Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISA KEBIJAKAN LEASING PADA PT BRI MULTIFINANCE

By :

Nada Kustia Perdana Putri 242221025


KELAS E2M

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PASCASARJANA MANAJEMEN 2022


LATAR BELAKANG

PT BRI Multifinance Indonesia ("BRI Finance" atau "Perusahaan") merupakan salah satu
entitas anak BRI yang bergerak di bidang pembiayaan. BRI Finance berdiri pada tahun 1983.
BRI Finance bagian dari jasa keuangan terintegrasi dan jaringan keuangan terbesar di Indonesia.
Jaringan kerja yang dimiliki Perusahaan hingga akhir tahun 2021 sebanyak 1 Kantor Pusat, 15
Kantor Cabang dan 11 Kantor Selain Kantor Cabang (atau disebut juga Kantor Pemasaran) yang
tersebar di 26 (dua puluh enam) kota besar di Indonesia antara lain Medan, Pekanbaru,
Palembang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Cirebon, Bandung, Solo, Semarang,
Surabaya, Malang, Banyuwangi, Denpasar, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Makassar,
Pontianak, Bogor, Padang, Yogyakarta dan Manado. Selain itu dengan sinergi bersama
Perusahaan Induk BRI dan Penunjukan BRI Finance sebagai Single Gateway Autoloan BRI
Grup, Perusahaan mampu menjangkau nasabah-nasabah di kota lain melalui penempatan tenaga
pemasar di unit kerja BRI. Untuk dapat berkembang dan bertumbuh secara efektif dan efisien,
pengembangan jaringan kerja ke depan dilakukan dengan membangun sistem branchless
Financing melalui sinergi bersama BRI Group.

ANALISA

KEBIJAKAN LEASING

Kebijakan leasing di PT BRI Finance dimulai dengan proses pemberian pembiayaan roda empat
kredit ke sebuah debitur. Layak atau tidaknya debitur diberikan kredit dapat dilihat berdasarkan
5C yaitu :

 Character
 Capacity
 Capital
 Collateral
 Condition

Dan tambahan yang terakhir dengan melakukan survey lingkungan.


Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan kemauan untuk
membayar dengan disertai kebenaran informasi dan data yang ada di lapangan. Dari hasil
penelitian dapatlah ditarik tiga kesimpulan yaitu:

(a) Menolak permohonan lessee dengan alasan tertentu,

(b) Masih dipertimbangkan dengan catatan ditunda atau permohonan belum dapat diproses
sampai jangka waktu tertentu dengan berbagai alasan,

(c) Menerima permohonan lessee karena telah sesuai dengan keinginan lessor. Jika permohonan
lessee telah diterima pihak lessor, maka pihak lessor mengadakan pertemuan dengan pihak
lessee, tentang persvaratan yang harus dipenuhi antara lain penandatanganan perjanjian kontrak.

GAMBARAN ASET YANG DI LEASE

Aset yang di lease dalam bentuk kendaraan roda empat atau jaminan benda bergerak, yang bisa
menjamin BPKB, sudah terdaftar di OJK dan berkompenten di bidangnya.

TIPE LEASING YANG DI PILIH

Tipe leasing yang dipilih berupa operating leases.

LANDASAN TEORI

Pengertian Leasing Kieso, et al (2011) mendefinisikan leasing sebagai “a contractual


agreement between a lessor and a lessee. This arrangement gives the lessee the right to use
specific property, owned by the lessor, for a agreed period of time. In return for the use of
property, the lessee makes rental payments over the lease term to the lessor”. Berdasarkan
Financial Accounting Standard Board (FASB) Statement 13, leasing didefinisikan sebagai “an
agreement conveying the right to use property, plant or equipment (land and/or depreciable
assets) usually for a stated period of time”, sedangkan definisi leasing berdasarkan International
Accounting Standards 17 (IAS 17) yang berlaku efektif per 1 Januari 2009, “A lease is an
agreement whereby the lessor conveys to the lessee in return for a payment or series of payments
the right to use an asset for an agreed period of time”. Dari ketiga definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa leasing adalah suatu perjanjian antara dua pihak yang memberikan atau
mengalihkan hak atas penggunaan aset dalam periode waktu yang ditentukan dan sejumlah
imbalan pembayaran yang telah disepakati.

Istilah leasing yang berarti sewa-menyewa. Dalam peraturan perundang–undangan yang


berlaku di Indonesia, leasing diistilahkan “ sewa guna” dalam Kepmenkeu No.
1169/KMK.01/1991 tentang kegitan Sewa guna usaha (leasing) disebutkan bahwa sewa guna
usaha merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal (misal mobil
atau mesin pabrik) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.Secara
umum leasing berarti equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk
digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam Surat I Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK. 01/1991 TanggaJ 121
November 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

 Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease);
 Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease).

Ciri-ciri kedua kegiatan leasing seperti yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut.

 Kriteria untuk finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan:
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha pertama kali,
ditambah dengan nilai sisa barang yang dilease harus dapat menutupi harga perolehan
barang modal yang dileasekan dan keuntungan bagi pihak lessor,
b. Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee.
 Sedangkan kriteria untuk operating lease adalah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan
barang modal yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak lessor;
b. Di dalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee.
REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis yang ada agar lebih baik ke depannya perusahaan disaranakan dapat
melakukan 2 hal sebagai berikut yaitu:

 Tetap menjaga kelayakan calon debitur secara obyektif sesuai dengan standar yang sudah
ada
 Perusahaan juga diharapkan menilai calon debitur dengan lebih detail lagi.

Anda mungkin juga menyukai