LAPORAN MAGANG
RIZKI FITRIADI
0906525730
FAKULTAS EKONOMI
DEPOK
JULI 2013
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi
RIZKI FITRIADI
0906525730
FAKULTAS EKONOMI
DEPOK
JULI 2013
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Terima kasih Allah
SWT atas setiap rencana-Mu yang aku yakini adalah yang terbaik dan terima
kasih juga atas segala bantuan-Mu yang datang pada waktu dan tempat yang tidak
terduga. Penulisan laporan magang ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa laporan magang ini dapat saya selesaikan
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
v
Universitas Indonesia
Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lainnya yang tidak disebutkan di
atas yang ikut membantu dalam proses penyusunan laporan magang ini.
Penulis
vi
Universitas Indonesia
Laporan magang ini menggambarkan dan membahas pelaksanaan audit atas akun
aset tetap pada PT Bank XYZ Tbk. Auditor telah melaksanakan proses audit
sesuai Audit Approach Manual yang dirancang Deloitte Global, meliputi tahap
penerimaan klien, perencanaan audit, perancangan dan pelaksanaan prosedur
audit, dan penyelesaian audit. Terdapat selisih perhitungan beban penyusutan
klien dengan auditor yang kemudian menjadi temuan audit. Temuan audit lain
berkaitan dengan asuransi, berita acara pemeriksaan aset tetap, dan label kode.
Temuan lain tersebut telah disampaikan kepada klien melalui management letter.
Secara keseluruhan, auditor telah menerbitkan opini bahwa laporan keuangan
telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material.
viii
Universitas Indonesia
This report illustrates and discusses audit process of premises and equipments in
PT Bank XYZ Tbk. Auditor has conducted the audit process based on Audit
Approach Manual, designed by Deloitte Global, including acceptance client
phases, planning, design and perform audit procedures, and completing audit.
There is difference depreciation expense calculation between client’s and
auditor’s which became audit finding. There are other findings related to
insurances, report of fixed asset stock opname, and barcode tag. These other
findings has been communicated to client through management letter. Overally,
auditor concluded opinion that the financial statements presents fairly, in all
material respects.
ix
Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang ........................................1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang .................................................2
1.3 Aktivitas Selama Magang .........................................................................2
1.4 Latar Belakang Tema Laporan Magang ...................................................3
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang .............................................5
1.6 Tujuan Pembahasan ..................................................................................6
1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang ...................................................6
x
Universitas Indonesia
xi
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi Audit & Assurance KAP OBSE ..........39
Gambar 4.1 Penyajian Akun Aset Tetap Bank XYZ dalam Laporan Keuangan
2012 ................................................................................................81
Gambar 4.2 Catatan Atas Laporan Keuangan Atas Aset Tetap Bank XYZ.......83
xii
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Jenis Aset Tetap, Metode Penyusutan, Persentase, dan Umur
Manfaat ..........................................................................................47
Tabel 4.4 Pengendalian Internal Bank XYZ saat Aset Tetap Dimiliki ..........51
Tabel 4.5 Ringkasan Alur Penjualan Aset Tetap Bank XYZ .........................52
Tabel 4.8 Selisih Perhitungan Beban Penyusutan Tanah & Bangunan per
Audit dan Perhitungan Klien ..........................................................73
xiii
Universitas Indonesia
Lampiran 5 Rencana Pengujian Substantif terkait Aset Tetap Bank XYZ ......121
Lampiran 6 Audit Checklist terkait Aset Tetap pada Bank XYZ ....................125
xiv
Universitas Indonesia
1
Universitas Indonesia
minimum 120 sks. Selain itu, studi mandiri berbobot 3 sks sehingga mahasiswa
diwajibkan mengambil satu mata kuliah pilihan agar memenuhi syarat minimum
sks untuk kelulusan, yaitu sebanyak 145 sks. Selanjutnya mahasiswa akan
dibimbing seorang pengajar untuk melakukan kajian literatur atas suatu topik,
aplikasi atau teori yang baru. Hasil akhir dari studi mandiri berupa makalah yang
berjumlah 20 – 30 lembar halaman yang siap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Penulis memilih program magang sebagai tugas akhir karena penulis
tidak hanya ingin mempraktikkan ilmu yang diperoleh selama bangku kuliah
tetapi juga ingin mendapat nilai tambah karena telah merasakan pengalaman kerja.
Nilai tambah yang diperoleh penulis tidak hanya ilmu yang bersifat hardskill,
(ilmu akuntansi dan audit), tetapi juga ilmu softskill. Nilai softskill tersebut dapat
berupa kemandirian, kedisiplinan, kemampuan bekerjasama dalam tim,
beradaptasi dengan lingkungan baru, berkomunikasi dengan tim, dan lain
sebagainya. Dengan mendapat ilmu berupa hardskill dan softskill yang didapat
dari program magang, penulis akan memiliki nilai tambah dalam menghadapi
persaingan di dunia kerja.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ingin melakukan analisis antara praktik yang terjadi di lapangan dengan teori yang
didapat selama bangku kuliah. Oleh karena itu, penulis mengambil topik yang
berkaitan dengan audit aset tetap dengan judul, “Prosedur Audit Umum atas Aset
Tetap pada Laporan Keuangan PT Bank XYZ Tbk” untuk laporan magang ini.
Universitas Indonesia
dengan tujuan auditnya baik tujuan audit terkait saldo maupun tujuan audit terkait
presentasi dan pengungkapan. Selain itu, penulis juga akan membahas temuan
audit KAP OBSE atas aset tetap di Bank XYZ.
Pada bagian terakhir dalam bab pembahasan laporan magang, penulis
akan membandingkan kesesuaian kebijakan akuntansi Bank XYZ dengan teori.
Penulis juga akan membandingkan kesesuaian prosedur audit yang dilakukan
KAP OBSE atas aset tetap Bank XYZ dengan teori.
Universitas Indonesia
Bab ini berisi latar belakang pelaksanaan magang, waktu dan tempat
pelaksanaan magang, dan aktivitas yang dilakukan penulis selama periode
magang. Dalam bab ini, penulis juga akan menjelaskan mengenai latar
belakang tema laporan magang yang dipilih, ruang lingkup, dan tujuan
laporan magang. Poin terakhir dari bab ini adalah sistematika penulisan
laporan magang.
b. Bab 2 Landasan Teori
Bab ini akan membahas mengenai teori akuntansi dan audit terkait aset
tetap yang akan digunakan dalam analisis dan pembahasan bab 4.
Pembahasan teori akuntansi yang dibahas dalam bab 2 antara lain
pengakuan, pengukuran saat akuisisi, pengukuran setelah akuisisi,
penyusutan, penurunan nilai, penghentian pengakuan, dan pengungkapan
aset tetap. Bab 2 juga akan membahas sedikit teori mengenai pengendalian
internal. Selanjutnya akan dibahas mengenai teori audit dimulai dari
definisi audit, jenis audit, asersi manajemen dan tujuan audit, risiko audit,
bukti audit dan prosedur audit untuk aset tetap. Landasan teori yang
dimuat dalam laporan magang ini mengacu pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK), buku teks kuliah, dan berbagai literatur mengenai pengauditan
dan akuntansi.
c. Bab 3 Profil Perusahaan
Pada bab 3, akan dibagi menjadi 2 (dua) subbab. Satu subbab akan
membahas mengenai profil kantor akuntan publik dimana penulis
melaksanakan program magang. Subbab ini memberikan gambaran umum
mengenai KAP Osman, Bing, Satrio & Eny seperti sejarah berdirinya, jasa
profesional yang ditawarkan, serta divisi-divisi yang ada di dalamnya.
Subbab selanjutnya akan membahas profil perusahaan klien yang diaudit
KAP OBSE dimana penulis menjalani program magang selama empat
bulan. Pembahasan subbab bagian kedua akan menjelaskan gambaran
umum Bank XYZ, sejarah berdirinya, produk yang ditawarkan, dan
informasi lainnya yang berkaitan dengan Bank XYZ.
d. Bab 4 Pembahasan
Universitas Indonesia
Bab ini berisi pembahasan kebijakan akuntansi untuk aset tetap yang
diterapkan di Bank XYZ. Pembahasan selanjutnya adalah pembahasan
mengenai pengendalian internal yang dilakukan Bank XYZ. Selanjutnya,
bab ini akan menjelaskan dengan rinci tiap-tiap prosedur audit yang
dijalankan dalam mengaudit aset tetap Bank XYZ dan membahas temuan
audit yang ditemukan dalam pelaksanaan audit. Pembahasan terakhir akan
berisi analisis penulis mengenai kesesuaian praktek di lapangan dengan
teori akuntansi dan teori audit.
e. Bab 5 Kesimpulan Saran
Bab yang menjadi bab terakhir dalam laporan magang ini berisi
kesimpulan yang diperoleh atas seluruh proses audit terkait aset tetap pada
Bank XYZ. Penulis juga akan memberikan saran kepada KAP OBSE
terkait dengan kegiatan magang dan saran kepada Bank XYZ terkait
dengan kebijakan akuntansi untuk akun aset tetap berdasarkan analisis dan
pengalaman penulis selama melakukan audit.
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
untuk mendukung kegiatan operasional yang digunakan selama lebih dari satu
periode.
Universitas Indonesia
beban bunga selama periode kredit, kecuali beban bunga tersebut dikapitalisasi
sesuai dengan PSAK 26: Biaya Pinjaman. PSAK 16 revisi 2011 menyatakan
komponen-komponen biaya perolehan terdiri dari:
a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain.
b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap
digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap
diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode
tertentu untuk tujuan lain selain untuk menghasilkan persediaan.
Pada poin (b) dijelaskan bahwa komponen biaya perolehan salah satunya
berasal dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung. Berikut adalah
contoh-contoh biaya yang bisa diatribusikan ke dalam biaya perolehan aset tetap
yaitu:
a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari konstruksi atau
perolehan aset tetap.
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik.
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal.
d. Biaya perakitan dan instalasi.
e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi
hasil neto penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan
pengujian tersebut, contohnya hasil dari peralatan yang sedang diuji.
f. Komisi professional.
Sedangkan contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan
aset tetap adalah:
a. Biaya pembukaan fasilitas baru.
b. Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan
aktivitas promosi).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.1.5 Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama masa manfaatnya. Umur manfaat berarti suatu periode dimana
aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Beban
penyusutan diakui dalam laporan laba rugi setiap periode Metode penyusutan
yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa
depan aset oleh entitas. Metode penyusutan yang digunakan untuk suatu aset
dikaji setidak-tidaknya setiap akhir tahun buku dan jika terjadi perubahan yang
signifikan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset
tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola
tersebut.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah
tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya yaitu:
1. Metode garis lurus
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
i) perubahan lain.
Informasi-informasi lain yang juga diungkapkan dalam laporan keuangan:
1. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap yang
dijaminkan untuk liabilitas.
2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang
sedang dalam konstruksi.
3. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap.
4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami
penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang termasuk dalam laba rugi
jika tidak diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Dalam menentukan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset,
entitas memerlukan pertimbangan tertentu. Kebijakan akuntansi yang memerlukan
pertimbangan juga perlu diungkap seperti penjelasan mengenai penyusutan,
apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari biaya perolehan
aset lain, selama suatu periode; dan akumulasi penyusutan pada akhir periode.
Jika suatu entitas mengubah kebijakan akuntansinya, maka entitas tersebut
perlu mengungkap informasi-informasi terkait dengan perubahan kebijakan
akuntansi yaitu nilai residu, estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau
restorasi aset tetap, umur manfaat, dan metode penyusutan.
Entitas yang menggunakan model revaluasian dalam pencatatannya perlu
mengungkapkan:
1. Tanggal efektif revaluasi.
2. Apakah melibatkan penilai independen.
3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam estimasi nilai wajar.
4. Penjelasan mengenai nilai wajar aset tetap yang ditentukan secara
langsung dengan mengacu pada harga terobservasi dalam pasar aktif atau
transaksi pasar terkini yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lain.
5. Untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset
tersebut dicatat dengan model biaya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
benar tercatat seluruhnya tidak ada satu transaksi pun yang tidak
tercatat.
c. Valuasi & Alokasi, asersi ini menunjukkan apakah aset, kewajiban,
dan ekuitas di dalam laporan posisi keuangan menunjukkan nilai
yang tepat, termasuk setiap valuasi atau alokasi yang merefleksikan
nilai saat dibuatnya laporan.
d. Hak & Kewajiban, asersi ini berhubungan dengan menentukan
apakah entitas benar-benar memiliki hak atas aset dan liabilitas
benar-benar kewajiban yang dimiliki entitas.
3. Asersi mengenai presentasi dan pengungkapan
a. Keterjadian dan Hak & Kewajiban, asersi ini berhubungan dengan
apakah kejadian yang diungkap benar terjadi dan merupakan hak
dan kewajiban entitas.
b. Kelengkapan, asersi ini menekankan untuk mengungkap semua
informasi yang dibutuhkan ke dalam laporan keuangan.
c. Akurasi dan valuasi, asersi ini menekankan untuk mengungkap
dengan benar dan tepat informasi keuangan.
d. Klasifikasi dan dapat dipahami (classification and
understandability), asersi ini berhubungan dengan apakah jumlah
yang diklasifikasikan telah wajar, dan apakah informasi yang
diungkapkan dapat dengan mudah dipahami.
Asersi manajemen adalah deklrasai yang dibuat pihak manajemen.
Tujuan audit adalah memastikan kebenaran dari asersi manajemen. Elder,
Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) menjelaskan terdapat tiga kelompok besar
tujuan audit, yaitu:
a. Tujuan Audit terkait Transaksi (Transaction-Related Audit Objectives)
Tujuan audit terkait transaksi memberikan kerangka bagi auditor dalam
mengumpulkan bukti yang cukup dan sesuai berhubungan dengan kelas-
kelas transaksi. Terdapat 6 (enam) tujuan audit terkait transaksi, yaitu;
• Keterjadian (Occurence)
Universitas Indonesia
Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah transaksi yang dicatat benar-
benar terjadi. Biasanya tujuan audit ini untuk memeriksa adanya
kemungkinan kelebihan pencatatan (overstatement) oleh klien pada
laporan keuangannya.
• Kelengkapan (Completeness)
Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah semua transaksi yang
seharusnya dicatat telah dicatat oleh klien. Biasaya tujuan audit ini
untuk memeriksa adanya kemungkinan kekurangan pencatatan
(understatement) pada laporan keuangan oleh klien.
• Ketepatan (Accuracy)
Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah transaksi yang dicatat telah
dicatat pada jumlah yang benar.
• Posting and Summarization
Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah transaksi yang telah dicatat
telah diposting ke master file yang tepat dan apakah transaksi telah
diringkas secara tepat.
• Klasifikasi (Classification)
Tujuan audit ini adalah untuk melihat apakah transaksi yang dicatat
dalam jurnal telah diklasifikasikan dengan benar, yakni dimasukkan
ke akun yang benar.
• Ketepatan Waktu (Timing)
Tujuan audit ini untuk melihat apakah transaksi telah dicatat pada
tanggal yang tepat.
b. Tujuan Audit terkait Saldo (Balance-Related Audit Objectives)
Tujuan audit terkait saldo adalah memberikan kerangka bagi auditor dalam
mengumpulkan bukti yang cukup dan sesuai berhubungan dengan saldo
akun pada laporan keuangan. Terdapat 8 (delapan) tujuan audit terkait
saldo, yaitu;
• Keberadaan (Existence)
Tujuan audit ini adalah memastikan bahwa jumlah yang tercantum
dalam laporan keuangan untuk setiap akun benar-benar terjadi. Tujuan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
yang melebihi batas toleransi. Risiko ini akan menentukan besarnya bukti
substantif yang akan direncanakan auditor. Jika risiko deteksi yang telah
direncanakan semakin rendah, maka jumlah bukti audit yang akan
dibutuhkan akan bertambah.
• Risiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait (SA seksi 312). Sedangkan
Arens, Elder, & Beasley menyatakan inherent risk mengukur penilaian
auditor terhadap kemungkinan bahwa terdapat salah saji material sebelum
mempertimbangkan keefektifan kontrol internal. Lebih lanjut, Tuanakotta
(2011) menjelaskan bahwa terdapat tiga hal penting dalam makna inherent
risk. Pertama, inherent risk bisa terjadi karena kompleksitas akun atau
transaksi yang bersangkutan karena sifat bisnis, misalnya persediaan yang
cepat usang seperti dalam bisnis komputer yang begitu cepat berkembang.
Kedua, inherent risk terjadi pada transaksi yang secara umum memiliki
kontrol internal namun untuk hal khusus yang menjadi bagian dari
transaksi khusus itu, belum ada pengaturannya. Contohnya Toserba yang
memberi potongan harga pada bulan tertentu, namun sebagian barang tidak
dipisahkan dari barang lainnya dan tidak diberi label khusus “Diskon”. Hal
ini mengakibatkan terjadinya risiko penjualan barang yang seharusnya
tidak didiskon namun dijual dengan harga diskon. Ketiga, auditor tidak
dapat memengaruhi risiko bawaan. Tidak ada prosedur audit untuk
mengurangi risiko bawaan. Auditor hanya dapat mengukur atau menilai
besaran risiko bawaan ini untuk merencanakan dengan baik bagaimana
proses audit yang akan dijalankan.
• Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko tidak tercegahnya dan/atau
tidak ditemukannya salah saji yang melebihi batas toleransi dalam waktu
yang singkat, oleh sistem pengendalian internal pada entitas. Semakin
efektif pengendalian internal yang dimiliki entitas, maka risiko
pengendalian akan semakin rendah sehingga risiko deteksi yang telah
direncanakan akan meningkat. Risiko pengendalian sama seperti risiko
Universitas Indonesia
bawaan dimana tidak ada prosedur audit yang dapat mengurangi risiko
pengendalian. Auditor hanya menilai berapa besar risiko pengendalian
sebagai dasar untuk merencanakan prosedur audit yang akan dilakukan
auditor.
• Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah besaran
risiko yang dapat diterima auditor ketika terdapat salah saji material dalam
laporan keuangan setelah proses audit selesai dan opini wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan. Jika risiko audit yang dapat diterima tinggi
akan membuat risiko deteksi yang telah direncanakan akan meningkat
juga. Dengan demikian, risiko audit yang dapat diterima tinggi akan
menurunkan jumlah bukti audit yang dibutuhkan auditor.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tahap 1:
Tahap 2:
Tahap 3:
Tahap 4:
Sumber: Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) yang telah diolah
kembali
diperoleh, auditor akan melakukan evaluasi apakah bukti dan informasi yang
diperoleh telah memadai untuk mendukung kesimpulan akhir. Jika auditor telah
mendapat keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
dan bebas dari salah saji material maka auditor akan menerbitkan laporan audit
berupa opini dan melakukan komunikasi dengan komite audit beserta manajemen.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dijual pada periode berjalan. Berkas utama aset tetap ini akan digunakan auditor
sebagai dokumen pembanding pencatatan staf akuntansi dengan saldo general
ledger klien.
Pengujian aset tetap dan akun-akun terkait dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu:
a. Melakukan prosedur analitis
Auditor akan membuat prosedur analitis untuk membangun
ekspektasi auditor. Ekspektasi dibangun dengan melakukan perhitungan
rasio dan/atau membandingkannya nilai perolehan, biaya penyusutan,
akumulasi penyusutan periode berjalan dengan periode sebelumnya. Hasil
perhitungan dan perbandingan akan dianalisis auditor. Jika terjadi
kenaikan atau penurunan yang tidak wajar, maka auditor akan melakukan
investigasi lebih lanjut untuk mencari penyebab ketidakwajaran saldo
tersebut.
b. Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
Salah satu karakteristik aset tetap adalah nilai akuisisi yang besar
sehingga memerlukan otorisasi Direksi. Aset tetap juga memiliki jangka
waktu lebih dari satu tahun. Jika terjadi kesalahan pencatatan nilai
penambahan aset tetap, maka nilai yang tercatat tersebut akan memiliki
dampak jangka panjang pada neraca dan laporan laba rugi sampai aset
tetap tersebut dihentikan penggunaannya.
Berdasarkan berkas utama klien khususnya catatan akuisisi aset
tetap selama periode berjalan, auditor akan memeriksa faktur atas
pembelian dan dokumen pendukung untuk memastikan bahwa nilai yang
tercatat telah sesuai dengan catatan akuisisi. Auditor juga harus
memperhatikan apakah terdapat biaya-biaya yang tidak boleh
dikapitalisasi ke aset tetap yang tercatat ke biaya perolehan.
Universitas Indonesia
Tabel 2.2 Tujuan Audit-Terkait Saldo dan Pengujian Perincian Saldo untuk
Penambahan Aset Tetap.
Tujuan audit – Prosedur pengujian umum
Komentar
terkait saldo atas perincian saldo
Akuisisi tahun • Menjumlahkan ke bawah • Penjumlahan ke
berjalan dalam skedul akuisisi. bawah skedul
skedul akuisisi • Menelusuri masing- akuisisi dan
sesuai dengan masing akuisisi ke berkas penelusuran akuisisi
jumlah pada berkas utama untuk jumlah dan individu seharusnya
utama dan totalnya deskripsinya. dibatasi kecuali bila
sesuai dengan buku • Menelusuri totalnya ke pengendalian lemah.
besar (kecocokkan buku besar. • Seluruh peningkatan
perincian) saldo buku besar
sepanjang tahun
harus direkonsiliasi
dengan skedulnya.
Akuisisi tahun • Memeriksa faktur vendor Pemeriksaan fisik tidak
berjalan terbukti dan laporan penerimaan. biasa dilakukan, kecuali
keberadaannya • Memeriksa fisik aset. jika pengendalian lemah
(keberadaan) atau jumlahnya material.
Akuisisi yang ada • Memeriksa faktur vendor Merupakan tujuan
telah dicatat dari akun terkait seperti terpenting dalam audit
(kelengkapan) perbaikan dan aset tetap.
pemeliharaan untuk
menemukan akun yang
seharusnya merupakan
aset tetap.
• Menelaah perjanjian sewa
guna usaha dan sewa biasa
Akuisisi tahun Memeriksa faktur vendor Perluasan bergantung
Universitas Indonesia
(sambungan)
berjalan dicatat pada risiko bawaan dan
secara akurat efektivitas pengendalian
(akurasi) internal.
Akuisisi tahun • Memeriksa faktur vendor Tujuan ini berkaitan erat
berjalan dicatat dan dalam aset tetap untuk dengan kelengkapan,
diklasifikasikan menemukan akun yang dapat dilakukan terkait
dengan benar seharusnya dengan tujuan tersebut
(klasifikasi) diklasifikasikan sebagai dan pengujian akurasi.
peralatan kantor, bagian
dari bangunan, atau
perbaikan.
• Memeriksa faktur vendor
dan akun terkait, misalnya
perbaikan, untuk
menemukan akun yang
seharusnya merupakan
peralatan manufaktur.
• Memeriksa biaya sewa
guna usaha untuk
kapitalisasi sewa guna
usaha.
Akuisisi tahun Menelaah transaksi mendekati Biasanya dilakukan
berjalan tercatat tanggal neraca untuk melihat sebagai bagian dari
dalam periode yang apakah sudah masuk periode pengujian pisah batas atas
benar (pisah batas) yang benar. utang dagang.
Klien mempunyai Memeriksa faktur vendor. Biasanya tidak ada
hak atas akuisisi masalah dengan
tahun berjalan (hak) perlengkapan.
Universitas Indonesia
(sambungan)
Dokumentasi properti
abstrak dan tagihan pajak
diperiksa atas tanah atau
bangunan utama.
Sumber: Elder, Arens, Beasley & Jusuf (2009)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
Managing
Partner
Deputy NPPD /
Managing Quality
Partner Assurance
Audit IOS
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi Audit & Assurance KAP OBSE
Sumber: internal KAP OBSE
b) IFRS Service
Divisi ini menawarkan jasa konsultasi penyusunan laporan keuangan
berdasarkan International Financial Reporting Standard (IFRS). Jasa
IFRS berupa review kepatuhan atas IFRS, konvergensi IFRS, dan
konsolidasi berdasarkan IFRS.
c) Enterprise Risk Services (ERS)
Divisi ini memberikan jasa-jasa yang berkaitan dengan risiko. Divisi ERS
melakukan penilaian terhadap risiko-risiko yang ada dan membuat
rekomendasi yang memberi nilai tambah kepada klien. Lima area utama
dalam divisi ERS adalah kontrol audit internal, pengelolaan risiko,
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, pengendalian internal,
dan jasa keamanan sistem informasi berbasis teknologi informasi.
d) Financial Advisory Services (FAS)
Divisi ini memberikan jasa berupa konsultasi keuangan. Tiga jasa utama
yang ditawarkan divisi financial advisory services: Pertama corporate
finance, yaitu jasa konsultasi merger, akuisisi, dan proyeksi keuangan.
Kedua, jasa restrukturisasi berupa jasa konsultasi yang membantu klien
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Sebagai salah satu bank papan atas di Indonesia, Bank XYZ akan senantiasa
menjaga dan meningkatkan kinerja keuangannya secara sehat, meneruskan
kepeloporan dan peranannya dalam pertumbuhan industri perbankan nasional.”
Universitas Indonesia
“Mentransformasi Bank XYZ menjadi salah satu bank konsumer dan bisnis
terkemuka di Indonesia.”
Universitas Indonesia
PT Bank XYZ
Tbk
PT CDE
PT Bank XYZ PT VWX Multi
Finance
Syariah Finance
Indonesia
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
Aktiva yang diakui Bank XYZ adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Sesuai
dengan Surat Edaran Direksi Bank XYZ, aktiva tetap yang dikapitalisasi adalah
aktiva dengan harga beli diatas Rp. 20.000.000,- per unit. Oleh karena itu, aset
tetap diakui Bank XYZ jika memenuhi kondisi-kondisi, yaitu:
• harga beli diatas Rp. 20.000.000,- per unit,
• memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun,
• digunakan dalam operasi perusahaan,
• tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan,
• telah diterima, dan
• siap dan/atau telah dioperasikan.
Setelah memenuhi seluruh kondisi diatas, aset tetap yang diakui
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu tanah & bangunan, inventaris
golongan satu, dan inventaris golongan dua. Pengelompokkan aset tetap menjadi
tiga seperti di atas disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 82/KMK.04/1995 tanggal 07
Februari 1995. Berdasarkan peraturan tersebut, disebutkan bahwa yang termasuk
dalam inventaris golongan satu adalah mebel dan peralatan dari kayu, mesin
kantor, peralatan teknologi dan sepeda motor. Sedangkan yang termasuk ke dalam
inventaris golongan 2 adalah lemari tahan api dari logam, safe deposit box,
elevator, mobil, bus, truk, generator, stabilizer, air conditioning, dan proyektor.
Selanjutnya, peralatan kantor yang terdiri dari kursi, meja, cubicle, di-itemisasi ke
dalam furnitur kantor dalam inventaris golongan 1. Pada inventaris golongan 1
juga terdapat peralatan teknologi yang terdiri dari komputer dan printer. Elevator
pada gedung yang dimiliki Bank XYZ dimasukkan ke dalam inventaris golongan
2 bukan melekat pada nilai bangunan. Sedangkan biaya penggantian tali elevator
dikategorikan ke dalam beban umum dan administrasi (BUA).
Setelah aset tetap diakui, Bank XYZ menggunakan model biaya untuk
untuk mengukur aset tetapnya. Khusus untuk aset tetap berupa tanah & bangunan,
Bank XYZ telah melakukan penilaian kembali aset tetap berupa tanah dan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(sambungan)
Otorisasi purchase Setelah harga pembelian disepakati, bagian umum akan
order memeriksa nilai transaksi pembelian. Pejabat bagian
umum diperbolehkan membuat dan mengotorisasi
purchase order serta melakukan pembelian apabila
nilai transaksi dibawah limit / wewenang yang
ditetapkan. Jika nilai transaksi diatas limit / wewenang
maka purchase order diotorisasi pejabat bagian umum
& pimpinan cabang. Selanjutnya, purchase order
dikirim ke pemasok dan meminta tanda terima
purchase order.
Penerimaan aset tetap Barang yang dikirim pemasok akan diperiksa terlebih
dahulu kesesuaiannya dengan purchase order. Jika
spesifikasi telah sesuai maka pejabat bagian umum
akan menandatangani tanda terima barang, meminta
garansi, dan meminta tembusan surat pengantar.
Pencatatan ke dalam Berdasarkan faktur, invoice, ataupun kwitansi, bagian
sistem logistik KCU akan mencatat penambahan daftar aset
tetapnya.
Pembayaran Bagian logistik KCU akan membuat media transaksi
pembayaran berdasarkan tagihan, kuitansi ataupun
faktur. Dalam media transaksi tercantum nominal
transaksi, tanggal, akun, dan rekening pemasok. Media
transaksi akan diserahkan kepada pejabat bagian
logistik KCU. Jika data yang terdapat pada media
transaksi telah benar maka pejabat logistik KCU akan
mengotorisasi media transaksi sesuai limit/wewenang
untuk dilakukan pembayaran.
Sumber: Buku Pedoman Operasional Bank XYZ yang telah diolah kembali.
Setelah aset tetap diakuisisi, Bank XYZ harus memelihara aset tetapnya
dengan baik. Bank XYZ mewajibkan setiap aset tetap yang dimiliki diberi label
Universitas Indonesia
kode sebagai bentuk identifikasi aset tetap. Staf bagian logistik juga diwajibkan
mengontrol dan mengawasi keberadaan aset tetap. Kontrol dan pengawasan
diperlukan jika terjadi kerusakan, maka dapat diperbaiki segera. Apabila terjadi
beban pemeliharaan harus diketahui pimpinan dan diotorisasi pimpinan cabang.
Pembayaran dapat dilakukan jika telah mendapat persetujuan pimpinan cabang.
Setiap aset tetap yang dimiliki juga wajib diasuransikan. Setiap bulan Bank XYZ
membuat laporan daftar aset tetap sebagai untuk perhitungan beban penyusutan
Bank XYZ. Beban perhitungan yang telah dihitung bagian logistik kemudian
dicocokkan dengan perhitungan bagian akuntansi. Jika terjadi selisih, maka bagian
logistik dan akuntansi akan mencari selisih dan merekonsiliasinya. Kebenaran
rekonsiliasi akan diteliti oleh pejabat berwenang dan diotorisasi sebagai media
pembukuan ke general ledger. Ringkasan pengendalian internal setelah aset tetap
diakuisisi dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4 Pengendalian Internal Bank XYZ saat Aset Tetap Dimiliki
Kegiatan Penjelasan
Identifikasi aset tetap Menempel label kode untuk setiap aset tetap Bank
XYZ
Kontrol dan pengawasan • Staf logistik harus mengontrol dan mengawasi
keberadaan aset tetap.
• Setiap bulan bagian logistik akan membuat daftar
aset tetap yang dimiliki.
• Pimpinan cabang dan pejabat berwenang
memeriksa kebenaran nilai beban pemeliharaan
atau perbaikan, nilai aset tetap, nilai beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan.
Pemeliharaan dan Beban pemeliharaan dan perbaikan harus dengan
perbaikan sepengetahuan pimpinan cabang dan pembayaran
hanya dapat dilakukan setelah mendapat otorisasi
pimpinan cabang.
Manajemen risiko aset Setiap aset tetap yang dimiliki wajib diasuransikan.
Universitas Indonesia
(sambungan)
tetap
Pengendalian beban Setiap bulan bagian logistik akan membuat laporan
penyusutan bulanan beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan. Laporan tersebut akan dibandingkan
dengan perhitungan bagian akuntansi. Perbandingan
tersebut direkonsiliasi jika terjadi selisih. Jika nilai
telah sesuai, maka hasil rekonsiliasi tersebut akan
menjadi media pembukuan ke general ledger.
Sumber: Buku Pedoman Operasional Bank XYZ yang telah diolah kembali.
Alur pelepasan aset tetap milik Bank XYZ lebih sederhana dibandingkan
alur pengadaan. Prosedur penghentian aset tetap dilakukan dimulai dengan
mengajukan permohonan penjualan. Bagian logistik KCU, yang diketahui
pimpinan cabang, akan mengajukan permohonan penjualan kepada Bagian umum
kantor pusat. Permohonan tersebut berisi alasan penjualan, seperti kondisi yang
sudah tidak ekonomis atau umur ekonomis telah habis. Bagian logistik kantor
pusat akan memberitahu bagian logistik KCU bahwa permohonan penjualan
disetujui. Setelah permohonan penjualan disetujui, bagian logistik akan
menyerahkan proses penjualan ke bagian umum. Bagian umum akan mengambil
salinan kepemilikan aset tetap, misalnya BPKB, yang nantinya akan diserahkan
dalam melakukan penjualan. Setelah penjualan dilakukan, bagian logistik akan
mendokumentasikan hasil penjualan. Bagian logistik akan membuat nota jurnal
dan melampirkan bukti pendukung. Pejabat berwenang akan mengotorisasi nota
jurnal tersebut dan menyerahkannya kepada bagian akuntansi untuk dijurnal ke
general ledger. Tabel 4.5 dibawah ini adalah ringkasan alur penjualan aset tetap
Bank XYZ.
Universitas Indonesia
(sambungan)
penjualan mengajukan permohonan penjualan kepada bagian
umum kantor pusat dengan menyerahkan surat
permohonan beserta alasannya, seperti kondisi tidak
ekonomis atau umur ekonomis telah habis.
Jika permohonan penjualan disetujui kantor pusat,
maka bagian umum dapat melaksanakan penjualan
yang harus diketahui pimpinan KCU atau pejabat
operasional.
Penjualan oleh bagian Setelah permohonan penjualan disetujui bagian
umum umum kantor pusat, bagian umum akan
mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan,
seperti surat kepemilikan aset tetap dan melakukan
transaksi penjualan aset tetap.
Penghapusbukuan pada Setelah transaksi penjualan dilakukan, bagian logistik
rincian aset tetap akan menghapus aset tetap yang dijual pada rincian
aset tetap.
Pencatatan oleh bagian Bagian logistik membuat nota jurnal, mencantumkan
akuntansi nama dan nomor general ledger, tanggal, dan nilai
transaksi yang kemudian diotorisasi pejabat
berwenang. Setelah diotorisasi, nota jurnal tersebut
kemudian diserahkan ke bagian akuntansi untuk
dijurnal.
Sumber: Buku Pedoman Operasional Bank XYZ yang telah diolah kembali.
Universitas Indonesia
• Selain itu, setiap pembelian atau penjualan aset tetap yang dilakukan harus
diketahui pimpinan yang berwenang. Bagian umum kantor pusat pun
wajib diberi pemberitahuan dimana Direksi akan memberi otorisasi perihal
pembelian atau penjualan aset tetap.
• Bank XYZ telah membuat berkas induk untuk mencatat informasi-
informasi terkait aset tetap.
• Bagian logistik bertanggung jawab untuk melakukan kontrol dan
pengawasan atas keberadaan aset tetap.
• Memiliki label kode untuk identifikasi aset tetap.
• Saat aset tetap dimiliki Bank XYZ, setiap aset tetap diasuransikan oleh
Bank XYZ. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk manajemen risiko
yang dilakukan oleh Bank XYZ. Selain itu terdapat kewajiban menempel
label kode untuk memudahkan identifikasi aset tetap.
• Pengendalian terkait penyusutan adalah adanya rekonsiliasi oleh bagian
logistik dan bagian akuntansi mengenai beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan. Setiap akhir bulan dan akhir tahun, bagian logistik membuat
laporan penyusutan aset tetap. Laporan tersebut kemudian diteliti
kebenarannya oleh bagian akuntansi sebelum diinput ke dalam general
ledger. Jika terjadi perbedaan, maka bagian akuntansi dan bagian umum
akan melakukan rekonsiliasi. Jika nilai telah sesuai maka petugas bagian
logistik dan bagian akuntansi akan menandatangani laporan tersebut.
• Pemeriksaan anggaran juga salah satu contoh pengendalian Bank XYZ.
Hal ini dilakukan agar Bank XYZ tidak melakukan pembelian di luar
kebutuhan. Namun dalam kondisi tertentu, terdapat keperluan di luar
anggaran sehingga diperlukan pembelian aset tetap. Dalam kondisi
terdesak, Bank XYZ dapat membeli aset tetap namun tetap atas
persetujuan bagian umum kantor pusat.
Auditor akan melakukan pengujian pengendalian. Akan tetapi, sebelum
melakukan pengujian pengendalian, auditor harus memahami pengendalian
internal Bank XYZ. Dengan pemahaman pengendalian internal, auditor dapat
menentukan apakah pengendalian internal telah dijalankan dengan efektif. Jika
pengendalian internal telah efektif dijalankan, maka auditor dapat mengurangi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
adalah engagement risk yaitu risiko bahwa kemungkinan besar klien mengalami
gagal bisnis dan bangkrut setelah terbit opini wajar tanpa pengecualian.
Kebangkrutan yang murni disebabkan gagal bisnis bukan gagal audit akan
memberi kerugian yang serius bagi auditor. Auditor dapat dituntut secara hukum
yang akan merusak reputasi auditor. Lalu KAP OBSE melakukan riset mengenai
calon klien yaitu memeriksa latar belakang calon klien baik latar belakang
manajemen maupun latar belakang entitas. Selain itu, Bank XYZ merupakan klien
lama KAP OBSE dimana pada periode sebelumnya mendapat opini wajar dalam
semua hal yang material dari KAP OBSE. Bank XYZ memiliki keberlangsungan
usaha yang baik karena mengalami peningkatan laba operasional sebesar 11,7%
pada tahun 2011. KAP OBSE berkesimpulan bahwa Bank XYZ akan mengalami
perkembangan bisnis dan peningkatan pendapatan. Akan tetapi dikarenakan Bank
XYZ adalah perusahaan terbuka yang terdaftar di lantai bursa dimana banyak
regulasi yang harus dipatuhi membuat engagement risk Bank XYZ berada pada
kondisi greater than normal. Auditor juga harus meyakini bahwa tim audit yang
terlibat telah memenuhi persyaratan etika yaitu independensi dan kompetensi
profesional. Setelah prosedur know your client dilakukan, auditor dapat
menyimpulkan dan memutuskan untuk menerima perikatan dengan Bank XYZ.
Aktivitas terakhir yang dilakukan KAP OBSE dalam tahap penerimaan
klien adalah menyepakati perjanjian dari penugasan audit (agree the terms of an
audit engagement). Auditor akan berdiskusi dengan manajemen untuk mencapai
kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak. Kesepakatan yang telah dicapai
dituangkan ke dalam surat penugasan (engagement letter). Surat penugasan
tersebut berisi tanggung jawab auditor KAP OBSE, tanggung jawab manajemen
Bank XYZ, komunikasi auditor dengan Bank XYZ dan Bank Indonesia,
pernyataan independensi, pembatasan kewajiban auditor, dan yurisdiksi hukum.
Surat penugasan dibuat oleh Partner KAP OBSE. Jika disetujui oleh Bank XYZ,
maka ditanda-tangani oleh pihak Bank XYZ yang berwenang yaitu Presiden
Direktur Bank XYZ.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Selain itu, KAP OBSE perlu mengetahui apa saja produk yang ditawarkan
Bank XYZ, struktur modal Bank XYZ, pihak berelasi, dan sumber
pendapatan Bank XYZ. Informasi internal Bank XYZ didapat dari diskusi
dengan direktur keuangan dan manajer akuntansi Bank XYZ. Pada
penilaian informasi internal, auditor berpendapat tidak terdapat perubahan
signifikan pada bisnis Bank XYZ, manajemen, dan pengendalian internal.
Dalam memahami pengendalian internal Bank XYZ, penilaian
awal mengenai pengendalian internal dilakukan KAP OBSE dengan
menilai desain pengendalian internal yang dimiliki Bank XYZ. Bank XYZ
memiliki Buku Pedoman Operasional yang mengatur setiap fungsi dan
tanggung jawab dari masing-masing bagian maupun individu yang terlibat
didalamnya. Setelah memahami buku pedoman operasional, auditor dapat
menilai kecukupan pengendalian internal Bank XYZ. Buku Pedoman
Operasional terakhir diubah pada Oktober 2010 dan belum ada perubahan
lagi sampai periode audit yang berakhir pada 31 Desember 2012
dilaksanakan. KAP OBSE melakukan penilaian desain pengendalian
internal didasarkan pada penilaian audit periode sebelumnya dikarenakan
tidak ada perubahan Buku Pedoman Operasional sejak Oktober 2010.
Hasil penilaian KAP OBSE terhadap pengendalian internal adalah bahwa
tidak ditemukan kelemahan atas pengendalian internal yang memiliki
dampak material.
Bank XYZ juga melakukan prosedur analitis awal yaitu dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu dan perbandingan saldo tahun ini dengan
saldo tahun lalu. Berdasarkan neraca aktiva Bank XYZ pada lampiran 2,
kita dapat melihat bahwa akun aset tetap memiliki persentase sebesar
1,22% dari total aktiva yang dimiliki Bank XYZ. Selain itu, pada tahun
2012 terjadi kenaikan nilai aset tetap sebesar 1,3% dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan diskusi dengan direktur keuangan Bank XYZ, diketahui
bahwa Bank XYZ sedang memperluas jaringannya sehingga terdapat
pembukaan kantor cabang baru. Hal inilah yang meningkatkan nilai aset
tetap Bank XYZ.
Universitas Indonesia
2. Menentukan Materialitas
Auditor akan menentukan materialitas keseluruhan dan
menentukan performance materiality untuk menilai risiko salah saji
material dan menentukan sifat, waktu, dan sejauh mana audit prosedur
akan dilakukan.
Pertama-tama, auditor menentukan benchmark (elemen laporan
keuangan atau ukuran keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan
klien) yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan materialitas.
Dalam hal ini, auditor menggunakan income before tax sebagai
benchmark. Income before tax dipilih karena nilainya yang relatif stabil
dibanding dengan jumlah pendapatan. Nilai income before tax yang
didapat dari trial balance Bank XYZ dikali 10%. Pada umumnya,
jangkauan persentase yang digunakan pada perusahaan terbuka berkisar
antara 5 – 10 %. Pemilihan persentase 10% berdasarkan pertimbangan
bahwa:
• salah saji yang teridentifikasi pada audit periode sebelumnya
sedikit,
• penilaian tim audit terhadap pengendalian internal adalah efektif,
• Bank XYZ tidak mengalami perubahan signifikan dalam bisnis,
manajemen, dan pengendalian internal,
• pelaporan keuangan Bank XYZ adalah akurat.
Auditor akan mendapat nilai materialitas keseluruhan sebesar akan
mendapat materialitas yang telah dihitung sebesar Rp. 252.341.182.844,-
Setelah itu, auditor akan menghitung nilai performance materiality yaitu
mengkalikan 90% dengan nilai materialitas sehingga didapatlah angka Rp.
227.107.064.560. Setelah kita mengetahui nilai materialitas dan nilai
performance materiality, auditor akan mencari lagi nilai clearly trivial
misstatements threshold (CTM) yang didapat dari pengkalian nilai
materialitas dengan 5%. Maka auditor akan mendapat nilai CTM sebesar
Rp.12.617.059.142.
Dalam melaksanakan audit, jika terdapat salah saji yang melebihi
materialitas sebesar Rp. 252.341.182.844, maka auditor harus
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tahap ini, auditor akan membuat daftar kelas transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan yang dimiliki Bank XYZ. Auditor menentukan
apakah akun, saldo akun, dan pengungkapan tersebut material sehingga
akan dilakukan audit atas akun tersebut. Penentuan dilakukan dengan
professional judgement auditor baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Secara kuantitatif auditor akan membandingkan nilai
materialitas dengan nilai saldo pada setiap akun yang dimiliki bank XYZ.
Jika nilai saldo akun melebihi materialitas yang telah dihitung sebelumnya
maka akan dilakukan prosedur audit untuk menguji akun tersebut. Akan
tetapi, nilai akun diatas materialitas bukan berarti akun tersebut material.
Secara kualitatif, auditor, dengan professional judgement-nya, akan
menentukan apa saja akun, saldo akun, dan pengungkapan yang memiliki
dampak material terhadap Bank XYZ. Auditor dapat menentukan bahwa
suatu kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan menjadi tidak
material walaupun nilai saldonya diatas materialitas. Begitu pula
sebaliknya, nilai saldo akun yang tidak material dapat menjadi material
bagi auditor dengan professional judgement-nya.
Nilai aset tetap pada trial balance Bank XYZ sebesar Rp.
1.726.003.169.000 melebihi materialitas sebesar Rp. 252.341.182.844.
Secara kuantitatif, nilai aset tetap termasuk ke dalam akun yang material.
Selain itu, secara kualitatif, auditor juga menilai bahwa terdapat hal-hal
yang harus menjadi perhatian auditor dalam aset tetap. Diantaranya adalah
terdapat risiko nilai residu dan estimasi masa manfaat yang diterapkan
tidak tepat dan terdapat risiko penambahan aset tetap tidak valid atau tidak
tercatat dengan tepat. Dengan demikian, melihat penilaian secara
kuantitatif dan kualitatif, nilai akun aset tetap termasuk ke dalam akun
yang material.
Universitas Indonesia
diidentifikasi dan dinilai dapat dilihat dalam tabel 4.7 dibawah ini.
Penilaian risiko sangat penting karena proses audit yang dirancang
Deloitte Global adalah audit berbasis risiko. Auditor akan menitikberatkan
pada kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang memiliki risiko
besar dan merancang prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh
bukti audit yang memadai. Untuk kelas transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang tidak berisiko, auditor tidak akan menitikberatkan
prosedur auditnya dan lebih menitikberatkan pada kelas transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan yang berisiko besar. Dengan demikian, auditor
dapat melaksanakan proses audit lebih efektif dan efisien. Selain itu, hasil
dari penilaian risiko akan digunakan sebagai dasar untuk perancangan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif.
Universitas Indonesia
(sambungan)
- Beban perolehan tidak
dikapitalisasi dengan benar
- Penggantian suku cadang dari
suatu aset tidak dicatat dengan
benar.
Penghentian aset tetap tidak tercatat Tidak Berisiko Keberadaan
dengan tepat. (existence)
Impairment aset tetap tidak dicatat, Tidak Berisiko Valuasi dan
atau nilai impairment ditentukan alokasi
dengan tidak tepat.
Nilai residu dan estimasi umur Tidak Berisiko Valuasi dan
manfaat tidak tepat. alokasi
Beban penyusutan tidak dihitung Tidak Berisiko Akurasi dan
dengan tepat. valuasi
Nilai aset tetap lebih saji dikarenakan Tidak Berisiko Hak dan
entitas sebenarnya sudah tidak kewajiban
menguasai atau memiliki hak kontrol
atas aset tetap saat pencatatan per
periode berakhir.
Sumber: Kertas Kerja Audit yang telah diolah kembali
Universitas Indonesia
juga disebutkan nomor referensi kertas kerja yang telah dilakukan auditor. Penulis
akan membahas informasi-informasi yang terdapat dalam MAP seperti dibawah
ini.
Informasi pertama dalam MAP adalah informasi mengenai materialitas.
Nilai materialitas, Performance materiality dan Clearly Trivial Misstatements
Threshold (CTM) dimasukkan sebagai panduan jika terjadi perbedaan yang
melebihi materialitas.
Informasi kedua dalam MAP adalah informasi mengenai pengujian
pengendalian. Auditor akan merencanakan seperti apa pengujian pengendalian
yang akan dilakukan berdasarkan risiko yang telah diidentifikasi. Selanjutnya,
MAP juga memuat informasi mengenai staf audit yang melakukan pengujian
pengendalian dan hasil pengujian pengendalian.
Informasi terakhir dalam MAP adalah informasi mengenai pengujian
substantif yang akan dilakukan auditor. Seperti halnya pengujian pengendalian,
auditor akan merencanakan seperti apa pengujian substantif yang akan dilakukan
dalam tahap pekerjaan lapangan berdasarkan risiko yang dihadapi. MAP untuk
akun aset tetap dapat dilihat pada lampiran 3.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
penjualan yang berisi jenis aset, nilai buku aset, nilai pasar, dan nilai
penawaran tertinggi yang diajukan calon pembeli. Apabila penjualan
disetujui, maka bagian penjualan akan melakukan eksekusi penjualan. Dari
eksekusi, bagian umum mengumpulkan bukti-bukti penjualan untuk
kemudian menghapus aset tetap tersebut dari sistem fixed assets web.
Bagian logistik kemudian membuat laporan kepada bagian akuntansi
untuk menghapus rincian aset tetap yang dimiliki dalam pencatatan bagian
akuntansi. Bagian akuntansi juga akan membuat jurnal-jurnal terkait
penjualan seperti penghapusan aset tetap, penghapusan penyusutan, dan
jurnal keuntungan / kerugian dari hasil penjualan tersebut. Hasil dari
penjurnalan tersebut akan diberikan kepada bagian logistik sebagai bukti
bahwa aset tetap yang dijual sudah dihapus dari pencatatan bagian
akuntansi.
Untuk penjualan aset tetap milik cabang, setelah formulir penjualan
aset tetap diotorisasi direksi, bagian umum cabang harus mengirimkan
nota pembatalan asuransi kepada bagian umum kantor pusat. Hal tersebut
dikarenakan seluruh asuransi aset tetap cabang diasuransikan dan
dokumennya disimpan di bagian umum kantor pusat.
Auditor melakukan uji pengendalian dengan memilih sampel
penjualan aset tetap. Berdasarkan sampel yang dipilih, auditor mengkaji
ulang Laporan Pengajuan Penjualan Aset Tetap dan melihat apakah
laporan tersebut sudah mendapat otorisasi Direksi. Selanjutnya auditor
membandingkan nilai pada nota jurnal dengan nilai yang disetujui Direksi
pada Laporan Pengajuan Penjualan Aset Tetap. Terakhir, auditor
mengecek fixed assets web untuk memastikan bahwa aset yang dijual
sudah tidak tercantum pada sistem.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7. Nilai aset tetap yang tercatat lebih saji dikarenakan entitas sebenarnya
sudah tidak menguasai atau memiliki hak kontrol atas aset tetap saat
pencatatan per periode berakhir.
Bagian logistik melakukan stock opname pada akhir tahun namun
hanya untuk inventaris di bawah 20 juta rupiah. Untuk inventaris yang
telah dihapus buku, bagian logistik akan menghapus inventaris yang
dihapus dari sistem. Bagian logistik juga akan membuat rincian aset tetap
yang dihapus buku per bulan.
Bagian akuntansi setiap akhir bulan akan menanyakan kepada
bagian logistik untuk melihat aset tetap yang telah habis disusutkan dan
aset tetap yang telah dihapus bukukan. Bagian logistik akan memberi
konfirmasi apabila terdapat aset tetap yang sudah tidak dimiliki. Informasi
tersebut digunakan oleh bagian akuntansi untuk menghapus aset tetap
yang sudah tidak dimiliki dari rincian aset tetap.
Setiap tiga bulan sekali dilakukan rekonsiliasi antara Daftar
Inventaris Barang Modal dengan General Ledger namun hanya untuk
Inventaris Gol. 2 yang nilainya lebih besar dari 20 juta rupiah. Jika nilai
rekonsiliasi telah sesuai maka petugas bagian umum dan petugas bagian
akuntansi akan menandatangani hasil rekonsiliasi tersebut.
Pengendalian internal diuji auditor dengan melakukan review atas
berita acara stock opname untuk memastikan apakah berita acara telah
diotorisasi. Selain itu, auditor akan melakukan review atas rekap rincian
write-off dan memilih sampel. Dari sampel yang telah dipilih, auditor akan
melihat ke dalam sistem fixed assets web untuk memastikan apakah aset
tetap tersebut masih ada di sistem atau tidak.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
• Tahun penilaian kembali, (untuk kertas kerja aset tetap tanah &
bangunan)
2. Menelusuri apa saja yang menjadi penambahan dan pengurangan aset tetap
pada 2012.
Setelah memasukkan informasi-informasi yang dibutuhkan ke dalam
kertas kerja audit, auditor akan mengelompokkan penambahan aset tetap
dan pengurangan aset tetap. Pada periode audit yang berakhir 31 Desember
2011, auditor juga telah membuat kertas kerja untuk akun aset tetap dan
tidak mendapati adanya salah saji yang material. Auditor berasumsi bahwa
kertas kerja tahun lalu sudah benar sehingga auditor akan menggunakannya
untuk menelusuri penambahan ataupun pengurangan pada periode audit
yang berakhir pada 31 Desember 2012.
Untuk mencari penambahan, auditor akan mencari di rincian aset tetap
yang ada pada 31 Desember 2012 dimana pada 31 Desember 2011 aset tetap
tersebut tidak tercatat. Sedangkan pelepasan diketahui auditor dengan
mencari aset tetap yang tercatat pada 31 Desember 2011 dimana aset tetap
tersebut tidak tercatat pada 31 Desember 2012. Penambahan ataupun
pengurangan akan dikelompokkan sendiri sehingga dalam kertas kerja akan
terbagi menjadi tiga bagian; pertama, daftar aset tetap yang tercatat pada 31
Desember 2012; kedua, bagian penambahan aset tetap. Dan; ketiga, bagian
pelepasan aset tetap.
Setelah memasukkan dan mengelompokkan aset tetap tersebut, auditor
akan menghitung jumlah nilai aset tetap yang seharusnya tercatat.
Perhitungan jumlah tercatat aset tetap dihitung dengan:
Universitas Indonesia
Jika nilai perhitungan auditor dan leadsheet telah sesuai, tujuan audit saldo
terkait saldo yaitu detail tie-in terpenuhi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tahun lebih lama. Selain itu, auditor juga akan meminta bukti tertulis dari
manajemen Bank XYZ dalam inquiry sehingga auditor dapat
mendokumentasikannya.
Selanjutnya, hal perlu diperhatikan adalah apakah perubahan umur
manfaat tersebut telah sesuai dengan PSAK. Auditor berpendapat bahwa
terjadi perubahan estimasi umur manfaat pada kasus tersebut. Sesuai dengan
PSAK 25 tentang perubahan kebijakan estimasi akuntansi. Berdasarkan
PSAK 25 paragraf 34, estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi
perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman. Revisi estimasi tidak terkait dengan periode lalu
dan bukan koreksi suatu kesalahan. PSAK 25 paragraf 36 juga menyatakan
bahwa dampak perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui secara
prospektif. Melihat PSAK 25 terutama mengenai perubahan estimasi,
auditor berpendapat perubahan tidak bertentangan dengan PSAK.
Auditor telah meyakini bahwa kebijakan akuntansi terkait perpanjangan
umur manfaat untuk salah satu tanah & bangunan Bank XYZ tidak
bertentangan dengan PSAK. Akan tetapi, berdasarkan perhitungan audit,
Bank XYZ masih mencatat lebih saji sehingga nilai tersebut perlu
disesuaikan agar sesuai perhitungan audit yang telah mempertimbangkan
penambahan umur manfaat pada salah satu tanah & bangunan di Medan.
Auditor meminta Bank XYZ untuk melakukan Adjustment Journal Entry
(AJE) agar sesuai dengan perhitungan audit seperti pada table 4.10 dibawah
ini.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Selain itu juga terdapat informasi lain berupa sumber informasi yang
dibutuhkan untuk membuat kertas kerja, yaitu trial balance dan rincian aset
tetap. Sumber informasi juga mencatat kepada siapa sumber informasi Bank
XYZ diminta. Informasi lainnya berupa sifat akun tersebut dan prosedur
untuk membuat kertas kerja. Selanjutnya auditor akan memasukkan
ringkasan perhitungan auditor dalam lead kertas kerja.
Terakhir auditor akan membuat kesimpulan atas hasil audit atas akun
aset tetap. Dalam hal akun aset tetap, auditor telah membuat kesimpulan
bahwa akun aset tetap telah disajikan tanpa adanya kesalahsajian yang
material.
Universitas Indonesia
keterjadian, kecocokkan perincian, klasifikasi, pisah batas, dan hak. Selain itu,
auditor akan memasukkan informasi yang didapat dari nota jurnal dan
dokumen pendukung pada tickmarks di dalam kertas kerja untuk mencari
sampel.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Label kode.
Sesuai dengan buku pedoman operasional, setiap aset yang dimiliki
Bank XYZ wajib ditempel label kode. Tujuan penempelan label kode adalah
bentuk pengendalian internal agar dapat mengidentifikasi apa saja aset tetap
yang dimiliki Bank XYZ. Auditor menemukan bahwa beberapa aset tetap
tidak ditempel label kode. Temuan ini disampaikan auditor kepada
manajemen Bank XYZ melalui management letter. Dalam menanggapi
management letter, Bank XYZ menyampaikan kepada auditor bahwa
Universitas Indonesia
barcode tag belum ditempel karena pembayaran aset tetap tersebut belum
dilunasi. Dengan jawaban manajemen, auditor meninjau kembali ke buku
pedoman operasional untuk melihat kapan saat dimana label kode harus
ditempel. Tidak adanya pernyataan yang tegas mengenai saat penempelan
label kode, membuat auditor menghapus temuan auditor yang disebabkan
belum lunasnya pembayaran.
Universitas Indonesia
dapat memengaruhi laporan keuangan. KAP OBSE telah mengkaji ulang dan
tidak mendapati adanya kejadian yang dapat memengaruhi laporan keuangan.
Auditor KAP OBSE juga mengumpulkan bukti tambahan berupa Surat
Representasi Manajemen yang menyatakan bahwa laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen Bank XYZ. Surat Pernyataan ini adalah bukti audit
yang penting bagi auditor sebelum membentuk opini. Tanpa adanya surat
representasi manajemen, tanggung jawab manajemen menjadi tidak jelas. Setelah
mendapat surat representasi manajemen, auditor akan menyusun opini atas audit
laporan keuangan dan laporan keuangan yang telah diaudit.
Pada tahap terakhir ini juga, auditor akan mengkomunikasikan temuan
audit kepada manajemen Bank XYZ untuk ditanggapi. Auditor juga
mengkomunikasikan saran dan rekomendasi bagi Bank XYZ. Saran dapat berupa
rekomendasi untuk meningkatkan kelemahan pengendalian internal dan dapat
juga berupa saran terkait kebijakan akuntansi Bank XYZ. Selain itu, KAP OBSE
juga berkomunikasi dengan Komite Audit terkait Laporan Keuangan Bank XYZ.
Temuan audit yang telah ditanggapi manajemen Bank XYZ juga akan
dikomunikasikan kepada regulator. Dalah hal ini, regulator perbankan yaitu Bank
Indonesia melalui management letter. Berikut di bawah ini adalah penyajian dan
catatan atas laporan keuangan aset tetap Bank XYZ dalam laporan keuangan 31
Desember 2012 yang telah diaudit.
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Penyajian Akun Aset Tetap Bank XYZ dalam Laporan
Keuangan 2012
Sumber: Laporan Keuangan Bank XYZ yang telah diaudit
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Catatan Atas Laporan Keuangan Atas Aset Tetap Bank XYZ
Sumber: Laporan Keuangan Bank XYZ 2012 yang telah diaudit
Dari catatan atas laporan keuangan diatas, Bank XYZ telah mengungkap
informasi-informasi:
• dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah
tercatat bruto,
Universitas Indonesia
4.4 Analisis Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Bank XYZ dengan PSAK
Kebijakan akuntansi aset tetap yang diterapkan Bank XYZ telah
menyesuaikan dengan PSAK 16 revisi 2011. Bank XYZ telah
mengimplementasikan PSAK 16 revisi 2011 dimana Bank XYZ telah efektif
memberlakukannya per 1 Januari 2012.
Biaya perolehan yang diakui Bank XYZ adalah nilai total termasuk biaya
angkut, bongkar pasang, dan sebagainya termasuk biaya pajak. Pengukuran biaya
perolehan telah sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011 paragraf 16 dimana biaya
perolehan terdiri dari harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian,
serta biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai
dengan maksud manajemen.
Biaya perbaikan dibebankan pada beban umum dan administasi periode
berjalan. Menurut analisis penulis kebijakan membebankan biaya perawatan
sehari-hari dan biaya perbaikan telah sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011 paragraf
12 yang menyatakan bahwa biaya perawatan sehari-hari diakui dalam laba rugi
pada saat terjadinya.
Bank XYZ menggunakan model biaya sebagai pengukuran setelah
pengakuan awal. Model biaya diukur dengan mengurangi biaya perolehan yang
diakui pada saat pengakuan dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai. Model biaya yang diterapkan telah sesuai dengan PSAK 16 revisi
2011 paragraf 30. Bank XYZ pernah melakukan penilaian kembali aset tetapnya
berupa tanah & bangunan dikarenakan adanya peraturan perpajakan saat itu yang
mengharuskannya. Bank XYZ melakukan penilaian kembali pada tahun 2001,
dimana PSAK 16 yang berlaku saat itu adalah PSAK 16 tahun 1994. Dalam
PSAK 16 tahun 1994, perusahaan tidak diperkenankan menggunakan model
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Pada bab sebelumnya, penulis telah membahas kebijakan akuntansi Bank
XYZ terkait aset tetap dan prosedur audit yang dilakukan KAP OBSE atas aset
tetap Bank XYZ. Dari pembahasan bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
antara lain:
1. Kebijakan akuntansi Bank XYZ yang terdiri dari pengakuan aset tetap,
pengukuran awal biaya perolehan, pengukuran setelah pengakuan awal,
metode penyusutan, penghentian aset tetap dan pengungkapannya telah
sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011.
2. Terdapat lebih saji pada trial balance tanah & bangunan Bank XYZ. Akan
tetapi, Bank XYZ setuju untuk melakukan penyesuaian dengan
perhitungan audit. Dengan demikian tidak ada selisih antara perhitungan
Bank XYZ dengan perhitungan auditor.
3. Prosedur audit yang dilakukan KAP OBSE telah sesuai dengan teori.
Tahapan audit pada teori Arens et al. memiliki empat tahap. Walaupun
KAP OBSE memiliki lima tahap audit, prosedur audit KAP OBSE telah
sesuai dengan teori Arens et al. Khususnya untuk audit aset tetap, KAP
OBSE juga telah melakukan prosedur-prosedur yang dibutuhkan dalam
mengaudit aset tetap, dimulai dari melakukan prosedur analitis, melakukan
verifikasi atas akuisisi dan penghentian, dan melakukan verifikasi atas
saldo akhir, beban penyusutan, dan akumulasi penyusutan aset tetap.
4. Berdasarkan prosedur audit yang telah dilakukan, tim audit menemukan
beberapa temuan audit terkait aset tetap seperti, terdapat aset tetap yang
tidak memiliki label kode, terdapat aset tetap yang tidak terdapat dalam
rincian polis asuransi, dan terdapat aset tetap yang nilai pertanggungan
tidak meng-cover nilai aset tetap. Temuan tersebut telah disampaikan oleh
KAP OBSE dan telah ditanggapi manajemen Bank XYZ.
90
Universitas Indonesia
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk KAP OBSE
Berdasarkan pengalaman penulis menjalankan program magang selama
empat bulan di KAP OBSE, terdapat beberapa saran yang ingin penulis
sampaikan kepada KAP OBSE, antara lain:
1. Sebaiknya KAP OBSE memberi pelatihan yang memadai sebelum
melakukan audit, terutama penggunaan perangkat lunak yang digunakan
KAP OBSE dalam melakukan audit.
2. Sebagai mahasiswa magang, banyak hal yang belum diketahui dalam
proses audit KAP OBSE dan lingkungan klien. Oleh karena itu, sebaiknya
KAP OBSE memberi supervisi yang dibutuhkan sebelum mengaudit suatu
akun tertentu.
3. Sebaiknya KAP OBSE lebih banyak menugaskan staf senior dalam
penugasan di Bank XYZ mengingat Bank XYZ adalah salah satu klien
terbesar KAP OBSE.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate
Accounting Volume I IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons.
Warren, S.Carl., Reeve M. James., Fees, E Phillip. (2005). Accounting Edition 21.
Singapore: Thomson South-Western.
Universitas Indonesia
Design and implement overall Design and perform audit Design &
responses to address the procedures responsive to
assessed risks of material the assessed risks of Perform
misstatement at the financial material misstatement at Audit
statement level the assertion level
Procedures
Perform concluding
analytical procedures
Completion
Obtain written
representations Audit
Communication
93
Universitas Indonesia
Bank XYZ
NERACA
31 Desember 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
AKUN JUMLAH
AKTIVA :
Penyertaan 1,411,457,439
94
Universitas Indonesia
This Model Audit Program can be used to direct the performance of control and substantive tests for an account balance, class of transactions or disclosure.
The information on risks and procedures in the tables below flows from the relevant Form 158X, Risk Assessment and Audit Plan.
Consider the following while performing our control and substantive tests:
• Our assessment of the risks of material misstatement at the assertion level may change during the course of the audit, as additional audit
95
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
evidence is obtained. In circumstances where we obtain audit evidence from performing further audit procedures, or if new information is
obtained, either of which is inconsistent with the audit evidence on which we originally based the assessment, we shall revise the assessment and modify
the further planned audit procedures accordingly. [ISA 315.31] [2800.18]
• We shall consider whether other information obtained by us indicates risks of material misstatement due to fraud. [ISA 240.23] [G515.12]
During the audit, we shall remain alert, when inspecting records or documents, for arrangements or other information that may indicate the existence of related
party relationships or transactions that management has not previously identified or disclosed to us. In particular, we shall inspect the following for indications
of the existence of related party relationships or transactions that management has not previously identified or disclosed to us:
• Bank and legal confirmations obtained as part of our procedures
• Minutes of meetings of shareholders and of those charged with governance
• Such other records or documents as we consider necessary in the circumstances of the entity. [ISA 550.15] [G385.17]
If we identify arrangements or information that suggests the existence of related party relationships or transactions that management has not
96
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
previously identified or disclosed to us, we shall determine whether the underlying circumstances confirm the existence of those relationships or
transactions. [ISA 550.21] [G395.06]
If we identify related parties or significant related party transactions that management has not previously identified or disclosed to us, we shall:
• Promptly communicate the relevant information to the other members of the engagement team
• Where the applicable financial reporting framework establishes related party requirements:
• Request management to identify all transactions with the newly identified related parties for our further evaluation
• Inquire as to why the entity’s controls over related party relationships and transactions failed to enable the identification or disclosure of the related party
relationships or transactions
• Perform appropriate substantive audit procedures relating to such newly identified related parties or significant related party transactions
• Reconsider the risk that other related parties or significant related party transactions may exist that management has not previously identified or disclosed
to us, and perform additional audit procedures as necessary
• If the non-disclosure by management appears intentional (and therefore indicative of a risk of material misstatement due to fraud), evaluate the
implications for the audit. [ISA 550.22] [G395.07]
97
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
• Obtain audit evidence that the transactions have been appropriately authorized and approved. [ISA 550.23] [G395.11]
If management has made an assertion in the financial statements to the effect that a related party transaction was conducted on terms equivalent to those
prevailing in an arm’s length transaction, we shall obtain sufficient appropriate audit evidence about the assertion. [ISA550.24] [G395.15]
98
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
To access the Fair Value Work Center, right-click and select section guidance.
SIGNIFICANT RISKS
99
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
Substantive testing
Guidance Hide
100
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
Significant Risks
If we have determined that an assessed risk of material misstatement at the assertion level is a significant risk, we shall perform substantive procedures that are
specifically responsive to that risk. When the approach to a significant risk consists only of substantive procedures, those procedures shall include tests of
details. [ISA 330.21] [2820.13]
Document our conclusion on substantive testing for each procedure and provide a reference to the testing in the table below.
Significant Relevant Description of planned Conclusion on accuracy and completeness of IPE based on audit Conclusion on Performed by Reference
Risks Assertion substantive testing procedures evidence obtained through testing of automated controls substantive test
Identified to be performed
RISKS
Fixed assets Existence Every three month reconcile “Daftar No No Review “Laporan Inventory Effective - No No No
are misstated Inventaris Barang Modal” with G/L but only Barang Inventaris”, and check if
because the Completeness for fixed assets > Rp. 20 million and there is differences between
fixed asset “Inventaris Gol. 2” General Affair list and
register does Acoounting list. Checked
not reconcile If the result of reconciliation is match, General authorization General Affairs
There is a risk Existence General Affairs as division who did No No Take sample of additions PPE. Effective - No No No
that additions acquisition property, plant dan equipment Check to “Nota Jurnal” and
to property, (PPE) will journal additions property, plant supporting documents and
plant and dan equipment. General Affairs Dept will give compare with the calculations
equipment are “nota jurnal” and supporting documents to from Accounting Dept system.
Accounting Dept. to input in the system.
Accounting Dept. Will add to Fixed asset
102
Universitas Indonesia
(sambungan)
1. Cost
recognized
does not
comply with the
definition of
cost on initial
recognition.
2. Period cost
are incorrectly
capitalized.
3.
Replacement
of part of an
asset is not
properly
accounted.
103
Universitas Indonesia
(sambungan)
that has been sold from Accounting list. from Director and supporting
Accounting Dept will journal gain or loss from disposal documents.
disposal of PPE.
Check to Fixed Asset Web
Journal report from Accounting Dept will be system to make sure the item
given to General Affairs Dept as evidence. that has been disposed is not
listed in fixed assets register
For fixed asset disposal of branch, proposal after disposal.
selling fixed asset will be authorized by
Director. General Affairs Dept will send a
letter to cancel the insurance of fixed asset to
General Affair Dept in headquarter with
attachments supporting documents from
selling of fixed asset. All insurance of fixed
asset handled by General Affair Dept in
headquarter.
Asset Valuation and Fixed Asset is not impaired. No No Fixed Asset is not impaired. Effective - No No No
impairment is allocation
not recorded,
or the amount
of impairment
is incorrectly
determined.
104
Universitas Indonesia
(sambungan)
Depreciation Accuracy The calculation of depreciation of fixed asset No No Review laporan outstanding Effective - No No No
expense is done by system. The Fixed Asset Web Aset Tetap which reported by
incorrectly Valuation system calculate depreciation follow policy branches. Branches will asked
computed. from Bank for each group of fixed asset and about authorization f
every end of month..
Obtain sample to test Bank
For asset that just acquired in the middle of depreciation calculation that
month or first week of month, the calculation has been done. To make sure
will also done at the end of month Accounting that calculation of system is
Dept will recalculate first month of appropriate with method of
depreciation of new asset and compared it depreciation, and useful live.
with calculation of system. If the result
matched, the preceding month rely on
system.
105
Universitas Indonesia
(sambungan)
Fixed assets Rights and General Affair do stock opname every end of No No Review authorization of “Berita Effective - No No No
recorded in the obligations year but only for “inventaris” < 20 million Acara Stock Opname”.
entity's books rupiah. For fixed asset that has been
are overstated disposed, General Affair will delete the item Review the recapitalization of
because the from system and make recapitalization each fixed asset. Obtain some
entity no longer month sample and checked of the item
holds or that still listed in Bank.
controls the Every end of month, Accounting Dept will ask Compared with fixed asset web
rights to the General Affair Dept and ask for fixed asset system and fixed asset register
fixed assets that has book value zero or disposed. from Accounting Dept.
recorded at
period end. General Affair Dept will confirm to Accounting .
Dept if there is fixed asset is controlled by
entity or not. If fixed asset is not property of
Bank anymore, Accounting Dept will delete
that item from their list in the system.
106
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
We shall test controls for the particular time, or throughout the period, for which we intend to rely on those controls, in order to provide an appropriate basis for
our intended reliance. [ISA 330.11] [Adapted from 4200.28]
In evaluating the impact of a deviation in a control upon which we intend to rely, and in considering whether the tests we have performed provide an appropriate
basis for reliance on controls, we may consider the deviation rate in relation to the frequency of performance of the Control and the planned number of
deviations we expected when we designed our sample to test the effectiveness of the Control (4200). [4300.09]
Because Internal Control can provide an entity with only reasonable assurance about achieving the entity’s financial reporting objectives due to its inherent
limitations (2400.03.1-03.3), an individual Control does not necessarily have to operate without any deviation to be considered effective, however if the number
of deviations identified in our testing exceeds the planned amount, it is likely that the control is not effective and we therefore may not have an appropriate basis
for reliance on such control. [4300.10]
If we are unable to apply the designed audit procedures, or suitable alternative procedures, to a selected item, we shall treat that item as a deviation from the
prescribed control. [ISA 530.11] [Adapted from G110.16]
If deviations from controls upon which we intend to rely are detected, we shall make specific inquiries to understand these matters and their potential
consequences, and shall determine whether:
After having evaluated the impact of deviations in controls upon which we intended to rely, consider whether we have identified one or more deficiencies in
internal control. If we identify a deficiency or a significant deficiency related to a control upon which we intend to rely, we may use our professional judgment to
determine whether or not we have an appropriate basis for such reliance. It is possible that we may identify a control deficiency that we evaluate as a significant
108
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
deficiency because we want to bring it to the attention of those charged with governance, but we nevertheless conclude that we still have a basis for relying on
those controls and are still able to perform our planned Substantive Procedures. [Adapted from 4300.11]
Document any manual control findings, our conclusion on control testing for each control activity and a reference to the relevant testing in the table below:
Risks Identified Relevant Description of procedures planned to evaluate Design and determine Final Manual Operating Reference
Assertion Implementation of controls and procedures planned for interim, rollforward, Conclusion Control Effectiveness
and period-end on IT Conclusion Conclusion
Fixed assets are misstated Existence Review “Laporan Inventory Barang Inventaris”, and check if there is differences Not tested Effective Not tested 1539.3
because the fixed asset register between General Affair list and Acoounting list. Checked authorization General
does not reconcile with GL. Completeness Affairs and Accounting.
There is a risk that additions to Existence Take sample of additions PPE. Check to “Nota Jurnal” and supporting documents Not tested Effective Not tested 1593.3
property, plant and equipment are and compare with the calculations from Accounting Dept system.
not valid or not properly recorded
because of the following:
Disposal of fixed asset is not Existence Take sample of disposal and review “Laporan Pengajuan Penjualan Aset Tetap Not tested Effective Not tested 1593.3
properly recorded. kepada Direksi”. Check for Director authorization
Review “Nota Penjurnalan Penjualan Aset Tetap” and compare approved value
from Director and supporting disposal documents.
109
Universitas Indonesia
(sambungan)
Check to Fixed Asset Web system to make sure the item that has been disposed
is not listed in fixed assets register after disposal.
Asset impairment is not recorded, Valuation and Fixed Asset is not impaired. Not tested Effective Not tested 1593.3
or the amount of impairment is allocation
incorrectly determined.
Residual values and estimated Valuation and Review “Surat Direksi” to determine residual value and useful life each group of Not tested Effective Not tested 1593.3
useful life are not appropriate. allocation fixed asset. Compared it with useful life and residual value that listed in the
system.
Depreciation expense is incorrectly Accuracy Review laporan outstanding Aset Tetap which reported by branches. Branches Not tested Effective Not tested 1593.3
computed. will asked about authorization f
Valuation
Obtain sample to test Bank depreciation calculation that has been done. To
make sure that calculation of system is appropriate with method of depreciation,
and useful life.
Fixed assets recorded in the Rights and Review authorization of “Berita Acara Stock Opname”. Not tested Effective Not tested 1593.3
entity's books are overstated obligations
because the entity no longer holds Review the recapitalization of fixed asset. Obtain some sample and checked of
or controls the rights to the fixed the item that still listed in Bank. Compared with fixed asset web system and fixed
assets recorded at period end. asset register from Accounting Dept.
Fixed assets are misstated Existence No No No No Obtain fixed asset register and agree related balances with GL. Risk and not
because the fixed asset register Investigate reconciling item and determine whether correct relying on
does not reconcile with GL. Completeness accounting entry is made for the reconciling item. controls
There is a risk that additions to Existence No No No No 1. Obtain and discuss with management the PPE capitalization Risk and not
property, plant and equipment policy and determine whether such policy comply with accounting relying on
are not valid or not properly standards. controls
recorded because of the
following: 2. Select sample fixed asset additions during the year; examine
111
Universitas Indonesia
(sambungan)
Disposal of fixed asset is not Existence No No No No Obtain schedule of asset disposal. Select samples of fixed asset Risk and not
properly recorded. disposal for examination of documents and determine if proper relying on
accounting is made. controls
Asset impairment is not recorded, Valuation and No No No No 1. Obtain understanding of the relevant facts that may indicate that Risk and not
or the amount of impairment is allocation assets are impaired, and discuss and review with management relying on
incorrectly determined. any indicators of asset impairment controls
Residual values and estimated Valuation and No No No No 1. Obtain and review management evaluation of the estimated Risk and not
useful life are not appropriate. allocation residual value and useful life of the assets at balance sheet date. relying on
controls
2. Determine whether the revised residual value and remaining
useful life have been considered in the computation of depreciation
expense.
Depreciation expense is Accuracy No No No No A. Determine that the accounting policies and procedures for Risk and not
incorrectly computed. calculating and recording depreciation are appropriate and are relying on
Valuation applied consistently. controls
112
Universitas Indonesia
(sambungan)
Fixed assets recorded in the Rights and No No No No Make a selection of fixed assets to be tested and Risk and not relying on controls
entity's books are overstated obligations check to the original ownership certificates.
because the entity no longer
holds or controls the rights to
the fixed assets recorded at
period end.
Substantive testing
Guidance Show
Accounting Estimates
We shall evaluate, based on the audit evidence, whether the accounting estimates in the financial statements are either reasonable in the context of the
applicable financial reporting framework, or are misstated. [ISA 540.18] [5890.01]
We shall obtain sufficient appropriate audit evidence about whether the disclosures in the financial statements related to accounting estimates are in
accordance with the requirements of the applicable financial reporting framework. [ISA 540.19] [5900.01]
113
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
For accounting estimates that give rise to significant risks, we shall also evaluate the adequacy of the disclosure of their estimation uncertainty in the financial
statements in the context of the applicable financial reporting framework. [ISA 540.20] [5900.04]
We shall review the judgments and decisions made by management in the making of accounting estimates to identify whether there are indicators of possible
management bias. Indicators of possible management bias do not themselves constitute misstatements for the purposes of drawing conclusions on the
reasonableness of individual accounting estimates. [ISA 540.21] [5910.03]
We shall include in the audit documentation indicators of possible management bias, if any. [ISA 540.23] [5910.07]
Interim Procedures
If substantive procedures are performed at an interim date, we shall cover the remaining period by performing:
• Substantive procedures, combined with tests of controls for the intervening period, or
• If we determine that it is sufficient, further substantive procedures only
that provide a reasonable basis for extending the audit conclusions from the interim date to the period end. [ISA 330.22] [G720.05]
114
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan). Model Audit Program – Aset Tetap Bank XYZ
Identified risks for which we plan to evaluate controls relevant to the audit or obtain control reliance
Document our conclusion on substantive testing for each procedure and provide a reference to the testing in the table below.
Risks Identified Relevant Description of planned substantive testing procedures to be Conclusion on accuracy Conclusion on Reference
Assertion performed and completeness of IPE Substantive Test
based on audit evidence
obtained through testing of
automated controls
Fixed assets are misstated Existence Obtain fixed asset register and agree related balances with GL. Not tested No exceptions 5620
because the fixed asset register Investigate reconciling item and determine whether correct noted
does not reconcile with GL. Completeness accounting entry is made for the reconciling item. 5611
5612
5613
5614
There is a risk that additions to Existence 1. Obtain and discuss with management the PPE capitalization policy Not tested No exceptions 5640
1. Cost recognized does not 2. Select sample fixed asset additions during the year; examine 5611.1
comply with the definition of cost supporting documents and determine whether the acquisition cost is
on initial recognition. correctly accounted or measured and the asset meets the recognition 5613.1
115
Universitas Indonesia
(sambungan)
2. Period cost are incorrectly criteria under the accounting standard. For significant additions during 5614
capitalized. the year, consider physical inspection of the asset.
5611.1
3. Replacement of part of an 3. For fixed asset addition representing replacement, investigate
asset is not properly accounted. whether the carrying amount of the replaced part has been
derecognized.
5620
5612.1
5613.1
Disposal of fixed asset is not Existence Obtain schedule of asset disposal. Select samples of fixed asset Not tested No exceptions 5614.1
properly recorded. disposal for examination of documents and determine if proper noted
accounting is made.
5611.2
5612.1
5612.2
5613.2
116
Universitas Indonesia
(sambungan)
Residual values and estimated Valuation and 1. Obtain and review management evaluation of the estimated Not tested No exceptions Manajemen
useful life are not appropriate. allocation residual value and useful life of the assets at balance sheet date. noted menggunakan
metode
2. Determine whether the revised residual value and remaining useful penyusutan
life have been considered in the computation of depreciation dan umur
expense. manfaat sesuai
dengan
peraturan pajak
Depreciation expense is incorrectly Accuracy A. Determine that the accounting policies and procedures for Not tested No exceptions 5612
computed. calculating and recording depreciation are appropriate and are noted
Valuation applied consistently. 5613
5612
5613
Fixed assets recorded in the Rights and Make a selection of fixed assets to be tested and check to the original Not tested No exceptions 5612.1
entity's books are overstated obligations ownership certificates. noted
because the entity no longer holds 5614.2
117
Universitas Indonesia
(sambungan)
Indicate whether each matter should be included in the Evaluations of Misstatements worksheet or the Audit Summary Memo.
Risks Identified Relevant Assertion Description of Findings Reference for Finding Amount of Inclusion in 2340 Included in 2330
Misstatement Assessment Findings
If you checked “Inclusion in 2340” please input the misstatement manually into the Form 2340, Evaluation of Misstatements for further consideration and
conclusions.
If you checked “Included in 2330 Assessment Findings” the finding will flow directly into Form 2330, Audit Summary Memorandum for further consideration and
conclusions.
13.512.000 Akm Penyusutan - Bangunan (563,619,505) 0 (563,619,505) 0 (563,619,505) [5620] (489,913,266) +15.0% -
13.519.000 Penyusutan Bangunan untuk Tahun Berjalan (80,578,179) 73,847 (80,504,332) 0 (80,504,332) [5620] (73,706,239) - -
TB Total - Akm Penyusutan - Bangunan (644,197,684) 0 (644,123,837) 0 (644,123,837) (563,619,505) +14.3% -
13.513.000 Akm Penyusutan - Inventaris gol I (858,462,480) 0 (858,462,480) 0 (858,462,480) [5620] (723,984,199) +18.6% -
13.514.000 Akm Penyusutan - Inventaris gol II (152,167,518) 0 (152,167,518) 0 (152,167,518) [5620] (127,721,177) +19.1% -
13.521.000 Penyusutan Inv. Kel I untuk Tahun Berjalan (124,512,623) 0 (124,512,623) 0 (124,512,623) [5620] (135,762,407) - -
13.522.000 Penyusutan Inv. Kel II untuk Tahun Berjalan (27,690,385) 0 (27,690,385) 0 (27,690,385) [5620] (29,347,642) - -
TB Total - Akm Penyusutan - Inventaris gol I dan II (1,162,833,005) 0 (1,162,833,005) 0 (1,162,833,005) (1,016,815,425) +14.4% -
119
Universitas Indonesia
Lampiran 4 (Lanjutan). Leadsheet Aset Tetap Bank XYZ
T/M:
^/< Footing and cross-footing is verified.
Nature : Merupakan aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun.
Objective : Untuk meyakinkan bahwa akun aset tetap telah disajikan secara wajar dan bebas dari salah saji material.
Conclusion : Berdasarkan pemeriksaan dapat disimpulkan akun aset tetap yang diberikan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Overall Analytical:
Akun aset tetap mengalami kenaikkan pada tahun 2012 hal ini dikarenakan pada tahun 2012 terjadi penambahan saldo hak atas tanah dan bangunan. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikkan
pada tahun 2012.
Description of planned
Additional comments: Check
substantive procedures:
Obtain the fixed-asset The fixed asset register is a listing of all of the entity’s assets and this will be provided by the √
register, and test the entity. Otherwise, you will need to ask the entity for it.
reconciliation of totals to
the general ledger Take the totals from the fixed asset register and agree (or reconcile) them to the trial balance and
any draft financial statements which the entity may have provided. Then, test reconciling items.
121
Universitas Indonesia
(sambungan)
fluctuations by category these with the totals from the prior year fixed asset register. You will be able to find this in the
of PPE (i.e., classification prior year audit file.
of property disclosed in
the notes to the financial Calculate the difference between the same categories each year to see if there have been any
statements) using significant fluctuations. For example:
analytical techniques,
and obtain explanations Land &Bldg Vehicles
for unusual variances. 2011 15,837,000 2,387,000
2010 20,837,000 2,410,000
Diff 5,000,000 23,000
There is no significant fluctuation in the vehicles total, but there is in land and buildings thus you
would need to investigate this further.
You would do this in the same way as investigating differences with a SAP. The first place to start
would be asking entity staff for any explanation that you would then corroborate and document
within your working papers.
Determine that events In order to determine if there have been any events, then you will need to ask your field senior, √
have not occurred that entity staff or read minutes of board of directors meetings or industry/national press.
For example, if the vehicle has been in an accident and cannot be repaired, and therefore can no
longer be driven, then there must be a total write-off of the asset.
Other examples of events could be a fall in the property market, new technological advances,
fire/flood damage, or a new regulatory requirement, e.g., Health and Safety legislation.
Asset Impairment: Based on discussion with management, there is any indications of asset impairment. -
Assess management
assumptions regarding
impairment calculation
and reconsider whether
there are impairment
indicators.
Presentation and Within the financial statements there are several disclosures relating to PPE: √
disclosure:
Note disclosure of the summarization schedule, depreciation policy detailing the percentages,
depreciation charge for the year posted to the income statement, related taxation charges/savings.
All of these disclosures need to be checked as part of our audit work and we should tie them into
123
Universitas Indonesia
(sambungan)
our working papers.
Below you will find annotated examples of what you should be checking.
Evaluate whether the Any disclosures in the financial statements on fair value need to be checked to determine whether
disclosure about fair value the disclosure follows the applicable accounting standards.
made by the entity
conform with the As already discussed, the entity may follow several different accounting standards:
applicable accounting
framework Local GAAP
IFRS
Industry regulations
To complete this testing you will need to have knowledge of all of the applicable accounting
standards and thus should discuss this test with your field senior.
1. Did we review if the client’s accounting policies for capitalizing or expensing expenditures are Yes
appropriate/applied consistently from year to year?
2. Did we test the balances of the properties (e.g. cost and accumulated depreciation per register vs. GL balances)? Yes
3. Did we examine title or evidence of ownership to the properties?
4. Did we test significant additions and disposal? Yes
5. Did we test valuation of properties (e.g., testing of depreciation)? Yes
6. Has the depreciation expense been determined on the same basis as used in prior year, both as to method Yes
followed and rates applied? Yes
7. Did we test accounting estimate related to properties such as useful lives and residual value (see Audit of
estimate)? Yes
125
Universitas Indonesia