Oleh :
41037006211008
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Pengertian Syirik...........................................................................................7
B. Tingkatan Syirik............................................................................................7
C. Macam-macam Syirik...................................................................................8
D. Bentuk-bentuk Syirik..................................................................................10
E. Bahaya Syirik..............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibanding dengan makhluk yang lain. Kelebihan manusia yang paling urgen
yaitu akal. Akal manusia mampu memikirkan bahwa sekecil apapun sesuatu
pasti ada yang menciptakan. Akal mewajibkan manusia untuk beragama dan
dan pedoman untuk membimbing manusia menuju ke jalan yang benar dan
yang lebih besar untuk melindunginya, itulah fitrah manusia. Manusia yang
beriman akan merasa serba cukup karena selalu bersyukur kepada Allah swt
sedangkan orang yang ingkar selalu merasa kurang karena menjadi budak
hawa nafsu.
ketuhanan.
1
Penyimpangan aqidah dianggap sebagai dosa terbesar karena menyimpang
merupakan Rasul pertama yang diutus Allah swt untuk meluruskan aqidah.
Seribu tahun lamanya nabi Nuh mengajak umatnya untuk mengesakan Allah
swt, namun penyimpangan itu tak juga kunjung hilang. Pada masa nabi Musa
360 berhala di sekeliling Ka’bah yang disembah oleh kaum Quraisy. Berhala
yang paling penting dinamakan Hubal, dianggap sebagai dewa terbesar. Lata
Berhala tersebut dijadikan sebagai tempat bertanaya tentang nasib baik dan
buruk. Rasulullah saw tiada henti menyeru kepada ajaran tauhid, meski
perlawanan, tekanan dan penindasan tidak ada henti. Kurang lebih dua puluh
Allah swt.
2
Syirik yang terjadi pada masa Nabi dan Rasul identik dengan
penyembahan yang dilakukan kepada selain Allah swt. Hal ini terlihat dari
sesembahan mereka yang berupa patung atau berhala yang mereka buat
sendiri. Masa nabi Musa penyembahan bukan ditujukan kepada patung atau
berhala, namun kepada seorang raja zalim yang mengangkat dirinya sebagai
Tuhan. Pada masa ini terjadi kezaliman dan penindasan yang sangat besar
Penyimpangan aqidah sudah terjadi sejak zaman Nabi dan Rasul. Allah
swt mengutus Nabi dan Rasul untuk membawa misi yang sama yaitu
penyimpangan aqidah yang terjadi pada masa Nabi dan Rasul sebagai
ketika kedudukan Allah swt tetap tidak dikenal dan manusia tidak mengetahui
bahwa makhluk dan seluruh isi bumi adalah kepunyaan Allah swt.
dengan pergerakan langit dan bumi, siang dan malam, manusia, kelahiran dan
kematian adalah milik Allah swt. Demikian pula dengan hukuman atau
3
Syirik adalah mempersekutukan, mensyariatkan, atau menyamakan
Allah swt dengan makhluk atau sebaliknya mengangkat makhluk lain sebagai
Tuhan. Perbuatan tersebut adalah dosa besar dan kezaliman terbesar. Manusia
Syirik pada masa modern tidak jauh berbeda dengan syirik pada masa
Nabi dan Rasul, namun penamaan dan prakteknya tidak selalu sama disetiap
zaman. Saat ini syirik mudah sekali menyebar melalui internet dan media
Media sosial juga menyediakan grup atau layanan yang memuat berita yang
tersebut mempuyai dampak negatif dan bahaya yang besar. Apapun yang
4
mengaku mengetahui hal gaib dengan cara berbakti, tunduk, taat dan
syirik. Rasulullah saw melepaskan diri dari orang yang melakukannya. Hal
masa dahulu ketika melewati suatu tempat yang sepi selalu meminta
karena hukum Allah swt telah jelas. Ada yang menunjukkan wajib, sunah,
haram, halal dan mubah. Islam mengajarkan sikap optimis dalam berbuat,
sehingga pahala jelas akan diperoleh bagi orang yang berbuat baik sedangkan
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syirik
bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam), secara langsung atau tidak, secara nyata
atau terselubung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam KBBI, 1990: 984) syirik
berarti
penyekutuan Allah SWT dengan yang lain. Misalnya pengakuan kemampuan ilmu
daripada kemampuan dan kekuatan Allah SWT, peribadatan selain kepada Allah
B. Tingkatan Syirik
Syirik dapat dibagi dua: Syirik besar (assyirku al-akbar) dan syirik kecil (as-syirku al-
asghar).
7
1. Syirik Akbar (Syirik paling besar)
Syirik akbar adalah menjadikan selain daripada Allah SWT sebagai tujuan dalam
beribadah, misalnya memohon dan bernadzar sesuatu kepada selain Allah, takut
kepada kuburan, jin, atau setan serta percaya bahwa semua itu bisa memberi bahaya.
Disebut syirik besar karena menyekutukan Tuhan secara keseluruhan. Begitu
besarnya, sehingga dosa pelaku syirik ini tidak diampuni Allah. Secara teologis tidak
semua orang musyrik disamakan dengan kafir, karena di antara mereka ada yang tetap
percaya kepada Allah SWT, tidak sama dengan orang kafir yang sebenarnya. Namun,
karena dosa-dosanya tidak diampuni Tuhan, maka di akhirat ia akan masuk neraka.
Syirik Ashgar adalah syirik yang dihasilkan dari perbuatan maupun ucapan yang
dinyatakan sebagai perbuatan syirik oleh syara’, namun tidak sampai menyebabkan
keluar daripada agama Islam. Namun macam-macam syirik ini bisa menjadikan
pengantar melakukan syirik akbar.
C. Macam-Macam Syirik
Syirik dalam berdoa. Perbuatan orang musyrik yang meminta, memohon, dan
memanjatkan hajatnya dalam doa dengan tujuan kepada selain Allah. Padahal tiada
yang kuasa mengabulkan semua doa kecuali Allah. Hal ini disebutkan dalam Al-
Quran surat Faathir ayat 13 yang artinya:
"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari." (QS. Faathir: 13-14).
Syirik dalam sifat Allah. Syirik dalam sifat Allah dilakukan ketika seseorang
percaya bahwa peramal bisa melihat masa depan dan ia mempercayainya, maka itu
8
adalah syirik. Dengan ia mendatangi peramal maka bisa dipastikan ia juga meragukan
sifat Allah yang Maha Mengetahui.
Syirik dalam ketaatan. Selain dilarang lebih mencintai sesuatu selain Allah,
sebagai umat muslim juga dilarang lebih taat kepada selain Allah karena tindakan
tersebut mirip dengan perbuatan menyembah berhala. Dalam surat At Taubah ayat 31,
Allah berfirman yang artinya:
Syirik dalam ketakutan. Umat muslim dilarang lebih takut dari apapun kecuali
dengan Allah. Ketakutan yang dimaksud tentu adalah takut kepada selain Allah
misalnya takut pada mayat, kuburan, setan, dan menganggap bahwa kesemua itu bisa
menyebabkan bahaya atau mudharat pada dirinya.
Syirik Zhahir. Syirik Zhahir adalah syirik nyata yang dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan benda-benda atau jimat seperti gelang atau kalung yang dipakai
sebagai penangkal bahaya atau penyakit.
9
Syirik Khafi. Syirik Khafi adalah syirik yang tersembunyi. Syirik ini
bersumber dalam hati seseorang, bisa saja berupa niatan semata atau memang
kepercayaan namun tak ditunjukkan oleh perbuatan (hanya di dalam hari), Misalnya,
seseorang melaksanakan shalat bukan karena Tuhan, tetapi karena manusia, agar
disebut alim. Dalam Islam syirik bentuk ini disebut juga dengan riya.
D. Bentuk-bentuk syirik
Firman Allah Swt: “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-
sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS.Al Baqarah : 21-22)
10
Firman Allah Swt: (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. (QS. Al-Jin : 26).
E. Bahaya Syirik
3. Sesesat-sesat kesesatan,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling besar dan
kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dengan sang Khaliq
(Pencipta). Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Syirik memiliki
dua tingkatan (syirik Akbar dan syirik Ashghar), dan kita sebagai manusia yang
beriman harus senantiasa menjauhi segala perbuatan yang berhubungan dengan syirik
agar terhindar dari siksa api neraka.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim (Tafsir Ibnu Katsir), Dar Ihya at-Turats al-‘Arabi
12