PREFERENSI TERHADAP DOSEN, DEKAN, KAJUR ATAU KOMTING
PEREMPUAN
Tulisan ini mendeskripsikan bagaimana preferensi atau pandangan saya
sebagai mahasiswa terhadap dosen, dekan, ketua jurusan dan komting perempuan. Penilaian saya ini berdasarkan pengalaman saya secara khusus dan berdasarkan pengalaman sebagian besar teman saya secara umum. Secara pribadi, saya bukan tidak menyukai dosen perempuan. Tetapi jika disuruh memilih, maka saya lebih menyukai dosen laki-laki. Menurut saya Dosen perempuan dalam memberikan materi perkuliahan cenderung kaku dan terlalu serius. Mulai dari awal masuk hingga selesai tidak adanya jeda seperti senda gurau atau guyonan hangat yang mampu mencairkan suasana agar tidak terlalu pusing dalam menerima materi kuliah yang diajarkan. Berbeda dengan dosen laki-laki yang kerap dan suka bercanda di sela-sela penyampaian materi kuliah kepada mahasiswa. Hal ini tentunya membuat mahasiswa lebih menyukai dosen yang memiliki selera humor yang tinggi dibandingkan dengan dosen yang terlalu serius dan tidak menyukai kebercandaan. Selanjutnya dosen perempuan cenderung memiliki sifat yang cerewet, pemarah bahkan pendendam. Hal ini jarang sekali ditemui dosen laki-laki yang memiliki sifat cerewet, pemarah dan pendendam. Dosen laki-laki tidak terlalu serius dan lebih bijaksana dalam menanggapi hal-hal sepele yang dilakukan oleh mahasiswa dan menganggapnya sebagai angin lalu. Berbeda dengan dosen perempuan yang terkesan tidak sabar dalam menghadapi sikap dan perilaku mahasiswa sehingga jika ada kelakuan nakal dari mahasiswa maka beliau akan memarahi dan menceramahi mahasiswa tersebut. Bahkan sampai-sampai ada dosen yang selalu mengingat nama mahasiswa yang berbuat tidak baik dan secara tidak sengaja menyinggung perasaanya dan hal ini akan selalu di sampaikan nya kepada mahasiswa yang lain bahkan akan mempengaruhi nilai dari mahasiswa tersebut. Preferensi saya terhadap Dekan perempuan yaitu menyukai. Hal ini dengan alasan bahwa dekan perempuan dalam kepemimpinan akademik yang diembannya bersifat lebih luwes dan fleksibel. Dekan perempuan juga dapat aktif dan cekatan dalam membuat program-program serta aturan atau kebijakan dalam rangka pengembangan kampus. Menurut saya, jika sudah terpilihnya sosok perempuan sebagai dekan maka menandakan bahwa kualitas diri yang dimiliki oleh sosok perempuan tersebut tidak bisa diragukan lagi mengingat bahwa dekan itu dipilih berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Karakter yang baik, kapasitas dan trackrecord yang bagus, integritas terjaga dengan baik serta pengalaman-pengalaman yang memadai yang dimiliki sehingga dapat terpilih menjadi dekan hal ini tentunya menjadi nilai positif bagi dekan perempuan dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya. Preferensi saya terhadap ketua jurusan perempuan yaitu kurang menyukai. Hal ini dikarenakan ribet dan susahnya pengurusan surat-surat dalam administrasi kampus. Ketua jurusan perempuan cenderung tidak sabar ketika banyaknya mahasiswa dalam mengurus surat-surat sehingga terkadang terkesan mempersulit dan menunda-nunda karena tidak suka didesak dan diuber-uber mahasiswa. Hal ini berbeda dengan ketua jurusan laki-laki yang bersikap luwes dan santai tapi pasti dalam hal pengurusan surat-menyurat yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Mahasiswa lebih suka berurusan dengan ketua jurusan laki-laki dibandingkan perempuan dimana terkadang ketua jurusan perempuan suka cerewet dan marah-marah jika terlalu banyak mahasiswa yang berdesak-desakan mengurus surat-surat. Preferensi saya terhadap komting perempuan yaitu menyukai. Hal ini karena dibutuhkannya komting yang mampu menjadi jembatan antara mahasiswa dan dosen dalam hal tugas-tugas perkuliahan dan hal ini lebih cocok dilakukan oleh perempuan. Perempuan cenderung lebih berani dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada dosen. Perempuan juga telaten dalam hal pemberian informasi kepada teman-teman yang lain serta lebih responsif terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman kelasnya. Komting perempuan lebih pasti dalam hal pemberian informasi dan penyebaran informasi yang diberikan oleh dosen.