Anda di halaman 1dari 10

Lex Privatum Vol. VII/No.

7/Okt-Des/2019

TUGAS DAN WEWENANG KOMISI PENGAWAS PENDAHULUAN


PERSAINGAN USAHA (KPPU) DALAM A. Latar Belakang
PENANGANAN PELANGGARAN HUKUM Ketentuan dalam Undang-Undang Dasar
PERSAINGAN USAHA MENURUT UNDANG- Tahun 1945 merupakan dasar negara yang
UNDANG NOMOR 5 TAHUN 19991 harus dijadikan sebagai pedoman di negara
Oleh: Joshua Anggelito Paparang2 Indonesia. Pemerintah mengundangkan
Peraturan Perundang-undangan Nomor 5
ABSTRAK Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Monopoli dan Persaingan usaha Tidak sehat
mengetahui bagaimana tugas Komisi Pengawas sebagai perwujudan dari Undang-Undang Dasar
Persaingan Usaha dalam penanganan 1945 Pasal 33 Ayat (4). Komisi Pengawas
pelanggaran hukum persaingan usaha dan Persaingan Usaha (KPPU) yang mendapatkan
bagaimana wewenang Komisi Pengawas amanat untuk melakukan pengawasan dan
Persaingan Usaha dalam penanganan penegakan hukum persaingan usaha
pelanggaran hukum persaingan usaha. Dengan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
menggunakan metode penelitian yuridis Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik
normatif, disimpulkan: 1. Tugas Komisi Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Pengawas Persaingan Usaha dalam penanganan merupakan lembaga non struktural yang
pelanggaran hukum persaingan usaha seperti menjadi organ bagi negara ini dalam
melakukan penilaian terhadap perjanjian, melaksanakan pembangunan. Undang Undang
kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha, No. 5 Tahun 1999, sudah mengamanatkan
penyalahgunaan posisi dominan, yang dapat ruang lingkup tugas dan wewenang Komisi
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).3
dan atau persaingan usaha tidak sehat. Komisi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Pengawas Persaingan Usaha dapat mengambil adalah lembaga penegak hukum dalam bidang
tindakan, saran dan pertimbangan terhadap persaingan usaha dan status yang diberikan
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kepada KPPU adalah sebagai pengawas
praktek monopoli dan atau persaingan usaha pelakasanaan Undang-Undang Persaingan
tidak sehat dan menyusun pedoman dan atau Usaha. KPPU adalah manifestasi implementasi
publikasi serta memberikan laporan secara daripada Undang-Undang Persaingan Usaha
berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden yang mengamanatkan untuk dibentuknya suatu
dan Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Wewenang lembaga untuk menegakkan Undang-Undang
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam Persaingan Usaha sebagaimana yang tercantum
penanganan pelanggaran hukum persaingan dalam Pasal 30 ayat (1) yang berbunyi: “Untuk
usaha seperti menerima laporan dari mengawasi pelaksanaan Undang-Undang ini
masyarakat, melakukan penelitian, dan atau dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha
menilai surat, dokumen atau alat bukti lain yang selanjutnya disebut Komisi.”
guna penyelidikan dan pemeriksaan serta Melihat kembali pada Pasal 30 ayat (1) telah
menyimpulkan hasil penyelidikan dan jelas bahwa Undang-Undang Persaingan Usaha
memanggil pelaku usaha, saksi dan saksi ahli memberikan amanat untuk membentuk suatu
serta meminta bantuan penyidikan dan lembaga pengawas dibidang persaingan usaha,
memutuskan atau menetapkan ada atau tidak dimana lembaga ini berstatus sebagai
adanya pelaku usaha yang diduga telah pengawas pelaksanaan Undang-Undang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Persaingan Usaha dan merupakan lembaga
undang-undang. quasi independen yang terlepas dari pengaruh
Kata kunci: Tugas dan Wewenang, Komisi dan kekuasaan pemerintah serta pihak lainnya
Pengawas Persaingan Usaha, Pelanggaran serta bertanggung jawab kepada Presiden. 4
Hukum, Persaingan Usaha.
3
Siti Wirdayani. Sistem Perpanjangan Masa Jabatan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Josina E. Londa, SH, Dalam Suksesi Pimpinan Komisi Pengawas Persaingan
MH; Hendrik Pondaag, SH., MH Usaha (KPPU). Adliya Vol. 13, No. 1, Juni 2019. hlm. 88.
2 4
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Alston Chandra1 dan Sari Murti Widiyastuti Y. Peran
15071101628 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dalam

32
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

Tugas Komisi dan wewenang Pengawas PEMBAHASAN


Persaingan Usaha dalam penanganan A. Tugas Kppu Dalam Penanganan
pelanggaran hukum dalam persaingan usaha Pelanggaran Hukum Persaingan Usaha
perlu dilaksanakan sesuai dengan peraturan Hukum persaingan sebenarnya mengatur
perundang-undangan yang berlaku. Komisi tentang sengketa antar pelaku usaha, di mana
Pengawas Persaingan Usaha merupakan yang suatu pelaku usaha yang merasa dirugikan oleh
berwenang melakukan pengawasan persaingan tindakan dari pelaku usaha lainnya. Oleh
usaha dan menjatuhkan sanksi berupa tindakan karenanya, sengketa persaingan usaha pada
administratif. dasarnya merupakan sengketa perdata.
Sebenarnya sengketa persaingan usaha antar
B. Rumusan Masalah pelaku usaha dapat dilakukan oleh asosiasi
1. Bagaimana tugas Komisi Pengawas yang didirikan oleh pelaku usaha, apabila
Persaingan Usaha dalam penanganan masalah yang disengketakan tersebut tidak
pelanggaran hukum persaingan usaha ? terdapat unsur-unsur publiknya. Namun
2. Bagaimana wewenang Komisi Pengawas penyelesaiannya akan menemui berbagai
Persaingan Usaha dalam penanganan hambatan apabila tidak ada kesukarelaan untuk
pelanggaran hukum persaingan usaha ? melaksanakan putusan dari pihak yang
dikalahkan. Hal ini karena sebuah asosiasi tidak
C. Metode Penelitian berwenang untuk melakukan penyitaan
Penelitian hukum yang dilakukan dengan ataupun menjatuhkan sanksi yang bersifat
cara meneliti bahan pustaka atau data publik.7
sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian Diundangkannya Undang-undang Nomor 5
hukum normatif atau penelitian hukum Tahun 1999 tidak saja membawa angin baru
kepustakaan (di samping adanya penelitian bagi regulasi persaingan usaha di Indonesia
hukum sosiologis atau empiris yang terutama yang selama ini tersebar dalam berbagai
meneliti data primer).5 peraturan perundangundangan, namun juga
Penelitian ini menggunakan metode melahirkan lembaga baru yaitu Komisi
pendekatan hukum normatif normatif. Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).8 Undang-
Penelitian dilakukan dengan mengkaji data Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
sekunder berupa bahan hukum primer, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
sekunder, tersier. Bahan hukum primer terdiri Sehat, mengatur tugas Komisi Pengawas
dari Undang-Undang Negara Republik Persaingan Usaha, sebagaimana dinyatakan
Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang pada Pasal 35 Tugas Komisi meliputi:
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan 1. melakukan penilaian terhadap perjanjian
Usaha Tidak Sehat. Bahan hukum sekunder yang dapat mengakibatkan terjadinya
terdiri dari literatur-literatur, karya-karya ilmiah praktek monopoli dan atau persaingan
hukum, baik yang diperoleh melalui media usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam
cetak maupun elektronik. Bahan hukum tersier Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
seperti kamus umum dan kamus hukum. Data 2. melakukan penilaian terhadap kegiatan
sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
secara normatif kualitatif. “Bahan hukum dapat mengakibatkan terjadinya praktek
tersier adalah bahan yang dapat membantu monopoli dan atau persaingan usaha tidak
memberikan penjelasan dalam memahami sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17
bahan hukum primer dan sekunder”.6 sampai dengan Pasal 24;
3. melakukan penilaian terhadap ada atau
tidaknya penyalahgunaan posisi dominan
Mendorong Iklim Persaingan Usaha Yang Sehat Di Sektor
7
Perunggasan.hlm. 6. Meita Fadhilah. Op.Cit. hlm. 66-67 (Lihat Susanti Adi
5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Nugroho, Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia Dalam
Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Teori Praktik Serta Penerapan Hukumnya, Edisi Pertama,
Persada, Jakarta. 1995, hlm. 13-14. (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 539).
8
Arie Siswanto. Hukum Persaingan Usaha.
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Ceatakan ke-2. Ghalia Indonesia, Bogor, 2004. hlm. 93-94.
Press, Jakarta, 2005, hlm.52.

33
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

yang dapat mengakibatkan terjadinya Undang-Undang Dasar 1945, serta cenderung


praktek monopoli dan atau persaingan menunjukkan corak yang sangat monopolistik.
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Para pengusaha yang dekat dengan elit
Pasal 25 sampai dengan Pasal 28; kekuasaan mendapatkan kemudahan-
4. mengambil tindakan sesuai dengan kemudahan yang berlebihan sehingga
wewenang Komisi sebagaimana diatur berdampak kepada kesenjangan sosial.
dalam Pasal 36; Munculnya konglomerasi dan sekelompok kecil
5. memberikan saran dan pertimbangan pengusaha kuat yang tidak didukung oleh
terhadap kebijakan pemerintah yang semangat kewirausahaan sejati merupakan
berkaitan dengan praktek monopoli dan salah satu faktor yang mengakibatkan
atau persaingan usaha tidak sehat; ketahanan ekonomi menjadi sangat rapuh dan
6. menyusun pedoman dan atau publikasi yang tidak mampu bersaing.
berkaitan dengan Undang-undang ini; Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut
7. memberikan laporan secara berkala atas di atas, menuntut kita untuk mencermati dan
hasil kerja Komisi kepada Presiden dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia,
Dewan Perwakilan Rakyat. agar dunia usaha dapat tumbuh serta
berkembang secara sehat dan benar, sehingga
KPPU adalah penegak hukum dan sebagai tercipta iklim persaingan usaha yang sehat,
lembaga yang sangat tepat untuk serta terhindarnya pemusatan kekuatan
menyelesaikan persoalan persaingan usaha ekonomi pada perorangan atau kelompok
yang memiliki peran multi-functions yang bisa tertentu, antara lain dalam bentuk praktek
menyelesaikan dan mempercepat penanganan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
perkara persaingan usaha, pendapat tersebut yang merugikan masyarakat, yang
diungkapkan oleh Syamsul maarif seperti yang bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
dikutip Rachmadi Usman dalam bukunya yang Oleh karena itu, perlu disusun Undang-
berjudul Hukum Acara Persaingan Usaha di undang tentang Larangan Praktek Monopoli
Indonesia.9 dan Persaingan Tidak Sehat yang dimaksudkan
Peluang-peluang usaha yang tercipta selama untuk menegakkan aturan hukum dan
tiga dasawarsa yang lalu dalam kenyataannya memberikan perlindungan yang sama bagi
belum membuat seluruh masyarakat mampu setiap pelaku usaha di dalam upaya untuk
dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan menciptakan persaingan usaha yang sehat.11
di berbagai sektor ekonomi. Perkembangan Pada awal pendiriannya, Komisi Pengawas
usaha swasta selama periode tersebut, di satu Persaingan Usaha (selanjutnya disebut dengan
sisi diwarnai oleh berbagai bentuk kebijakan KPPU) mengemban tugas yang teramat berat
Pemerintah yang kurang tepat sehingga pasar dalam menghadapi dinamisnya dunia usaha di
menjadi terdistorsi. Di sisi lain perkembangan tengah situasi krisis multidimensi yang
usaha swasta dalam kenyataannya sebagian menyelimuti Indonesia waktu itu. Saat itu arus
besar merupakan perwujudan dari kondisi konflik dunia usaha Indonesia sangat kuat.
persaingan usaha yang tidak sehat.10 Praktik persaingan usaha yang tidak sehat
Fenomena di atas telah berkembang dan dianggap jamak ‘lumrah’, ditambah lagi dengan
didukung oleh adanya hubungan yang terkait adanya persekongkolan antara pelaku usaha
antara pengambil keputusan dengan para dengan pemegang kekuasaan. Untuk
pelaku usaha, baik secara langsung maupun menjalankan tugasnya dengan baik, undang-
tidak langsung sehingga lebih memperburuk undang memberikan amunisi berupa
keadaan. Penyelenggaraan ekonomi nasional kewenangan yang luas kepada KPPU. Selain itu,
kurang mengacu kepada amanat Pasal 33 KPPU juga diberikan rentang waktu yang
terbatas dalam menangani suatu perkara, hal
9
Ibid. hlm. 12 (Lihat Rachmadi Usman, Hukum Acara
Persaingan Usaha di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
2013. hlm. 45).
10 11
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat. Usaha Tidak Sehat.

34
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

ini bertujuan untuk dapat menjamin kepastian Presiden Nomor 75 Tahun 1999. Dalam rangka
berusaha.12 pelaksanaan Pasal 34 ayat (1) UULPM maka
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikeluarkan Keputusan Presiden Republik
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Indonesia No. 75 Tahun 1999 tentang Komisi
Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya Pengawas Persaingan Usaha. Melalui Keppres
disebut dengan UULPM), KPPU dapat No. 75 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (1) dibentuk
menangani perkara berdasarkan pada dua Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang
mekanisme kerjanya yaitu berdasarkan laporan selanjutnya disebut dengan Komisi. Ayat (2)
yang masuk ke KPPU ataupun atas inisiatif Keppres 75 Tahun 1999 menyatakan bahwa
KPPU dalam melihat fenomena yang terjadi Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam dunia usaha. Keputusan yang dihasilkan merupakan lembaga non struktural yang
KPPU bersifat mengikat tetapi tidak final, sebab terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah
masih dimungkinkan kepada pihak terlapor serta pihak lain. Pasal 1 angka (18) UULPM
untuk mengajukan keberatan atas putusan memberikan arti Komisi Pengawas Persaingan
KPPU kepada Pengadilan Negeri tempat Usaha adalah komisi yang dibentuk untuk
terlapor berdomisili seperti diatur pada Pasal mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan
44 ayat (2) UULPM, bahkan proses hukum ini kegiatan usahanya agar tidak melakukan
juga dapat berlangsung hingga tingkat praktek monopoli atau persaingan usaha tidak
Mahkamah Agung (MA). Proses tersebut sehat. Keppres No. 75 Tahun 1999 tentang
menunjukkan bahwa terdapat fungsi kontrol KPPU ini telah diubah dengan Perpres No. 80
yang berimbang antara KPPU, PN, dan MA Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Keputusan
dalam mengimplementasikan penegakan Presiden No. 75 Tahun 1999 tentang Komisi
hukum persaingan usaha. KPPU dalam Pengawas Persaingan Persaingan Usaha.14
melaksanakan tugas dan wewenangnya Pemahaman bahwa perlindungan konsumen
memerlukan adanya arah pandang yang jelas, mempersoalkan perlindungan Hukum yang
sehingga apa yang menjadi tujuannya dapat diberikan kepada konsumen dalam usahanya
dirumuskan dengan seksama pencapaiannya untuk memperoleh barang dan jasa dari
dan dapat direncanakan dengan tepat. Arah kemungkinan timbulnya kerugian karena
pandang KPPU tersebut sebagai lembaga penggunaannya, maka hukum perlindungan
independen yang mengemban amanat UULPM konsumen dapat dikatakan sebagai hukum yang
adalah: “Menjadi Lembaga Pengawas mengatur tentang pemberian perlindunga
Persaingan Usaha yang Efektif, Kredibel untuk hukum kepada konsumen dalam rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat”.13 pemenuhan kebutuhannya sebagai konsumen.
Pasal 30 ayat (1) UULPM menentukan Bentuk perlindungan terhadap konsumen
bahwa KPPU mengawasi pelaksanaan UULPM; mempunyai banyak dimensi salah satunya
(2) menentukan, bahwa KPPU merupakan yaitu: Bentuk Perlindungan Hukum Yang
lembaga independen yang terlepas dari Diberikan Melalui Suatu Peraturan.15
pengaruh kekuasaan pemerintah serta pihak Bentuk perlindungan hukum yang dimaksud
lain; (3) menentukan, bahwa dalam di sini adalah perlindungan hukum yang
pelaksanaan tugasnya KPPU bertanggung jawab diberikan oleh peraturan perundang-undangan
kepada Presiden. Anggota KPPU diangkat oleh agar hak-hak yang dimiliki konsumen tidak
Presiden setelah mendapatkan persetujuan dirugikan atau untuk melindungi pihak
Dewan Perwakilan Rakyat. Tugas dan konsumen dari tindakan curang pelaku usaha
Wewenang Komisi diatur dalam Pasal 35 dan atau tindakan praktik monopoli dan persaingan
Pasal 36 UULPM secara rinci, kemudian
ditegaskan kembali dalam Pasal 4 Keputusan 14
Ibid. hlm. 187-188.
15
Rosdalina Bukido dan Laila F. Bamatraf. Peranan Komisi
Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU) Dalam Menegakan
12
Alum Simbolon. Pendekatan yang Dilakukan Komisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Pengawas Persaingan Usaha Menentukan Pelanggaran Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
dalam Hukum Persaingan Usaha. Jurnal Hukum Ius Quia Sehat.Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah Vol. 15 No. 1 Tahun
Iustum No. 2 Vol. 20 April 2013: 186 – 206, hlm. 187. 2017.hlm. 68 (Lihat Widjaja, Gunawan dan Muljadi, Kartini
13
Ibid. hlm. 187 Lihat www//kppu.go.id, diakses pada tgl. Perikatan yang lahir dari Undang-Undang, Raja Garfindo
30 November 2002). Persada. Jakarta, 2003, hlm. 81.

35
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

usaha tidak sehat oleh pelaku usaha terhadap negara Pancasila dan konstitusi negara Undang-
konsumen.16 Adapun peraturan yang mengatur Undang Dasar 1945.18
tentang perlindungan konsumen secara umum
yaitu undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 B. Wewenang Kppu Dalam Penanganan
tentang Perlindungan Konsumen. Dalam Pelayanan Pelanggaran Hukum Persaingan
Undang-Undang ini diatur mengenai hak dan Usaha
kewajiban konsumen dan pelaku usaha yang Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
terdapat dalam pasal 4 sampai dengan pasal 7 Tentang Administrasi Pemerintahan. Pasal 1
dengan tujuan agar konsumen dan pelaku angka 5. Wewenang adalah hak yang dimiliki
usaha dapat mengetahui apa saja yang menjadi oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
hak dan kewajibannya.17 atau penyelenggara negara lainnya untuk
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang mengambil keputusan dan/atau tindakan
Perlindungan Konsumen. Pasal 3. Perlindungan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pasal 1
konsumen bertujuan: angka 6. Kewenangan Pemerintahan yang
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan selanjutnya disebut Kewenangan adalah
kemandirian konsumen untuk melindungi kekuasaan Badan dan/atau Pejabat
diri; Pemerintahan atau penyelenggara negara
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum
dengan cara menghindarkannya dari ekses publik.
negatif pemakaian barang dan/atau jasa; Baiq Ervinna Sapitri, kewenangan adalah
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen kekuasaan seseorang, sekelompok orang, suatu
dalam memilih, menentukan, dan menuntut lembaga (dalam hal ini KPPU) terhadap
hak-haknya sebagai konsumen; segolongan orang-orang tertentu atau
4. Menciptakan sistem perlindungan kekuasaan terhadap sesuatu bidang tertentu
konsumen yang mengandung unsur (yaitu bidang hukum persaingan usaha),
kepastian hukum dan keterbukaan informasi sedangkan wewenang adalah kemampuan
serta akses untuk mendapatkan informasi; bertindak KPPU yang diberikan oleh undang-
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha undang yang berlaku untuk melakukan
mengenai pentingnya perlindungan hubungan dan perbuatan hukum. 19 Undang-
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
dan bertanggungjawab dalam berusaha; Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa Sehat, mengatur wewenang Komisi Pengawas
yang menjamin kelangsungan usaha Persaingan Usaha, sebagaimana dinyatakan
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan pada Pasal 36. Wewenang Komisi meliputi:
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan a. menerima laporan dari masyarakat dan
konsumen. atau dari pelaku usaha tentang dugaan
Undang-undang tentang Perlindungan terjadinya praktek monopoli dan atau
Konsumen ini dirumuskan dengan mengacu persaingan usaha tidak sehat;
pada filosofi pembangunan nasional bahwa b. melakukan penelitian tentang dugaan
pembangunan nasional termasuk adanya kegiatan usaha dan atau tindakan
pembangunan hukum yang memberikan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan
perlindungan terhadap konsumen adalah dalam terjadinya praktek monopoli dan atau
rangka membangun manusia Indonesia persaingan usaha tidak sehat;
seutuhnya yang berlandaskan pada falsafah c. melakukan penyelidikan dan atau
kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
16
masyarakat atau oleh pelaku usaha atau
Ibid. hlm. 69. (Lihat Widjaja, Gunawan dan Muljadi,
Kartini Perikatan yang lahir dari Undang-Undang, Raja
18
Garfindo Persada. Jakarta, 2003, hlm. 81). Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
17
Ibid. hlm. 69. (Lihat Widjaja, Gunawan dan Muljadi, Tentang Perlindungan Konsumen.
19
Kartini Perikatan yang lahir dari Undang-Undang, Raja Ibid. hlm. 142.
Garfindo Persada. Jakarta, 2003, hlm. 81).

36
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil praktek monopoli dan atau persaingan usaha
dari penelitiannya; tidak sehat, 2) melakukan penelitian tentang
d. menyimpulkan hasil penyelidikan dan dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
atau pemeriksaan tentang ada atau tidak tindakan pelaku usaha yang dapat
adanya praktek monopoli dan atau mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
persaingan usaha tidak sehat; dan atau persaingan usaha tidak sehat, 3)
e. memanggil pelaku usaha yang diduga melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan
telah melakukan pelanggaran terhadap terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan
ketentuan undang-undang ini; atau persaingan usaha tidak sehat yang
f. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku
ahli dan setiap orang yang dianggap usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai
mengetahui pelanggaran terhadap hasil penelitiannya, 4) menyimpulkan hasil
ketentuan Undang-undang ini; penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang
g. meminta bantuan penyidik untuk ada atau tidak adanya praktek monopoli dan
menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi atau persaingan usaha tidak sehat.
ahli, atau setiap orang sebagaimana Kedua, kewenangan menuntut pelaku
dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak usaha. Pasal 36 huruf (e),(f),(g),(h),(i),: (e)
bersedia memenuhi panggilan Komisi; memanggil pelaku usaha yang diduga telah
h. meminta keterangan dari instansi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Pemerintah dalam kaitannya dengan undang-undang ini, (f) memanggil dan
penyelidikan dan atau pemeriksaan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang
terhadap pelaku usaha yang melanggar yang dianggap mengetahui pelanggaran
ketentuan Undang-undang ini; terhadap ketentuan undang-undang ini; (g)
i. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai meminta bantuan penyidik untuk
surat, dokumen atau alat bukti lain guna menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli,
penyelidikan dan atau pemeriksaan; atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf
j. memutuskan dan menetapkan ada atau e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi
tidak adanya kerugian di pihak pelaku panggilan Komisi, (h). meminta keterangan dari
usaha lain atau masyarakat; instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
k. memberitahukan putusan Komisi kepada penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap
pelaku usaha yang diduga melakukan pelaku usaha yang melanggar ketentuan
praktek monopoli dan atau persaingan undang-undang ini, (i) mendapatkan, meneliti,
usaha tidak sehat. dan atau menilai surat, dokumen, atau alat
l. lmenjatuhkan sanksi administratif kepada bukti lain guna penyelidikan dan atau
pelaku usaha yang melanggar ketentuan pemeriksaan. Ketiga, kewenangan judisial.
Undang-undang ini. Kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada
pelaku usaha.
Penjelasan Pasal 36 huruf (g) Yang dimaksud Kewenangan KPPU tersebut merupakan
dengan penyidik adalah penyidik sebagaimana kewenangan yang super dan istimewa
dimaksudkan dalam Undang-undang Nomor 8 diberikan undang-undang kepada KPPU karena
Tahun 1981. Ketentuan di atas sesungguhnya KPPU diberikan kewenangan untuk
membagi kewenangan KPPU dalam 3 menjatuhkan sanksi berupa tindakan
20
kategori: Pertama, kewengan administratif kepada pelaku usaha yang
penyelidikan.Pasal 36 huruf (a), (b), (c) dan (d) melanggar ketentuan undang-undang
memberikan kewenangan KPPU untuk : 1) persaingan usaha.21
menerima laporan dari masyarakat dan atau Hal yang menarik adalah kewenangan KPPU
dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya untuk memutus dan menjatuhkan sanksi
kepada pelaku usaha. Kewenangan mengadili
20 dan menjatuhkan sanksi kepada KPPU
Muh. Risnain. Eksistensi Lembaga Quasi Judisial Dalam
Sistem Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia : Kajian
21
Terhadap Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Jurnal Ibid. hlm. 55-56. (Lihat Ridwan, Tiga Dimensi Hukum
Hukum dan Peradilan, Volume 3, Nomor 1 Maret 2014 : Administrasi Negara dan Peradilan Administrasi Negara,
49-58. hlm. 55-56. FH UII Press, Yogyakarta, 2009. hlm.146.

37
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

merupakan yang dimiliki yang secara khusus mengakibatkan praktek monopoli dan
25
diberikan kepada KPPU yang tidak dimiliki oleh persaingan usaha tidak sehat.
lembaga independen lain. Hal ini menimbulkan Kewenangan penting yang tidak dimiliki
pertanyaan apakah KPPU merupakan lembaga KPPU dalam melakukan tugasnya, khususnya
peradilan atau lembaga administratif. Terkait dalam penanganan kasus dugaan kartel terkait
status kelembagaan KPPU dalam sistem praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
peradilan di Indonesia menarik untuk dikutip sehat adalah kewenangan untuk melakukan
pendapat Jimly Assidiqie “….jelas bahwa pada penggeledahan dan penyitaan. KPPU menilai
hakikatnya KPPU adalah lembaga peradilan tanpa adanya kewenangan untuk melakukan
dalam arti yang luas, atau setidaknya dapat penggeledahan dan penyitaan, khususnya
disebut sebagai lembaga semi-peradilan. dalam penanganan kasus dugaan kartel terkait
Sebagai lembaga peradilan yang bersifat praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
administratif, fungsi KPPU dapat digolongkan ke sehat, membuat kinerja KPPU belum dapat
dalam lingkungan peradilan tata usaha negara, berlangsung secara optimal serta tidak efektif
tetapi apabila dilihat dari bidang sengketa hak dalam pelaksanaannya.26
yang diselesaikannya, komisi ini dapat juga Ateng Syafrudin, ada perbedaan antara
dikategorikan berada dalam lingkungan pengertian kewenangan dengan wewenang, ia
peradilan umum”.22 mengemukakan bahwa: “Kita harus
Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 membedakan antara kewenangan dengan
Tahun 1999 eksekusi putusan KPPU harus wewenang. Kewenangan adalah apa yang
melalui penetapan Pengadilan Negeri. Dalam disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang
hal upaya hukum KPPU tidak memiliki berasal dari kekuasaan yang diberi oleh
kewenangan untuk menerima upaya hukum, undang-undang, sedangkan wewenang hanya
pihak yang dikalahkan merasa keberatan atas mengenai suatu bagian tertentu saja dari
putusan KPPU, menurut Pasal 44 ayat (2) dapat kewenangan”. 27 Menurut Philipus M. Hadjon,
mengajukan ke Pengadilan Negeri, upaya Setiap tindakan pemerintahan disyaratkan
hukum lanjutannya dapat mengajukan kasasi ke harus bertumpu atas kewenangan yang sah.
Mahkamah Agung (Pasal 45 ayat 3).23 Kewenangan itu diperoleh melalui tiga sumber,
KPPU akan menggunakan kewenangannya yaitu atribusi, delegasi dan mandat”28.
dalam memperoleh satu atau lebih alat bukti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
untuk menangani kasus persaingan usaha tidak Tentang Administrasi Pemerintahan. Pasal 1
sehat dan kartel, namun KPPU masih merasa angka 22. Atribusi adalah pemberian
kewenangan yang diberikan pada Pasal 36 Kewenangan kepada Badan dan/atau Pejabat
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan oleh Undang-Undang Dasar
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau
Usaha Tidak Sehat, masih kurang mendukung Undang-Undang. Pasal 1 angka 23. Delegasi
kinerja KPPU dalam melaksanakan tugasnya.24 adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan
KPPU sebagai komisi yang bertugas dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih
menegakkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Pemerintahan yang lebih rendah dengan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, memiliki peran tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
penting dalam penegakan hukum persaingan sepenuhnya kepada penerima delegasi. Pasal 1
usaha, khususnya peran para penyidik serta angka 24. Mandat adalah pelimpahan
komisioner KPPU dalam melakukan penilaian
suatu kegiatan usaha yang dapat 25
Ibid. hlm. 13.
26
Ibid. hlm. 13-14.
27
Ateng Syafrudin, “Menuju Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara Yang Bersih dan Bertanggung
Jawab,”Jurnal Pro Justisia Edisi IV, Universitas
22
Ibid. hlm. 56 (Lihat Jimly Assidiqie, Fungsi Campuran Parahyangan, Bandung, 2000, hlm. 22.
28
KPPU Sebagai Lembaga Quasi-Peradilan). Philipus M. Hadjon, Fungsi Normatif Hukum
23
Rahmadi Usman. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Administrasi Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004, hlm.119. Bersih, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya.
24
H. Dudung Mulyadi dan Ibnu Rusydi. Op.Cit. hlm. 13 1994, hlm. 7.

38
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat 1. Untuk pelaksanaan tugas Komisi


Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan Pengawas Persaingan Usaha dalam
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih penanganan pelanggaran hukum
rendah dengan tanggung jawab dan tanggung persaingan usaha perlu disesuaikan
gugat tetap berada pada pemberi mandat. dengan menyusun pedoman yang telah
Tugas dan wewenang Komisi Pengawas disusun dan atau publikasi yang
Persaingan Usaha dalam penanganan berkaitan dengan Undang-Undang
pelanggaran hukum persaingan usaha telah Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Tidak Sehat. Komisi Pengawas Persaingan
Persaingan usaha Tidak sehat untuk Usaha perlu memberikan laporan secara
memberikan kepastian hukum mengenai Tugas berkala atas hasil kerja Komisi kepada
dan wewenang Komisi Pengawas Persaingan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Usaha. 2. Wewenang Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dalam penanganan pelanggaran
PENUTUP hukum persaingan usaha dalam
A. Kesimpulan pelaksanaannya perlu meminta meminta
1. Tugas Komisi Pengawas Persaingan bantuan penyidik untuk menghadirkan
Usaha dalam penanganan pelanggaran pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap
hukum persaingan usaha seperti orang yang tidak bersedia memenuhi
melakukan penilaian terhadap perjanjian, panggilan Komisi Pengawas Persaingan
kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku Usaha dan meminta keterangan dari
usaha, penyalahgunaan posisi dominan, instansi pemerintah dalam kaitannya
yang dapat mengakibatkan terjadinya dengan penyelidikan dan atau
praktek monopoli dan atau persaingan pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang
usaha tidak sehat. Komisi Pengawas melanggar ketentuan undang-undang.
Persaingan Usaha dapat mengambil
tindakan, saran dan pertimbangan DAFTAR PUSTAKA
terhadap kebijakan pemerintah yang Abbas Nurhayati, Hukum Perlindungan
berkaitan dengan praktek monopoli dan Konsumen dan Beberapa Aspeknya,
atau persaingan usaha tidak sehat dan Makalah Elips Project, Ujung Pandang,
menyusun pedoman dan atau publikasi 1996.
serta memberikan laporan secara berkala Antoni Veri. Penegakan Hukum Atas Perkara
atas hasil kerja Komisi kepada Presiden Kartel Di Luar Persekongkolan Tender
dan Dewan Perwakilan Rakyat. Di Indonesia. Mimbar Hukum Volume
2. Wewenang Komisi Pengawas Persaingan 31, Nomor 1, Februari 2019.
Usaha dalam penanganan pelanggaran Badrulzaman Darus Mariam, Perlindungan
hukum persaingan usaha seperti Terhadap Konsumen Dilihat dari Sudut
menerima laporan dari masyarakat, Perjanjian Baku (Standar) dalam Badan
melakukan penelitian, dan atau menilai Pembinaan Hukum Nasional.
surat, dokumen atau alat bukti lain guna Simposium Aspek-Aspek Hukum
penyelidikan dan pemeriksaan serta Masalah Perlindungan Konsumen,
menyimpulkan hasil penyelidikan dan Binacipta. Bandung, 1986.
memanggil pelaku usaha, saksi dan saksi Bukido Rosdalina dan Laila F. Bamatraf.
ahli serta meminta bantuan penyidikan Peranan Komisi Pengawas Persaiangan
dan memutuskan atau menetapkan ada Usaha (KPPU) Dalam Menegakan
atau tidak adanya pelaku usaha yang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
diduga telah melakukan pelanggaran Tentang Larangan Praktek Monopoli
terhadap ketentuan undang-undang. Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah Vol. 15
B. Saran No. 1 Tahun 2017.

39
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

Chandra Alston dan Sari Murti Widiyastuti Y. Hukum dan Peradilan, Volume 3,
Peran Komisi Pengawas Persaingan Nomor 1 Maret 2014.
Usaha (KPPU) Dalam Mendorong Iklim Sapitri Ervinna Baiq. Kewenangan Komisi
Persaingan Usaha Yang Sehat Di Sektor Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Perunggasan. Dalam Penanganan Perkara Persaingan
Hadjon M. Philipus, Fungsi Normatif Hukum Usaha (Studi Perbandingan Di
Administrasi Dalam Mewujudkan Indonesia Dengan Negara-Negara
Pemerintahan Yang Bersih, Fakultas Common Law System) Authority Of The
Hukum Universitas Airlangga, Surabaya. Business Competition Supervisory
1994. Commission (KPPU) In Case
Hariri Muhwan Wawan. Pengantar Ilmu Management Competition (Studies
Hukum, Cet. 1. CV. Pustaka Setia Comparative In Indonesia By Common
Bandung. 2012. Law System Countries) Jurnal IUS | Vol
Husni Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan III | Nomor 7 | April 2015 | hlm, 141.
Indonesia, Edisi Revisi, PT. IUS Kajian Hukum dan Keadilan.
RajaGrafindo, Jakarta, 2008. Simbolon Alum. Pendekatan yang Dilakukan
Fadhilah Meita. Penegakan Hukum Persaingan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Usaha Tidak Sehat Oleh Komisi Menentukan Pelanggaran dalam
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Hukum Persaingan Usaha. Jurnal
Dalam Kerangka Ekstrateritorial. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 2 Vol. 20
Wawasan Yuridika Vol. 3 | No. 1 | April 2013: 186-206.
Maret 2019.hlm. Siswanto Arie. Hukum Persaingan Usaha.
Mahmud Marzuki Peter, Penelitian Hukum, Ceatakan ke-2. Ghalia Indonesia, Bogor,
Edisi Pertama Cetakan ke-2, Kencana 2004.
Prenada Media Group, Jakarta, 2006. Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni Hukum Normatif Suatu Tinjauan
dan Nusya A., Kamus Hukum Lengkap Singkat, PT Raja Grafindo Persada,
(Mencakup Istilah Hukum & Perundang- Jakarta. 1995.
Undangan Terbaru, Cetakan Pertama, Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian
Visimedia, Jakarta. 2012. Hukum, UI Press, Jakarta, 2005.
Miru Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum Syafrudin Ateng, “Menuju Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen, PT Pemerintahan Negara Yang Bersih dan
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008. Bertanggung Jawab,”Jurnal Pro Justisia
Mulyadi Dudung H dan Ibnu Rusydi. Efektivitas Edisi IV, Universitas Parahyangan,
Peran Komisi Pengawas Persaingan Bandung, 2000.
Usaha (KPPU) Dalam Penanganan Toar M. Agnes, Penyalahgunaan Keadaan
Kasus Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penyalahgunaan Keadaan dan
Volume 5 No. 1 Maret 2017. Tanggung Jawab Atas Produk di
Nitisusastro Mulyadi H., Perilaku Konsumen Indonesia (Pada Umumnya). Makalah.
Dalam Perspektif Kewirausahaan, Disampaikan pada Seminar Dua Hari
Cetakan Kesatu. Alfabeta, CV. Bandung. Tentang Pertanggung Jawab Produk
2012. dan Kontrak Bangunan yang
Nugroho Adi Susanti, Proses Penyelesaian diselenggarakan oleh Yayasan Pusat
Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Pengkajian Indonesia Bekerjasama
Hukum Acara Serta Kendala Dengan Badan Pembinaan Hukum
Implementasinya, Edisi l. Cetakan ke-l. Nasional. Jakarta, 25-26 Agustus. 1988.
Kencana Prenada Media Group. Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di
Jakarta. 2008. Indonesia. Penerbit Gramedia Pustaka
Risnain Muh. Eksistensi Lembaga Quasi Judisial Utama. Jakarta. 2001.
Dalam Sistem Kekuasaan Kehakiman Di Usman Racmadi, Hukum Ekonomi Dalam
Indonesia : Kajian Terhadap Komisi Dinamika, Djambatan, Jakarta, 2000.
Pengawas Persaingan Usaha. Jurnal

40
Lex Privatum Vol. VII/No. 7/Okt-Des/2019

Usman Rahmadi. Hukum Persaingan Usaha di


Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 2004.
Wirdayani Siti. Sistem Perpanjangan Masa
Jabatan Dalam Suksesi Pimpinan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Adliya Vol. 13, No. 1, Juni 2019.
Yani Ahmad dan Wijaya, Gunawan Anti
Monopoli, Grafindo. Jakarta. 1999.
Zein Ahmad Yahya, Problematika Hak Asasi
Manusia, Edisi Pertama. Cetakan
Pertama, Liberty. Yoyakarta, 2012.

41

Anda mungkin juga menyukai