Anda di halaman 1dari 3

Pekanbaru, 29 Maret 2022

JAWABAN TERGUGAT

Perkara Perdata No.14/Pdt.G/2021/PN. PBR.


Antara
Badu Sebagai Penggugat
Melawan
Amir Sebagai Tergugat

Dengan Hormat,
Tergugat dengan ini mengajukan jawaban sebagai berikut :
1. Bahwa memang benar adanya hubungan hukum antara Penggugat dalam hal
ini Badu dan Tergugat dalam hal ini Amir yaitu dalam perjanjian hutang
piutang.
2. Bahwa memang benar pada tanggal 20 Desember 2018 Penggugat telah
melakukan perjanjian hutang piutang kepada Tergugat sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebagaimana surat perjanjian dibawah
tangan dan kwitansi tanda penerimaan uang tanggal 20 Desember 2018 dan
ditanda tangani oleh keduanya.
3. Bahwa memang benar pada tanggal 20 Desember 2018 para pihak sepakat
dan berjanji untuk melaksanakan perjanjian sebagaimana yang telah
disepakati di mana batas pembayaran dan pelunasan hutang jatuh pada bulan
Oktober 2019.
4. Bahwa memang benar Tergugat baru mengembalikan uang pinjaman tersebut
sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) yang dilakukan secara
mencicil selama 10 bulan dan dimulai pada bulan Januari 2020 dengan rincian
cicilan sebagai berikut:
1) 5 Januari 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
2) 6 Februari 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
3) 5 Maret 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
4) 6 April 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
5) 5 Mei 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
6) 5 Juni 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
7) 5 Juli 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
8) 5 Agustus 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
9) 5 September 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta
rupiah)
10) 5 Oktober 2020 mencicil sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
5. Bahwa terkait keterlambatan pelunasan yang dilakukan oleh Tergugat sudah
dalam tahap negosiasi dengan Penggugat di mana yang seharusnya jatuh
tempo pembayaran hutang adalan Bulan Oktober 2019 dengan alasan yang
diajukan Tergugat kepada Penggugat bahwa Tergugat belum bisa mencicil
dan dengan pertimbangan akhirnya Penggugat memberikan kesempatan
kepada Tergugat untuk mencicil hutang dan pencicilan dilakukan secara rutin
dimulai pada Januari 2020 hingga September 2020 sebagaimana bukti
pembayaran hutang piutang yang ditanda tangani oleh keduanya.
6. Bahwa terkait keterlambatan pelunasan yang dilakukan oleh Tergugat hingga
sampai saat ini belum lunas dengan kekurangan sebesar Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) sudah dalam tahap negosiasi dengan Penggugat di
mana karena terjadinya krisis ekonomi akibat dampak dari Covid-19 maka
Tergugat belum bisa melanjutkan cicilan yang seharusnya menjadi tanggung
jawab penuh Tergugat, akan tetapi pihak Penggugat dalam hal ini menolak
negosiasi yang dilakukan.
7. Bahwa dengan ini maka Tergugat memohon akan membayar sisa hutang-
piutang kepada Pengugat sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
dengan mencicil sampai bulan Desember 2022.
Bila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aeguo et
bono ), Demikianlah jawaban dari kami, jawaban ini diajukan dengan harapan dapat
menjadikan bahan pertimbangan bagi majelis hakim, atas perhatian dan
perkenaannya, Tergugat ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 29 Maret 2022


Tergugat

Amir

Anda mungkin juga menyukai