Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ARTIKEL

Dibuat Oleh :
Muhammad Al-Huseni
C1B018149

Jurusan manajemen
Fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas bengkulu
CHAPTER 1

BAB 26 RESTRUKTURISASI DAN KEBANGKRUTAN

Jurnal 1

KEBANGKRUTAN VERSUS RESTRUKTURISASI: EVALUASI DAN


PREDIKSI KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN PASCA KRISIS
KEUANGAN 1997
Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kegigihan di perusahaan sehat selama
keuangan periode krisis, untuk memprediksi perusahaan sehat berdasarkan beberapa variabel
yang relevan, dan untuk mengevaluasi efektivitas perubahan atribut strategis perusahaan untuk
mengatasi kesulitan keuangan, dan untuk menghindari kebangkrutan perusahaan di masa depan.
Penelitian ini menyediakan metodologi yang berguna untuk dievaluasi dan memprediksi kinerja
perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan statistik dan kualitatif untuk mendapatkan
kesimpulan komprehensif apakah perusahaan yang tidak sehat dapat meningkatkan kinerjanya
atau tidak. Dua belas variabel terpilih digunakan untuk memprediksi perusahaan sehat dari satu
hingga empat periode (dari 1994 hingga 1999) sebelum acara (dari 1998 hingga 2000). Tujuh
atribut strategis

diidentifikasi selama periode krisis untuk mengevaluasi perubahan kinerja perusahaan.


Empat utama Temuan penelitian dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, ada kegigihan dalam
perusahaan kinerja. Perusahaan-perusahaan non-sehat berkinerja buruk di perusahaan-
perusahaan sehat dan mereka juga terus-menerus memilikinya kinerja terburuk dalam satu dan
dua tahun ke depan. Kedua, dua proksi risiko bisnis, penjualan stabilitas dan standar deviasi
pengembalian investasi, secara konsisten signifikan dalam memprediksi perusahaan yang sehat.
Pengaruh peluang investasi, leverage (risiko keuangan), dan likuiditas di Indonesia memprediksi
perusahaan yang sehat relatif moderat dari satu hingga empat tahun sebelum acara tahun.
Sedangkan variabel lain termasuk kebijakan dividen, stabilitas laba, dan struktur aset

kurang konsisten untuk memprediksi perusahaan sehat karena bias efek multikolinearitas.
Pelajaran ini uga menemukan bahwa dengan menggunakan uji-t univariat, sebagian besar
variabel dari dua sub-sampel (perusahaan sehat versus tidak sehat) berbeda secara signifikan
untuk semua periode, kecuali 1994. Ketiga, hasil prediksi modelnya kuat. Model memberikan
hasil yang sangat akurat dalam pencocokan klasifikasi pengamatan aktual dan hasil prediksi,
berkisar dari 86,8% hingga 100%. Keempat, empat atribut strategis, perubahan dewan direktur,
perubahan komposisi kepemilikan modal, aliansi strategis, dan akuisisi, efektif untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Namun,mengherankan bahwa restrukturisasi hutang kurang
kuat untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan selama tiga periode analisis tahun.

Kesimpulan

Penelitian ini mengevaluasi kinerja perusahaan dari sebelum krisis keuangan hingga pasca
krisis keuangan 1997, mengidentifikasi variabel-variabel yang berguna dalam memprediksikan
kesulitan keuangan atau kelangsungan hidup (kesehatan) perusahaan yang diproksi dari nilai
saldo laba terhadap total aktiva, serta mengevaluasi dampak kebijakan stratejik terhadap
keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mengatasi kesulitan keuangan. Beberapa
penemuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat persistensi kinerja
perusahaan pada masing-masing kategori. Perusahaan tidak sehat cenderung gagal menunjukkan
perbaikan posisi kinerja pada 1 hingga 2 periode berikutnya.

Secara univariate (dengan uji t beda dua rata-rata sampel independent), hampir sebagian
besar variabel analisis (12 variabel) terbukti berbeda secara signifikan pada semua periode dari
1995 hingga 2000. 3. Model prediksi terbukti mampu memprediksikan kesehatan perusahaan
secara akurat dengan range ketepatan prediksi antara 86,8% hingga 100% dari 1 hingga 4
periode sebelum perusahaan mengalami kesulitan keuangan pasca krisis keuangan 1997. 4.
Perubahan kebijakan stratejik masih belum memberikan hasil yang memuaskan dan
masingmasing kebijakan memberikan hasil bervariasi. Perubahan struktur manajemen dan aliansi
stratejik menunjukkan prospek yang cukup baik, tetapi dengan keterbatasan jumlah action masih
belum menjadi indikator yang kuat sebagai resolusi untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Perubahan komposisi modal dan akuisisi memberikan hasil yang juga cukup efektif bagi
perusahaan untuk mengatasi kesulitan keuangan. Hasil studi ini memiliki beberapa implikasi
penting dari sudut pandang praktis dan studi lebih lanjut. Pertama, bondholder perlu lebih
berhati-hati terhadap usulan restrukturisasi utang perusahaan debitor karena kesehatan
perusahaan tidak selalu membaik setelah proses restrukturisasi dilakukan dalam kurun waktu 1
hingga 2 tahun berikutnya. Selain itu, kinerja perusahaan tidak sehat cenderung tetap pada posisi
tidak sehat pada periode berikutnya sehingga harapan untuk meningkatkan kinerja setelah
restrukturisasi tanpa perubahan kebijakan stratejik tidak akan memperbaiki kinerja perusahaan.
Kedua, investor sebaiknya menghindari perusahaan yang masuk dalam kategori tidak sehat,
karena terdapat persistensi kinerja tidak sehat pada beberapa periode berikutnya.

Probabilitas keberhasilan perusahaan tidak sehat relatif kecil dan tidak menguntungkan dalam
jangka waktu 1 hingga 3 tahun berikutnya. Ketiga, manajer perusahaan dapat melakukan upaya
perbaikan kinerja dimulai dari perubahan internal secara bertahap. Beberapa variabel yang
memberikan kontribusi penting dalam memprediksikan kesehatan perusahaan perlu diperhatikan
oleh manajer perusahaan seperti: stabilitas penjualan dan stabilitas profitabilitas, leverage,
likuiditas, dan peluang investasi. Manajer perlu menjaga stabilitas penjualan dan profitabilitas
melalui strategi earning management. Tingkat leverage perusahaan tidak sehat dapat diturunkan
dengan cara merubah komposisi kepemilikan melalui convertible bond sehingga mengurangi
beban bunga utang yang berlebihan. Tingkat persediaan dalam perusahaan perlu diturunkan
hingga minimum karena tidak efisien, untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang aman,
perusahaan perlu lebih

CHAPTER 2

BAB 16 EFISIENSI PASAR KEUANGAN

Jurnal 1

PASAR MODAL YANG EFISIEN

Abstrak

Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan adanya pasar modal, para
pemodal dimungkinkan untuk melakukan disversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai
dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
Dalam keadaan pasar modal yang efisien, hubungan yang positif antara resiko dan keuntungan
yang diharapkan akan terjadi. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga
sekuritassekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan.

Kesimpulan

1. Pasar modal yang efisiensi adalah pasar modal yang harga sekuritassekuritasnya
mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi menyangkut :
1) perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes)
2) informasi yang tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and private
information).
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi terciptanya suatu pasar modal yang efisien adalah
1) disclousure artinya informasi tergambarkan secara akurat dalam harga pasar tersebut
dan berbagai pihak mengetahui sebab – sebab naik turunnya harga tersebut baik dari
sisi fundamental maupun teknikal analisis
2) pasar dalam keadaan seimbang yang memungkinkan terciptanya equilibrium pasar,
3) kondisi pasar berlangsung secara bebas artinya tidak ada seorangpun yang bisa
mempengaruhi kondisi harga di pasar, berbagai pihak memperoleh informasi yang
sama, dan tidak ada slaing intervensi.
3. Bentuk-bentuk pasar modal yang efisien meliputi :
1) efisiensi bentuk lemah berarti bahwa para pemodal tidak bisa memperoleh abnormal
returns dengan menggunakan informasi perubahan harga saham di waktu yang lalu,
2) efisiensi bentuk setengah kuat berarti para pemodal tidak bisa memperoleh abnormal
returns dengan menggunakan informasi yang telah menjadi milik publik,
3) efisiensi bentuk kuat berarti para pemodal tidak bisa memperoleh abnormal returns
baik dengan menggunakan informasi yang menjadi milik publik maupun tidak.
4. Pengujian terhadap efisiensi pasar modal adalah

CHAPTER 3

BAB 22 MANAJEMEN KAS

Jurnal 1

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN KAS DAN


PENGELUARAN KAS PADA PT. MEDAN MEDIA GRAFIKATAMA
TANJUNG MORAWA
ABSTRACT

Penelitian ini untuk mengetahui apakah prosedur dan sistem pengendalian internal efektif dan
prosedur dan sistem pengeluaran kas kecil pada CV. Sumber Rezeki. Prosedur pengeluaran kas
mengatur tata cara melunasi hutang usaha yang disetujui dan mencatat pengeluaran kas.
Pengendalian internal suatu proses yang dilaksanakan dan perusahaan didesain untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan suatu usaha yang spesifik telah tercapai.
Pengendalian internal harus meliputi unsur pokoknya, yaitu struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik
yang sehat, dan mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawab. Objek penelitian adalah
CV. Sumber Rezeki. Metode penelitian menggunakan metode naturalistic dan variable penelitian
adalah pelaksanaan pengendalian intern atas pengeluaran kas yang tingkat efektifitas
pelaksanaan sistem dan prosedur pengeluaran kas. Pengumpulan data dilakukan dengan
dokumentasi, observasi, wawancara dan pembagian kuesioner kepada departemen yang terkait
dalam pengeluaran kas. Teknik analisi data menggunakan skala ordinal. Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa tingkat persentase sistem dan prosedur pengendalian internal pengeluaran kas
adalah 62,50% yang menunjukkan sistem dan prosedur pada CV. Sumber Rezeki kurang efektif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian intern atas pengeluaran kas pada CV. Sumber
Rezeki kurang memadai. Hasil analisis menunjukkan CV. Sumber Rezeki memiliki sistem dan
prosedur pengeluaran kas yang kurang efektif. Adapun saran yang dapat diberikan adalah
perbaikan, pendistribusian dan penggunaan otorisasi pada dokumen perusahaan dan
diberlakukannya kebijakan dan prosedur khusus dalam pengeluaran kas.

Kesimpulan

Sistem informasi pengelolaan kas dirancang dengan menghasilkan laporan keuangan secara real
time sehingga mendukung pengguna sistem untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Dengan
adanya sistem informasi pengelolaan kas dapat mengurangi tingkat kesalahan manajemen kas
yang tidak sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan penelitian yang dibahas terdapat beberapa
keterbatasan dari sisi metodologi penelitian dan integrasi sistem yang berbeda platform
pengembangan sistem informasi manajemen kas. Oleh Karen itu diperlukan adanya metodologi
pembanding dan meningkatkan akurasi laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem yang
dikembangkan. Pengembangan sistem informasi yang lebih kompleks dan terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai