Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mistik Islam Jawa

Di Susun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Islam Dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu : Zaenal Arifin,M.SI

Disusun Oleh
Kelompok 9
1. Fatimah Nur Halizah 2210110058
2. Muhammad Syahhanan Zaky 2210110061

3. Wahyan Amirul Haq 2210110066

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah, karena dengan rahmat Nya


kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Mistik
Islam Jawa” dengan cukup lancar dan tepat waktu. Ucapan
terimakasih juga kami haturkan kepada semua pihak yang telah
memberi kritik, saran, dukungan, serta semangat kepada kami,
semua itu sungguh berarti dalam proses pembuatan makalah ini.

Beberapa kendala tentu kami temukan pada proses


pembuatan makalah kami, tapi berkat pertolongan Allah disertai
usaha maksimal, semua itu bisa dilewati.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak


kesalahan dan juga banyak hal yang belum disampaikan, untuk
itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua
pihak agar makalah kami ini bisa semakin baik.

Kudus, 16 November 2022


Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................1

BAB I..........................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................2

A. Latar Belakang................................................................2

B. Rumusan Masalah...........................................................3

C. Tujuan.............................................................................3

BAB II.........................................................................................4

PEMBAHASAN.........................................................................4

A. Pengertian Mistik............................................................4

B. Aliran dalam Mistik........................................................5

C. Titik Temu Mistik Islam Dengan Kebudayaan Jawa......6

BAB III.......................................................................................8

PENUTUP..................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, Manusia adalah makhluk Tuhan yang punya
kepercayaan tinggi terhadap sebuah kekuatan universal. Maka dari itu,
manusia cenderung selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan,
bahkan, sebagian manusia berusaha untuk manunggaling dengan
Tuhan, dalam artian berusaha menghadirkan Tuhan sebagai cerminan
kerinduan manusia kepada Tuhan.
Usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan guna
mencapai kesempurnaan hidup bias disebut dengan mistik. Di barat
maupun timur, mistisisme telah dikenal sejak lama,mistisisme juga
dimiliki oleh agama agama lain di dunia. Dalam islam ilmu mistik ini
disebut dengan Tasawuf atau sufisme yang biasanya dilakukan dalam
sebuah aliran tarekat, sedangkan mistik atau tasawuf yang bersumber
dari kebudayaan jawa disebut dengan mistik kejawen.
Agama islam yang lahir di jazirah arab adalah agama yang
berlandaskan al qur’an sebagai kitab suci. Perkembangan selanjutnya,
agama islam bersinggungan dengan berbagai kebudayaan, seperti
kebudayaan Yunani, Persia, dan bahkan India, Persinggungan ini
kemudian membawa hal hal baru ke dalam tubuh agama islam, dalam
penyebaran selanjutnya, kebudayaan islam membaur dengan budaya
lokal sehingga lebih mudah diterima.
Kebudayaan jawa juga tidak luput dari nilai nilai agama islam
yang di bawa oleh wali songo, kebudayaan jawa yang sebelumnya

4
telah bersinggungan dengan ajaran hindu budha, kembali
bersinggungan dengan ajaran islam, dan terjadilah akulturasi budaya
dalam bebagai bidang, dan salah satunya dalam hal mendekatkan diri
pada Tuhan.
Penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali di pulau Jawa
dilakukan dengan pendekatan budaya. Melalui upaya tersebut Islam
diterima masyarakat tetapi di sisi lain Islam yang berkembang adalah
Islam yang mempunyai rasa tradisi setempat dan jauh dari doktrin
murni.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Mistik ?
2. Bagaimana Aliran Aliran Dalam Pengetahuan mistik ?
3. Bagaimana Hubungan Mistisisme Jawa Dengan Agama
Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Mistik.
2. Untuk Mengetahui Aliran Aliran Dalam Pengetahuan mistik.
3. Untuk Mengetahui Hubungan Mistisisme Jawa Dengan
Agama Islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mistik

Mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang berarti


rahasia,tersembunyi atau gelap, mistik juga bisa di definisikan
sebagai subsistem yang ada di hampir semua agama dan semua
sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia dalam merasakan
emosi bersatu dengan Tuhan, mistik juga didefinisikan sebagai
hal gaib yang tidak terjangkau akal manusia biasa.
Perkataan mistisisme (mysticism) secara harfiah berarti
sesuatu yang misterius (some thing mysterious). Dalam Bahasa
Inggris, kata mystic mempunyai akar kata yang sama dengan
mystery; keduanya berasal dari bahasa Yunani yaitu myein yang
berarti menutup mata. Mistisisme, merupakan kecenderungan
spiritual yang terdapat pada semua agama, atau kesadaran
terhadap wujud yang satu.
Mistisime dalam islam sering di hubungkan dengan
tasawuf, berarti kata mistis dan tasawuf adalah satu tapi berbeda
ungkapan, beberapa ulama berpendapat bahwa kedua hal ini
berbeda, kata mistik lebih pada bagaimana manusia mempercayai
kekuatan di luar dirinya dan apapun yang di anggap memiliki

6
kekuatan,1 sedangkan tasawuf bertujuan kepada pendekatan diri
kepada Tuhan sehingga bisa menyadari kehadiran Tuhan.
Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan,dan sebagai ilmu
pengetahuan,taswuf mempelajari cara bagaimana seorang
muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Para penganut tasawuf percaya bahwa manusia dapat
mendekatkan diri dengan Tuhan melalui pengalaman dan
pengamalan yang mereka lakukan sendiri.

B. Aliran dalam Mistik


Terdapat beberapa aliran dalam pengetahuan mistik yang
membahas tentang segala hal yang terkait dengan mistik dan
mengkaji persoalanya. Aliran mistik tersebut antara lain2 :
1. Aliran Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat
yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak
mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal,
baik yang asal berupa materi maupun berupa rohani.
2. Aliran Dualisme, Menurut aliran dualisme materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena
adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi.
3. Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa segenap macam
bentuk merupakan kenyatan. Pluralusme bertolak dari
keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu
semuanya nyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan

1
Halimi Zuhdi, Mistik Jalaludin Rumi ( Analisis Struktural dalam Puisi Jalaludin
Rumi ), hlm.11
2
Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik , (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm. 11.
7
bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih
dari satu atau dua identitas.
4. Aliran Nikhilisme, menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk
kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini tidak mengakui
validitas alternative positif. Dalam pandangan nikhlisme,
Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan
berkreativitas.
5. Aliran Agnotisme, menganut paham bahwa manusia tidak
mungkin mengeahui hakikat sesuatu di balik kenyataannya.
Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan
sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia
sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu
yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya. Paham
ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui
hakikat benda, baik hakikat materi maupun hakikat rohani.

C. Titik Temu Mistik Islam Dengan Kebudayaan Jawa

Islam masuk ke Indonesia dengan menggunakan ilmu


tasawuf sebagai salah satu jalanya, para pendakawah
mempunyai kemampuan mendakwahkan islam dengan kemasan
atraktif, khususnya dalam menekankan kesesuaian agama islam
dengan kepercayaan lokal, dakwah agama islam tidak lantas
melakukan perubahan total dalam kepercayaan atau praktik
8
keagamaan lokal, tetapi menyajikan kepercayaan lokal dengan
kemasan yang telah dibumbui dengan ajaran islam.3
Mistik islam dan kejawen memiliki beberapa kesamaan,
contohnya dalam hal tujuan yang hendak dicapai dalam
pelaksanaanya, tasawuf dan kebatinan bertujuan untuk
mencapai derajat manusia yang sempurna dengan bersatunya
makhluk dengan Tuhan Nya, konsep kebatinan manunggalling
kawula gusti terasa lebih condong kepada model tasawuf
falfasi.
Kesamaan selanjutnya adalah terdapatnya proses
pelatihan jiwa untuk mencapai tujuan manusia yang sempurna,
seperti yang diungkapkan oleh De Jong tentang distansi,
konsentrasi, dan representasi.4 Distansi berarti proses
pengambilan jarak dengan dunia sebagai proses pengendalian
nafsu karena dalam mistik, rohani adalah inti manusia oleh
karena itu jasmani harus dilemahkan. Seperti proses laku yang
dikenal dalam kebatinan dan riyadhah yang terdapat dalam
tasawuf seperti asketik, tapa brata, semedi, uzlah (nyepi,
mengasingkan diri), zuhud (bersikap hidup sederhana), puasa,
tapa kelana (berkelana, berpindah dari satu tempat ke tempat
lain), mengurangi dahar lan guling (makan dan tidur), pati geni
dan lain sebagainya.
Kesamaan lainya adalah pentingnya sosok guru atau
pembimbing dalam proses laku atau riyadhah nya, Guru di sini

3
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII & XVIII, h. 14-15
4
S. De Jong, Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa (Yogyakarta: Kanisius, 1976),
hlm.10–15.
9
berfungsi untuk mengajarkan tata cara atau tindakan yang harus
dilakukan oleh seorang murid agar usaha dia mencapai derajat
manusia sempurna berjalan dengan baik dan benar serta tidak
malah terjerumus kepada kesesatan. Seorang guru haruslah
telah mencapai derajat yang tinggi, sudah masuk dalam tahapan
bersatu dengan Tuhan sehingga memiliki ilmu kasyaf atau
terbukanya hijab-hijab dunia. Ia biasanya memiliki kemampuan
supranatural atau kelebihan yang secara wajar dimiliki oleh
orang yang telah mencapai tingkatan tertinggi. Aliran kebatinan
menyebut guru mereka dengan guru kebatinan sedangkan dalam
tasawuf disebut dengan mursyid.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. mistik bisa di definisikan sebagai subsistem yang ada di


hampir semua agama dan semua sistem religi untuk
memenuhi hasrat manusia dalam merasakan emosi
bersatu dengan Tuhan, mistik juga didefinisikan sebagai
hal gaib yang tidak terjangkau akal manusia biasa.
2. Kepercayaan dan praktik kebatinan kejawen sudah lama
hidup di Jawa. Akan tetapi, timbulnya aliran-aliran
kebatinan sebagai suatu sistem terorganisasi adalah
fenomena yang baru. Mengingat adanya hubungan
10
dengan masalah bagaimana menilai sifat Islam dalam
masyarakat dan kebudayaan Jawa,
3. Mistisisme islam yang disebut tasawuf oleh media barat
merupakan salah satu kunci dalam upaya para pendakwah
mendakwahkan islam di Indonesia khususnya di pulau
jawa,hal ini dibuktikan dengan banyaknya kesamaan
antara tasawuf dan praktik kebatinan jawa.

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan


Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana, 2005.

Damyati, Ika Dwi. Filsafat Mistik. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Jong, S. De. Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta:


Kanisius, 1976.

11

Anda mungkin juga menyukai