LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat
waktu. Penyusunan laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana ekonomi bagi mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas
Indonesia.
Dalam kesempatan
ini,
penulis
ingin
iv
8. Teman-teman Kost Pondok Esa yang telah menjadi sahabat dan keluarga
penulis selama hampir 4 tahun menjalani kuliah di kampus UI. Terima
kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Tak terlupakan.
9. Teman-teman FEUI 2009 yang telah berjuang bersama untuk mengejar
ilmu dan impiannya selama di kampus FEUI. Ucapan terima kasih
terutama untuk Hilmi, Ruri, Yogi, Jati, Rakryanto, Akbar, Enggar, Fachry,
Ony, Asep, Pandu, Bangun, Vandy, Abror, Ayu Maharani, Sasha, Brilya,
Farida, Nabila. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama
kuliah.
10. Keluarga SIKMA-Ng, CEDS UI dan EurekaTour, terima kasih atas
kebersamaannya dan untuk setiap pengalaman berharga yang didapat
selama berkumpul bersama kalian.
11. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis, namun tidak
dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini yang disebabkan berbagai keterbatasan yang dihadapi oleh
penulis. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan
kualitas laporan magang ini. Semoga karya penulis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu akuntansi berikutnya.
Penulis
ABSTRAK
Nama
Program Studi
: Akuntansi
Judul
Laporan magang ini membahas tentang perlakuan akuntansi dan audit pada akun
persediaan PT. RRD yang berupa properti. Selain itu juga akan dilihat pula
bagaimana perusahaan mengklasifikasikan jenis-jenis properti yang saat ini
berdiri di superblok miliknya. Kegiatan audit yang dilakukan oleh KAP XYZ juga
menjadi perhatian dalam laporan magang kali ini, dimana akan difokuskan
terhadap prosedur audit untuk akun persediaan perusahaan yang bernilai sangat
material.
Kesimpulan dari laporan magang ini adalah kebijakan akuntansi atas pencatatan
persediaan yang diterapkan oleh PT. RRD secara keseluruhan belum begitu baik,
dan terdapat banyak kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh PT. RRD. Prosedur
audit yang dilakukan oleh auditor juga sudah efektif untuk menguji kewajaran
akun persediaan perusahaan, meskipun terdapat beberapa komponen audit
objective yang masih belum tercapai dari prosedur yang dilakukan oleh auditor.
vii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
Study Program
: Accounting
Title
This internship report discusses about the accounting treatment and auditing in
PT. RRDs inventories in the form of property. Beside that, It will also show how
PT. RRD classified the types of properties that are currently standing in its
superblock. Audit activities undertaken by the KAP XYZ is also a concern in this
internship report, which will focus on audit procedures for the company's
inventory account which is a very valuable material.
Conclusions of this internship report are that the accounting policies which are
applied on the inventories by PT. RRD is in overall not so well, and there are
many classification errors made by PT. RRD. Audit procedures performed by the
auditor had been effective enough to test the genuineness of the company's
inventory account, although there were some components of the audit objectives
which had not yet been achieved thru procedures performed by the auditor.
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
vi
ABSTRAK
vii
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang
1
1
1.2. Tujuan dan Manfaat Program Magang
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
2
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Magang
2
1.5. Ruang Lingkup Laporan Magang
3
1.6. Tujuan Penelitian
3
4
1.7. Sistematika Penulisan
2. LANDASAN TEORI
6
2.1. Konsep Auditing
6
2.1.1. Tipe-tipe Audit
6
2.1.2. Bukti-bukti dan Dokumentasi Audit
7
2.1.3. Tujuan Audit Laporan Keuangan
11
2.1.3.1 Tujuan Audit Terkait Transaksi
12
2.1.3.2 Tujuan Audit Terkait Saldo
12
2.1.4. Audit Akun Persediaan
13
2.2. Konsep Pencatatan Akuntansi Real Estat
15
2.2.1. Unsur-unsur Biaya Pengembangan Proyek
16
2.2.2. Kontrak Konstruksi dalam Pengerjaan Proyek
19
2.2.3. Fasilitas Tambahan
20
2.2.4. Penyajian dan Pengungkapan
21
2.2.4.1. Pengakuan Pendapatan
22
2.2.4.2. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Pengembangan
Real Estat
25
2.2.5. Konsep Pencatatan Aset Tetap
25
2.2.6. Konsep Pencatatan Properti Investasi
27
3. PROFIL PERUSAHAAN
30
3.1. Profil KAP XYZ
30
3.2. Profil PT. RRD
31
3.3. Tangible Asset PT. RRD
32
3.4. Pengukuran Persediaan PT. RRD
33
4. PEMBAHASAN
35
4.1. Pencatatan Akun Persediaan oleh PT. RRD
35
4.1.1. Pencatatan atas Sub Akun Tanah Dalam Pematangan
35
4.1.1.1. Biaya Perolehan Tanah Mentah
37
ix
Universitas Indonesia
38
39
39
DAFTAR REFERENSI
78
42
44
45
52
54
54
59
59
62
63
64
65
68
69
69
70
72
73
74
74
76
76
76
77
x
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
34
41
41
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
13
32
33
35
36
46
47
54
57
66
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
akuntansi terbaik di Indonesia selalu mengupayakan untuk menghasilkan lulusanlulusan terbaik dibidang akuntansi, upaya tersebut tercermin dari visi dan misi
yang dimiliki oleh Departemen Akuntansi FEUI, yaitu sebagai berikut:
Visi : Menjadi salah satu jurusan akuntansi terbaik di Asia
Misi :
1. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing
2. Memimpin pengembangan ilmu dan praktek akuntansi dan
hasilnya bermanfaat global
3. Berperan serta dalam mewujudkan masyarakat madani
Program magang yang menjadi salah satu pilihan bagi mahasiswa S1
Akuntansi FEUI untuk memperoleh gelar sarjana merupakan pengimplementasian
dari misi Departemen Akuntansi. Diharapakan dengan mengikuti program
magang ini, mahasiswa S1 Akuntasi dapat menerapkan teori yang sudah dipelajari
di perkuliahan kedalam dunia kerja sesungguhnya.
1.2
1
Universitas Indonesia
Jakarta, waktu pelaksanaan program magang dimulai dari tanggal 3 Januari 2013
sampai 3 april 2013. Selama pelaksanaan program magang, penulis berada di
salah satu divisi assurance and audit. Jam kerja normal yaitu mulai pukul 08.30
sampai 17.30.
1.4
melakukan general audit laporan keuangan sebuah perusahaan pada periode yang
berakhir 31 Desember 2012. Penulis ditempatkan sebagai junior auditor yang
membantu senior auditor 2. Perusahaan yang diaudit oleh penulis adalah sebuah
perusahaan properti yaitu PT. RRD, sebuah perusahaan pengembang yang
bergerak dalam pembangunan superblok atau kawasan terpadu dimana
didalamnya terdiri dari apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, sekolah, rumah sakit
dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Selama proses audit, penulis beserta tim
langsung melakukan audit di kantor pusat PT. RRD yang berlokasi di Tangerang.
PT. RRD ini merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. SW, perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain melakukan audit untuk PT. RRD,
penulis juga melakukan audit atas dua anak perusahaan PT. SW yang lain yang
juga bergerak dalam industri yang sama dengan PT. RRD yaitu di sektor properti.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah penulis lakukan selama penugasan
audit ini antara lain:
1. Mengerjakan working paper, dalam tahap ini penulis mempersiapkan
working paper dengan mengisi data dari trial balance tahun berjalan
Universitas Indonesia
dan
dari
report
tahun
sebelumnya,
kemudian
melakukan
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan penulis antara lain adalah:
1. Menganalisis tentang kebijakan klasifikasi properti yang dimiliki oleh
perusahaan properti berdasarkan PSAK 44 tentang akuntansi aktivitas
pengembangan real estat, PSAK 13 tentang properti investasi, dan
PSAK 16 tentang aset tetap.
Universitas Indonesia
Sistematika Penulisan
Sistematika laporan magang ini terdiri dari lima bab disertai dengan
lain
adalah
PSAK
tentang
akuntansi
aktivitas
Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Auditing
Auditing didefinisikan oleh Arens, et al. (2009) sebagai proses
Tipe-tipe Audit
Secara umum, Arens menjelaskan bahwa terdapat 2 tipe jasa profesional
yang diberikan oleh kantor akuntan publik, yaitu jasa assurance dan jasa non
assurance. Jasa assurance ini kemudian terbagi menjadi 2 bagian, yaitu jasa
atestasi dan jasa assurance lainnya.
Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang dapat
meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan. Tujuan utama jasa
assurance ini adalah untuk meningkatkan kualitas informasi untuk pengambilan
keputusan. Para investor dalam bertindak atau dalam pengambilan keputusan
terkait kegiatan investasinya tentu akan lebih merasa yakin dengan adanya jasa
assurance yang dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen. Salah satu
bagian dari jasa assurance adalah jasa atestasi, jasa inilah yang diberikan oleh
kantor akuntan publik. Atestasi merupakan jasa dimana auditor memberikan
laporan tertulis yang berisi kesimpulan tentang keterpercayaan atas asersi
(pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar) yang dibuat oleh pihak lain.
Jasa atestasi ini terbagi menjadi 4 kategori:
1. Audit atas laporan keuangan historis
2. Efektivitas internal control atas pelaporan keuangan
6
Universitas Indonesia
menentukan apakah laporan keuangan yang diaudit telah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan. Bukti audit inilah yang nantinya akan menjadi dasar pijakan bagi
auditor dalam mengeluarkan opininya. Mengingat pentingnya bukti audit, maka
auditor harus dapat mengumpulkan bukti audit yang cukup dan kompeten agar
dapat mendukung opininya. Arens, et al. 2009 menjelaskan bahwa terdapat dua
penentu persuasivitas bukti audit, yaitu:
Universitas Indonesia
1. Kompetensi bukti
Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut
dianggap dapat dipercaya atau diyakini kebenarannya. Terdapat tujuh
karakteristik agar bukti dapat dikatakan kompeten, diantaranya adalah
relevansi, independensi penyedia bukti, efektivitas pengendalian
internal klien, pemahaman langsung auditor, kualifikasi individu
penyedia informasi, tingkat obyektivitas, dan ketepatan waktu.
2. Kecukupan bukti
Kecukupan bukti berkaitan dengan kuantitas bukti yang diperoleh.
Ukuran kecukupan bukti adalah dengan ukuran sampel yang diambil
oleh auditor. Jumlah sampel yang diambil auditor berdasarkan
penghitungan yang mereka lakukan dan juga berdasarkan professional
judgment dari auditor, namun yang ditekankan adalah jumlah sampel
tetap harus mewakili dari total populasi data yang ada, sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan.
Menurut Arens, et al. 2009, terdapat tujuh jenis bukti audit yang digunakan
oleh auditor. Dalam melakukan prosedur audit nya, auditor dapat menggunakan
kombinasi dari jenis-jenis bukti audit ini, jenis-jenis bukti audit antara lain:
1. Pengujian Fisik
Pengujian fisik adalah inspeksi atau penghitungan yang dilakukan
oleh auditor atas tangible asset. Jenis bukti ini sering berkaitan dengan
persediaan dan kas, namun dapat diterapkan pula untuk verifikasi
akun lainnya. Pengujian fisik merupakan salah satu bukti audit yang
terpercaya dan berguna. Tujuan dari pengujian fisik ini adalah
verifikasi apakah aset perusahaan benar-benar ada (existence
objective).
Universitas Indonesia
2. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan penerimaan tanggapan (tertulis atau lisan) dari
pihak ketiga yang independen yang memverifikasikan keakuratan
informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini
ditujukan
Universitas Indonesia
10
4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubunganhubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya
tampak wajar. Auditor biasanya membandingkan data tahun berjalan
dengan data tahun lalu, bisa juga dengan data industri atau data
perusahaan lain yang sejenis. Prosedur analitis ini harus selalu
dijalankan dalam tiap fase, dari perencanaan hingga penyelesaian
audit. Tujuan dari prosedur analitis ini adalah untuk memahami
industri dan bisnis klien, menilai going concern perusahaan klien,
untuk mencari tahu kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan dan mengurangi tes detail.
5. Wawancara
Wawancara adalah upaya untuk mendapatkan informasi baik lisan
maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Walaupun banyak bukti yang
didapat dari hasil wawancara klien, bukti tersebut tidak dapat
dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan karena bukan dari sumber
yang independen dan cenderung mendukung pihak klien sendiri. Oleh
karena itu, auditor perlu mendapatkan bukti lainnya untuk dapat
memperkuat bukti wawancara dengan klien.
6.
Rekalkulasi
Auditor melakukan pengujian kembali berbagai perhitungan yang
dilakukan oleh klien. Penghitungan kembali atas berbagai perhitungan
klien ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatika yang
dilakukan oleh klien. Rekalkulasi ini berguna untuk melihat apakah
terdapat variance antara penghitungan klien dan auditor.
Universitas Indonesia
11
7. Observasi
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitasaktivitas tertentu. Selama field work, terdapat banyak kesempatan bagi
auditor untuk melakukan pengamatan terhadap klien, misalnya auditor
dapat mengamati fasilitas yang dimiliki klien, mengamati peralatan
yang dimiliki klien apakah sudah usang atau belum. Auditor harus
dapat menangkap kesan pertama dari hasil pengamatannya ini,
meskipun tetap harus didukung dengan bukti audit lainnya.
2.1.3
yang diberikan oleh manajemen perusahaan pada transaksi dan akun-akun dalam
laporan keuangannya. Standar Profesionalisme Akuntan Publik (SPAP)
mengklasifikan asersi manajemen menjadi lima bagian:
1. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurence), asersi
manajemen yang menyatakan bahwa semua aktiva, kewajiban dan
ekuitas serta pendapatan dan beban benar-benar terjadi dalam periode
waktu berjalan
2. Kelengkapan (Completeness), asersi manajemen bahwa semua
transaksi telah tercatat atau ada di dalam laporan keuangan
3. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation), asersi manajemen bahwa
aset yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan hak dari
perusahaan,
dan hutang
kewajiban
perusahaan.
4. Penilaian (Valuation), Asersi manajemen bahwa seluruh aktiva,
kewajiban, ekuitas , pendapatan dan beban telah dilaporkan dengan
nilai yang sesuai pada laporan keuangan.
5. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure), asersi
manajemen bahwa seluruh komponen yang ada dalam laporan
keuangan telah diklasifikasikan, dikombinasikan, dijelaskan dan
diungkapkan dengan sesuai pada laporan keuangan.
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
2.1.4
diantaranya adalah:
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
Akuisisi dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja dan overhead ini
mencakup 3 fase pertama dalam siklus physical flow of goods, yaitu
pemrosesan purchase order, penerimaan barang dan penyimpanan.
Aktivitas audit pada tahap ini dapat digolongkan pula dalam
acquisition and payment cycle. Auditor perlu mendapat keyakinan
bahwa akuisisi raw material dan biaya pemrosesan telah dinyatakan
secara benar.
2. Transfer internal atas aset dan biaya
Aktivitas audit ini berkaitan dengan pemrosesan produk dan
penyimpanan barang jadi. Yang menjadi fokus auditor disini adalah
mengenai sistem akuntansi biaya yang diterapkan oleh manajemen,
auditor harus mendapat keyakinan mengenai pembentukan harga dan
unit atas inventory telah dinyatakan dengan benar, dan kontrol telah
berjalan sebagaimana mestinya. Terdapat empat aspek dalam transfer
internal atas aset dan biaya yang dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Transfer Internal atas Aset dan Biaya
Kontrol
Fisik
atas
Persediaan
lokasi,
auditor
sebaiknya
Universitas Indonesia
14
oleh
manajemen.
Pengetesannya
memeriksa
adalah
dengan
dokumen-dokumen
alokasi
biaya
yang
diterapkan manajemen
Universitas Indonesia
15
value
harus
diperhatikan.
Dari kelima bagian diatas, yang benar-benar menjadi bagian dari audit
persediaan adalah transfer internal atas aset dan biaya, observasi fisik
persediaan dan harga dan kompilasi persediaan. Dua bagian lainnya,
masuk ke dalam audit acquisition and payment cycle dan sales and
collection cycle
2.2
Universitas Indonesia
16
estat. Dalam PSAK 44 ini, definisi tentang aktivitas pengembangan real estat
adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun perumahan dan atau
bangunan komersial dan atau bangunan industri. Bangunan tersebut dimaksudkan
untuk dijual atau disewakan, sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail).
Aktivitas pengembangan real estat juga mencakup perolehan kapling tanah dijual
tanpa bangunan.
2.2.1
gaji
karyawan,
biaya
analisis
mengenai
dampak
beberapa
kriteria
biaya
praperolehan
tanah
dapat
b.
c.
Universitas Indonesia
17
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
3.
b.
c.
d.
e.
Universitas Indonesia
18
f.
g.
h.
Asuransi
b.
c.
d.
5.
e.
f.
Biaya pinjaman
Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman ini diatur tersendiri di PSAK 26 revisi 2011. Biaya
pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas
sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman yang secara
langsung dapat diatribusikan dengan aktivitas pengembangan real
estat harus dikapitalisasi ke proyek pengembangan.
Menurut PSAK 26, aset yang diizinkan biaya pinjamannya untuk
dikapitalisasi disebut sebagai aset kualifikasian, yaitu aset yang
membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan
sesuai dengan maksudnya atau dijual. Industri real estat ini sendiri
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
imbalan tetap. Yang kedua adalah Kontrak Harga Tetap, ini adalah kontrak
konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang
telah ditetapkan, atau tarif per unit output, disini juga terdapat ketentuanketentuan tentang adanya kenaikan biaya dalam pengerjaan proyek.
Dalam kontrak konstruksi ini diatur mengenai pendapatan yang akan
diterima oleh kontraktor dari pengembang proyek. Secara keseluruhan yang harus
dibayarkan oleh pengembang antara lain adalah nilai pendapatan yang disetujui di
kontrak, kemudian penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan
pembayaran insentif kepada kontraktor. Penyimpangan yang dimaksud adalah
perintah dari pengembang mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Sedangkan klaim adalah jumlah yang
diminta kontraktor ke pengembang atas biaya yang tidak termasuk dalam nilai
kontrak. Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor jika standar-standar yang telah ditetapkan telah dipenuhi lebih awal
oleh kontraktor.
Dalam pengerjaan proyek pembangunan skala besar, kontraktor mungkin
memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama. Waktu pengerjaan yang
cenderung lama dan melebihi satu periode tutup buku akan mempengaruhi
pengakuan pendapatan bagi kontraktor. Oleh karena itu dalam PSAK 34 revisi
2010, dijelaskan bahwa pengakuan pendapatan dan beban memerhatikan tahap
penyelesaian suatu kontrak, hal ini disebut dengan metode persentase
penyelesaian. Pengakuan beban yang terjadi dalam tahap penyelesaian kontrak
tersebut akan menjadi acuan bagi kontraktor dalam mengakui pendapatan yang
diterima dari pengembang. Hal ini akan membuat pendapatan teralokasi secara
proporsional dalam pengerjaan proyek pembangunan.
2.2.3
Fasilitas tambahan
PSAK 44 juga menjelaskan mengenai pembangunan sarana atau fasilitas
Universitas Indonesia
21
1.
2.
Apabila sarana tersebut akan dijual tersendiri atau akan dimiliki oleh
pengembang, kelebihan biaya dari taksiran nilai wajar pada saat
sarana tersebut secara substansial selesai secara fisik dialokasikan
sebagai beban proyek.
2.
3.
4.
Universitas Indonesia
22
Berkaitan dengan akuntansi real estat ini, terdapat beberapa hal-hal wajib
diungkapkan menurut PSAK 44, yaitu:
2.2.4.1 Pengakuan Pendapatan
Penjualan Bangunan Rumah, Ruko, dan Bangunan Sejenis lainnya beserta
kapling tanahnya
1.
b.
c.
d.
Piutang
bersih
didiskontokan
ke
nilai
sekarang
dengan
c.
Universitas Indonesia
23
tanpa
rencana
dibebankan
ke
laba
rugi
pada
periode
pembeliannya.
3.
b.
c.
d.
Khusus untuk unit real estat, penyusutan atas unit real estat
tersebut tetap diakui oleh penjual
b.
Universitas Indonesia
24
c.
Jika satu atau lebih kriteria diatas tidak terpenuhi maka jumlah uang yang
diterima dari pembeli akan diakui sebagai uang muka (customer deposit) dengan
metode deposit. Pada saat pembangunan telah selesai maka pendapatan penjualan
dari properti diatas akan diakui dengan metode akrual penuh.
Penjualan kapling tanah tanpa bangunan.
1.
b.
c.
d.
e.
Universitas Indonesia
25
kriteria diatas tidak terpenuhi, maka penjualan kapling tanah tanpa bangunan
diakui dengan metode deposit.
2.2.4.2 Kapitalisasi dan metode alokasi biaya pengembangan real estat
Entitas tidak boleh menghentikan akumulasi biaya ke proyek real estat
meskipun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai
tercatat proyek. Tetapi, entitas bisa melakukan penyisihan secara periodik atas
perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan itu yang akan mengurangi nilai proyek dan
akan dibebankan ke laporan laba rugi perusahaan.
Kemudian biaya yang dikapitalisasi ke proyek tersebut harus dialokasikan
ke setiap unit estat dengan metode identifikasi khusus. Jika metode identifikasi
khusus tidak mungkin diterapkan maka biaya yang dikapitalisasi tersebut
dialokasikan berdasarkan perbandingan harga jual. Dan apabila metode
perbandingan harga jual tidak dapat diterapkan, maka biaya kapitalisasi akan
dialokasi berdasarkan luas areal atau metode lain yang relevan dengan kondisi
pengambangan proyek. Penerapan metode alokasi tersebut harus dilakukan secara
konsisten oleh entitas.
2.2.5
2.
2.
Universitas Indonesia
26
Berdasarkan kriteria diatas, terlihat bahwa aset tetap dimiliki oleh entitas
agar dapat memberikan manfaat ekonomik dalam waktu yang panjang. Kemudian
biaya perolehan untuk mendapatkan aset tersebut juga harus dapat diukur secara
andal. Terdapat tiga komponen biaya perolehan aset tetap menurut PSAK 16,
yaitu:
1.
2.
Biaya-biaya
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Contoh dari biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung antara lain seperti biaya
penyiapan lahan atau pabrik, biaya imbalan kerja, biaya handling dan
penyerahan awal, biaya perakitan dan instalasi, biaya pengujian aset,
dan komisi profesional.
3.
Setelah pengakuan awal aset tetap dapat ditentukan, maka terdapat dua
macam model yang dapat digunakan oleh entitas dalam mengukur nilai aset tetap
nya, yang pertama adalah model biaya, yaitu setelah diakui sebagai aset, maka
aset tetap tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Kedua adalah model
revaluasi, yaitu setelah diakui sebagai aset, aset tetap harus dicatat pada jumlah
revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan
dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Universitas Indonesia
27
Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa setelah diakui sebagai aset tetap,
maka akan dilakukan penyusutan atas aset tetap yang dimiliki oleh entitas
tersebut. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaatnya. Di awal, entitas harus menentukan berapa
umur manfaat dari aset tetap yang dimiliki, dari perkiraan umur manfaat itulah
entitas akan mengalokasikan biaya penyusutan secara sistematis ke masingmasing periode. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh entitas
dalam melakukan penyusutan aset tetap, seperti metode garis lurus (Straight line
method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode
jumlah unit (sum of the unit method). Metode yang dipilih ini merupakan
cerminan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tetap
tersebut.
Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan oleh entitas ketika aset
tersebut dilepas, atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Pelepasan aset tetap ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti dijual, disewakan berdasarkan sewa
pembiayaan, atau disumbangkan. Adanya keuntungan atau kerugian akibat
penghentian pengakuan aset ini ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil
pelepasan netto (jika ada) dan jumlah tercatat dari aset tersebut, keuntungan atau
kerugian akan dimasukkan kedalam laba rugi pada saat aset tersebut berhenti
untuk diakui.
2.2.6
tersebut, properti investasi merupakan properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
a.
b.
Universitas Indonesia
28
29
Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1
yang merupakan salah satu KAP yang memiliki afiliasi internasional dan telah
berdiri sejak 28 tahun yang lalu. Di KAP XYZ ini, penulis ditempatkan di divisi
Tosca, salah satu dari divisi audit and assurance di KAP tersebut.
KAP XYZ menawarkan beberapa jenis jasa kepada kliennya, antara lain:
1. Audit and Assurance Service
Terdiri dari jasa audit umum, audit khusus, review and compliance,
jasa atestasi, dan due diligence.
2. Risk and Internal Audit Advisory
Terdiri dari jasa konsultasi corporate governance, internal audit, risk
management, information technology advisory, operational audit dan
pengembangan sistem dan prosedur.
3. Transaction Support and Capital Market
Terdiri dari jasa solusi bisnis, analisis transaksi, pre-IPO advisory,
capital market valuation, dan jasa lainnya.
4. Tax and Corporate Service
Terdiri dari jasa konsultasi perpajakan dan kepatuhan terhadap
peraturan perpajakan.
5. IFRS (International Financial Reporting Standard)
Terdiri dari jasa konversi IFRS, due diligence on an IFRS
environment, audit laporan keuangan berstandar IFRS, dan pelatihan
IFRS.
30
Universitas Indonesia
31
3.2
Republik
Indonesia
melalui
surat
keputusan
No.
C2-7545
32
komplek tersebut berupa apartemen yang hingga saat ini sudah terbangun 7 tower
apartemen dengan progres pembangunan yang bervariasi, kemudian berdiri pula
Mall, Sekolah, Hotel dan fasilitas-fasilitas lain yang melengkapi superblok
tersebut.
PT. RRD ini juga memiliki entitas anak yang bergerak dalam industri yang
hampir sama dengan PT. RRD sendiri, berikut adalah struktur entitas anak PT.
RRD di tabel 3.1.
Tabel 3.1
Struktur Entitas Anak PT. RRD
No.
Nama Entitas
Jenis Usaha
Domisili
Anak
Prosentase
Kepemilikan
PT. RRD
PT. GRS
Jasa
PT. JAS
Real
Estate
Jakarta
99.99%
Jakarta
99.99%
Jakarta
99.99%
Pembangunan
kota
3
PT. TAS
Real
Estate
Pembangunan
kota
Sumber: Catatan atas laporan keuangan 2011 PT. RRD
3.3
unik, dimana properti yang dimiliki oleh perusahaan dapat digolongkan kedalam
beberapa akun seperti fixed asset, property investment atau inventory. Hal ini
membedakan dengan perusahaan dalam industri lain, dimana umumnya tangible
asset digolongkan hanya pada akun fixed asset saja. PT. RRD ini sendiri memiliki
sebuah superblok, dimana didalamnya terdapat beberapa properti yang
mempunyai nilai relatif besar. Saat ini properti tersebut diklasifikasikan kedalam
dua akun, seperti yang terlihat dalam Tabel 3.2 dibawah ini:
Universitas Indonesia
33
Tabel 3.2
Klasifikasi Properti PT. RRD
Klasifikasi Properti PT. RRD
No.
Fixed Asset
No.
Inventory
Hotel
Gedung Parkir
Marketing Office
3.4
PT. RRD menghitung beberapa komponen biaya sesuai dengan yang diatur dalam
PSAK 44, biaya yang dikeluarkan dalam pembelian tanah untuk dibangun
superblok tersebut dimasukkan ke dalam sub raw land . Perusahaan juga
memasukkan biaya-biaya lain yang dikeluarkan seperti PBB, biaya perijinan
untuk mendapatkan tanah, dan biaya untuk pembangunan fasilitas untuk
menambah nilai tanah secara keseluruhan.
Untuk sub bangunan seperti sekolah, shopping centre, apartment, dan
marketing office. Perusahaan bekerjasama dengan kontraktor untuk melakukan
pembangunan aset-aset tersebut. Pengukuran inventory yang dilakukan oleh
perusahaan adalah berdasarkan nilai aktual yang ditagihkan oleh kontraktor atas
progres pembangunan yang telah berhasil diselesaikan. Selain tagihan dari
kontraktor, penambahan nilai inventory juga diakui perusahaan apabila
perusahaan mengeluarkan biaya yang terkait dengan pembangunan bangunan
tersebut selain untuk kontraktor. Pada intinya adalah, setiap pengeluaran yang
terkait dengan pengembangan proyek tersebut akan dikapitalisasi oleh perusahaan
untuk mendapatkan nilai inventory. Perusahaan mencatat nilai inventory sebesar
nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Universitas Indonesia
34
Marketing
Office, 1%
Land, 21%
Shopping
Centre, 64%
Sumber : Laporan Keuangan Unaudited PT. RRD tahun 2012
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
sangat penting dan material. Dibandingkan dengan akun lainnya, akun persediaan
PT. RRD memiliki proporsi nilai yang paling besar, hal ini dikarenakan karena
nature dari persediaannya yang berupa properti (tanah dan bangunan) yang
dominan dan bernilai sangat signifikan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, PT. RRD memiliki empat macam
persediaan, yaitu tanah dalam pematangan (land), dan bangunan berupa
apartment, shopping centre, dan marketing office. Berikut adalah komponen
persediaan yang dimiliki oleh PT. RRD.
Tabel 4.1
Akun Persediaan PT. RRD
DESKRIPSI
Land
Shopping Centre
Apartment
Marketing Office
Total Inventory
363,381,726,962
358,398,226,588
1,107,771,964,527
334,406,529,719
233,453,197,815
126,612,264,293
24,014,789,101
1,728,621,678,405
23,802,648,187
843,219,668,787
36
membentuk nilai total inventory tanah. Detail dapat dilihat dalam tabel 4.2
dibawah ini
Tabel 4.2
Detail Sub Akun Tanah Dalam Pematangan
NO.
AKUN
DESKRIPSI
BALANCE PER
BOOK 31
DESEMBER 2012
BALANCE PER
AUDIT 31
DESEMBER 2011
251,245,970,718
251,245,970,718
36,422,862,981
36,422,862,981
61,996,693,932
52,504,919,217
31,848,800,000
7,294,750,000
4,815,743,750
597,755,287
507,755,287
(119,052,447,145)
(85,711,260,864)
29,907,809,237
29,907,809,237
36,810,110,515
11,922,445,376
10,000,000
10,000,000
98,630,317,075
93,075,849,656
55,601,322,820
47,857,649,705
29,848,698,286
23,013,532,369
2,403,340,664
2,258,034,658
4,997,802,368
4,801,223,370
58,681,301,788
52,501,726,385
271,377,778
(221,655,733,092)
(169,215,041,507)
Total Land
363,381,726,962
Sumber : Working Paper Inventory PT. RRD Tahun 2012
358,398,226,588
Universitas Indonesia
37
xxx
Cash
xxx
Universitas Indonesia
38
xxx
Advance for Land Aquisition
xxx
Universitas Indonesia
39
xxx
xxx
40
Universitas Indonesia
41
Gambar 4.1
Ilustrasi Alokasi Cost Land
Luas 160.000 m2
Rp. 13 Milyar
Land
Development Cost
Luas 100.000 m2
Rp. 7 Milyar
Luas 60.000 m2
Rp. 6 Milyar
50 m
2.500 m2
50.000 m2
50 m
2500 xRp. 70.000 =Rp. 175.000.000 50.000 xSCLand
= Rp. 175.000.000 (a)
2500 xRp. 100.000 =Rp. 250.000.000 50.000 xSCDev. Cost = Rp. 250.000.000 (b)
Rp. 425.000.000
Rp. 425.000.000
Universitas Indonesia
42
Setelah didapat standard cost per m2, maka divisi akuntansi dapat
menghitung nilai transfer cost berdasarkan nilai standard cost ini
dikalikan dengan luas yang telah terjual.
TC Land
TC Dev. Cost = Standard cost dev. cost/m2 x Luas total area tower
4.1.2 Analisis Prosedur Pencatatan atas sub akun tanah dalam
pematangan (Land)
Dalam sub akun tanah dalam pematangan, pada awalnya
perusahaan melakukan kapitalisasi atas biaya bunga pinjaman kedalam sub
akun land. Pinjaman yang digunakan untuk pembangunan proyek
perusahaan dikoordinasikan secara terpusat, ini artinya bahwa perusahaan
induklah yang melakukan pinjaman ke entitas luar (bank) dan
mengalokasikan pinjaman tersebut untuk kegiatan pembangunan proyek
perusahaan anak. Berdasarkan rekomendasi audit tahun 2011, PT. RRD
tidak lagi melakukan kapitalisasi atas biaya pinjaman tersebut, sehingga
tidak ada lagi mutasi biaya pinjaman di detail neraca PT. RRD. Biaya
pinjaman setelah 2011 dibayarkan oleh PT. SW, sehingga PT. RRD tidak
melakukan kapitalisasi atas biaya bunga tersebut.
PSAK 26 yang khusus mengatur tentang biaya kapitalisasi
sebenarnya tidak begitu detail menjelaskan mengenai kegiatan pembiayaan
yang dikoordinasikan oleh induk perusahaan, namun akan menimbulkan
kesulitan dalam identifikasi hubungan antara nilai pinjaman dengan aset
yang dibangun oleh perusahaan. Hal itu lah yang mendasari PT. RRD
tidak lagi mengkapitalisasi biaya pinjaman dalam neraca nya. Seyogyanya
PT. RRD tetap melakukan kapitalisasi atas biaya pinjaman tersebut dengan
penetapan tarif kapitalisasi. Penetapan tarif kapitalisasi ini adalah dengan
membuat rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas pinjaman yang
diperoleh dari induk sehingga perusahaan akan dapat mengkapitalisasi
biaya pinjaman secara proporsional.
Universitas Indonesia
43
44
bekerjasama
dengan
kontraktor
untuk
menyelesaikan
45
xxx
A/P Contractor
xxx
xxx
xxx
46
DESKRIPSI
BALANCE PER
BOOK 31
DESEMBER 2012
BALANCE PER
AUDIT 31
DESEMBER 2011
1151301
Building AAA
135,615,612,575
132,524,106,009
1151302
Building AAA
2,664,373,545
1151303
Building BBB
115,006,028,418
106,539,248,926
1151306
Building CCC
94,788,780,608
91,126,937,219
1151307
215,383,213,674
145,128,189,092
1151308
Building DDD
Building
Finishing
8,773,130,031
5,638,779,559
1151309
Building EEE
86,333,162,211
21,142,669,018
1151310
Building FFF
3,709,048,671
2,992,112,727
1151311
Building GGG
58,259,876,392
219,375,000
1151312
Building HHH
2,810,284,579
Transfer cost
1151399 apartment
(489,890,312,889) (378,699,153,257)
Total
Apartemen
233,453,197,815
126,612,264,293
Sumber: Working Paper Inventory PT. RRD Tahun 2012
Perusahaan melakukan penjualan per unit apartemen. Ini artinya
bahwa dalam satu tower apartemen yang dimiliki perusahaan, sudah
terbagi menjadi beberapa unit apartemen dengan harga jual berbeda-beda
berdasarkan luas unit apartemen dan posisi unit apartemen tersebut.
Universitas Indonesia
47
Building
Progres Pembangunan
1 Building AAA
100%
2 Building BBB
100%
3 Building CCC
100%
4 Building DDD
95%
5 Building EEE
60%
6 Building FFF
< 20%
7 Building GGG
< 20%
< 20%
Universitas Indonesia
48
xxx
Cash
xxx
800.000.000
Customer Deposit
800.000.000
600.000.000
600.000.000
Sales sebesar Rp. 600 juta ini didapat dari persentase penyelesaian yang
mencapai 30% dikalikan dengan harga jual unit apartemen tersebut
Universitas Indonesia
49
800.000.000
A/R
600.000.000
Sales
1.400.000.000
standard
cost.
Misal,
pembangunan atas unit tersebut sudah selesai, maka sales dan cost of sales
apartment sudah dapat diakui secara penuh, dan didapatlah cost of sales
apartment tersebut sebesar Rp. 900 juta. Jurnal yang dibuat adalah:
Universitas Indonesia
50
900.000.000
400.000.000
300.000.000
200.000.000
Pencatatan dari PT. RRD hanya sampai pada jurnal diatas, penulis
tidak menemukan adanya jurnal penyesuaian untuk mengurangi nilai
apartemen. Nilai inventory yang terdapat pada laporan keuangan
perusahaan merupakan hasil nett secara langsung antara nilai aktual
apartemen dengan transfer cost building saja. Seharusnya tiap akhir tahun,
akuntan perusahaan membuat jurnal penyesuaian untuk transfer cost
apartemen yang sudah terjual pada tahun tersebut. jurnal penyesuaian nya
adalah sebagai berikut:
Transfer Cost Building
400.000.000
300.000.000
200.000.000
Apartment
900.000.000
Universitas Indonesia
51
200.000.000
Apartment
200.000.000
Jika nilai aktual lebih rendah dari standar, misal nilai aktual Rp.
800 juta, maka jurnal yang harus dibuat adalah:
Apartment
Cost of Sales Apartment
100.000.000
100.000.000
52
diterapkan
untuk
masing-masing
apartemen,
dan
200.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
Customer Deposit
200.000.000.000
Sales
300.000.000.000
Universitas Indonesia
53
300.000.000.000
Shopping Centre
300.000.000.000
Setelah membeli shopping centre dari PT. RRD, selanjutnya PT. URA
terus melanjutkan pembangunan atas shopping centre tersebut sehingga
terjadi peningkatan nilai dari shopping centre.
Pada tahun 2011 akhir, PT. RRD melakukan pembelian kembali
shopping centre tersebut dari PT. URA, dimana sifat dari perjanjian
pembelian ini adalah PT. URA sebagai kontraktor atas pembangunan
shopping centre tersebut. Pembayaran dilakukan bertahap dari akhir 2011
sampai tahun 2012. Atas pembayaran tersebut, PT. SW langsung
membayarkan pembayaran tahap pertama ke PT. URA tanpa melalui PT.
RRD. Jurnal awal yang dibuat oleh perusahaan adalah sbb:
Inventory Shopping Centre
PPN Masukan
Due From PT. SW
300.000.000.000
30.000.000.000
300.000.000.000
21.000.000.000
9.000.000.000
Nilai shopping centre yang tercatat pada tahun buku 2012 ini
merupakan nilai total yang dibayarkan perusahaan kepada PT. URA
dengan nilai progres pembangunan 85%.
Meskipun belum selesai secara penuh, namun shopping centre
tersebut sudah mulai difungsikan dengan cara disewakan kepada tenants.
PT. RRD menunjuk entitas anaknya yaitu PT. GRS untuk mengelola
shopping centre tersebut. Setiap pendapatan sewa dan beban operasional
atas shopping centre tersebut dicatat oleh PT. GRS, dan akhirnya akan
dikonsolidasi dilaporan keuangan PT. RRD.
Universitas Indonesia
54
NO.
AKUN
DESKRIPSI
1151901
Marketing office 1
4,777,469,951
4,777,469,951
1151902
Marketing office 2
11,624,592,868
11,624,592,868
1151903
Marketing office 3
7,856,073,577
Inventory - gain
1151999 loss on forex
(243,347,295)
Total Marketing
Office
24,014,789,101
Sumber : Working Paper Inventory PT. RRD Tahun 2012
7,856,073,577
(455,488,209)
23,802,648,187
satu hal yang disoroti selama proses audit. Saat ini perusahaan sudah mulai
menyewakan spaces yang tersedia di shopping centre tersebut kepada
tenants. Hal ini bertentangan dengan definisi persediaan yang tersedia
untuk dijual. Seharusnya aset ini digolongkan kedalam properti investasi
yang diatur dalam PSAK 13. Properti investasi ini sendiri merupakan
bangunan yang dikuasai untuk menghasilkan sewa atau rental.
Manajemen PT. RRD memiliki rencana untuk menjual shopping
centre tersebut ke perusahaan anak, namun rencana ini pun sebenarnya
Universitas Indonesia
55
masih belum pasti mengingat shopping centre tersebut juga baru saja
dibeli perusahaan dari PT. URA pada tahun 2012 dan pembangunannya
sendiri pun belum selesai 100%. Meskipun pengelolaannya dilakukan oleh
entitas anak, seharusnya perusahaan tetap harus mencatat aset shopping
centre tersebut kedalam akun properti investasi karena saat ini kegiatan
leasing atas shopping centre tersebut sudah berjalan. Jika sudah pasti
untuk menjual, perusahaan dapat melakukan reklasifikasi properti investasi
ke akun persediaan ketika rencana tersebut sudah benar-benar jelas kapan
dan bagaimana pelaksanaannya.
Pencatatan marketing office di akun persediaan juga merupakan
suatu kesalahan. Marketing office merupakan aset yang digunakan untuk
kegiatan administratif perusahaan, sehingga lebih sesuai dimasukkan ke
aset tetap dibandingkan dengan inventory. Pengklasifikasian marketing
office kedalam akun inventory merupakan akibat dari kebijakan atau
rencana manajemen perusahaan, dimana manajemen berencana menjual
atau menghancurkan bangunan marketing office ini. Rencana inipun
sebenarnya juga belum jelas bagaimana dan kapan pelaksanannnya. Oleh
karenanya pencatatan marketing office di akun persediaan tidak dibenarkan
dan harus dilakukan reklasifikasi ke akun aset tetap sesuai dengan PSAK
16.
Pencatatan dari sub akun apartemen juga tidak tepat, dimana
manajemen PT. RRD mengklasifikasikan club house kedalam sub akun
apartemen. Club house ini peruntukannya tidak hanya untuk penghuni
apartemen saja, siapapun boleh menggunakan fasilitas yang tersedia di
dalam club house tersebut selama menjadi member dari club house
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa PT. RRD berencana untuk
mendapatkan penghasilan sewa atas bangunan club house tersebut,
sehingga klasifikasi bangunan ini kedalam akun inventory dinilai tidak
tepat dan harus direklasfikasi kedalam akun properti investasi meskipun
saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Universitas Indonesia
56
Ketiga properti diatas adalah properti yang saat ini tercatat dalam
akun inventory. Terdapat beberapa jenis properti lagi diluar akun inventory
yang mengalami kesalahan klasifikasi oleh manajemen. Pertama adalah
pencatatan properti hotel sebagai fixed asset construction in progress
dinilai tidak tepat. Auditor tidak mempermasalahkan klasifikasi ini karena
auditor masih bersandar pada PSAK 16 revisi 2007, dimana PSAK 16
revisi 2007 masih mengatur properti yang dibangun atau dikembangkan
untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi, sementara
PSAK 16 revisi 2011 sudah tidak lagi mengatur tentang properti investasi
yang sedang dibangun atau dikembangkan. Berdasarkan keterangan dari
manajemen, hotel tersebut masih dalam tahap pembangunan dan nantinya
akan dimiliki untuk menghasilkan rental atau sewa (sesuai dengan definisi
properti investasi). PSAK 13 revisi 2011 juga mencantumkan contoh
properti apa saja yang dapat diklasifikasikan sebagai properti investasi,
yaitu salah satunya adalah properti dalam proses pembangunan atau
pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi.
Dari keterangan manajemen ini, terlihat bahwa hotel ditujukan untuk
properti investasi, sehingga harus dilakukan reklasifikasi ke akun properti
investasi meskipun masih dalam tahap pengembangan.
Properti kedua adalah wedding chapel, spa dan kolam renang yang
saat ini diklasifikasikan sebagai fixed asset. Sama seperti properti hotel
dan club house, manajemen PT. RRD juga mengkomersialkan penggunaan
properti wedding chapel, spa dan kolam renang ini. Dengan komersialisasi
properti ini, maka perusahaan akan mendapatkan penghasilan sewa atas
penggunaan properti tersebut, sehingga klasifikasi yang dilakukan di fixed
asset pun menjadi tidak tepat dan harus direklasifikasi ke akun properti
investasi.
Properti ketiga yang mengalami kesalahan klasifikasi adalah
gedung parkir, penggunaan gedung parkir ini sendiri sebenarnya ditujukan
sebagai fasilitas bagi para penghuni apartemen yang memerlukan tempat
parkir untuk kendaraannya, namun pada penerapannya, gedung parkir
Universitas Indonesia
57
Marketing
Office
Show Unit
No. Inventory
Land (tanpa
1 gedung sekolah)
2
Apartemen (tanpa
club house)
Properti
No. Investasi
1
Shopping Centre
Gedung Sekolah
Club House
Wedding
Chapel, Spa,
Kolam renang
4
5
Hotel
Gedung Parkir
Universitas Indonesia
58
130.000.000.000
Customer Deposit
200.000.000.000
Sales
PPN Keluaran
300.000.000.000
30.000.000.000
300.000.000.000
30.000.000.000
315.000.000.000
15.000.000.000
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
60
70%
dari
overall
materiality
limit
yaitu
sebesar
Rp.
Rp. 26,600,000,000
PM
Rp. 18,620,000,000
ET
Rp. 798,000,000
Universitas Indonesia
61
Untuk
memastikan
objective
tersebut,
auditor
melakukan
Universitas Indonesia
62
membandingkan saldo tahun 2012 dengan saldo tahun 2011 dalam sub
akun land, terlihat bahwa terdapat beberapa sub akun yang memiliki
mutasi atau pergerakan yang relatif besar. Sub akun inilah yang menjadi
fokus auditor untuk dilakukan pengujian, yang menjadi sorotan auditor
dalam sub akun tanah ini adalah sub akun transfer cost land dan dev.cost
yang memiliki mutasi terbesar diantara seluruh komponen sub akun land.
Adapun prosedur audit yang dilakukan terhadap sub akun ini adalah
rekalkulasi inventory valuation.
Rekalkulasi ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai akhir
inventory klien dengan melihat variance nilai inventory available tercatat
Universitas Indonesia
63
= NBV klien
= Inventory auditor
Variance Inventory
Universitas Indonesia
64
metode penghitungan klien dan untuk melihat kuantitas dan kondisi fisik
inventory klien. Prosedur ini telah dilakukan auditor yaitu dengan physical
observation yang dilakukan terhadap keseluruhan superblok. Namun yang
perlu mendapat perhatian adalah bahwa physical observation tersebut
tidaklah fokus terhadap sub akun land. Komponen-komponen seperti raw
land, development cost untuk pembangunan fasilitas tidak dilakukan
pemeriksaan padahal terdapat development cost yang memiliki mutasi
yang besar. Hal ini membuat audit objective existence terhadap sub akun
land masih belum terpenuhi.
Secara umum, rekalkulasi yang dilakukan oleh auditor atas transfer
cost land sudah sesuai dengan yang ada dalam siklus audit persediaan,
yaitu bagian transfer internal atas aset dan biaya. Penghitungan ulang
terhadap biaya per unit telah dilakukan untuk menentukan berapa nilai
inventory yang tersedia atau dimiliki oleh klien dan untuk mengetahui
berapa
variance
yang
terjadi
antara
penghitungan
auditor
dan
penghitungan klien.
4.2.4 Prosedur Audit atas Bangunan
Secara umum, prosdur audit yang digunakan untuk audit atas
bangunan adalah:
1. Physical Observation
Physical observation ini dilakukan pada bulan Februari 2013
saat periode field work sedang berjalan. Dalam physical
observation
ini,
auditor
melakukan
pengamatan
atas
Universitas Indonesia
65
pengembangan
superblok.
Berdasarkan
hasil
2.
Universitas Indonesia
66
= NBV klien
Variance Audit
Land Cost
Building Cost
Net Variance
AAA
(17,000,000,000)
11,000,000,000
(6,000,000,000)
BBB
(15,300,000,000)
(15,800,000,000)
(31,100,000,000)
CCC
(6,400,000,000)
(9,500,000,000)
(15,900,000,000)
DDD
(15,600,000,000)
75,000,000,000
59,400,000,000
EEE
(22,000,000,000)
(14,000,000,000)
(36,000,000,000)
Total
(76,300,000,000)
46,700,000,000
Sumber : Working Paper Inventory PT. RRD Tahun 2012
(29,600,000,000)
Dari tabel 4.7 diatas, terlihat pada tower AAA, terdapat selisih land
cost sebesar (17,000,000,000) antara penghitungan klien dan auditor
dimana NBV klien lebih kecil dibandingkan auditor, dan senilai
11,000,000,000 pada building cost dimana NBV klien lebih besar daripada
auditor, begitu seterusnya dengan ke empat tower apartemen berikutnya.
Universitas Indonesia
67
nantinya
masih
akan
muncul
biaya-biaya
15,800,000,000
Inventory CCC
9,500,000,000
Inventory EEE
14,000,000,000
15,800,000,000
9,500,000,000
14,000,000,000
kelebihan
direklasifikasikan
nilai
ke
inventory
inventory
land
building
karena
dapat
pencatatan
Universitas Indonesia
68
86,000,000,000
11,000,000,000
75,000,000,000
Universitas Indonesia
69
jual beli tersebut adalah PT. URA bertindak sebagai kontraktor atas
pembangunan shopping centre yang dibeli oleh PT. URA.
Auditor melakukan vouching dokumen atas pembayaran yang
dilakukan oleh PT. RRD untuk membeli kembali shopping centre.
Penambahan inventory tersebut hanya terdiri dari beberapa transaksi
pembayaran besar, sehingga tidak dilakukan metode sampling yang berarti
auditor memeriksa semua dokumen pembayaran yang dilakukan oleh PT.
RRD. Auditor juga melakukan pengecekan terhadap dokumen perjanjian
peralihan aset shopping centre tersebut dari PT. URA.
Teknik yang dilakukan oleh auditor dalam melakukan vouching
adalah dengan melihat dokumen bank disbursement voucher, dan
melakukan cross check dengan rekening koran yang digunakan untuk
melakukan pembayaran.
4.2.4.3 Prosedur Audit atas Marketing Office
Untuk marketing office ini, auditor tidak melakukan prosedur
secara spesifik. Pertimbangan auditor adalah karena tidak adanya mutasi
pertambahan nilai inventory yang signifikan dari tahun 2011 ke 2012.
Nilai ketiga bangunan marketing office tersebut tetap, sehingga auditor
tidak merasa perlu melakukan prosedur audit secara spesifik lagi. Prosedur
audit yang dilakukan hanyalah physical observation dan NRV Test yang
berlaku untuk inventory secara keseluruhan.
4.2.5 Analisis Prosedur Audit atas Bangunan
Audit objective existence atas inventory bangunan perusahaan telah
terpenuhi dengan dilakukannya prosedur physical observation yang
dilaksanakan oleh auditor untuk keseluruhan superblok tersebut. Observasi
yang dilakukan difokuskan untuk bangunan yang berdiri dalam superblok
tersebut, termasuk fixed asset seperti hotel, show unit, dan inventory
seperti apartemen, shopping centre dan marketing office. Berdasarkan
prosedur ini, auditor mendapat keyakinan tentang keberadaan aset
Universitas Indonesia
70
persediaan tersebut, selain itu auditor juga melakukan cross check progres
pembangunan
berdasarkan
informasi
dari
klien
dengan
progres
71
15.800.000.000
Inventory CCC
9.500.000.000
Inventory EEE
14.000.000.000
Cost of Sales
39.300.000.000
Universitas Indonesia
72
Cost of Sales
86.000.000.000
Inventory AAA
11.000.000.000
Inventory DDD
75.000.000.000
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Terdapat tiga poin kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan bab
klasifikasi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
lebih
75
rekalkulasi
inilah,
seharusnya
auditor
dapat
76
merekomendasikan
jurnal
reklasifikasi
atas
shopping
centre,
Saran
5.2.1
2.
3.
4.
5.2.2
Auditor harus fokus untuk semua audit objective yang terkait akun
inventory, dan tidak mengabaikan jenis-jenis audit objective tertentu.
Universitas Indonesia
77
2.
3.
KAP XYZ harus lebih memperhatikan alokasi tim audit dan waktu
field work selama audit pada PT. SW dan entitas anak nya. Dengan
perusahaan yang berisiko tinggi dan memiliki aset yang besar, jumlah
auditor yang bekerja dirasa masih kurang, komposisi tim audit juga
tidak sesuai dimana auditor yang memiliki spesialisasi dibidang audit
properti hanya dua orang (Supervisor dan Senior Auditor) dan
terbatasnya waktu field work menyebabkan adanya prosedur-prosedur
yang tidak dijalankan oleh auditor.
4.
5.
6.
5.2.3
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
78
Universitas Indonesia
coCode
1 AMR
bookDate
clusterCode
unitCode
unitNo
netNetPrice-unrec
09/02/2008
AAA
RITR1
R105A
Cogs
Cogs %
Cogs/m
netNetPrice-rec
netPayment-recog
OS
Customer Deposit
landArea
buildArea
1,970,272,630.39
1,970,272,630.39
0.00
41,250,577.00
150
947,349,360
0.48
6,315,662.40
1 AMR
27/09/2007
AAA
RITR2
R205A
1,841,785,803.36
1,841,785,803.36
0.00
0.00
150
947,349,360
0.51
6,315,662.40
AMR
14/11/2011
AAA
RITRP
RP01D
3,061,659,153.03
3,061,659,153.03
0.00
-0.30
150
947,349,360
0.31
6,315,662.40
1 AMR
04/08/2007
AAA
RITG1
G105
1,660,125,077.60
1,660,125,077.60
0.00
0.00
148.9
940,402,131
0.57
6,315,662.40
1 AMR
05/08/2007
AAA
RITG2
G205
1,948,018,624.40
1,948,018,624.40
0.00
0.00
148.9
940,402,131
0.48
6,315,662.40
1 AMR
20/02/2008
BBB
COSG1
G101
1,637,136,038.23
1,637,136,038.23
0.00
-0.11
142.9
895,279,895
0.55
6,265,079.74
1 AMR
12/12/2007
BBB
COSG1
G108
1,519,803,223.59
1,519,803,223.59
0.00
0.00
142.9
895,279,895
0.59
6,265,079.74
1 AMR
19/11/2007
BBB
COSG2
G201
1,821,768,634.22
1,821,768,634.22
0.00
3.05
142.9
895,279,895
0.49
6,265,079.74
1 AMR
19/07/2008
BBB
COSG2
G208
1,594,028,908.87
1,468,991,406.77
125,037,502.10
0.00
142.9
895,279,895
0.56
6,265,079.74
1 AMR
06/05/2011
DDD
TIF05
0507
104,476,440
1,985,052,361.12
1,985,052,361.12
0.00
104,476,439.79
144.2
847,122,735
0.43
5,874,637.55
AMR
28/09/2010
DDD
TIF05
0505B
92,931,958
1,765,707,203.56
1,765,707,203.56
0.00
92,931,995.23
144.2
847,122,735
0.48
5,874,637.55
1 AMR
26/03/2011
DDD
TIF06
0607
104,351,549
1,982,679,434.71
1,982,679,434.71
0.00
104,351,548.94
144.2
847,122,735
0.43
5,874,637.55
AMR
15/02/2009
DDD
TIF06
0605B
108,937,744
2,069,817,134.98
2,069,817,134.98
0.00
108,937,741.38
144.2
847,122,735
0.41
5,874,637.55
1 AMR
29/04/2011
DDD
TIF07
0707
105,180,399
1,998,427,586.94
1,998,427,586.94
0.00
105,180,374.88
144.2
847,122,735
0.42
5,874,637.55
1 AMR
26/03/2011
DDD
TIF08
0807
102,785,618
1,952,926,740.61
1,952,926,740.61
0.00
102,785,618.48
144.2
847,122,735
0.43
5,874,637.55
1 AMR
30/08/2007
CCC
EMP08
0805
894,326,747.93
894,326,747.93
0.00
0.25
132.3
740,649,526
0.83
5,598,257.94
1 AMR
09/01/2010
CCC
EMP08
0806
1,669,631,318.73
1,669,631,318.73
0.00
76,072,492.18
132.3
740,649,526
0.44
5,598,257.94
1 AMR
24/03/2008
CCC
EMP08
0811
1,310,324,659.75
1,310,324,659.75
0.00
0.00
132.3
740,649,526
0.57
5,598,257.94
1 AMR
21/07/2007
CCC
EMP08
0812
1,181,219,141.10
1,181,219,141.10
0.00
6,053,931.62
132.3
740,649,526
0.63
5,598,257.94
1 AMR
06/11/2007
CCC
EMP09
0905
1,202,618,192.52
1,202,618,192.52
0.00
0.21
132.3
740,649,526
0.62
5,598,257.94
1 AMR
06/08/2008
CCC
EMP09
0906
1,527,368,890.24
1,527,368,890.24
0.00
0.00
132.3
740,649,526
0.48
5,598,257.94
$1 = Rp 9,680
First
Next
Next
Next
Balance
Net Assets
%
2.00
1.50
1.00
0.75
0.50
US$
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
Investors (Shareholders)
9,680.00
Total Asset
Revenue (Annualized)
Net Assets
Income Before Taxes (Annualized)
IDR
2,484,582,292,444
-
USD
256,671,724
-
=
=
=
=
Net Assets
IDR
25,000,000
50,000,000
75,000,000
106,671,724
First
Next
Next
Next
Balance
256,671,724
%
2.00
1.50
1.00
0.75
0.50
IDR
Overall ML
4,750,000,000
7,125,000,000
7,125,000,000
7,600,360,365
26,600,000,000
18,620,000,000
798,000,000
%
10.00
7.50
6.00
5.50
5.00