Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMAHAMAN TENTANG SYIRIK, TINGKATAN SYIRIK,

DAN DOSA-DOSA SYIRIK

Mata Kuliah : Aqidah An Nahdliyah

Dosen Pengampu : M. Aditya Firdaus, S.Pd.I, M.Pd

Oleh :

AKHROM KHOIRUL AZAM

41037006211008

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, September 2021

Akhrom Khoirul Azam

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Pengertian Syirik...........................................................................................7
B. Tingkatan Syirik............................................................................................7
C. Macam-macam Syirik...................................................................................8
D. Bentuk-bentuk Syirik..................................................................................10
E. Bahaya Syirik..............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna

dibanding dengan makhluk yang lain. Kelebihan manusia yang paling urgen

yaitu akal. Akal manusia mampu memikirkan bahwa sekecil apapun sesuatu

pasti ada yang menciptakan. Akal mewajibkan manusia untuk beragama dan

karena fitrahnya manusia ingin beragama. Allah swt menciptakan manusia

untuk tunduk dan patuh kepada-Nya.

Agama Islam diturunkan Allah swt kepada manusia sebagai petunjuk

dan pedoman untuk membimbing manusia menuju ke jalan yang benar dan

lurus, agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Manusia pada

hakekatnya merasa bahwa dirinya lemah sehingga memerlukan kekuatan

yang lebih besar untuk melindunginya, itulah fitrah manusia. Manusia yang

beriman akan merasa serba cukup karena selalu bersyukur kepada Allah swt

sedangkan orang yang ingkar selalu merasa kurang karena menjadi budak

hawa nafsu.

Rasul diutus untuk membawa misi tauhid juga untuk mengoreksi

kesalahan, kekeliruan, dan pelanggaran dalam tauhid, perbuatan zalim

dan maksiat. Salah satu bentuk kezaliman yang terbesar adalah

penyimpangan dalam bidang aqidah yakni penyimpangan dari konsep

ketuhanan.

1
Penyimpangan aqidah dianggap sebagai dosa terbesar karena menyimpang

dari fitrah manusia.

Penyimpangan aqidah pertama terjadi pada masa nabi Nuh yang

merupakan Rasul pertama yang diutus Allah swt untuk meluruskan aqidah.

Seribu tahun lamanya nabi Nuh mengajak umatnya untuk mengesakan Allah

swt, namun penyimpangan itu tak juga kunjung hilang. Pada masa nabi Musa

terdapat seorang raja arogan bernama Fir’aun. Al-Qur’an sering mengulang

kisah Fir’aun karena dianggap sebagai lambang kezaliman tiranik.

Fir’aun mengklaim dirinya sebagai Tuhan dengan kekuasaannya dan memerintahkan

penduduknya untuk menuhankan dirinya.

Pada masa Rasulullah saw penyimpangan aqidah tak kalah hebat

dengan masa-masa sebelumnya. Dalam suatu riwayat disebutkan ada sekitar

360 berhala di sekeliling Ka’bah yang disembah oleh kaum Quraisy. Berhala

yang paling penting dinamakan Hubal, dianggap sebagai dewa terbesar. Lata

dewa tertua yang terletak di Thaif, Uzza terletak di Hijaz, dimana

kedudukannya berada di bawah Hubal, dan Manat yang terletak di Yatsrib.

Berhala tersebut dijadikan sebagai tempat bertanaya tentang nasib baik dan

buruk. Rasulullah saw tiada henti menyeru kepada ajaran tauhid, meski

perlawanan, tekanan dan penindasan tidak ada henti. Kurang lebih dua puluh

tahun lamanya Rasulullah saw berdakwah, akhirnya praktek kesyirikan itu

sedikit demi sedikit menghilang dan digantikan dengan ketauhidan kepada

Allah swt.

2
Syirik yang terjadi pada masa Nabi dan Rasul identik dengan

penyembahan yang dilakukan kepada selain Allah swt. Hal ini terlihat dari

sesembahan mereka yang berupa patung atau berhala yang mereka buat

sendiri. Masa nabi Musa penyembahan bukan ditujukan kepada patung atau

berhala, namun kepada seorang raja zalim yang mengangkat dirinya sebagai

Tuhan. Pada masa ini terjadi kezaliman dan penindasan yang sangat besar

terhadap rakyat. Syirik yang paling berbahaya menurut Khairul Ghazali

adalah pemujaan terhadap manusia, karena manusia akan merampas dan

menindas orang yang memujanya.

Penyimpangan aqidah sudah terjadi sejak zaman Nabi dan Rasul. Allah

swt mengutus Nabi dan Rasul untuk membawa misi yang sama yaitu

menyempurnakan aqidah, mengesakan Allah swt dengan mengajak untuk

beribadah hanya kepada Allah swt.

Allah swt mengabadikan kisah-kisah yang berhubungan dengan

penyimpangan aqidah yang terjadi pada masa Nabi dan Rasul sebagai

peringatan dan pelajaran bagi umat setelahnya. Menyekutukan Allah swt

tidak terbatas pada menyembah suatu objek (sembahan) tetapi mencakup

ketika kedudukan Allah swt tetap tidak dikenal dan manusia tidak mengetahui

bahwa makhluk dan seluruh isi bumi adalah kepunyaan Allah swt.

Sebagaimana hukum penciptaan (takwini) yaitu hukum yang berkenaan

dengan pergerakan langit dan bumi, siang dan malam, manusia, kelahiran dan

kematian adalah milik Allah swt. Demikian pula dengan hukuman atau

peraturan masyarakat dalam kehidupan, berada di bawah kekuasaan Allah swt.

3
Syirik adalah mempersekutukan, mensyariatkan, atau menyamakan

Allah swt dengan makhluk atau sebaliknya mengangkat makhluk lain sebagai

Tuhan. Perbuatan tersebut adalah dosa besar dan kezaliman terbesar. Manusia

yang melakukan syirik pada hakikatnya adalah menganiaya diri sendiri,

menyeleweng dari fitrah dan menyimpang dari logika yang sehat.

Syirik pada masa modern tidak jauh berbeda dengan syirik pada masa

Nabi dan Rasul, namun penamaan dan prakteknya tidak selalu sama disetiap

zaman. Saat ini syirik mudah sekali menyebar melalui internet dan media

sosial. Paktek syirik banyak ditemukan di internet dengan tujuan untuk

melayani pengunjung yang ingin berkonsultasi mengenai masalah kehidupan.

Media sosial juga menyediakan grup atau layanan yang memuat berita yang

mengandung unsur syirik. Pengguna media sosial harus selektif memilih

berita yang disajikan sehingga tidak masuk dalam praktek syirik.

Dampak negatif internet terhadap aqidah sehingga memudahkan

seseorang masuk dalam perbuatan syirik, seperti ramalan bintang (zodiak).

Mempercayai atau membenarkan apa yang dikatakan peramal tidak

diperbolehkan, karena sesuatu yang dikatakan tentang hal gaib yang

berdasarkan perkiraan atau dengan cara berinteraksi dan meminta tolong

kepada jin merupakan perbuatan perbuatan kufur dan sesat

Rasulullah saw melarang umat Islam untuk meramal, mendatangi

peramal dan mempercayai apa yang dikatakan peramal, karena perbuatan

tersebut mempuyai dampak negatif dan bahaya yang besar. Apapun yang

dikatakan peramal mengandung kebohongan dan dosa. Peramal (ahli nujum)

4
mengaku mengetahui hal gaib dengan cara berbakti, tunduk, taat dan

menyembah jin. Semua perbuatan yang berkaitan dengan ramalan hukumnya

syirik. Rasulullah saw melepaskan diri dari orang yang melakukannya. Hal

ini sebagaimana yang ditegaskan dalam QS. Jin: 6.

Artinya: “dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia

meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin

itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”

Ayat di atas menjelaskan tentang kebiasaan orang-orang Arab pada

masa dahulu ketika melewati suatu tempat yang sepi selalu meminta

perlindungan kepada penghuni tempat sepi tersebut. Tentu hal ini

bertentangan dengan aqidah Islam karena telah menganggap sesuatu selain

Allah swt mampu memberikan perlindungan. Padahal yang dianggap dapat

memberikan perlindungan hanyalah sangkaan yang tidak benar.

Seorang muslim tidak boleh percaya kepada dugaan dan sangkaan,

karena hukum Allah swt telah jelas. Ada yang menunjukkan wajib, sunah,

haram, halal dan mubah. Islam mengajarkan sikap optimis dalam berbuat,

sehingga pahala jelas akan diperoleh bagi orang yang berbuat baik sedangkan

dosa jelas diperoleh bagi orang yang berbuat buruk.

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu syirik?


2. Apa saja tingkatan syirik?
3. Apa saja macam-macam syirik?
4. Apa saja bentuk-bentuk syirik?
5. Apa saja bahaya syirik?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu pengertian syirik.


2. Mengetahui tingkatan yang terdapat pada syirik.
3. Mengetahui macam-macam syirik.
4. Mengetahui bentuk-bentuk syirik.
5. Mengetahui bahaya apa sajakah yang ditimbulkan dari perilaku syirik.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirik

Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam

dimensi rububiyah (mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya,

kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya.), mulkiyah (mengesakan Allah dalam segala

perbuatan-Nya di akhirat.) maupun ilahiyyah (mengesakan segala bentuk peribadatan

bagi Allah, seperti berdo'a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih,

bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam), secara langsung atau tidak, secara nyata

atau terselubung.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam KBBI, 1990: 984) syirik
berarti

penyekutuan Allah SWT dengan yang lain. Misalnya pengakuan kemampuan ilmu

daripada kemampuan dan kekuatan Allah SWT, peribadatan selain kepada Allah

SWT dengan menyembah patung, tempat-tempat keramat dan kuburan, dan

kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan-peninggalan nenek moyang, yang

diyakini menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan.

B. Tingkatan Syirik

Syirik dapat dibagi dua: Syirik besar (assyirku al-akbar) dan syirik kecil (as-syirku al-
asghar).

7
1. Syirik Akbar (Syirik paling besar)

Syirik akbar adalah menjadikan selain daripada Allah SWT sebagai tujuan dalam
beribadah, misalnya memohon dan bernadzar sesuatu kepada selain Allah, takut
kepada kuburan, jin, atau setan serta percaya bahwa semua itu bisa memberi bahaya.
Disebut syirik besar karena menyekutukan Tuhan secara keseluruhan. Begitu
besarnya, sehingga dosa pelaku syirik ini tidak diampuni Allah. Secara teologis tidak
semua orang musyrik disamakan dengan kafir, karena di antara mereka ada yang tetap
percaya kepada Allah SWT, tidak sama dengan orang kafir yang sebenarnya. Namun,
karena dosa-dosanya tidak diampuni Tuhan, maka di akhirat ia akan masuk neraka.

2. Syirik Ashghar (Syirik paling kecil)

Syirik Ashgar adalah syirik yang dihasilkan dari perbuatan maupun ucapan yang
dinyatakan sebagai perbuatan syirik oleh syara’, namun tidak sampai menyebabkan
keluar daripada agama Islam. Namun macam-macam syirik ini bisa menjadikan
pengantar melakukan syirik akbar.

C. Macam-Macam Syirik

1. Macam-macam syirik Akbar

Syirik dalam berdoa. Perbuatan orang musyrik yang meminta, memohon, dan
memanjatkan hajatnya dalam doa dengan tujuan kepada selain Allah. Padahal tiada
yang kuasa mengabulkan semua doa kecuali Allah. Hal ini disebutkan dalam Al-
Quran surat Faathir ayat 13 yang artinya:

"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari." (QS. Faathir: 13-14).

Syirik dalam sifat Allah. Syirik dalam sifat Allah dilakukan ketika seseorang
percaya bahwa peramal bisa melihat masa depan dan ia mempercayainya, maka itu

8
adalah syirik. Dengan ia mendatangi peramal maka bisa dipastikan ia juga meragukan
sifat Allah yang Maha Mengetahui.

Syirik dalam kecintaan. Seorang muslim dilarang lebih mencintai apapun


selain Allah, baik itu lebih mencintai orang tua, saudara, suami, istri, sahabat atau
siapapun. Janganlah mencintai secara berlebihan selain kepada Allah. Dalam Alquran
surat Al Baqarah ayat 165, Allah berfirman yang artinya:

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-
orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah: 165).

Syirik dalam ketaatan. Selain dilarang lebih mencintai sesuatu selain Allah,
sebagai umat muslim juga dilarang lebih taat kepada selain Allah karena tindakan
tersebut mirip dengan perbuatan menyembah berhala. Dalam surat At Taubah ayat 31,
Allah berfirman yang artinya:

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan


selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."

Syirik dalam ketakutan. Umat muslim dilarang lebih takut dari apapun kecuali
dengan Allah. Ketakutan yang dimaksud tentu adalah takut kepada selain Allah
misalnya takut pada mayat, kuburan, setan, dan menganggap bahwa kesemua itu bisa
menyebabkan bahaya atau mudharat pada dirinya.

2. Macam-macam syirik Ashghar

Syirik Zhahir. Syirik Zhahir adalah syirik nyata yang dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan benda-benda atau jimat seperti gelang atau kalung yang dipakai
sebagai penangkal bahaya atau penyakit.

9
Syirik Khafi. Syirik Khafi adalah syirik yang tersembunyi. Syirik ini
bersumber dalam hati seseorang, bisa saja berupa niatan semata atau memang
kepercayaan namun tak ditunjukkan oleh perbuatan (hanya di dalam hari), Misalnya,
seseorang melaksanakan shalat bukan karena Tuhan, tetapi karena manusia, agar
disebut alim. Dalam Islam syirik bentuk ini disebut juga dengan riya.

D. Bentuk-bentuk syirik

Syirik di dalam Al-Uluhiyyah, yaitu kalau seseorang menyakini bahwa


ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat
ubudiyyah).

Firman Allah Swt: “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-
sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS.Al Baqarah : 21-22)

Syirik di dalam Ar-Rububiyyah, yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada


selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan,
dan yang lainnya dari sifat-sifat ar-rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya
lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.

Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka


menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya
Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-
kuburan seperti kuburan Latta. Maka orang-orang yang tidak menyakini sama sekali
kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan,
dan mematikan, tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik
dalam rububiyah.

Syirik di dalam Al-Asma’ wa Ash-Shifat, yaitu kalau seseorang


mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus
bagi-Nya. Contohnya, meyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-
perkara ghaib.

10
Firman Allah Swt: (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. (QS. Al-Jin : 26).

E. Bahaya Syirik

1. Tidak mendapatnya pengampunan dari Allah,

2. Tergolong dosa yang amat besar.

3. Sesesat-sesat kesesatan,

4. Penyembahan terhadap syaitan,

5. Kezaliman yang besar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling besar dan
kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dengan sang Khaliq
(Pencipta). Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Syirik memiliki
dua tingkatan (syirik Akbar dan syirik Ashghar), dan kita sebagai manusia yang
beriman harus senantiasa menjauhi segala perbuatan yang berhubungan dengan syirik
agar terhindar dari siksa api neraka.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, Al-Ma’rifah, 1990

Abu Abdillah al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Dar al-kutub al-Ilmiyah

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim (Tafsir Ibnu Katsir), Dar Ihya at-Turats al-‘Arabi

Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum, Dar as-Salam, Riyadl, 1414 H /


1993 M

Shalih Fauzan al-Fauzan, Kitab at-Tauhid, Muassasah al-Haramain al-Khairiyyah, Kingdom


of Saudi Arabia

12

Anda mungkin juga menyukai