BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
Huku m Bisnis : Peran dan Wewenang KPPU | 3
D. Manfaat
Secara teoritis, makalah ini dapat dijadikan bahan kajian terhadap Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Secara praktis, makalah ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran yuridis tentang keberadaan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang memegang peranan penting dalam
kegiatan perekonomian di negara kita
BAB II
PEMBAHASAN
Huku m Bisnis : Peran dan Wewenang KPPU | 4
agency yang bertugas khusus untuk menegakkan hukum anti monopoli ini,
yaitu :
- Divisi Antitrust dalam Departemen Kehakiman (Department of Justice);
dan
- Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission).
terlebih dahulu dalam dan melaui KPPU. Setelah itu tugas dapat
diserahkan kepada penyidik kepolisian, kemudian di lanjutkan ke
pengadilan, jika pelaku usaha tidak bersedia menjalankan putusan yang
telah dijatuhkan KPPU. (Rachmadi Usman, 2004:97)
Hukum persaingan usaha memerlukan orang-orang spesialis yang
memiliki latar belakang dan atau mengerti betul seluk beluk bisnis
dalam rangka menjaga mekanisme pasar karena berhubungan erat
dengan ekonomi dan bisnis. (Ayudha D Prayoga 2000:126)
Dikatakan Pasal 30 ayat (1) Undang-undang nomor 5 Tahun 1999
dinyatakan bahwa untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang in
dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut
Komisi. Kemudian dalam pasal 34 ayat (1) dinyatakan pembentukan
komisi serta sususan organisasi, tugas, dan fungsinya ditetapkan
dengan Keputusan Presiden. Maka sebagai tindak lanjut lahirlah
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas
Persaingan Usaha.
Sudah sewajarnya Komisi Pengawas persaingan Usaha yang
merupakan state auxiliary yang dibentuk pemerintah haruslah bersifat
independent, terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah serta
pihak lain dalam mengawasi pelaku usaha; dalam hal ini memastikan
pelaku usaha menjalankan kegiatannya dengan tidak melakukan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Status KPPU ini telah
diatur dalam pasal 30 ayat (2) Undang-undang no 5 Tahun 1999 yang
kemudian diulang pada pasal 1 ayat (2) Keputusan presiden nomor 75
tahun 1999.
KPPU sebagai lembaga negara komplementer memiliki tugas
yang kompleks dalam mengawasi praktek persaingan usaha tidak sehat
oleh para pelaku usaha. Hal ini disebabkan semakin massivenya
aktifitas bisnis dalam berbagai bidang dengan modifikasi strateginya
dalam memenangkan persaingan antar kompetitor, disinilah KPPU
memerankan perannya sebagai watch dog, market survelienence agar
tidak terjadi persaingan yang tidak sehat. Perkembangan dan
Huku m Bisnis : Peran dan Wewenang KPPU | 8
Begitu juga definisi pihak lain ini tidak jelas karena tidak
menjelaskan kapan pelaku usaha tertentu disebut sebagai pihak lain, dan
kapan saksi ditetapkan sebagai pihak lain. Ketidakjelasan di dalam definisi
ini pada akhirnya menyulitkan KPPU karena untuk dapat menyatakan
pelaku usaha tertentu bersalah dan melanggar ketentuan suatu pasal dari
UU Antimonopoli, KPPU harus dapat membuktikan bahwa seluruh unsur
dari pasal yang dituduhkan harus terbukti, termasuk siapa yang dimaksud
dengan pihak lain ini.
dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang
sama;
4) Perjanjian yang membuat suatu penetapan harga dibawah pasar,
yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat;
5) Perjanjian yang memuat persyaratan bahwa penerimaan barang
dan atau jasa tidak akan menjual atau memasok kembali barang
dan atau jasa yang telah diterimanya, dengan harga yang lebih
rendah daripada harga yang telah diperjanjikan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat;
6) Perjanjian yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran
atau alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
7) Perjanjian yang bertujuan untuk menghalangi pelaku usaha lain
untuk melakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri;
8) Perjanjian dengan maksud untuk menolak menjual setiap
barang dan atau jasa dari pelaku usaha lain sehingga perbuatan
tersebut :
- Merugikan atau dapat diduga merugikan pelaku usaha
lain; atau
- Membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau
membeli setiap barang dan atau jasa dari pasar
bersangkutan.
9) Perjanjian dengan tujuan untuk mempengaruhi harga dengan
mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau
jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat;
10) Perjanjian kerja sama untuk membentuk gabungan perusahaan
atau perseroan yang lebih besar, dengan tetap menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masing-masing
perusahaan atau perseroan anggotanya, yang bertujuan untuk
mengontrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau
H u k u m B i s n i s : P e r a n d a n W e w e n a n g K P P U | 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peranan KPPU yaitu untuk memastikan pelaku usaha menjalankan
kegiatannya dengan tidak melakukan praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat. Sedangkan yang menjadi wewenang KPPU
sudah diatur dalam pasal 36 UU No. 5 tahun 1999, seperti yang telah
dijelaskan diatas.
2. Secara ringkas, alur kerja KPPU melalui 4 (empat) tahap antara lain:
Tahap pengumpulan laporan atau indikasi terjadinya pelanggaran; Tahap
pemerikasaan pendahuluan; Tahap pemerikasaan lanjutan; Tahap eksekusi
putusan komisi.
B. Saran
Saran kami sebagai mahasiswa bahwa hendaknya kita mendukung segala
upaya KPPU dalam mengawasi kegiatan bisnis untuk menghindari praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terlebih lagi dalam rangka
mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015. Kepada
pemerintah agar mensosialisasikan lagi UU No. 5 tahun 1999 khususnya
tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengingat masih
minimnya pengetahuan masyarakat.