Anda di halaman 1dari 6

Address :

Jl. H. Kamang No.38 Pondok Labu Jakarta Selatan


Phone :
021-7658075 ; 021-7505112
Fax :
021-75904863
Opening hours :
09.00-16.00 WIB

Museum Layang-Layang Indonesia memiliki berbagai koleksi dari seluruh pelosok


Nusantara dan Mancanegara, termasuk layang-layang tradisional dan modern. Mulai
dari layang-layang miniature yang berukuran 2 centimeter, hingga yang berukuran
besar. Bahkan museum ini memiliki beberapa layang-layang berukuran raksasa
terbesar di tanah air seperti “Megaray” berukuran 9 x 26 meter  yang dapat
disewakan untuk kegiatan eksibisi. 

Museum Layang-layang ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk mengenalkan
konsep sebuah museum kepada anak-anak karena koleksi laying-layang dengan
berbagai bentuk dan warna pasti akan menarik perhatian mereka. Apalagi kegiatan
di Museum Layang-Layang tidak hanya melihat-lihat koleksi tapi juga menonton
video tentang Layang-Layang  sampai belajar membuat & melukis Layang-Layang.
Kegiatan tambahan pun bisa dipilih, antara lain: membuat & melukis keramik,
melukis payung, melukis kaos, melukis wayang mini dan membatik!  (Khusus untuk
kegiatan membatik, peserta minimal berjumlah 10 orang). Namun untuk kegiatan-
kegiatan tambahan tersebut akan dikenakan biaya tambahan,  mulai dari
Rp.35.000,- sampai Rp. 50.000,-/jenis kegiatan. Hasil karya mereka pun bisa dibawa
pulang sebagai kenang-kenangan hasil kunjungan mereka ke Museum Layang-
layang. 

Pemilik Museum Layang-layang ini adalah Ibu Endang Ernawati. Beliau adalah
penggemar Layang-layang dan barang antik yang juga seorang pakar kecantikan
yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985 dengan membentuk Merindo
Kites & Gallery yang usahanya bergerak di bidang layang-layang. Berbagai festival
laying-layang di dalam dan luar negeri telah diikuti Beliau serta berhasil meraih juara
dalam berbagai kejuaraan lomba layang-layang. Disebabkan rasa cintanya yang
sangat mendalam terhadap Layang-Layang, maka Beliau pun mendirikan Museum
Layang-Layang pada tahun 2003. 

Di gerbang masuk, museum ini tampak tidak terlalu besar, namun ternyata halaman
museum ini sangat luas & asri begitu kita masuk kedalamnya. Lantai halaman luar-
nya pun tampak berwarna-warni karena digambari lukisan layang berbagai warna
dan bentuk. Di halaman luas inilah biasanya anak-anak berlarian mencoba
menerbangkan layang-layang buatan mereka sendiri. 

Siapapun yang masuk ke dalam museum , akan ditemani oleh seorang pemandu
yang menjelaskan sejarah dan latar belakang cerita dari setiap koleksi layang-layang
. Ceritanya pun lucu-lucu. Ada layang-layang dari Kalimantan Selatan yang kalo
terbang harus sepasang dan kedua layang-layang ini pun digantungi alat-alat musik
mirip suling, sehingga ketika sepasang layangan ini diterbangkan akan
mengeluarkan suara-suara musik. Ada juga layangan pengantin, yang diterbangkan
ketika upacara adat pernikahan, sehingga penduduk sekitar bisa mengetahui bahwa
ada acara pernikahan di desa tetangga ketika melihat pasangan layang-layang itu
terbang di udara. 

Selain layang-layang dari Indonesia, ada juga layang-layang dari negara lain. Ada
yang dari Jepang, Korea, China dan banyak negara lainnya. Anak-anak pun jadi
tambah wawasannya bahwa tidak hanya Indonesia yang punya permainan
tradisional layang-layang. Di bagian layangan mancanegara ini tampak guci-guci
yang juga dipajang, ternyata gambar yang ada di guci itu mengisahkan tentang
permainan layang-layang. Kita juga akan dibuat kagum dengan layang-layang yang
hanya sebesar ibu jari dan ternyata walaupun berukuran mini namun tetap bisa
terbang layaknya layang-layang ukuran normal.  

Puas melihat-lihat berbagai macam layangan, anak-anak akan  belajar membuat


layangan dan sekaligus melukisnya. Bila cuaca sedang bersahabat & cukup
berangin, anak-anak pun bisa langsung praktek menerbangkan layangan buatan
mereka sendiri. 

Selain Museum Layang-layang, di kompleks museum ini juga ada lokasi pembuatan layang-
layang untuk keperluan kegiatan festival yang disebut Rumah Budaya. Bila kita berkunjung
saat musim festival, kita bisa lihat bagaimana proses pembuatan layang-layan berbagai
bentuk & warna itu dibuat. 

Hari Senin sampai Jumat biasanya Museum ini lumayan sering dijadikan tujuan field
trip sekolah-sekolah di Jakarta. Namun saat weekend atau hari libur, jumlah
pengunjung ke museum ini tidak terlalu ramai sehingga suasananya pun sangat
nyaman untuk duduk-duduk dan ngobrol banyak tentang layang-layang dengan sang
pemandu museum. 

Layangan Dandang, Kalimantan Selatan

Setiap usai panen, masyarakat Desa Paring Agung Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan) Kalimantan Selatan biasanya sibuk
mempersiapkan permainan musiman mereka. Permainan tradisional itu ialah
bermain kalayangan (layang-layang) Dandang dengan ukuran lebar mencapai 4
meter dan panjang 6 meter dilengkapi pula dengan dua buah Kukumbungan.  
Kukumbangan adalah media yang mengeluarkan suara terbuat dari satu ruas
bambu besar jenis batung berdiameter mencapai 12 cm dengan panjang sekitar 50
cm. semakin besar dan panjang Kukumbangan maka semakin nyaring suara yang
dikeluarkannya.
Kukumbangan ditaruh dibahu dandang dan diikat dengan tali, sedangkan bibirnya
diarahkan ke depan sehingga bila hembusan angin menerpanya maka keluarlah
suara menyerupai bunyi kumbang, berdengung dan bergemuruh. Itulah makanya
alat ini disebut kukumbangan.

Layang2 Janggan, Bali

Dari ketiga jenis layangan Bali, Janggan adalah yang terbesar. Ukurannya yang
mencapai 5 x 10 meter dan panjang ekornya yang mencapai 100 meter, membuatnya
begitu gagah saat dia menembus angkasa. Kepala naga yang menjadi bagian teratas
dari layangan, seolah ia hidup dan menari di angkasa. Banyak perlakuan khusus
yang diperlukan untuk kepala naga pada jaggan ini. Pura adalah tempat ia disimpan
saat tidak digunakan berlayang, dan baru dikeluarkan saat akan upacara pen-sucian
layangan akan dimulai, 2 hari menjelang acara pesta layang-layang Bali.
Layang2 Daun, Lampung

Terbuat dari daun kelopek yang dikeringkan cara pembuatan layang-layang Sebelum
dibuat, daun kelopek dikeringkan, diasapi, dan dijemur selama empat hari. Setelah
agak mengering, daun ditata dan direkatkan satu per satu di bingkai bambu sehingga
menjadi layang-layang besar. Layang-layang daun kelopek bukan sekadar layang-
layang. Di balik itu, sebenarnya tersimpan cerita tersendiri. terdapat gua yang
memiliki gambar lukisan layang-layang dari getah daun. Lukisan ada di dinding gua.
Diperkirakan, lukisan itu sudah ada sejak zaman prasejarah. Penemuan itu
menunjukkan layang-layang sudah lama ada di Indonesia. Layang-layang menjadi
permainan tradisional turun-temurun di banyak tempat atau kelompok masyarakat
di Indonesia.

Layang2 Khagati, Sulawesi Tenggara


KHAGATI adalah jenis layang-layang yang unik. Ia dapat dikategorikan sebagai
layang-layang purba karena dibuat dari bahan yang berbeda dari layang-layang pada
umumnya. Jika layang-layang biasa dibuat dari kertas, khagati terbuat dari daun.

Mengapa disebut layang-layang purba? Karena seluruh bahannya berasal dari


tumbuh-tumbuhan. Kerangkanya terbuat dari bambu, sementara badannya terbuat
dari daun umbi gadung. Benangnya terbuat dari serat daun pandan duri.

Layang-layang khagati sering ditampilkan di berbagai festival layang-layang


internasional. Karena keunikannya inilah, layang-layang khagati menjadi perhatian
banyak orang. Memang unik. Di zaman sekarang ini ada layang-layang yang terbuat
dari 100 persen tumbuhan.

Bukti bahwa layang-layang khagati adalah produk manusia purba dapat dilihat pada
dinding-dinding gua. Manusia purba hisup di dalam gua-gua. Mereka belum
mengenal aksara. Namun sudah tahu cara menggambar. Mereka melukiskan
aktivitas mereka pada dinding dan ceruk gua.

Pada ceruk-ceruk di tebing bukit itulah didapati gambar orang bermain layang-
layang. Itu artinya, manusia purba yang menetap di Kabupaten Muna, Sulawesi
Tenggara, telah menerbangkan layang-layang sejak ribuan tahun bahkan puluhan
ribu tahun silam.
Khagati selalu dibuat setelah musim tanam. Pada badannya dipasangi alat
penyeimbangan yang menghasilkan suara keras. Alat ini dibuat dari kulit ari pohon
waru. Suara itu akan membuat takut babi hutan pengganggu tanaman.
TUGAS KELOMPOK
Seni Budaya

Nama Kelompok:
- Aini Safitri
- Ambarwati i.d.l
- Irnawati
- Yulia krismania Nirwana

Anda mungkin juga menyukai