Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan
negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan
salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di
daerah dengan luas sebesar New York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda.
Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu)
menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak
digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun
bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar
anatara lain :
 Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa-sangat jarang di
Kalimantan dan Irian.
 Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja
masih sangat besar.
 Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia
tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
 Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di
Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
 Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal, belum mendapat perhatian
serius.
 Indeks Kesehatan masih rendah, Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi masih tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


  Berdasarkan latar belakgn yang ada penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1) Apa konsep dan definisi kependudukan?

1
2) Bagaimana komposisi dan distribusi penduduk di Indonesia?
3) Bagaimana laju pertumbuhan penduduk di Indonesisa?
4) Bagaimana karateristik kependudukan Indonesia?
5) Bagaimana pandangan umum tentang ketenagakerjaan di Indonesia?
6) Bagaimanakah pekerjaan dan tingkat upah yang berlaku diIndonesia?
7) Bagaimana kebijakan kontempoter yang ada di Indonesia dan negara
lain?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1) Untuk mengetahui jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan
penduduk.
2) Untuk mengetahui konsep dan definisi kependudukan.
3) Untuk mengetahui komposisi dan distribusi penduduk di Indonesia.
4) Untuk mengetahui karakteristik kependudukan di Indonesia.
5) Untuk mengetahui ketenagakerjaan di Indonesia.
6) Untuk mengetahui angkatan kerja dantingkat upah di Indonesia.
7) Untuk mengetahui kebijaksanaan kependudukann dan
ketenagakerjaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penduduk


Penduduk adalah orang atau sekelompok orang yang tinggal di suatu
tempat. Adapun yang dimaksud penduduk Indonesia adalah orang-orang yang
menetap di Indonesia. Berdasarkan publikasi dari Badan  Pusat Statistik (BPS),
basil census pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah
202,9 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang demikian banyaknya, Indonesia
menduduki urutan  keempat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Konsep penduduk menurut BPS: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili
di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.
Konsep penduduk menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil: penduduk
adalah orang yang mempunyai KTP dan atau mempunyai KK (beridentitas)

2.2 Komposisi dan Distribusi Penduduk


Studi demografi menekankan tiga fenomena yang merupakan bagian
penting dari perubahan penduduk, yaitu:
1) Dinamika kependudukan (population dynamics)
2) Komposisi penduduk (population composition)
3) Jumlah dan distribusi (population size and distribution)
Penduduk dapat dikelompokkan menurut karakteristik tertentu, seperti
kelompok umur, karekteristik sosial-ekonomi, dan persebaran distribusi tempat
tinggalnya.
1. Komposisi Penduduk
Pengelompokkan penduduk berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik tertentu
secara umum dapat diklasikasikan menurut:
a) Karakteristik demografi, seperti umur, jenis kelamin, jumlah wanita usia
subur dan jumlah anak;
b) Karakteristik sosial, antara lain tingkat pendidikan dan status perkawinan;

3
c) Karakteristik ekonomi, antara lain kegiatan penduduk yang aktif secara
ekonomi, lapangan usaha, status dan jenis pekerjaan, serta tingkat
pendapatan;
d) Karakteristik geografis atau persebaran, antara lain berdasarkan tempat
tinggal, daerah perkotaan-pedesaan, provinsi, dan kabupaten

Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Demografi


Ciri demografi yang utama adalah umur dan jenis kelamin. Komposisi
menurut umur dan jenis kelamin suatu penduduk pada suatu saan bukan hanya
merupakan pencerminan proses demografi masa lalunya, tetapi juga sekaligus
menggambarkan perkembangan penduduk pada masa yang akan datang melalui
proses kelahiran dan kematian.
Secara umum, distribusi umur penduduk dikelompokkan menurut umur
satu tahunan atau lima tahunan.
Contoh Pengelompokkan Umur Satu dan Lima Tahunan
Umur satu tahunan Umur lima tahunan
0 0-4
1 5-9
2…dst. 10-14…dst.

Penduduk Indonesia memurut Kelompok Usia sekolah, Tahun 1999


Umur (tahun) Jumlah (ribuan)
7-12 25.522,8
13-15 13.553,6
16-18 13.843,2
19-24 24.107,3
Sumber: Kantor Negara Kependudukan atau BKKBN (1996)

Namun demikian, dimungkinkan pula pengelompokkan penduduk


menurut distribusi umur tertentu sesuai dengan kebutuhan. Misalnya,
pengelompokkan penduduk menurut usia sekolah.
Selain distribusi umur penduduk, dalam analisis demografi dikenal pula
struktur umur penduduk yang dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu
sebagai berikut:

4
a) Penduduk usia muda, yaitu penduduk usia dibawah 15 tahun atau
kelompok umur 0-14 tahun.
b) Penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-59 tahun.
c) Penduduk usia lanjut, yaitu penduduk umur 60 tahun ke atas (mengikuti
ketetapan WHO)

Struktur Umur Penduduk Indonesia, Tahun 1955-2015


Kelompok 1995 1970 1985 2000 2015
umur Jumla % Jumla % Jumlah % Jumla % Jumla %
h h (juta) h h
(juta) (juta) (juta) (juta)
0-14 33,6 38,9 50,5 42,1 63,8 38,4 63,2 30,2 62,2 25,2
15-59 47,9 55,4 63,2 52,7 92,9 55,9 130,0 62,1 160,2 64,9
60+ 4,9 5,7 6,2 5,2 9,5 5,7 16,2 7,7 24,4 9,9
Jumlah 86,4 100,0 129,0 100, 166,2 100, 209,1 100,0 246,8 100,0
0 0
Rasio 81 90 79 61 54
ketergantuga
n
Sumber: UN Population Division, 2004

Tabel di atas menunjukkan perubahan komposisi umur penduduk dari


tahun 1955 di mana penurunan tingkat kematian sudah di mulai di Indonesia dan
dilanjutkan dengan penurunan tingkat kelahiran yang membentuk proses transisi
demografi.

Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial


Dengan memperhatikan karakteristik sosial penduduk, komposisi
penduduk dapat dikelompokkan antara lain menurut tingkat pendidikan dan status
perkawinan.

Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Ekonomi


Menurut karakteristik ekonomi, penduduk dapat dikelompokkan
berdasarkan lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan.

5
Distribusi Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
dan Jenis Kelamin, Indonesia, Tahun 1995
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (p) L+P
(l)
Bekerja 68,6 36,9 52,5
Mencari pekerjaan 4,1 4,1 4,1
Sekolah 20,9 18,9 19,4
Mengurus rumah tangga 0,9 35,6 18,5
Lain-lain 5,5 4,5 5,1
Jumlah 100,0 100,0 100,0
Sumber: BPS, 1996

Tabel diatas menunjukkan bahwa sekitar 52% penduduk Indonesia usia 10


tahun ke atas bekerja. Angka ini lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan, yang menunjukkan bahwa akses terhadap pekerjaan untuk perempuan
terbatas. Sementara itu, 4% penduduk usia kerja sedang mencari pekerjaan.

2. Ukuran-ukuran Dalam Komposisi Penduduk


Berdasarkan komposisi penduduk menurut karakteristiknya, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikembangkan beberapa indikator atau ukuran
yang umum digunakan dalam penyajian data penduduk, diantaranya adalah:
a) Umur median (median age)
b) Rasio ketergantungan (dependency ratio)
c) Rasio jenis kelamin (sex ratio)
d) Angka partisipasi sekolah (dasar dan angka partisipasi umum)
e) Angka melek huruf

3. Distribusi Penduduk
Di Indonesia, dalam undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera,
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan persebaran penduduk adalah kondisi

6
sebaran penduduk secara keruangan. Sementara itu, penyebaran penduduk
adalah upaya mengubah persebaran penduduk agar serasi, selaras, dan
seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Distribusi penduduk atau persebaran penduduk di muka bumi umumnya
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Persebaran penduduk secara geografis.
b) Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan.

Persentase persebaran penduduk menurut pulau : Sensus


Penduduk tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010
Pulau  1971 1980 1990 2000 2010
Jawa 63,9 62,1 60,2 58,9 57,5
Sumatera 17,6 19,1 20,4 21,0 21,3
Kalimantan 4,3 4,6 5,1 5,5 5,8
Sulawesi 7,2 7,1 7,0 7,2 7,3
Nusa Tenggara 5,6 5,4 5,3 5,3 5,5
Maluku & Papua 1,4 1,8 2,0 2,0 2,6
Sumber: BKKBN

2.3 Permasalahan Kependudukan di Indonesia


Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap
negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependudukan berbagai negara dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas pendudukmya.
 Contoh masalah kependudukan dalam hal kuantitas, yaitu:
Kepadatan penduduk Indonesia : Kepadatan penduduk merupakan
perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang
digunakan biasanya adalah jumlsh penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2.
permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak
merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dan sebagainya.
 Contoh masalah kependudukan dalam hal kualitas, yaitu:
Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada
kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal

7
jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk.

2.3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk


Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama
dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun
2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 2.1). Walaupun demikian,
pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025
menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk
Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara
periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per
tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran
dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan
karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000
penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode
proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk
dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan
provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk
Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen
dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase
penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1
persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya
persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau
Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 
persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di
pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor
arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan
distribusi penduduk.
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan
laju pertumbuhan yang sangat beragam pula.  Bila dibandingkan dengan laju

8
pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di
beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data
tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan
penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode
sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara,
provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen
dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI
Jakarta dan Maluku Utara.
Struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda, walaupun  dari
hasil sensus dan survei-survei yang lalu proporsi penduduk muda tersebut
menunjukkan kecenderungan makin menurun.  Susunan umur penduduk hasil
proyeksi yang disajikan pada Tabel 2.3 sampai dengan Tabel 2.5 juga
menunjukkan pola yang sama.  Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan
kematian Indonesia seperti diuraikan di atas sangat mempengaruhi susunan umur
penduduk.  Proporsi anak-anak berumur 0-14 tahun turun dari 30,7 persen pada
tahun 2000 menjadi 22,8 persen pada tahun 2025 (Tabel 2.3).
Dalam kurun yang sama mereka yang dalam usia kerja, 15-64 tahun
meningkat dari 64,6 persen menjadi 68,7 persen (Tabel 2.4) dan mereka yang
berusia 65 tahun ke atas naik dari 4,7 persen menjadi 8,5 persen  (Tabel 2.5).
Perubahan susunan ini mengakibatkan beban ketergantungan (dependency
ratio) turun dari 54,70 persen pada tahun 2000 menjadi 45,50 persen pada tahun
2025.  Menurunnya rasio beban ketergantungan menunjukkan berkurangnya
beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang menanggung
penduduk pada umur tidak produktif.

Perbandingan Demografis

No. Negara Angka Kelahiran Angka Kematian Total Fertility


Kasar (Aklk) Kasar (Akk) Rate (Tfr)
1994 1995 1997 1994 199 1997 1995 1996 1997
5

9
1 Brunei 27 23.2 23.3 3.0 3.5 3.0 3.0 3.4 2.9
Darussalam
2 Kamboja 38 39.2 31.8 14 12.8 11.6 5.0 5.8 5.2
3 INDONESIA 24 22.9 22.9 8 8.0 7.5 2.7 2.9 2.6
4 Laos 43 42.0 25.8 15 13.8 13.7 6.2 6.1 6.7
5 Malaysia 28 26.3 25.6 5 4.9 4.8 3.4 3.3 3.3
6 Myanmar 32 31.0 27.4 11 10.2 9.9 3.9 4.0 3.3
7 Filipina 30 28.7 28.7 7 5.9 5.8 3.7 4.1 3.7
8 Singapura 17 16.9 16.0 5 4.7 5.0 1.8 1.7 1.8
9 Thailand 20 18.2 17.8 6 7.3 7.4 2.0 1.9 2.0
10 Vietnam 29 26.1 25.6 8 7.0 7.0 3.3 3.1 3.2

2.3.2 Ketenagakerjaan

            Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, secara garis besar penduduk


suatu negara dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang
dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Masalah kontemporer ketenagakerjaan Indonesia saat ini menurut analisis
kami berangkat dari 4 (empat) soal besar, yaitu;
1. tingginya jumlah penggangguran massal;
2. rendahnya tingkat pendidikan buruh;
3. minimnya perlindungan hukum
4. upah kurang layak.

Konsep dan Definisi


            Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk
berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau
punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja
tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah

10
penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan
tidak mencari kerja.
            Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan
pengangur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang
bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah.
Pengangguran merupakan usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas
dalam jangka waktu seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa
waktu sebelumnya asalkan masih dalam status menunggu jawaban lamaran, dalam
kurun waktu seminggu sebelum pencacahan. Penganguran semacam ini oleh BPS
dinyatakan sebagai penganggur terbuka.

2.4 Masalah-masalah kependudukan yang berdampak negatif terhadap


lingkungan

 Masalah akibat angka kelahiran

Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah


dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan.Selain itu
pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu
negara berkembang akan menunjukkan korelasi negatif dengan tingkat
kesejahteraan penduduknya.

 Masalah akibat angka kematian

Semakin bertambah angka harapan hidup berarti perlu adanya peran


pemerintah dalam menyediakan fasilitas penampungan dan penyediaan gizi
yang memadai bagi anak balita.Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi
akan berdampak terhadap reputasi indonesia di mata dunia.

 Masalah Jumlah Penduduk

Masalah yang timbul akibat jumlah penduduk adalah aspek ekonomi dan
pemenuhan kebutuhan hidup keluarga karena banyaknya beban tanggungan
sehingga sulit untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan.

 Masalah mobilitas Penduduk

11
Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukkan peningkatan yang
terus menerus hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan
perkembangan industri pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.

Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang
dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai
berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi
petani.

2.5 Gambaran Kependudukan Terhadap Lingkungan


Lingkungan alam ini saling berhubungan karena setiap organisme, dari
kuman untuk ikan paus kepada orang-orang, adalah bagian dari rantai makanan
yang bergantung pada habitat yang sehat untuk bertahan hidup.” Sebagai
penduduk tumbuh, ada yang kurang dari sumber daya dunia bagi setiap orang,
pribadi kita sepotong kue semakin kecil. Pernyataan itu menyiratkan bagaimana
tindakan manusia dan bahkan semakin banyak orang yang membutuhkan sumber
daya, dampak negatif terhadap lingkungan.
Daya dukung merujuk pada jumlah orang bumi dapat mendukung secara
berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pemanfaatan
sumber daya dan distribusi sumber daya. Daya dukung diperkirakan di berbagai
derajat dari angka terendah satu miliar sampai sekitar 44 milyar. Daya dukung
telah ditingkatkan oleh ilmu pengetahuan dan diperkirakan bahwa jika Dunia
melebihi “daya dukung” nya maka ilmu akan menjadi harapan terakhir kami
untuk menemukan solusi.
Peran Teknologi Dalam Lingkungan Hidup
Teknologi saat ini, kebijakan, dan pengaruh budaya hubungan antara
dinamika populasi manusia dan lingkungan alam. Perubahan teknologi yang
paling terpengaruh kondisi lingkungan yang berhubungan dengan penggunaan
energi. Konsumsi minyak, gas alam, dan batubara meningkat secara dramatis
selama abad kedua puluh. Sampai sekitar tahun 1960, negara-negara maju
bertanggung jawab untuk kebanyakan konsumsi ini. Sejak itu, bagaimanapun,
industrialisasi di negara-negara berkembang yang baru telah mengakibatkan

12
ketergantungan lebih besar pada intensif dan sangat mencemari proses produksi-
sumber daya.

Angkatan Kerja Indonesia     


Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2004
dan Februari 2005 Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2005 mencapai
105,8 juta orang, bertambah 1,8 juta orang dibandingkan bulan Agustus 2004
yang besarnya 104,0 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja dalam 6 bulan
yang sama hanya bertambah 1,2 juta orang, dari 93,7 juta menjadi 94,9 juta orang,
yang berarti menambah jumlah penganggur baru sebesar 600 ribu orang.
Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari
2005 mencapai 10,3 persen, lebih tinggi sedikit dibanding TPT pada bulan
Agustus 2004 yang besarnya 9,9 persen. Jumlah penduduk yang bekerja tidak
penuh (underemployment) pada bulan Februari 2005 mencapai 29,6 juta orang
atau 31,2 persen dari seluruh penduduk yang bekerja, angka ini lebih tinggi dari
keadaan Agustus 2004 sebesar 29,8 persen.
Jumlah pekerja informal pada Februari 2005 mencapai 60,6 juta orang atau
63,9 persen dari seluruh penduduk yang bekerja, angka ini lebih tinggi dari
keadaan Agustus 2004 sebesar 63,2 persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan
komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Pada kondisi Pebruari 2005, di Indonesia
terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen dari mereka berada
di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi
disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
merupakan ukuran     yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk  setiap
100 angkatan kerja.
TPAK Indonesia pada Pebruari 2005 sebesar 68,02 persen, berarti telah
mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan kondisi Agustus
2004 yang besarnya 67,54 persen. Kenaikan TPAK ini antara lain disebabkan oleh
kondisi sosial ekonomi nasional yang belum setabil, sehingga memberikan

13
pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia.  Secara langsung naik
turunnya faktor produksi ini akan membeirikan dampak terhadap tinggi rendahnya
faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja.
TPAK antar propinsi mempunyai variasi yang cukup besar. Pada Februari
2005, provinsi Maluku mempunyai TPAK terendah 59,22 persen dan tertinggi
Nusa Tenggara Timur 79,45 persen. Sejalan dengan angka tersebut, Tingkat
Penggangguran Terbuka (TPT) antar provinsi juga bervariasi cukup besar, dengan
provinsi DKI dan Jawa Barat memiliki persentase tertinggi sebesar 14,73 persen
dan terendah di provinsi Bali sebesar 4,03 persen.
Selama bulan Agustus 2004 sampai dengan Februari 2005 terdapat
beberapa provinsi yang mengalami peningkatan TPAK yang sangat besar, antara
lain terdapat tiga provinsi masing-masing sebagai berikut : NAD (Nanggru Aceh
Darussalam) 6,18 persen, Kalimantan Timur 3,72 persen, dan Sumatera Utara
3,38 persen. Khusus provinsi NAD, peningkatan TPAK yang besar diikuti oleh
TPT yang besar pula, yaitu dengan peningkatan TPT sebesar 3,15 persen.
Sementara itu propinsi lain yang mengalami peningkatan TPT yang cukup nyata
adalah Sulawesi Utara 3,49 persen, Jambi 2,55 persen, Sulawesi Tengah 1,78
persen, dan NTB (Nusa Tenggara Barat) 1,45 persen.
Menurut golongan umur terlihat bahwa TPAK terendah pada kelompok
umur 15-19 tahun, yaitu 38,79 dan meningkat seiring bertambahnya umur.
Sedangkan TPAK tertinggi pada kelompok umur 45-59 tahun sebesar
80,88.   Selanjutnya pada kelompok umur yang lebih tua, TPAK akan berangsur-
angsur mengalami sedikit penurunan. Pada kelompok lansia (umur 60 +). TPAK
turun tajam menjadi hampir 52,20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari 100
orang  lansia, yang aktif dalam kegiatan ekonomi sekitar 50 orang.

Pekerjaan dan Tingkat Upah


Sebaran  pekerjaan angkatan kerja dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu
 Lapangan pekerjaan
  Status pekerjaan
  Jenis pekerjaan

14
2.6 Kebijakan Kontemporer Kependudukan di Indonesia
Kebijakan kependudukan yang dijalankan pemerintah Indonesia saat ini
merupakan implementasi dari arah kebijakan yang telah dirumuskan dalan GBHN
(1999-2004). Dalam GBHN (1999-2004) kebijakan yang menyangkut
kependudukan memang tidak menjadi kebijakan tersenditi tetapi merupakan
bagian integral dari kebijakan dibidang sosial dan budaya, khususnya pada bidang
kesehatan dan kesejahteraan sosial. Arah kebijakan dibidang kependudukan
seperti yang tercantum dalam GBHN bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial
adalah sebagai berikut: “meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian
kelahiran, memperkecil angka kematian, dan peningkatan kualitas program
keluarga berencana”.

2.7 Kebijakan Kontemporer kependudukan di Negara Lain (China)


Pemerintah China telah menggunakan beberapa metode
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1979, China memulai
"kebijakan satu anak per keluarga". Kebijakan ini menyatakan bahwa warga
negara harus mendapatkan akte kelahiran sebelum kelahiran anak mereka.
Wargaakan ditawarkan manfaat khusus jika mereka sepakat untuk hanya memiliki
satu anak. Warga negara yang memang memiliki lebih dari satu anak akan
dikenakan pajak sampai 50% dari pendapatan mereka, atau dihukum kehilangan
pekerjaan atau manfaat lainnya. Selain itu, kehamilan yang tidak direncanakan
atau kehamilan tanpa otorisasi yang tepat akan perlu dihentikan. Pada tahun 1980,
sistem kuota kelahiran didirikan untuk memantau pertumbuhan penduduk.
Dibawah sistem ini, pemerintah menetapkan tujuan target untuk setiap wilayah.
Pejabat lokal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa populasi total
pertumbuhan tidak melebihi target sasaran. Metode pengendalian populasi oleh
pemerintah China untuk membatasi meningkatnya total populasi,
termasuk program pengendalian kelahiran dan perubahan ekonomi. Pada era '80-
an, tujuan sterilisasi telah ditetapkan dan diwajibkan bagi orang yang memiliki
dua anak. Pada puncaknya pada tahun 1983, tercatat legasi tubal, vasectomi dan
aborsi meningkat hingga sebesar 35% dari total kelahiran. Selain itu,
perekonomian utama berubah dari pertanian ke industri. Pemerintah

15
menggunakan ini sebagai keuntungan dalam menyebarkan pandangan bahwa
pertumbuhan ekonomi akan menghambat pertumbuhan populasi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh
setiap negara di dunia ini. Dan penduduk adalah orang atau sekelompok orang
yang tinggal di suatu tempat. Adapun yang dimaksud penduduk Indonesia adalah
orang-orang yang menetap di Indonesia.
Permasalahan di Indonesia antara lain: Laju pertumbuhan penduduk, dan
masalah ketenagakerjaan.
Masalah kependudukan dapat berdampak negatif, yaitu:
 Masalah akibat angka kelahiran
 Masalah akibat angka kematian
 Masalah Jumlah Penduduk
 Masalah mobilitas Penduduk
Kebijakan kontemporer kependudukan di Indonesia saat ini, antara lain:
meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil
angka kematian, dan peningkatan kualitas program keluarga berencana.
Sedangkan, kebijakan kontemporer kependudukan di negara China, antara
lain: kebijakan satu anak per keluarga.

3.2 SARAN
Permasalahan kependudukan di Indonesia sangatlah kompleks. Berkaitan
dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda yang merupakan bagian dari
penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri agar kelak tidak menjadi
beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber daya manusia yang
berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak pembangunan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, Sri Moertiningsih, Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar-Dasar


Demografi. Jakarta: Salemba Empat.
http://www.bkkbn.go.id/arsip/Default.aspx
http://4ndr345-adi.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html
http://ansorimam.blogspot.com/2013/05/softskill-bab-1-kependudukan-di.html
http://indraazzikra.blogspot.com/2012/11/identifikasi-masalah-kependudukan-
dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai