Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gusti Ayu Shellomitha Agatha

NIM :2004551090
Matkul : Gender dalam Hukum
Tanggal : Senin,24 Mei 2021

UAS GENDER DALAM HUKUM


I.PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR DALAM STUDI GENDER

1) Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk
oleh factor sosial budaya masyarakat,sehingga lahirlah beberapa anggapan tentang
peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan.
2) Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis yang melekat
pada jenis kelamin tertentu,bersifat kodrati serta sama diseluruh dunia.
3) Kodrat adalah kekuasaan Tuhan yang manusia tidak akan dapat lawan.
4) Bias Gender adalah kondisi yang memihak dan merugikan salah satu jenis kelamin
umumnya kepada laki-laki. Sedangkan netral gender artinya tidak melakukan
pembedaan peran menurut jenis kelamin atau gender seseorang, dalam rangka
menghindari diskriminasi yang timbul dari penekanan bahwa terdapat peran-peran
sosial untuk satu gender yang melebihi gender lainnya.
5) Buta Gender artinya ketiadaan kemampuan untuk mengenali
adanyapembedaan/ketidaksetaraan/ketidakadilan gender dalam berbagai hal/fenomena.
6) Diskriminasi gender adalah sebuah ketidakadilan dengan pembedaan sikap dan
perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan jenis kelamin.
7) Dominasi dan subordinasi gender adalah hubungan kekuasaan antara laki-laki dan
perempuan dimana laki-laki dianggap mempunyai kedudukan lebih tinggi (dominan)
dan perempuan berada dibawahnya atau lebih rendah (sub-ordinasi)
8) Hegemoni adalah hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki
berkuasa dan perempuan sebagai pihak yang dikuasai dan hubungan ini diditerima
sebagai sesuatu yang dianggap semestinya untuk terjadi.
9) Kesetaraan dan keadilan gender (KKG) adalah keadaan ketika laki-laki dan perempuan
sama-sama memperoleh akses,dapat ,berpartisipasi dalam melakuka suatu
hal,mempunyai kontral,serta memperoleh manfaat dari suatu kebijakan program dan
kegiatan pembangunan.
10) Pengarus-Utamaan Gender (PUG) adalah strategi untuk mencapai KKG melalui
kebijakan dan program dengan memperhatikan pengalaman,aspirasi,kebutuhan,dan
permasalahan laki-laki dan perempuan.
11) Ideologi parthiaki adalah ideologi yang menempatkan laki-laki dalam posisi yang lebih
tinggi dari perempuan dan sebagai pengambil keputusan.
12) Ideologi gender adalah sistem pemikiran dan nilai-nilai yang mengatur peran seks,
status sosial dan perilaku yang didahului oleh pembentukan identitas maskulin dan
feminin
13) Emansipasi adalah gerakan kaum feminis yang dilakukan baik oleh laki-laki dan
perempuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan keadilan gender
14) Feminisme adalah kesadaran terhadap kondisi ketertindasan dan eksploitasi terhadap
kaum perempuan dimanapun dengan gerakan untuk mendapatkan kesetaraan status
15) Diskriminasi gender adalah dalah sebuah ketidakadilan dengan pembedaan sikap dan
perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan jenis kelamin.
16) Sub-ordinasi gender adalah isu/permasalahan yang timbul karena adanya
pandangan/sikap/tindakan yang menempatkan orang lain/pihak lain dalam posisi lebih
rendah/pada posisi yang kurang penting.
17) Ketimpangan gender/ketidaksetaraan gender berkaitan dengan kondisi dimana
terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan ketidakadilan gender adalah
segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki yang bersumber pada
kenyakinan gender.
18) Marjinalisasi gender berkaitan dengan terpinggirkannya seorang wanita dalam berbagai
bidang kehidupan. Sedangkan pencitraan/pelebelan negative merupakan penandaan
terhadap sifat-sifat bawaan perempuan.
19) Kekerasan gender, adalah istilah yang memayungi setiap perilaku membahayakan yang
dilakukan terhadap seseorang berdasarkan aspek sosial termasuk gender yang
dilekatkan oleh masyarakat yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.
20) Eksploitasi/beban yang berat digunakan untuk menggambarkan penggunaan tenaga
kerja secara berlebihan tanpa diimbangi pemberian upah yang layak.

II.ISU GENDER DALAM HUKUM

a) Isu gender dalam hukum adat


Hukum Keluarga, didalam hukum kekeluarga isu gender yang rentan muncul adalah
dalam membuat keputusan dimana laki-laki memiliki kekuasaan yang lebih banyak diatas
perempuan dan pendapat perempaun cenderung tidak didengar.

Hukum Perkawinan,didalam hukum perkawinan isu gender yang sering muncul adalah
kedudukan laki-laki yang lebih dominan dibandingkan perempuan,belum lagi masalah
perjodohan dan pernikahan dini yang sebenarnya melanggar HAM. Di dalam hukum
perkawinan erat juga denga perceraian,khususnya dalam masyarakat patrilinear ketika bercerai
maka masalahnya akan erat sekali dengan status perempuan tersebut.

Hukum waris,pada masyarakat parental tidak ada isu diskriminasi gender karena anak
laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak waris,tetapi hanya terjadi ketimpangan
dimana menurut hukum islam pembagain warisan 2:1 (sepikul segendong).Lalu pada
masyarakat matrilinear tidak terjadi isu diskriminasi gender karena tidak dikenal adanya
pembagian waris akibat , warisan yang bersifat.Beda halnya dengan masyarakat patrilinear
dimana isu diskriminasi gender kental sekali terjadi ,karena anak perempuan tidak mendapat
sedikit-pun hak atas waris.

b) Isu gender dalam hukum pidana, secara normative memang sudah responsive gender
tetapi terdapat pula pasal yang menunjukkan diskriminasi terhadap perempuan,seperti
pasal 285 KUHP, yang berlaku saat ini menggambarkan dengan jelas adanya standar
yang dipakai oleh KUHP dalam memperlakukan perempuan dan menempatkannya
pada posisi yang tidak mempunyai hak apapun, sehingga melayani suami adalah
kewajiban yang tidak dapat ditawar lagi
c) Isu gender dalam hukum perburuhan/ketenagakerjaan, secara normatif memang
UU mengenai perburuhan/ketenagakerjaan ini sudah responsive gender,tetapi di dalam
pelaksanaannya masih saja sering terjadi ketidakdilan yang khusunya dialami oleh
perempuan.
d) Hukum Perkawinan,dalam UU perkawinan yang lama usia minimal bagi perempuan
untuk kawin adalah 16 tahun disini ada makna untuk membuat perempuan itu bodoh,.
Di dalam hukum perkawinan yang baru masih terdapat isu diskriminasi gender ketika
suami diberi kedudukan sebagai kepala rumah tangga sedangkan isterinya sebagi ibu
rumah tangga,seakan-akan kedudukan suami itu selalu berada diatas isterinya.
e) Isu gender dalam hukum tata negara,salah satunya berkaitan dengan isu diskriminasi
terhadap kepemimpinan perempuan.Pada hukum internasional sendiri terdapat
beberapa konvensi yang mengecam diskriminasi terhadap perempuan,tetapi dalam
prakteknya masih saja terjadi isu kettidakdilan ataupun diskiriminasi gender.
f) Isu gender dalam hukum pajak , Isu yang terpenting terkait dengan masalah
perpajakan adalah isu subordinat terhadap perempuan yang kawin tanpa perjanjian
pisah harta dengan suami, bila berusaha sendiri, pajak penghasilannya dilaporkan
melalui NPWP suami.
g) Isu gender dalam HAM , Hak Asasi Manusia dalam tataran nasional dan global telah
mengakui bahwa persamaan derajat laki-laki dan perempuan merupakan tuntutan
hukum yang tidak boleh diabaikan, segala bentuk diskiriminasi merupakan
pelanggaran.Kenyataan masih menunjukkan bahwa dikotomi berdasarkan jenis
kelamin masih kuat bertahan khususnya dalam masyarakat yang patriarki.
h) Isu Gender dalam Yurisprudensi (Praktek Peradilan),isu gender yang terjadi
berkaitan dengan pentingnya agar pemeriksaan dilakukan oleh aparat hukum
perempuan seperti polisi perempuan ketika masih dalam pemeriksaan di kepolisian
korban ataupun saksi korban lebih terbuka dan lebih leluasa memberikan keterangan.

III.TEORI-TEORI FEMINIS

a. Feminisme Libral,menitikberatkan pada emansipasi perempuan untuk mendapatkan


kesempatan yang adil dan membebaskan perempuan dari penindasan peran gender yang
diberikan perempuan berdasarkan jenis kelamin
b. Feminimisme Radikal,menitikberatkan pada permasalahan ketertindasan perempuan.
c. Feminimisme Marxis/Sosialis, menitikberatkan pada masalah kelas sebagai penyebab
perbedaan fungsi dan status perempuan.
d. Teori Feminis Eksistensialis. fokus perhatiannya pada pemikiran bahwa perempuan
memiliki kemampuan yang sama seperti laki-laki.
e. Teori Feminis Post Modern, Multikultural dan Global,teori post modern menggali
persoalan alienasi perempuan.Teori multikultual menekankan pada ketertindasan kaum
perempuan dan teori global menekankan ketertindasannya dalam konteks perdebatan.
f. Teori Feminis Yurisprudence, memfokuskan diri pada persoalan-persoalan hukum
yang menggunakan pendekatan perempuan.
g. Teori Nature dan Teori Nurture, Teori Nature beranggapan bahwa perbedaan peran
antara laki-laki dan perempuan lebih ditekankan pada faktor biologis, sedangkan teori
Nurture lebih menekankan pada faktor lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai