Universitas Andalas
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2023
BAB 1
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Lalu pada penilitian yang dilakukan oleh Yaz Gulnur Muradoglu et al., (2012) yang berjudul
Capital structure and abnormal returns, ditemukan bahwa Abnormal return menurunkan gearing
(leverage) dari perusahaan dan meningkatkan gearing di sektor industri. Satu-satunya
pengecualian adalah di sektor utilitas yang merupakan sektor yang sangat terkonsentrasi dan
teregulasi. Tingkat rata-rata dari gearing sektor industri memiliki penjelasan tambahan mengenai
peningkatannya oleh abnormal return. Sangat penting untuk memperhatikan klasifikasi resiko
perusahaan yang ditentukan oleh struktur pasar produk dan regulasi. Hubungan negatif antara
gearing perusahaan dan abnormal return hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan dengan
konsentrasi rendah dan termasuk dalam non-regulated industri. Perusahaan ini beroperasi pada
industri yang kompetitif dan terbuka terhadap guncangan permintaan dan risk distress, sehingga
menyebabkan hubungan negatif.
Dan pada penelitian yang berjudul The Effect of Capital Structure on Abnormal Stock Returns:
Evidence from Pakistan oleh Ihsan Ullah et al., (2014), mengemukakan bahwa financial leverage
mempunyai pengaruh signifikasn positif terhadap return secara statistik. Dengan mencakup
sample yang terdiri dari 85 perusahaan non keuangan yang tedaftar di KSE (Pakistan Stock
Exchange) dari tahun 2005 sampai 2010, mengikuti hasil dari uji fixed effect redundant dan uji
hausman, fixed effect model atau model regresi variabel least square dummy digunakan untuk
menganalisis data panel. Hasil penemuan ini sejalan dengan prediksi dari agency theory, trade
off theory, hipotesis timing management, dan bank debt signaling model. Terlebih, peningkatan
dari leverage menyebabkan investor memiliki pandangan optimis tentang masa depan arus kan,
sehingga menghasilkan peningkatan return saham.Penelitian ini tidak dapat menemukan efek
negatif leverage terhadap return tidak seperti beberapa studi yang dilakukan di negara
berkembang karena keterbatasan ketergantungan patda utang yang dapat dikonversi di Pakistan.
Pada hasil riset oleh Ines Lisboa (2015) yang berjudul The Impact of Capital Structure on
Abnormal Return: Does Family Control Impact?, mengemukakan bahwa bahwa ukuran
perusahaan sebagai moderator yang menghubungkan struktur modal dengan abnromal return.
Pada perusahaan kecil, struktur modal meningkat seiring dengan gearing dari perusahaan, baik
dari pasar maupun buku. Mesikipun, untuk perusahaan besar abnormal return menurun seiring
dengan gearing pasar. Hasil ini menunjukkan, perusahaan kecil mempunyai efisiensi operasional
yang lebih rendah dan menimbulkan lebih banyak permasalahan distress, pasar memberikan
kompensasi kepada investor perusahaan dengan resiko keuangan yang lebih besar karena
hutang.Perusahaan berukuran besar harus membiayai investasi mereka sendiri sehingga
intensintas hutang menyebabkan reaksi sebaliknya pada pasar. Karena perusahaan ini
meningkatkan hutang, return saham mereka menurun yang artinya perusahaan kurang efisien
dalam mengembangkan aktivitasnya sendiri. Studi ini berfokus pada negara Portugal dan
membedakan family firm dengan non-family firm.
An Empirical Analysis of Capital Structure and Abnormal Returns, oleh Sheeja Sivaprasad et al.,
(2007) mengemukakan studi empiris menunjukan tingkat return ekuitas meningkat dalam
penggunaan leverage untuk beberapa kelas resiko dan menurun terhadap kelas yang
lainnya.Perusahaan yang bergerak di sektor industri seperti utilitas, yang digunakan oleh
Modigliani and Miller (1958) dalam pengujian empiris mereka, memiliki peningkatan abnormal
return dalam leverage. Sebagian besar perusahaan di sektor industri lain mengalami penurunan
abnormal return dalam leverage-nya, hal ini mendukung temuan dari penulis yang menggunakan
sampel dari beberapa campuran perusahaan. Untuk sebagian besar kelas risiko, abnormal return
meningkat seiring dengan tingkat leverage rata-rata meningkat. Contohnya sektor utilitas, adalah
salah satu kelas risiko dimana diamati hubungan positif antara leverage dan abnormal return. Ini
karena Utilitas adalah industri yang sangat teregulasi dan padat modal dan juga juga persyaratan
hutang di industri ini bisa i lebih tinggi dari industri yang berada di kelas resiko lain.
Adapun model CAPM yang digunakan sebagai dasar perhitungan expected return adalah sebagai
berikut:
E(Ri) = R1 + β (Rm – Rf)
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi Abnormal Return
Menurut Jogiyanto (2013:644 - 647) Beberapa penelitian berusaha untuk menemukan faktor-
faktor spesiflk-perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya Abnormal Return tersebut.
Beberapa studi lain juga ingin meiihat apakah variabel spesifik perusahaan yang lain , seperti
merger-akusisi dan ukuran perusahaan juga menjelaskan besarnya Abnormal Return yang terjadi.
5. Struktur Modal
Ross, et al. (2015:5) mengemukakan struktur modal (capital structure) perusahaan adalah bauran
tertentu dari utang jangka Panjang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk mendanai
kegiatan operasional perusahaan. Tujuan struktur modal adalah untuk menyatukan sumber-
sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan
cara meningkatkan harga saham, meminimalkan biaya modal (cost of capital) serta
menyeimbangkan tingkat pengembalian dan risiko. Pendekatan yang dilakukan adalah tradeoff
theory dan agency theory. Brigham dan Houston, (2006) mengemukakan trade-off theory
merupakan dimana perusahaan menukarkan keuntungan-keuntungan pendanaan melalui hutang.
Teori ini menjelaskan adanya hubungan antara pajak, risiko kebangkrutan dan penggunaan
hutang yang disebabkan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan. Sedangkan menurut
Jensen dan Meckling, (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan (Agency Theory)adalah
sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan Investor(principal). Principal adalah pemegang
saham, sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan.
Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor)
dan pengendalian (agent/manajer).
6. Komponen Struktur Modal
Menurut Riyanto (2013:144), membagi struktur modal yang terdiri dari dua komponen yaitu
modal asing dan modal sendiri.
a) Modal Asing
Modal asing atau disebut modal pinjaman alias utang atau secara akuntansi disebut liabilitas.
Liabilitas (liability) disajikan di dalam laporan posisi keuangam atau Neraca (Balance Sheet)
sebelah kredit. Riyanto, (2013:144) mengemukakan modal asing merupakan modal yang berasal
dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan
yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Modal asing atau utang sendiri alias Liabilitas terdiri dari 3 (tiga) golongan, antara lain:
- Utang jangka pendek
Utang jangka pendek (Short-term Debt) secara akuntansi disebut utang lancar (current liability)
termasuk modal asing yang memiliki jangka waktu maksimal satu tahun. Sebagian besar utang
jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan merupakan kredit yang dibutuhkan untuk dapat
menjalankan usahanya. Contoh: utang dagang, utang wesel
- Utang Jangka Menengah
Utang jangka menengah (Intermediate-term Debt) merupakan utang yang jangka waktunya
adalah lebih dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Contoh: term loan, leasing
- Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang (Long-term Debt) secara akuntansi disebut utang tidak lancar (non-current
liability) merupakan utang yang jangka waktunya adalah panjang, pada umumnya lebih dari 10
tahun. Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan
perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut termasuk dalam jumlah yang besar. Contoh: obligasi, pinjaman hipotek
b) Modal Sendiri
Syafri (2005;211) mengemukakan modal sendiri merupakan modal pemilik (owner equity) yang
mana equity merupakan suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi
kewajibannya. Dalam perusahaan equity adalah modal pemilik. Soemarso (2004;15)
mengemukakan modal sendiri ialah modal yang merupakan sumber pembelanjaan perusahaan
yang berasal dari pemilik. Modal Sendiri atau Ekuitas (equity) disajikan di dalam laporan posisi
keuangan atau Neraca (Balance Sheet) sebelah kredit.
Modal sendiri dalam suatu PT terdiri dari:
- Modal Saham
Menurut (Abi, 2016:17) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (beban usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Yang mana terdiri dari
saham biasa dan saham preferen.
- Cadangan
Mengacu pada PSAP Nomor 01 Paragraf 65, dana cadangan merupakan dana yang disisihkan
untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran. Terdiri dari : Cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan
selisih kurs, dan cadangan tak terduga.
- Laba Ditahan
Menurut Kieso (2002: 354-355) laba ditahan merupakan laba yang ditahan untuk digunakan
dalam aktivitas bisnis. Sumber dasar laba ditahan adalah laba dari aktivitas perusahaan.
Abnormal Return
Struktur Modal
H1: Merger dan Akuisisi berpengaruh signifikan positif terhadap Abnormal Return perusahaan.
Dari studi yang dilakukan Gulnur Muradoglu et al., (2012) pada Capital structure and abnormal
returns, terdapat hubungan signifikan negatif antara penggunaan tingkat leverage (gearing)
perusahaan terhadap abnormal return pada sebagian besar sektor industri. Hal ini ada
pengecualian pada industri utilitas yang mana kelas resikonya merupakan satu-satunya yang
memiliki hubungan signifikan positif antara leverage dengan abnormal. Alasannya karena sektor
utilitas merupakan sektor yang menunjang kebutuhan dasar sehari-hari seperti listrik, gas alam,
batu bara, dan air. Sehingga dikategorikan industri yang padatmoda dan teregulasi. Berbeda
dengan start-up yang berfokus pada inovasi, serta regulasi (barrier to entry) yang lebih longgar
dibanding industri utilitas pada umumnya. Selain itu, hasil riset Ines Lisboa (2015) yang berjudul
The Impact of Capital Structure on Abnormal Return: Does Family Control Impact?
Menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel mediasi antara leverage dan abnormal return.
Hasilnya didapat bahwa perusahaan berukuran besar mengalami penurunan return saham akibat
peningkatan leverage. Asumsinya, seluruh startup yang melakukan IPO dan terdaftar di BEI
merupakan perusahaan besar.
H2: Struktur Modal berpengaruh signifikan negatif terhadap Abnormal Return perusahaan.