Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Magis Agama dan Penuhanan Raja


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Agama
Dosen Pengampu: Kurniawan, S.Hum.,M.A

Disusun Oleh:
NAZRUL AZIZAN
NIM: 201.2021.003

SEMESTER II
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkatan baik dikehidupan alam ini maupun di akhirat nanti.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman teman sekalian yang telah membantu sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan.
Harapan yang besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah mudahan
apa yang telah penulis susun ini penuh manfaat dan berguna bagi teman teman
serta orang lain yang ingin mengambil hikmah dari buku ini yang berjudul
“Magis Agama dan Penuhanan Raja” sebagai tambahan dalam menambah
referensi yang telah ada.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Pengertian Agama dan Magis........................................................... 2
B. Konsep Penuhanan Raja.....................................................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................ 7
A. Kesimpulan....................................................................................... 7
B. Saran.................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama dan magis di era modern sangat dekat dengan dunia bisnis.
Persoalannya adalah bagaimana agama Islam memandang magi yang dipercaya
membuahkan hasil pada usaha yang dijalankan dan juga faktor apa saja yang
mempengaruhi masyarakat era ini untuk menyakini benda (jimat) dan mantra
magi. Semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, menjadikan magi
sebagai pilihan alat untuk menambah kekuatan dalam dunia bisnis dari pada
sosial media.
Menurut kepercayaan bahwa di alam semesta benda-benda memiliki
jiwa (animisme), benda tersebut bergerak (dinamisme), di sekitar manusia
terdapat roh-roh halus yang mengawasi kehidupan manusia (malaikat, jin, iblis
dan sebagainya) dan alam jagad ini ada karena diciptakan, yaitu Yang Maha
Pencipta.
Jadi bagaiaman keterkaitan anatara agama dan magis. Hal itu akan
dibahas di makalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut.
B. Runusan Masalah
1. Bagaiamana pengertian agama dan magis?
2. Bagaimana konsep penuhanan raja?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian agama dan magis.
2. Mendeskripsikan konsep penuhanan raja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama dan Magis
Agama merupakan kebutuhan puncak bagi kehidupan manusia di
dunia ini. Dalamkata lain, manusia membutuhkan agama sebagai petunjuk
atau tujuan untuk mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. Manusia
menjalani kehidupannya dengan cara mereka masing-masing yang mereka
yakini. Manusia merupakan makhluk yang reflektif atas realita yang
dihadapi. Sikap reflektif yang dilakukan ini pada dasarnya menghendaki
kesejahteraan, kebahagiaan, keteraturan, atau bahkan mengharapkan
kesempurnaan. Pada realitanya, manusia melakukan suatu tindakan demi
kebahagiaan dan kesejahteraan. Dalam mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan terdapat perbedaan dan itu merupakan salah satu yang
menjadi kegelisahan manusia. Sebagai contoh dalam perekonomian. Mereka
berkeinginan untuk melakukan bisnis atau usaha dengan memilih jalan
pintas yaitu magis (penglaris). Jika kita melihat dari segi pengetahuan
tentang magis yang bermula dari adanya keyakinan tentang kekuatan-
kekuatan hal yang gaib, masyarakat percaya bahwa itu hanyalah perantara
dari Tuhan. Tuhan dianggap memiliki kekuatan dan kehendak sesuai apa
yang Ia kehendaki dan juga terpacu pada ciptaan-Nya.1
Dengan demikian, kekuatan itu hanya diberikan pada ciptaan-Nya
selain manusia, karena manusia dianggap tidak memiliki kekuatan apa-apa,
sedangkan ciptaan Tuhan itu sendiri yang mempunyai kekuatan adalah
malaikat, jin, roh, dan yang bersifat tak kasat mata. Namun, manusia yang
mempunyai kekuatan atau keilmuan dalam aspek yang gaib bisa dilakukan
melalui doa atau didapatkan oleh gurunya bahkan ada yang murni dari
keturunan yang bisa dikatakan dari Tuhan itu sendiri. Magis yang dipercaya
mempunyai kekuatan gaib sudah lama dikenal oleh masyarakat, yang
bermula pada masyarakat primitif dan juga banyak dilakukan dalam bidan

1
Daradjat, Zakiah. Perbandingan Agama 1. (Jakarta: Bumi Aksara 1996). hlm. 98
bisnis atau usaha. Namun, magis tidak hanya digunakan untuk penglaris
semata, sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Di
samping itu, magis bisa dijadikan sebagai “tameng” dalam bisnis atau
usaha yang dijalankannya atau dalam kata lain sebagai tolak bala seperti
halnya yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Oleh karena itu, magis sebenarnya banyak mengambil peran dalam
kehidupan masyarakat yang mempercayainya, meskipun tak banyak orang
yang percaya bahwa magis itu membawakan dampak yang positif, bukan
berarti ketika seseorang percaya padahal yang gaib adalah syirik atau
menduakan Tuhan. Akan tetapi, mereka yang percaya pada magis tersebut
hanyalah perantara dari Tuhan. Kebanyakan masyarakat muslim
mendapatkan atau percaya pada magis tersebut pada guru mereka seperti
ustaz dan kyai. Kita bisa menafsirkan atau melihat dari segi praktik atau
tingkah laku orang yang percaya tersebut bersifat negatif atau menyeleweng
dari agama karena kebanyakan itu didapatkan dari dukun. Sehingga, agama
dan magis di dunia bisnis dalam kehidupan masyarakat muslim terlebih di
era modern ini dijadikan sebagai jalan pintas. Mengingat perkembangan
zaman, pesaing sudah banyak pebisnis yang mengunakan penglaris untuk
menangkal hal-hal yang negatif yang berkaitan dengan pesaing bisnisnya
seperti yangsudah dipaparkan sebelumnya.
Magis sering dikaitkan dengan sihir. Namun, menurut Honing, jika
mengingat pada masyarakat primitif yang memahami magis tersebut
berkaitan dengan iman, yang artinya adalah keyakinan mereka merupakan
suatu cara atau jalan untuk berfikir terhadap cara hidup yang mempunyai
arti lebih tinggi daripada apa yang diperbuat oleh seorang ahli sihir.
Sehingga, magis bisa dikatakan bahwa orang yang melakukan sihir (dukun)
menunjukkan pada suatu cara berfikir dan hidup yang sepenuhnya bersandar
pada pola pikir bahwa dunia ini dipenuhi oleh kekuatan gaib yang dapat
digunakan terhadap apa yang dikehendaki.
Magis yang dipercaya oleh masyarakat dan praktik atau ritual yang
dilakukan oleh manusia dapat mempengaruhi kekuatan alam dan sesama
mereka, baik untuk tujuan yang positif maupun negatif. Kepercayaan
masyarakat pada magis bisa dikatakan berpacu pada agama yang diyakini,
sehingga dalam fenomena agama, magis yang dipercaya oleh manusia dapat
memberikan pertolongan atau bisa dimintai bantuan serta dapat
mempengaruhi kekuatan alam dengan tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan
yang bersifat baik maupunpun buruk. Atas dasar itu, proses untuk
penyesuaian diri terhadap magis yang dipercaya memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam kehidupan masyarakat, karena dapat memberikan
jawaban atas kondisi-kondisi ketidakmampuan manusia dalam berfikir,
dengan arti lain bahwa magis yang dilakukan berdasarkan pada kekuatan
yang bersifat adikodrati.
Pada dasarnya sangat sulit untuk mengartikan magis secara tepat,
karena secara garis besar bahwa magis sebagai kepercayaan ritual yang
dilakukan menurut siapa manusia yang meyakini secara langsung bahwa
magis tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam diri mereka. Dan juga,
dengan usaha mereka sendiri terlebih dalam memanipulasi daya yang lebih
tinggi, mereka mengetahui rahasia penting yang dapat mereka kuasai
tentang daya yang tidak kelihatan atau yang bersifat gaib, dan karena itu
pula mereka bisa mengontrol demi kepentingan yang diinginkannya. Magis
lebih sering digunakan dalam bentuk usaha atau bisa kita sebut sebagai
penglaris bahkan penangkal terhadap hal yang tidak diinginkan, karena
melihat pesaing di lapangan yang semakin banyak.2
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat dengan seiring
perkembangan ekonomi, teknologi, pendidikan, dan sosial budaya
mempengaruhi pola hidup yang akan menciptakan kebutuhan-kebutuhan
baru dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang kita sadari bahwa sekarang
ini selain memasuki zaman yang penuh dengan teknologi, di mana banyak
yang terjadi perubahan-perubahan di era modern ini dalam dunia bisnis. Jika

2
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. (Jakarta: Gramedia 2012). hlm. 143.
mengingat dengan perkembangan zaman dan teknologi di zaman sekarang
terlebih dalam dunia bisnis, tentunya bisa dijadikan peluang untuk
memasarkan di sosial media terhadap apa yang di kembangkan dalam bisnis
tersebut dan bisa menjadi peluang yang sangat besar. Namun pola pikir
mereka berbeda dengan orang yang lebih mengembangkan ideologi atau
yang tidak percaya pada hal-hal yang bersifat magis.
Jika melihat dari berbagai pandangan baru yang dikembangkan
dalam kerangka ilmu modern terhadap manusia sudah banyak yang
meyakinkan bahwa perjalanan manusia sudah mengalami perubahan yang
sangat besar di era modern ini. Dengan kata lain, ada jalan pintas yang
menyebabkan perubahan tersebut dalam kehidupan masyarakat. Perubahan
tersebut yang pada gilirannya memaksa kita untuk berfikir secara kritis atau
bahkan hal yang baru agar bisa memahami fenomena manusia secara lebih
aktual dan otentik terutama dalam dunia bisnis yang mana pesaing dalam era
sekarang sudah sangat banyak.
B. konsep Penuhanan Raja
Teori yang bersifat ketuhanan merupakan teori tertua dalam
kerangka asal-usul negara. Teori ini merujuk pada perjanjian terdahulu
bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan negara.3
Bangsa Yahudi percaya bahwa Tuhan yang menetapkan seorang raja.
Kaum Yahudi yakin bahwa raja merupakan wakil tuhan dan diamanatkan
kepadanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Tuhan termasuk salah
satu jenis teori kedaulatan yang dikemukakan beberapa ahli kedaulatan.
Perlu dipahami, kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai
suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat
penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan atau
Masyarakat. Konsep kedaulatan menurut hukum konstitusi dan hukum
internasional berkaitan dengan suatu pemerintahan yang memiliki kendali

3
https://ejournal.iainto.ac.id. Teori Ketuhanan. Diakses 22 Mei 2022. Jam 22.30 Wib.
penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu wilayah atau batas
teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan
berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum sendiri.
Konsep penuhanan raja memang ada sejak dahulu, bahkan sejak
jaman romawi kuno. Seorang raja yang menguasai sutu dinasti atau kerajaan
dianggap memiliki kekuasaan tertinggi didunia bahkan alam semesta dan
dianggap meiliki kekuasaan sederajat tuhan. Hal itu membuat para
masyarakat pada zaman dahulu menuhankan seorang raja dan mengangung
agungkannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama merupakan kebutuhan puncak bagi kehidupan manusia di
dunia ini. Dalamkata lain, manusia membutuhkan agama sebagai petunjuk
atau tujuan untuk mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. Manusia
menjalani kehidupannya dengan cara mereka masing-masing yang mereka
yakini. Manusia merupakan makhluk yang reflektif atas realita yang
dihadapi. Sikap reflektif yang dilakukan ini pada dasarnya menghendaki
kesejahteraan, kebahagiaan, keteraturan, atau bahkan mengharapkan
kesempurnaan. Pada realitanya, manusia melakukan suatu tindakan demi
kebahagiaan dan kesejahteraan.
Magis sering dikaitkan dengan sihir. Namun, menurut Honing, jika
mengingat pada masyarakat primitif yang memahami magis tersebut
berkaitan dengan iman, yang artinya adalah keyakinan mereka merupakan
suatu cara atau jalan untuk berfikir terhadap cara hidup yang mempunyai
arti lebih tinggi daripada apa yang diperbuat oleh seorang ahli sihir.
Sehingga, magis bisa dikatakan bahwa orang yang melakukan sihir (dukun)
menunjukkan pada suatu cara berfikir dan hidup yang sepenuhnya bersandar
pada pola pikir bahwa dunia ini dipenuhi oleh kekuatan gaib yang dapat
digunakan terhadap apa yang dikehendaki.
Konsep penuhanan raja memang ada sejak dahulu, bahkan sejak
jaman romawi kuno. Seorang raja yang menguasai sutu dinasti atau kerajaan
dianggap memiliki kekuasaan tertinggi didunia bahkan alam semesta dan
dianggap meiliki kekuasaan sederajat tuhan. Hal itu membuat para
masyarakat pada zaman dahulu menuhankan seorang raja dan mengangung
agungkannya. Dan itulah simpulan dari 3 pembahasan dakam makakalah ini
yang memiliki keterkaitan diantaranya.
B. Saran
Demikianlah dari makalah yang telah penulis buat ini semoga dapat
menambah wawasan dan juga pengetahuan bagi seorang pembaca. Penulis
berharap ada kritikan yang dapat membangun agar kedepan nya penulis bisa
membuat makalah dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Lorens. (2012). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Daradjat, Zakiah. (1996). PerbandinganAgama 1. Jakarta: Bumi Aksara.
https://ejournal.iainto.ac.id. Teori Ketuhanan. Diakses 22 Mei 2022. Jam
22.30 Wib.

Anda mungkin juga menyukai