Anda di halaman 1dari 3

A.

Faktor Utama Penyebab Fraud di Bank Syari'ah


Tidak jauh berbeda dengan konvensional, faktor-faktor utama yang merupakan
penyebab timbulnya fraud di Bank Syariah yaitu antara lain:
1. Internal control yang kurang memadai.
2. Kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Kerjasama antara karyawan perusahaan.
4. Kurangnya kesadaran terhadap perbuatan yang salah.
5. Adanya peluang (Opportunity) untuk melakukan fraud.
6. Sikap atau rasionalisasi (Rasionalization/ Attitude untuk membenarkan tindakan
fraud.
7. Memiliki kendala-kendala

B. Kendala-kendala pada Lembaga Keuangan Syariah


Di dalam perkembangan perbankan syariah, terdapat permasalahan dan berbagai
tantangan. Berikut ini adalah beberapa kendala yang muncul dalam perkembangan
syariah:
1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional bank
syariah. Dapat dimaklumi bahwa pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai
sistem dan prinsip perbankan syariah masih kurang Oleh karena itu, bentuk produk
dan jasa pelayanan, prinsip- prinsip dasar hubungan antara bank dan nasabah, serta
cara-cara berusaha yang halal dalam bank syariah perlu disosialisasikan lebih luas.
2. Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodasi bank syariah
Adanya perbedaan pelaksanaan operasional antara bank syariah dan bank
konvensional, ketentuan-ketentuan perbankan perlu disesuaikan. Ketentuan-
ketentuan tersebut mengatur:
a. Instrumen yang diperlukan untuk mengatasi masalah likuiditas
b. Instrumen moneter yang sesuai dengan prinsip syariah untulk keperluan
pelaksanaan tugas bank sentral,
c. Standar akuntansi, audit, dan pelaporan,
d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati- hatian, dan
sebagainya.
3. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas Kurangynya jumlah bank syariah
menghambat perkembangan kerjasama antarbank syariah berkenaan dengan
penempatan dana antar bank dalam hal mengatasi masalah likuiditas. Jumlah jaringan
kantor bank yang luas akan meningkatkan efisiensi usaha, meningkatkan kompetisi
ke arah peningkatan kualitas pelayanan dan mendorong inovasi produk dan jasa
perbankarn syariah.
4. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bank syariah masih sedikit.
Dikarenakan sistem syariah masih belum lama dikembangkan, lembaga-lembaga
akademik dan pelatihan sangat terbatas, sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman
di bidang syariah baik dari sisi bank pelaksana maupun dari bank sentral masih
sangat sedikit. Hal ini sangat perlu karena keberhasilan pengembangan bank syariah
pada level mikro ditentuan oleh kualitas manajemen dan tingkat pengetahuaan serta
keterampilan pengelola bank. Sumber daya manusia dalam perbankan syariah harus
memahami implementasi prinsip-prinsip syariah serta mempunyai komitmen kuat
yang konsisten.
5. Kerangka dan perangkat pengaturan perbankan syariah belum lengkap. Guna
mendukung kegiatan operasional yang sehat, perbankan syariah membutuhkan
kerangka dan perangkat pengaturan yang sesuai dengan karakteristik operasionalnya.
Di awal perkembangannya, kegiatan pengaturan dan pengawasan lembaga perbankan
syariah masih menggunakan kerangka pengaturan dan pengawasan sistem perbankan
konvensional, walaupun beberapa instrumen pengaturan telah mulai dikembangkan
seperti perizinan bagi pendirian bank dan pembukaan kantor; instrumen pasar
keuangan antarbank.
6. Institusi pendukung yang belum lengkap dan efektif; Institusi pendukung yang
lengkap, efektif, dan efisien berperan penting untuk memastikan stabilitas
pengembangan perbankan syariah secara keseluruhan.
7. Efisiensi operasional perbankan syariah yang masih belum optimal; Meskipun secara
sistem, perbankan syariah telah menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik,
sistem perbankan syariah sementara ini masih memberikan tingkat return yang lebih
rendah kepada nasabah dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh perbankan
konvensional.
Kendala-kendala di atas apabila kurang diperhatikan akan memicu munculnya
berbagai kecurangan baik dari pihak nasabah maupun pihak bank sendiri. Meskipun
hingga saat ini belum ditemukan adanya kecurangan yang berarti namun pihak bank
berusaha menerapkan suatu sistem kecurangan dalam bentuk apapun. Berdasarkan hasil
survei terhadap bank syariah yaitu Bank Muamalat, Bank Mandiri Syariah, Permata
Bank Syariah di jalan Buah Batu Bandung, tidak ditemukan adanya kecurangan yang
bersifat fatal. Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi yang melanggar sistem adalah
dari pihak nasabah yang tidak patuh dalam merahasiakan nomor-nomor PIN, para
karyawan yang salah memasukan data (kesalahan teknis), serta pemalsuan data-data oleh
nasabah yang mengajukan pembiayaan.
Kesalahan-kesalahan tersebut selama ini dapat diatasi dengan cara adanya
pengawasan baik dari pihak auditor internal, Dewan Pengawas Syariah (DPS), dan
independen BI yang terdapat di setiap kantor baik itu pusat atau cabang. Khusus untuk
Bank Muamalat, pemeriksaan dilakukan setiap hari untuk menghindari adanya kesalahan
teknis, sedangkan untuk Bank Mandiri Syariah pemeriksaan dilakukan dalam waktu
setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali dengan cara manual atau online.
Pada intinya faktor utama penyebab fraud di bank syari'ah adalah kurangnya
pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip syariah dan hukum islam dalam aplikasi
kegiatan usaha di lembaga syariah tersebut. Fraud tidak akan terjadi apabila personal-
personal dalam bank syariah tersebut sudah benar-benar syariah dalam arti kata benar-
benar menerapkan syariah islam. Sebagai contoh yang sederhana saja fraud itu identik
dengan menipu dan mencuri sedangkan dalam Islam mencuri itu dosa. Agar hal ini tidak
terjadi, Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan auditor pun berperan penting di sini.

Referensi:
Sri Dewi A & Adeh Ratna K .2017. Akuntansi Syariah. Rekayasa Sains: Bandung

Anda mungkin juga menyukai