Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FENOMENA MISTISME DALAM PSIKOLOGI AGAMA


Di buat untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah psikologi agama
Dosen pengampu : Kheryadi S.Pd,M.Pd,CNNLP

Muhamad muki mudin 211310008


Jurusan Aqidah filsafat islam fakultas ushuludin dan adab
Universitas islam negeri sultan maulana hasanudin banten
2023
Kata pegantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan makallah ni. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Fenomena Kebatinan dalam Psikologi Agama.
Disertasi tentang fenomena okultisme disiapkan untuk tugas [kursus] di [Kampus
Uin Banten]. Selain itu, penulis juga berharap artikel ini dapat menambah pemahaman
pembaca tentang fenomena mistisisme psikologis.

Penulis sangat berterima kasih kepada bapaknya sebagai pengajar mata kuliah
psikologi. Penugasan diberikan yang menambah pengetahuan dan wawasan yang relevan
dengan bidang pekerjaan penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan artikel ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan kami tampung demi perbaikan makalah ini.

Padarincang,20 juni 2023

Muhamad Muki Mudin


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam bukan sekedar agama, Islam juga peradaban, dan agama akan mampu memberikan
khazanah budaya umum yang lebih penting dari faktor bangsa atau daerah.

Mistisisme merupakan aspek dan tema yang dibahas dalam psikologi agama. Mistisisme
ditemukan di semua agama, baik teistik (Islam, Kristen, dan Yudaisme) maupun non-teistik
(seperti Buddha). Baik mistikus teistik maupun non-teistik sepakat bahwa mereka
menganggap pentingnya pengalaman murni dalam kaitannya dengan satu aspek realitas,
meskipun mereka mungkin sangat berbeda dalam pernyataan verbal yang mereka buat
tentang apa yang mereka rasakan.

Untuk lebih jelasnya pada pembahasan di bawah ini akan kami jelaskan ilmu kebatinan lebih
detail.

B.Rumusan masalah

1. apa pengertian dari mistisisme dalam psikologi agama itu ?

2. bagaimana ciri khas atau karakteristik mistisisme itu?

3.bagaimana awal mula sejarah perkembangan aliran kepercayaan?

4.hal-hal apa saja yang termasuk di dalam mistisisme?


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian mistisisme dalam psikologi agama

Kata mistisisme berasal dari kata Yunani mein, yang artinya " tutup matamu . Kata
mistisisme biasanya digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang berhubungan dengan
ilmu gaib . Dalam arti luas , mistisisme dapat didefinisikan sebagai masalah persepsi individu
tentang realitas , yang bisa disebut juga kebijaksanaan . cahaya atau cinta atau nihi Menurut
Profesor Harun Nasution, dalam tulisan Orientalis Barat , tasawuf, tasawuf dalam Islam,
disebut tasawuf, istilah yang tidak dikenal dalam agama lain , terutama tasawuf Islam .
dikenal sebagai Tujuan adalah untuk mencapai secara langsung dan sadar _

hubungan dengan Tuhan sehingga Anda dapat benar-benar mengenali bahwa Anda berada
di hadirat -Nya .

B. karakteristik mistisime dalam psikologi agama

Ciri khas mistisisme yang pertama kali menarik para ahli psikologi agama adlah
kenyataan bahwa pengalaman-pengalaman mistik atau perubahan-perubahan atau
kesadaran yang puncaknya dalam kondisi yang di gambarkan sebagai kemanunggalan
gambaran tersebut merupakan pengalaman yang menyatu dengan tuhan.Kondisi kesadaran
serupa juga di alami oleh tokoh mistik nonteistik (kalangan penganut budha).tokoh mistik
teistik maupun non teistik sependapat mengenai apa yang mereka persepsikan .kondisi
kesadaran mistik melalui kontemplasi dan pengasingan diri dari kehidupan sosial .
Sedangkan menurut William james menjelaskan tentang kondisi mistisime menurutnya
,kondisi tersebut di tandai dengan 4 karakteristik
1. ineffability (tidak dapat di ungkapkan),merupakan suatu kondisi yang mustahil dapat
di deskripsikan atau jabarkan ,kondisi tersebut merupakan perasaan (state of feeling)
yang sulit di lakukan pada orang lain dengan detail kata seteliti apapun.

2.neotic,yaitu merupakan suatu kondisi pemahaman sebab bagi para pelakunya ia


merupakan kondisi pengetahuan.Dalam kondisi tersebut tersingkap hakikat realitas
yang dimilikinya merupakan ilham dan bukan pengetahuan ekspresif .

3.transiency, yaitu merupakan suatu kondisi yang cepat sirna dengan kata lain,ia tidak
,ia tidak langsung tinggal lama pada sang sufi atau mistikus,tapi ia menimbulkan kesan
kesan yang sangat kuat dalam ingatan

4.passivity ,yaitu merupakan kondisi pasif

Dari sudut pandang tokoh mistis itu sendiri,pengasingan diri dan kontemplasi itu
adalah dalam Upaya menyucikan diri,membersihkan jiwa dari keterikatan akan kenikmatan
materi.kecenderungan yang demikian itu menampilkan sikap yang berbeda dari masyarakat
umumnya.penarikan diri dari kehidupan sosial dengan cara mengasingkan diri juga di jumpai
pada penderita gangguan jiwa . Mistisisme dalam kajian psikologi agama di lihat dari
hubungan sikap dan perilaku agama dengan gejala kejiwaan yang melatar belakangnya.

c. sejarah perkembangan aliran kepercayaan

manusia dan masyarakat hidup 2 lingkungan, yaitu lingkungan alam meliputi benda
organis yang hidup di sekitar manusia dan lingkungan masyarakat, adalah masa manusia
yang berada di sekitarnya. Dalam kedua macam lingkungan ini manusia yang kurang
pengalaman dan pengetahuan terpaksa menyerah dalam menghadapi keadaan, maka
timbul dari keinginan mereka untuk mencari jalan agar pengaruh alam itu tidak merugikan
dan membinasakan mereka. Berdasarkan keadaan budaya sosial yang mereka miliki
dicarilah usaha untuk menguasai alam dengan kekuatan gaib sejalan dengan kekuatan alam
yang bagi mereka merupakan kekuatan gaib. Diciptakanya mantra-mantara yang dianggap
sakti untuk menguasai, menagkal atau membinasakan kekuatan gaib perkembangan itu
melibatkan masyarakat umum dan individu yang bersifat umum berkembang menjadi
kultus dan individualis berkembang menjadi perdukunan. Perkembangan masyarakat pada
kenyataan selalu membawa berkas dari generasi terdahulu,demikian pula perkembangan
kepercayaan dari tahap politeisme menjadi monoteisme

D. Hal-hal yang termasuk mistisisme

1. Ilmu ghaib Yakni cara-cara dan maksud menggunakan kekuatan-kekuatan yang diduga ada
didlalam alam ghaib, yaitu yang tidak dapat diamati oleh rasio dan pengalaman fisik manusia.
Kekuatan-kekuatan ghaib ini dipercayai ditempat-tempat tertentu, pada benda pusaka
ataupun berada dan menjelma dalam tubuh manusia. Sejalan dengan kepercayaan tersebut
timbullah fetisen, tempat keramat dan dukun sebagai wadah dari kekuatan ghaib. Ilmu ghaib
memegang peranan dalam keperluan pribadi dan tidak memiliki makna yang langsung bagi
masyarakat umum.

2. Magis Ialah suatu tindakan dengan anggapan bahwa kekuatan ghaib dapat mempengaruhi
duniawi secara nonkultus dan nonteknis berdasarkan kenangan dan prnglaman. Orang
mempercayakan bahwa karenanya orang dapat mencapai suatu tujuan yang di inginkannya
dengan tidak mengungkapkan hubungan sebab-akibat secara langsung antara perbuatan
dengan hasil yang diingini. Untuk menjelaskan hubungan antara unsur-unsur kebatinan ini,
kita pertentangkan magis ini dengan masalah lain yang erat hubungannya:

a.Pesona dan Takhayul Orang percaya bahwa untuk membunuh seseorang dapat digunakan
bagian yang berasal dari tubuh orang tersebut. Misalkan, membunuh musuh dengan cara
membakar rambut atau kukunya. Tindakan membunuh tersebut adalah magis dan
penggunaan rambut dan kuku sebagai alat pembunuh adalah takhayul
.

B. Magis dan Ilmu Ghaib Contoh diatas jika kita percaya maka suatu proses tersebut secara
rasional tergolong ilmu gaib. C. Magis dan Kultus Jika dihubungkan dengan kultus, magis
merupakan perbuatan yang dianggap mempunyai kekuatan memaksakan kehendak kepada
yang luar biasa(tuhan). 3. Kebatinan Menurut Prof. Djojodiguno, SH, berdasarkan hasil
penelitiannya di Indonesia, aliran kebatinan dapat dibedakan menjadi:

a. Golongan yang hendak menggunakan kekuatan ghaib untuk melayani berbagai keperluan
manusia.

B. Golongan yang berusaha mempersatukan jiwa manusia dengan tuhan selama manusia itu
masih hidup agar manusia dapat merasakan dan mengetahui hidup dialam baka sebelum
mengalami kematian.

C. Golongan yang berniat mengenal tuhan dan menembus dalam rahasia ketuhanan sebagai
tempat asal dan mengembalikannya manusia.

D. Golongan yang berhasrat untuk menempuh budi luhur didunia serta berusaha
menciptakan masyarakat yang saling menghargai dan mencintai dengan senantiasa
mengindahkan perintah-perintah tuhan.

Dalam praktiknya golongan-golongan itu bercampur sehingga sulit dipisahkannya. Oleh


karena itu, penggolongan tersebut hanya untuk keperluan ilmiah. Ilukebatinan pada
umumnya dimaksudkan untuk menemukan jalan yang dapat menempatkan manusia pada
tempat yang sewajarnya di tengah-tengah masyarakat di dunia dan juga berhubungan dengan
tuhan. menempatkan manusia pada tempat yang disewanya di tengah-tengah masyarakat di
dunia dan juga dalam hubungannya dengan tuhan.
4. Tasawuf dan Tarekat Tasawuf disebut juga mistisme islam memperoleh hubungan langsung
dan disadari dengan tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berarti hadirat tuhan.
Menurut Harun Nasution, intisari dari mistisisme adalah kesadaran akan adanya komunikasi
dengan tuhan, dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi. Tarikat pada awalnya
diartikan sebagai jalan yang harus dilalui oleh seorang sufi dengan tujuan berada sedekat
mungkin dengan tuhan. Kemudian, tarikat mengandung arti organisasi (tarikat) tiap organisasi
mempunyai syekh, upacaraadat , dan zikir serta nama tersendiri. Pelaksanaan tarikat
diantaranya:

a. Dzikir.

B. Ratib

c. Muzik,

yaitu dalam membaca wirid-wirid diiringi bacaan-bacaan supaya lebih khidmat. D. Bernapas,
yaitu mengatur napas pada waktu melakukan dzikir tertentu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Pengertian Mistisisme dalam Psikologi agama adalah Dalam arti luas, mistik dapat
1.didefinisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal, yang mungkin disebut
kearifan, cahaya, cinta atau nihil.

 2. Karakteristik atau ciri khas mistisisme dalam psikologi agama adalah kenyataan
bahwa pengalaman-pengalaman mistik atau perubahan-perubahan atau kesadaran
yang mencapai puncaknya dalam kondisi yang digambarkannya sebagai
kemanunggalan. Sedangkan menurut William James menjelaskan ada empat
karakteristik yaitu state of feeling, noetic, transiency, dan inactivity. 3. Sejarah
singkatnya perkembangan aliran kepercayaan yaitu ketika manusia mempertahankan
dan mengembangkan hidupnya di lingkungan alam dan masyarakat. Bagi manusia
yang kurang pengalaman dan pengetahuan terpaksa menyerah dalam menghadapi
keadaan lingkungan ini dan terpaksa menyesuaikan diri dengan kehendak keadaan.
maka timbul dari keinginan mereka untuk mencari jalan agar pengaruh alam itu tidak
merugikan dan membinasakan mereka. Berdasarkan keadaan budaya sosial yang
mereka miliki dicarilah usaha untuk menguasai alam dengan kekuatan gaib sejalan
dengan kekuatan alam yang bagi mereka merupakan kekuatan gaib. 4. Hal-hal yang
termasuk mistisisme ada 4

a. Ilmu gaib

b. Magis

c. Kebatinan

d. Tasawuf dan tarekat


DAFTAR PUSTAKA

[1] Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) cet I, hal.
207
[2] (Robert H. Thouless, 1992:219).
[3] Jalauddin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 1993, cet. ke-
2. Hal.
[4] Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama..hal 207
[5] Prof. Harun Nasution (1973:56)
[6] (Robert H,Thouless:219)
[7] Prof. Dr H jalaluddin, Psikologi agama, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).cet.-14 hal 133-135
[8 ]Prof. Dr H jalaluddin, Psikologi agama,…………..hal. 135-236
[9] Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama…

Anda mungkin juga menyukai