka di laporan keuangan serta cara

penyajian dan pelaporan keuangan perusahaan tersebut. Dalam PSAK 22 mengenai

kombinasi bisnis, dijelaskan bahwa tujuan kombinasi bisnis ialah untuk

meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi yang

disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi

bisnis dan dampaknya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa

terdapat perusahaan yang belum sesuai dalam penyajian dan pelaporan keuangan

setelah melakukan kombinasi bisnis dan masih banyak pula perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi dengan motif ekonomi akan tetapi pada

kenyataannya hal tersebut tak berpengaruh atau berdampak secara signifikan dalam

mendukung ekonomi perusahaan, contohnya pada PT Bank Jago Tbk (Rahman et

al., 2022), perusahaan sektor pertambangan (P. Y. K. Dewi & Suryantini, 2018),

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Setiawan, 2013), beberapa perusahaan yang

terdaftar di BEI (Mardianto et al., 2018), perusahaan non keuangan yang terdaftar
4

di BEI (Firdaus & Dara, 2020), dan yang lainnya. Mengetahui signifikan atau tidak

signifikannya merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan dapat

diperhitungan dengan melakukan perbandingan rasio keuangan baik sebelum dan

sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Perhitungan rasio keuangan mampu

menunjukkan kinerja keuangan dalam tahun yang bersangkutan. Berdasarkan latar

belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Analisis

Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan PSAK 22 mengenai kombinasi bisnis, terdapat prinsip dan

persyaratan bagaimana pihak pengakuisisi memberikan informasi dalam laporan

keuangannya, diantaranya:

1. Mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang

diambil alih dan kepentingan non-pengendali dari pihak diakuisisi;

2. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis atau

keuntungan dari pembelian dengan diskon;

3. Mengatur informasi yang diungkapkan memungkinkan pengguna laporan

keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.

Meski terdapat perusahaan yang melakukan meger atau akuisisi telah

menerapkan standar yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan, namun masih

terdapat beberapa hal yang belum sesuai atau perlu disesuaikan, seperti pada PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk terdapat penyajian yang dianggap kurang

tepat pada bagian aset tidak lancar (Maimunah, 2016). Penyajian laporan keuangan

yang dianggap masih kurang tepat tentu akan berdampak pada perhitungan rasio
5

keuangan jika perusahaan ingin mengetahui bagaimana perbandingan rasio

sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kombinasi bisnis.

Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara standar akuntansi

keuangan dengan penerapannya dalam penyajian laporan keuangan, yang mana

penyajian yang kurang tepat akan mengurangi relevansi, keandalan, dan daya

banding dari informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan

keuangannya. Jika pengguna laporan keuangan menggunakan informasi laporan

keuangan tersebut, seperti contoh pihak eksternal dan internal melakukan

perhitungan rasio keuangan guna mengetahui kinerja keuangan, tentu hasil yang

didapat merupakan hasil yang tidak andal. Umumnya, mengetahui apakah laporan

keuangan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar peraturan yang

berlaku, perusahaan menggunakan jasa auditor eksternal untuk memeriksa

keandalan dan penyajian laporan keuangannya.

Berdasarkan uraian masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah penyajian laporan keuangan perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku?

2. Apa saja motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi?

3. Bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian

ini adalah sebagai berikut:


6

1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan yang disajikan sudah

sesuai dengan standar akuntansi keuangana yang berlaku.

2. Untuk mengetahui motif utama sebuah perusahaan melakukan merger dan

akuisisi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh merger dan akuisisi

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Beberapa manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau masukan kepada

pihak manajemen perusahaan mengenai bagaimana pengaruh merger dan

akuisisi terhadap motif utama perusahaan melakukan akuisisi dan kinerja

keuangan, sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan kedepannya bagi

perusahaan jika ingin melakukan hal tersebut kembali.

2. Bagi Akademisi atau Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak akademisi

atau masyarakat mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya dan

untuk menerapkan teori yang selama ini didapat dalam perkuliahan yang

selanjutnya dapat diimplementasikan dalam dunia kerja.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Studi Pustaka dan Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Merger dan Akuisisi

Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih

untuk menggabungkan diri dengan perseroan lainnya yang telah ada kemudian

selanjutnya perseroan yang mengabungkan diri akan bubar (Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988). Merger adalah kombinasi dari dua atau

lebih korporasi menjadi satu korporasi; dimana korporasi yang mengakuisisi

(acquiring company) yang tetap mempunyai identitas (Tampubolon, 2013). Dari

kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa merger merupakan

penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perseroan untuk menyatukan

kegiatan operasionalnya.

Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau

perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham

perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap

perseorangan tersebut (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun

1988). Akuisisi adalah pengambilalihan (takeover) sebuah perusahaan dengan

membeli saham atau aset perusahaan tersebut dimana perusahaan yang dibeli tetap

ada (Brealy, Myers & Marcus, 1999). Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa akuisisi merupakan pemindahalihan kepemilikan perusahaan

atau aset dengan cara membeli sebagian besar saham perusahaan.

7
8

2.1.2. Jenis Merger dan Akuisisi

Merger terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:

1. Merger vertikal, penyatuan beberapa perusahaan berdasarkan perbedaan

pembagian tugas dan tanggung jawab dengan tujuan untuk saling memberikan

dukungan dan bantuan dengan kekuatan masing-masing.

2. Merger horizontal, penggabungan perusahaan dengan latar belakang bisnis yang

sama (target pasar, jenis produk, dan manajemen).

3. Merger kon-generik, kombinasi dari merger vertikal dan horizontal sehingga

masing-masing perusahaan memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan

perusahaan merger kon-generik ini terletak pada pemakaian nama merek di akhir

produk, sementara persamaannya terdapat dalam sifat produksi.

4. Merger konglomerat, merger dari perusahaan yang tidak saling berhubungan

bidang usahanya dengan tujuan untuk membangun perusahaan besar dengan

banyak variasi bidang bisnis.

Akuisisi terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:

1. Akuisisi horizontal, dilakukan antar bisnis dengan bidang usaha yang sama

bertujuan mengurangi kompetitor dan memperluas jaringan pasar.

2. Akuisisi vertikal, akuisisi yang terjadi oleh perusahaan terhadap distributor

atau supplier-nya bertujuan untuk memiliki kendali lebih besar dalam rantai

pasok dan memastikan produksi yang lebih efisien serta berkualitas.

3. Akuisisi konglomerat, usaha yang diambil alih sama sekali tidak berhubungan

dan bertujuan untuk diversifikasi atau memperkuat portofolio perusahaan.


9

2.1.3. Motif Perusahaan Melakukan Merger dan Akuisisi

Terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan

akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi yaitu motif

untuk memaksimalkan nilai pemegang saham, yang berarti keuntungan yang lebih

tinggi. Di sisi lain, motif non ekonomi yaitu motif untuk meningkaktan keuntungan

manajerial dalam artian bahwa manajer memiliki motif lain selain memaksimalkan

nilai perusahaan.

2.1.4. PSAK 22 – Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak

pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. PSAK 22 –

Kombinasi Bisnis menyatakan bahwa setiap akuisisi dicatat dengan metode akuisisi

yang mensyaratkan sebagai berikut:

1. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi;

2. Penentuan tanggal akuisisi;

3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang

diambil-alih, dan kepentingan non pengendali pihak yang diakuisisi;

4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan

diskon.

2.1.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan

perusahaan yang disusun dan ditaksirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak

lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan
10

perusahaan (Putri & Munfaqiroh, 2020). Menurut Standar Akuntansi Keuangan,

laporan keuangan terbagi menjadi lima jenis yaitu:

1. Laporan Posisi Keuangan

Laporan keuangan yang melaporkan aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada

periode tertentu untuk memudahkan analisis dalam memprediksi arus kas di

masa mendatang.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan yang menyajikan informasi pengeluaran, pendapatan, serta laba atau

rugi yang dihasilkan perusahaan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan mengenai perubahan modal suatu perusahaan dalam jangka waktu

tertentu untuk menjelaskan adanya peningkatan atau penurunan aktiva bersih dan

kekayaan selama periode yang ditentukan perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan yang memberikan informasi keluar dan masuknya kas dalam suatu

perusahaan, yang disebabkan oleh adanya aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan.

2.1.6. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan


11

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Anggraeni & Iskandar, 2020).

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur

keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba (Hilman et

al., 2014). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan untuk jangka

waktu tertentu yang diukur dengan rasio-rasio tertentu yang digunakan untuk

mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

2.1.7. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang

menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk

menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan (M. Dewi, 2017).

Analisis rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi

dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Shofwatun et al.,

2021). Jenis rasio keuangan terbagi menjadi sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

finansial (likuiditas perusahaan) dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terbagi

menjadi tiga jenis yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas

berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Rasio profitabilitas terbagi menjadi


12

lima jenis yaitu gross profit margin, net profit margin, operating income ratio,

earning power of total investment, return on investment.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio keuangan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio

solvabilitas terbagi menjadi dua jenis yaitu total debt to assets ratio, total debt

to equity ratio.

4. Rasio Aktivitas

Rasio keuangan untuk mengukur seberapa efektivitas perusahaan dalam

menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan

lainnya. Rasio aktivitas terbagi menjadi lima jenis yaitu receivable turnover,

inventory turnover, fixed assets turnover, total assets turnover, working capital

turnover.

5. Rasio Investasi

Rasio keuangan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam

memberikan imbalan atas dana yang telah diinvestasikan investor kepada

perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya mengenai kinerja keuangan sebelum dan sesudah

dilakukannya merger atau akuisisi, umumnya dilakukan dengan menggunakan

metode kuantitatif. Penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:


13

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Artikel Metode Hasil Penelitian

1 Ahsan Fathur Analisis Penelitian 1) Hasil uji statistik


menunjukkan pada
Rahman, Eri Komparasi Kuantitatif
variabel ROA tidak
Bukhari, Ery Kinerja
terdapat perbedaan
Teguh Keuangan signifikansi setelah bank
di akuisisi oleh
Prasetyo Sebelum dan
perusahaan pengakuisisi.
Sesudah
2) Hasil uji statistik
Akuisisi PT. menunjukkan pada
variabel CAR, BOPO, dan
Bank Jago,
NPL disimpulkan terdapat
Tbk perbedaan signifikansi
setelah bank di akuisisi
oleh perusahaan
pengakuisisi.
2 Putu Yulia Analisis Penelitian Hasil pengujian normalitas

Kumalasari Perbandingan Komparatif data dengan uji statistik

Dewi, Ni Putu Kinerja Kolmogorov-Smirnov

Santi Keuangan menunjukkan hasil bahwa

Suryantini Perusahaan seluruh rasio yang

Sebelum dan digunakan sebagai

Sesudah pengukuran kinerja

Akuisisi keuangan perusahaan sektor

pertambangan baik sebelum


14

maupun sesudah akuisisi

memiliki nilai probabilitas

lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05.

3 Devi Nur Pengaruh Penelitian 1) Hasil penelitian


menunjukkan ada 3 rasio
Izzatika, Rasio Kuantitatif
yang mengalami
Alwan Sri Keuangan
perbedaan atas kinerja
Kustono, Sebelum dan keuangan perusahaan
yang melakukan
Gardina Aulin Sesudah
aktivitas merger dan
Nuha Merger dan
akuisisi.
Akuisisi 2) Hasil pengujian
menunjukkan perbedaan
terhadap
pada current ratio yang
Kinerja
menggambarkan bahwa
Keuangan pada aktivitas merger
dan akuisisi perusahaan
pada
mampu memperbaiki
Perusahaan
likuiditas perusahaan.
yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

4 Mardianto, Dampak Penelitian Hasil penelitian

Natalis Merger dan Deskriptif mendapatkan bahwa secara

Christian, Edi Akuisisi Statistik empiris merger dan akuisisi


15

Terhadap tidak dapat menjadi salah

Kinerja satu cara perusahaan untuk

Keuangan mendapatkan pertumbuhan

Perusahaan profitabilitas ataupun

perbaikan likuiditas secara

jangka pendek bagi

perusahaan.

5 Miftahul Pengaruh Penelitian Hasil penelitian

Jannah Jenis Merger Kuantitatif menunjukkan hasil yang

dan Akuisisi beragam, ROA dan TATO

Terhadap mengalami penurunan yang

Kinerja signifikan setelah merger

Keuangan dan akuisisi, DER

Perusahaan mengalami kenaikan yang

Go Public signifikan dan CR

yang mengalami penurunan yang

Terdaftar Di tidak signifikan. Sedangkan

Bursa Efek untuk jenis merger dan

Indonesia akuisisi tidak ditemukan

adanya pengaruh terhadap

kinerja keuangan.
16

6 Nurfauziah, Financial Penelitian Berdasarkan penelitian,

Rintan Nuzul Performance Kuantitatif terungkap bahwa hampir

Ainy Analysis of tidak ada rasio keuangan

Companies dari perusahaan-perusahaan

with Merger tersebut yang menunjukkan

and perbedaan kinerja keuangan

Acquisition yang signifikan baik untuk

Deals keseluruhan perusahaan

maupun kelompok merger

dan akuisisi. Perbedaan

kinerja keuangan yang

signifikan hanya

ditunjukkan oleh DER

untuk kelompok merger dan

akuisisi horizontal sebelum

dan sesudah merger dan

akuisisi.

7 Saoud Chayed The Effect of Penelitian Hasil penelitian ini

Mashkour, Merger and Kuantitatif mengungkapkan, melalui

Amer Abdul Acquisition penggunaan empat indikator

SadaKhlaif, On Financial keuangan ROA, ROE, EPS,

Imad Kadhim Performance NPM, kesimpulan, yang

Imran of Companies paling menonjol di


17

In Iraq antaranya menunjukkan

(Saoud hasil yang signifikan dalam

Chayed pengamatan beberapa tahun,

Mashkour, perbandingan sebelum dan

2021) sesudah merger dan akuisisi,

hanya (NPM) yang tidak

menunjukkan perbedaan

sepanjang tahun

pengamatan sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi.

8 Loloah The Impact of Penelitian Hasil penelitian

Mohammad Acquisitions Kuantitatif menunjukkan bahwa kinerja

Alselem on the keuangan perusahaan tidak

Financial terpengaruh secara

Performance signifikan oleh akuisisi.

of Companies

in the Gulf

States

Sumber: data diolah penulis.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan

melakukan perhitungan rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan sebelum dan


18

sesudah dilakukannya merger atau akuisisi. Kerangka pemikiran dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Sumber: data diolah penulis.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran yang telah

digambarkan, maka penulis megajukan beberapa hipotesis dalam penelitian ini,

diantaranya:
19

H1 : Terdapat perbedaan rasio likuiditas perusahaan antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi

H2 : Terdapat perbedaan rasio profitabilitas perusahaan antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi

H3 : Terdapat perbedaan rasio solvabilitas perusahaan antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi

H4 : Terdapat perbedaan rasio aktivitas perusahaan antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan perencanaan agar penelitian dapat

berjalan dengan baik. Desain penelitian (research design) adalah rencana untuk

pengumpulan, pengukuran, dan analisis data, berdasarkan pertanyaan penelitian

daris studi (Sekaran, 2017). Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara

mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar

penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan

penelitian (Pabundu & Tika, 2015). Dapat disimpulkan, desain penelitian

merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan penelitian. Dalam

penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

Penelitian ini didesain untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan melalui

perhitungan rasio keuangan (rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, aktivitas)

perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan uji beda paired sample t-test untuk menjelaskan ada atau

tidaknya perbedaan signifikan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan

20
21

akuisisi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel penelitian adalah konsep

yang mempunyai bermacam-macam nilai atau mempunyai nilai yang bervariasi,

yakni suatu sifat, karakterististik atau fenomena yang dapat menunjukan sesuatu

untuk dapat diamati atau diukur yang nilainya berbeda-beda atu bervariasi (Silaen

& Sofar, 2018).

a. Variabel Terikat (Variabel Y)

Suatu variabel yang dapat berubah karena pengaruh variabel bebas (variabel X).

b. Variabel Bebas (Variabel X)

Suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada bersamaan dengan

variabel lain, maka (diduga) akan dapat berubah dalam keragamannya.

3.2 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi selama kurun waktu penelitian

tahun 2020 sampai 2022.

3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah penjabaran dari variabel-variabel penelitian,

dimensi, dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut.

Operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.3.1. Rasio Likuiditas


22

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya atau membayar hutang jangka pendeknya. Dalam

penelitian ini, jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rasio Likuiditas

Variabel Definisi Variabel Ukuran Skala

Current Ratio Menggambarkan Current Ratio = Rasio

(Rasio Lancar) kemampuan aset lancar (Current Assets /

perusahaan untuk menutupi Current

kewajiban lancar atau utang Liabilities) x

jangka pendek. 100%

Quick Ratio Menggambarkan Quick Ratio = Rasio

(Rasio Cepat) kemampuan perusahaan (Current Assets –

untuk melunasi kewajiban- Inventory) /

kewajiban lancar atau utang Current

jangka pendek Liabilities x

menggunakan aset-aset 100%

perusahaan yang paling

likuid.

Cash Ratio Menilai perbandingan antara Cash Ratio = Rasio

(Rasio Kas) total kas dan setara kas pada (Cash + Cash

suatu perusahaan dengan Equivalent) /


23

kewajiban lancar yang ada di Current

dalamnya. Liabilities

Sumber: data diolah penulis.

3.3.2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menentukan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba (profit) dari penjualan, aset dan return (laba) atas ekuitas

berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam penelitian ini, jenis rasio profitabilitas

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rasio Profitabilitas

Variabel Definisi Variabel Ukuran Skala

Gross Profit Menilai persentase laba Gross Profit Rasio

Margin kotor terhadap pendapatan Margin =

(Margin Laba yang dihasilkan dari (Revenue –

Kotor) penjualan. COGS) / Revenue

Net Profit Membandingkan Net Profit Margin Rasio


= (Net Income /
Margin keuntungan dengan total
Sales) x 100%
(Margin Laba seluruh uang yang

Bersih) dihasilkan perusahaan.

Return on Menilai kemampuan Return on Assets Rasio

Assets (Rasio perusahaan dalam hal = (Net Profit /

Pengembalian memperoleh laba dari aktiva Total Assets) x

Aset) yang digunakan. 100%


24

Sumber: data diolah penulis.

3.3.3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik dalam jangka pendek,

maupun jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki

perusahaan sehingga perusahaan tersebut dilikuidasi. Dalam penelitian ini, jenis

rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rasio Solvabilitas

Variabel Definisi Variabel Ukuran Skala

Debt to Mengukur seberapa banyak Debt to Assets Rasio

Assets Ratio aktiva perusahaan yang Ratio = (Total

(Rasio Utang dibiayai oleh utang atau Debt / Total Assets)

Terhadap seberapa besar utang x 100%

Aktiva) perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva.

Debt to Membandingkan jumlah Debt to Equity Rasio

Equity Ratio hutang dengan ekuitas, Ratio = (Total

(Rasio Utang dimana ekuitas dan jumlah Debt / Total

Terhadap hutang piutang yang Equity) x 100%

Ekuitas) digunakan untuk operasional

perusahaan harus berada


25

dalam jumlah yang

proporsional.

Sumber: data diolah penulis.

3.3.4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Dalam penelitian ini, jenis rasio aktivitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rasio Aktivitas

Variabel Definisi Variabel Ukuran Skala

Total Assets Menghitung aktivitas aset dan Total Assets Rasio

Turnover kemampuan perusahaan Turnover Ratio =

Ratio (Rasio dalam menghasilkan Net Sales / Average

Perputaran penjualan melalui asetnya. Total Assets

Total Aset)

Fixed Assets Mengukur seberapa produktif Fixed Assets Rasio

Turnover dan efisien perusahaan Turnover Ratio =

Ratio (Rasio menggunakan aset tetapnya Net Sales / Average

Perputaran untuk menghasilkan Fixed Assets

Aset Tetap) pendapatan.

Working Menggambarkan kemampuan Working Capital Rasio

Capital Turn perusahaan untuk Turn Over Ratio =


26

Over Ratio menggunakan modal kerjanya Net Sales /

(Rasio untuk menghasilkan Working Capital

Perputaran pendapatan.

Modal Kerja)

Sumber: data diolah penulis.

3.4 Populasi dan Teknik Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya

oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun

2020 sampai dengan 2022.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat

yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya tersebut (Sudjana & Ibrahim,

2004). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan penilaian

peneliti tentang sampel mana yang paling tepat, berguna dan mewakili populasi.

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini ialah sebagai

berikut:

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2020 – 2022
27

Berdasarkan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive

sampling diperoleh sampel perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2020 – 2022 sebagai berikut:

Gambar 3.1

Daftar Sampel Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi 2020-2022

Sumber: data diolah penulis.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data

kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur

menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah

yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Sumber data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan

sebelum dan sesudah perusahaan melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2020

– 2022 yang tersedia di laman Bursa Efek Indonesia.


28

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sekunder menggunakan teknik dokumentasi melalui

laporan keuangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan merger dan akuisisi

pada tahun 2020 – 2022 sesuai dengan sampel yang telah dipilih. Data rasio

keuangan diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus berdasarkan angka

yang tercantum di dalam laporan keuangan tersebut.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data adalah menyatakan mengurai, mendeksripsikan dan

menginterprestasikan sebuah tabel, grafik dan data berupa angka yang dapat diukur

untuk mendapatkan hasil dari penelitian yang diharapkan oleh peneliti (Rahman et

al., 2022). Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif

dan uji statistik (Paired Sample T-Test). Paired Sample T-Test merupakan uji beda

antara dua sampel berpasangan. Model uji beda ini digunakan untuk menganalisis

model penelitian sebelum dan sesudah. Paired Sample T-Test dalam penelitian

inidigunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan signifikan kinerja

keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi melalui rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas yang merupakan

hipotesis dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

membandingkan kinerja keuangan periode sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi..
29

Daftar Pustaka

Astria, N. (2016). Analisis dampak pengumuman merger atau akuisisi terhadap


abnormal return saham perusahaan akuisitor yang terdaftar di BEI tahun
2006—2008. Jurnal Ilmiah ahasiswa FEB, Universitas Brawijaya, 1(2).

Dewi, P. Y. K., & Suryantini, N. P. S. (2018). Analisis perbandingan kinerja


keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 7(5), 2323.
https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2018.v07.i05.p01

Firdaus, G. R., & Dara, S. R. (2020). Analisis perbandingan kinerja keuangan


sebelum dan sesudah melakukan akuisisi dan merger pada perusahaan non
keuangan. AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 2(2), 63–74.
https://doi.org/10.36407/akurasi.v2i2.184

Maimunah, S. (2016). Analisis penerapan prinsip penyajian dan pengungkapan


standar akuntansi keuangan indonesia tentang kombinasi bisnis pada
laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk periode
2012-2014. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 2(1), 23–
45. https://doi.org/10.34204/jiafe.v2i1.517

Mardianto, M., Christian, N., & Edi, E. (2018). Dampak merger atau akuisisi
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jurnal Benefita, 3(1), 44.
https://doi.org/10.22216/jbe.v3i1.2434

Rahman, A. F., Bukhari, E., & Prasetyo, E. T. (2022). Analisis komparasi kinerja
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi PT Bank Jago Tbk. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Manajemen (JIAM), 18(2).

Setiawan, I. A. (2013). Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebelum dan sesudah akuisisi
periode 2007-201. Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya,
2(1).

Ikatan Akuntan Indonesia. (2022). Standar Akuntansi Keuangan.

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas perubahan atas Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas. Lembar Negara No.160 Tahun 2007. Jakarta

Anggraeni, S. U., & Iskandar, R. (2020). Analisis kinerja keuangan pada PT


Murindo Multi Sarana di Samarinda. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
7(1). https://doi.org/10.30872/jakt.v17i1.6121
30

Dewi, M. (2017). Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan PT


Smartfren Telecom, Tbk. 1(1). Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi, 1(1).
https://doi.org/10.33059/jensi.v1i1.394

Hilman, R., Nangoy, S. C., & Tumbel, A. L. (2014). Kinerja keuangan


menggunakan analisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas
untuk pengambilan keputusan pada PT. PLN Area Manado. Jurnal EMBA,
2(1). https://doi.org/10.35794/emba.2.1.2014.3815

Pabundu, M., & Tika. (2015). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja
Peruahaan. Bumi Aksara.

Putri, B. G., & Munfaqiroh, S. (2020). Analisis rasio keuangan untuk mengukur
kinerja keuangan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 17(1).
https://doi.org/10.29100/insp.v17i1.1563

Rahman, A. F., Bukhari, E., & Prasetyo, E. T. (2022). Analisis komparasi kinerja
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi PT. Bank Jago, Tbk. 7. Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Manajemen, 18(2).
https://doi.org/10.31599/jiam.v18i2.1530

Saoud Chayed Mashkour, A. A. S. K. (2021). The effect of merger and acquisition


on financial performance of companies in Iraq.
https://doi.org/10.5281/ZENODO.5676419

Sekaran, U. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat.

Shofwatun, H., Kosasih, K., & Megawati, L. (2021). Analisis kinerja keuangan
berdasarkan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas pada PT Pos Indonesia
(Persero). KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 13(1), 59–74.
https://doi.org/10.22225/kr.13.1.2021.59-74

Silaen, & Sofar. (2018). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. In Media.

Sudjana, N., & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru
Algesindo.

https://www.dprd-diy.go.id/dampak-besar-pandemi-di-sektor-ekonomi/ (Diakses
pada tanggal 12 Desember 2022)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20211227155255-17-302401/ini-dia-8-
merger-akuisisi-paling-fenomenal-sepanjang-2021/2 (Diakses pada
tanggal 30 Desember 2022)
31

https://kppu.go.id/pemberitahuan-merger-2021/ (Diakses pada tanggal 21 Februari


2023)

https://kppu.go.id/pemberitahuan-merger-2020/ (Diakses pada tanggal 21 Februari


2023)

https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/aksi-korporasi (Diakses pada tanggal


22 Februari 2023)

Anda mungkin juga menyukai