Anda di halaman 1dari 21

Pemberian Tunjangan Pegawai

Oleh: Drs. Arrizal, M.Si


Model Motivasi Manajemen
Sumber Daya Manusia
Oleh : Gary Dessler (1986) Analisis Jabatan

Kemampuan Perencanaan Pegawai


Kerja Pengadaan Pegawai
(Expectancy)
Perekrutan Pegawai

Seleksi Pegawai

Orientasi Pegawai
Pengembangan Pegawai
Motivasi Pelatihan Pegawai
Kerja

Pemberian Gaji

Kemauan Pemberian Insentif Finansial


Kerja Kompensasi
(Valence)
Pemberian Tunjangan

Kualitas Kehidupan Kerja

Koreksi
Kemampuan Penilaian Prestasi Kerja
Kerja dan
Kemauan Kerja Manajemen Karier
Pemberian tunjangan pegawai ialah semua
bentuk imbalan (reward) yang mengalir kepada
pegawai dan timbul dari status kepegawaiannya
dalam bentuk pembayaran tidak langsung
(indirect payment) berbentuk tunjangan yaitu
pembayaran imbalan (reward) untuk waktu tidak
bekerja, perlindungan ekonomis terhadap
bahaya, pelayanan karyawan (employee services),
dan pembayaran imbalan (reward) yang
diwajibkan oleh hukum (Dessler, 1986 : 349 –350 ;
Handoko, 1985 : 136 ; Flippo, 1989 : 56 – 58).
Ada empat jenis pemberian tunjangan pegawai
(Flippo, 1989: 56–72; Handoko, 1985: 136–137;
Dessler, 1986: 444 – 449 ) yaitu:
1. Pembayaran imbalan untuk waktu tidak bekerja
(payment for time not worked atau time-off benefits)
2. Perlindungan ekonomis terhadap bahaya (hazard
protection)
3. Pelayanan karyawan (employee services)
4. Pembayaran imbalan yang diwajibkan oleh hukum
(legally required payment)
1. Pembayaran imbalan untuk waktu tidak bekerja (payment for
time not worked atau time-off benefits)
Pegawai tetap menerima imbalan (reward) dalam bentuk
gaji meskipun tidak bekerja.
Ada tujuh jenis pembayaran imbalan untuk waktu tidak
bekerja, yaitu:
1.1. Tunjangan Ketunakaryaan
Perusahaan memberikan tunjangan ketunakaryaan
kepada karyawan yang dirumahkan bukan atas kesalahannya.
1.2. Uang Pesangon
Perusahaan memberikan uang pesangon pada waktu
memberhentikan pegawai.
1.3. Hari Libur
Hari libur di Indonesia yaitu tahun baru
masehi (1 Januari), tahun baru Islam (1
Muharram), tahun baru imlek, hari raya nyepi,
maulud Nabi Muhammad SAW, wafat Yesus
Kristus, kenaikan Yesus Kristus, hari raya
waisak, israk mikraj Nabi Muhammad SAW,
hari ulang tahun Republik Indonesia, hari raya
idul fitri, hari raya idul adha, dan natal.
1.4. Cuti
Cuti ialah tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam jangka waktu tertentu untuk
menjamin kesegaran jasmani dan rohani.
Ada enam jenis cuti yaitu cuti tahunan,
cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena
alasan penting, dan cuti di luar tanggungan
negara atau perusahaan.
1.5. Istirahat Kerja
Misalnya istirahat tengah hari, istirahat makan, dan
istirahat shalat.
1.6. Hari Sakit
Pegawai tetap menerima imbalan (reward) dalam
bentuk gaji meskipun tidak bekerja karena sakit.
1.7. Tidak bekerja karena alasan lainnya
Misalnya kematian anggota keluarga, upacara
pemakaman, melihat orang sakit, perkawinan, dan lain-
lain.
2. Perlindungan ekonomis terhadap bahaya (hazard protection)
Perusahaan secara sukarela membantu pegawai yang
mengalami kesengsaraan hidup dan bahaya hidup dengan
memberikan perlindungan ekonomis.
Ada dua jenis perlindungan ekonomis terhadap bahaya
yaitu:
2.1. Tunjangan Asuransi
Tunjangan asuransi dapat berbentuk asuransi jiwa,
asuransi kesehatan, dan asuransi kecelakaan, asuransi hari
tua, dan asuransi pensiun.
2.2. Tunjangan Bukan Asuranasi
Ada empat jenis tunjangan bukan asuransi, yaitu :
a). Tunjangan Ketunakaryaan
Perusahaan memberikan tunjangan ketunakaryaan kepada
karyawan yang dirumahkan bukan atas kesalahannya.
b). Tunjangan Pengobatan
Perusahaan menyediakan klinik, rumah sakit, program
kesegaran jasmani untuk mengobati penyakit pegawai.
c). Koperasi Kredit
Koperasi kredit dapat membebaskan karyawan dari
kesulitan keuangan jangka pendek. Koperasi kredit dapat
memberikan kredit jangka pendek dan berbunga rendah.
d). Tunjangan Pensiun
Tunjangan pensiun adalah jaminan hari tua dan
sebagai balas jasa terhadap pegawai yang telah bertahun-
tahun mengabdikan dirinya kepada negara atau
perusahaan.
Ada empat jenis tunjangan pensiun yaitu pensiun
pegawai, pensiun janda, pensiun duda, dan pensiun anak.
3. Pelayanan Karyawan (Employee Services)
Perusahaan menyediakan tunjangan pelayanan
karyawan (employee services) yang bersifat fasilitas
(memudahkan) untuk memperbaiki mutu kehidupan.
Ada 10 jenis tunjangan pelayanan karyawan
(employee services) yaitu:
3.1. Tunjangan Rekreasi
Ada dua jenis tunjangan rekreasi yaitu kegiatan olah
raga dan kegiatan sosial.
Ada dua jenis kegiatan olah raga yaitu olah raga regu
perusahaan dan olah raga cari keringat.
3.2. Kafetaria
Perusahaan menyediakan kafetaria untuk memperbaiki
gizi pegawai. Pelayanan kafetaria dapat dalam bentuk
kafetaria, makanan, minuman, dapur, dan ruangan tempat
makan.
3.3. Perumahan
Perusahaan dapat menyediakan rumah dinas, asrama,
bantuan keuangan pindah rumah, dan bantuan keuangan
pembangunan rumah.
3.4. Transportasi Pegawai
Perusahaan dapat menyediakan transportasi pegawai
dalam bentuk mobil dinas, mobil jemputan, dan bantuan
bahan bakar minyak.
3.5. Perawatan Anak
Perusahaan meyediakan tempat penitipan anak.
3.6. Fasilitas Pembelian
Perusahaan menyediakan produk perusahaan itu
sendiri kepada para karyawan dengan harga murah.
3.7. Bea Siswa Pendidikan
Bea siswa pendidikan dapat berbentuk tugas belajar,
izin belajar, dan perpustakaan.
3.8. Pelayanan Penyuluhan (Pelayanan Konseling)
Contohnya penyuluhan keuangan, penyuluhan
keluarga, penyuluhan karier, penyuluhan
prapensiun, penyuluhan hukum dan lain-lain.
3.9. Fasilitas Manajer
Contohnya mobil dinas, sopir dinas, rumah
dinas, satuan pengaman, telepon, dan lain-lain.
3.10. Aneka Ragam Pelayanan Lainnya
Misalnya pakaian seragam gratis, bea siswa
bagi anak pegawai, bingkisan idul fitri, dan lain-lain.
4. Pembayaran imbalan yang diwajibkan oleh
hukum (legally required payment)
Pemerintah meminta perusahaan secara
hukum untuk melindungi karyawan dari
kesengsaraan hidup dan bahaya hidup. Contohnya:
a). Undang-undang Kecelakaan Nomor 33 Tahun
1947
b). Undang-undang Keselamatan Kerja Nomor 1
Tahun 1970
c). Peraturan Tenaga Kerja Lainnya
Mengapa tunjangan pegawai berkembang cepat ?
Ada lima penyebab tunjangan pegawai
berkembang cepat (Flippo, 1989: 58–59; Handoko,
1985: 135; Ranupandojo dan Husnan, 1985: 268)
yaitu:
1. Perubahan sikap para karyawan seiring
peningkatan taraf pendidikan.
2. Permintaan organisasi karyawan.
3. Permintaan pemerintah yang diwujudkan dalam
bentuk undang-undang dan peraturan.
4. Persaingan bisnis yang tajam yang memaksa
perusahaan memberikan tunjangan pegawai
yang menarik untuk meningkatkan komitmen
organisasional.
5. Adanya pengawasan jumlah gaji oleh
organisasi pengusaha untuk mencegah
persaingan dalam pemberian gaji. Dengan
demikian untuk meningkatkan komitmen
organisasional maka perusahaan memberikan
tunjangan.
Ada enam prinsip pemberian tunjangan pegawai (Flippo,
1989: 59 – 62) yaitu :
1. Tunjangan pegawai harus memberikan keuntungan
kepada organisasi yang paling sedikit sama dengan biaya
tunjangan pegawai. Keuntungan ini dapat
dikuantitatifkan, tetapi lebih banyak tidak dapat
dikuantitatifkan.
2. Tunjangan pegawai harus memuaskan kebutuhan
nyata.
3. Tunjangan pegawai harus dibatasi pada kegiatan-
kegiatan yang lebih efisien dan efektif dilakukan secara
kelompok dibandingkan dilakukan secara perorangan.
4. Tunjangan pegawai harus ditandai oleh
fleksibilitas yang cukup untuk dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pegawai yang bermacam-
macam. Salah satu teknik untuk mendorong
fleksibilitas adalah pendekatan kafetaria.
5. Agar organisasi dapat menerima keuntungan
dari pemberian tunjangan pegawai, maka
organisasi harus melakukan komunikasi intensif.
6. Biaya tunjangan pegawai harus dapat dihitung
dan harus dibuatkan peraturan pembiayaan yang
sehat.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai