1. Ketersediaan produk dan standarisasi produk Bank BRI Syariah.
Hal ini dikarenakan selama ini masih banyak Bank BRI Syariah yang belum menjalankan bisnisnya sesuai prinsip syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan industri perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Apalagi, produk bank syariah tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim.
2. Tingkat pemahaman (awareness) produk Bank BRI Syariah.
Hingga saat ini, sangat sedikit masyarakat yang tahu tentang produk-produk Bank BRI Syariah dan istilah-istilah di perbankan syariah. "Hanya sekitar 30 persen dari sumber daya yang direkrut mengetahui istilah perbankan syariah serta tingkat awareness-nya.
3. Industri perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM).
Masalah yang terjadi adalah pihak perbankan kesulitan untuk mencari SDM perbankan syariah yang berkompeten dan mumpuni. "Kami justru banyak mengambil SDM untuk perbankan syariah dari perbankan konvensional dan SDM-SDM yang potensial. Sangat sedikit SDM yang diambil atau lulusan perguruan tinggi syariah,"
4. Kontrak gadai tak sejalan dengan regulasi.
Salah satu yang terjadi pada nasabah yang bersengketa dengan produk gadai emas BRI Syariah (BRIS) adalah Butet Kertaredjasa mendatangi kantor Bank Indonesia (BI).Kilas balik, Butet menjadi nasabah gadai BRI Syariah, Agustus 2011. Emas yang digadaikan 4,89 kg. Untuk memiliki emas itu, ia keluar modal 10% dari harga emas. Sisanya dibiayai bank.Kontrak berjangka waktu empat bulan dan jatuh tempo Desember 2011. Tapi, kata marketing BRIS, seperti yang diklaim Butet, kontrak bisa diperpanjang berkali-kali. Karena itu, bank meminta nasabah menebus emas. Nasabah menolak. Karena gagal capai titik temu, bank akhirnya menjual paksa emas. 5. BRI Syariah lalai dalam menjelaskan detil produk kepada nasabah. Ditemukan fakta nasabah belum memahami produk gadai emas yang dipilih BI.Karna pihak BRI syariah masih lalai mengeluarkan aturan kepada para nasabah yang belum paham terhadap bank syariah dan unit usaha syariah untuk menurunkan portofolio gadai emas. BI mengaku memberikan tenggang waktu setahun aturan ini agar perbankan syariah bisa menyesuaikan sekaligus mencegah kerugian konsumen.
BRI Syariah telah menyiapkan layanan call center yang dapat dihubungi nasabah ketika membutuhkan bantuan terhadap keluhan layanan yang dialami atau informasi terkait produk yang dimiliki BRI Syariah.
Keluhan yang sering disampaikan melalui Call Center BRI Syariah:
Blokir Kartu ATM yang hilang
Mengatasi Kartu ATM Tertelan Mengatasi Lupa PIN ATM atau SMS Banking Saldo BRI Syariah tiba-tiba terpotong Transfer uang tapi ga masuk-masuk Tarik Tunai di ATM tapi Uang tidak keluar dan lain sebagainya.