Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH NAHDLATUL ULAMA

Nama Kelompok:

1. Aminatul Khotimah (03)


2. Arum Umi Hasanah (06)
3. Farikha Lailatul Fitria (12)
4. Maratus Solehah (22)
5. Wiji Rizky Astutik (39)

A. Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama


Nahdlatul Ulama atau yang disingkat dengan NU menurut penanggalan Hijriah
pada tahun 2023 berusia 100 tahun atau satu abad. Organisasi ini berdiri pada tanggal 16
Rajab 1344 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. NU adalah organisasi Islam
terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan
ekonomi. Sejak awal pendiriannya, NU dari waktu ke waktu berkontribusi besar dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, dan kini para anggotanya terlibat
aktif dalam pembangunan di berbagai bidang. Berdirinya NU merupakan rangkaian
panjang dari sejumlah perjuangan. Karena berdirinya NU merupakan respons dari
berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan
sosial-masyarakat.
Pendirian NU dibentuk oleh para kyai ternama asal Jawa Timur yang digawangi
oleh KH Wahab Chasbullah. Para ulama pesantren Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)
mendirikan jam’iyah atau organisasi NU di kediaman KH. Abdul Wahab Chasbullah di
Kertopaten. Sebelumnya para kiai pesantren telah mendirikan organisasi pergerakan
Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916 M, serta Nahdlatut Tujjar atau
Kebangkitan Saudagar pada 1918 M. Kiai Wahab Chasbullah pada tahun 1914 M juga
mendirikan kelompok diskusi yang ia beri nama Tashwirul Afkar atau kawah
candradimuka pemikiran, ada juga yang menyebutnya Nahdlatul Fikr atau kebangkitan
pemikiran. Pada saat mendirikan NU, para kiai juga mendiskusikan nama organisasi yang
akan digunakan.serupa dengan nama kelompok sebelumnya, tersebutlah usulan nama
Nuhdlul Ulama yang berarti kebangkitan ulama. Namun, KH. Mas Alwi Abdu Aziz
kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama. Alasannya, konsekuensi penggunaan
kata Nahdlatul adalah kebangkitan yang telah terangkai sejak berabad-abad.
Dengan kata lain, NU adalah lanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi
yang telah berdiri sebelumnya, namun dengan cakupan dan segmen yang lebih luas.
Hingga saat ini, yang biasa disebut sebagai pendiri NU adalah tiga kiai besar asal Jawa
Timur. Meski di luar mereka ada sederet nama lainnya yang turut berperan di awal-awal
terbentuknya NU. Berikut ini tiga kiai asal Jombang tersebut:
1. KH. Hasyim Asy’ari
2. KH. Abdul Wahab Chasbullah
3. KH. Bisri Syansuri

Mengapa mereka bertiga? Karena mereka yang berperan banyak di awal pembentukan
NU. Mereka juga pimpinan tertinggi NU waktu itu. Kiai Hasyim Asy’ari adalah pimpinan
tertinggi pertama yang disebut sebagai rais akbar. Disusul rais aam kedua yakni kiai
Wahab Chasbullah dan rais ketiga, Kiai Bisri Syansuri. NU berkembang pesat dan
terjaga. Kini, NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingaan
berbagai kelompok Islam lainnya.

B. Sepak Terjang Nahdlatul Ulama


1. Sepak Terjang KH. Hasyim Asy’ari dalam Mendirikan NU di Tebuireng
Semasa hidupnya, Kiai Hasyim dikenal sebagai sosok leader yang tangguh dan
berprinsip. Hal ini dapat dibuktikan dengan keteguhan beliau pada masa awal
merintis pondok Tebuireng. Waktu itu usia beliau masih sangat muda, sekitar 28
tahun. Kiai Hasyim mendirikan pondok pesantren Tebuireng pada tangga 13 Agustus
1899 M. Kala itu, pesantren Tebuireng masih berbentuk bangunan kecil yang terbuat
dari anyaman bambu, berukuran 6 X 8 meter. Bangunan sederhana itu disekat
menjadi dua bagian. Bagian belakang dijadikan tempat tinggal Kiai Hasyim bersama
istrinya, Nyai Khodijah. Sedangkan, bagian depan dijadikan tempat sholat (mushola).
Kehadiran Kiai Hasyim di Tebuireng tidak langsung diterima baik oleh masyarakat.
Intimidasi dan Fitnah datang bertubi-tubi.
Tidak hanya Kiai Hasyim yang diganggu, para santrinya pun juga ikut diteror.
Teror itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak menyukai kehadiran Kiai
Hasyim dan pesantren Tebuireng. Bentuk dari penerorannya pun beraneka ragam.
Ada yang berupa pelemparan batu, kayu, atau penusukan senjata tajam ke dinding
tratak. Para santri juga seringkali harus tidur bergerombol di tengah-tengah ruangan,
karena takut tertusuk benda tajam. Gangguan juga dilakukan di luar pondok, dengan
mengancam para santri untuk meninggalkan Kiai Hasyim. Ketika gangguan semakin
membahayakan dan menghalangi sejumlah aktivitas santri, Kiai Hasyim lalu meminta
bantuan sahabat-sahabatnya dari berbagai daerah untuk membantu mengajarkan ilmu
kanuragan kepada santri-santrinya. Alhasil, sedikit demi sedikit para pengganggu pun
dapat di atasi.
2. NU Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia
Motif kebangsaan jelas sangat tampak dalam pendirian Nahdlatul Ulama
(NU), hal ini bisa kita lihat bagaimna KH. Hasyim Asy‟ari menfatwakan
keharaman menyerupai orang kafir (penjajah Belanda) dalam berpakaian, dan para
era Jepang, ia juga pernah ditangkap dan dipenjarakan atas fatwanya mengharamkan
Shaikere (kewajiban membungkukan badan menghadap ke arah timur demi
menghormati kaisar Jepang sebagai titisan dewa matahari). Semua itu, merupakan
contoh bagaimana KH. Hasyim Asy’ari dan ulama-ulama pesantren berperan
menanamkan jiwa kebangsaan dan patriotik mengusir penjajah dari negeri ini
menurut KH. Hasyim Asy’ari, umat Islam tidak dapat menjalankan agamanya secara
leluasa dalam negeri jajahan.
Resolusi Jihad NU sejatinya adalah salah satu bukti bahwa umat Islam Indonesia
selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia
(NKRI). Tanpa adanya resolusi jihad NU ini, mungkin Indonesia masih terjajah oleh
Belanda yang saat itu ingin kembali mengusai Indonesia. Resolusi Jihad yang
dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) pada 22 Oktober 1945 ialah bertujuan untuk
menyerukan perlawanan terhadap Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia
setelah sekutu sukses mengalahkan Jepang dalam perang dunia II. Resolusi Jihad NU
ini jelas dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Fatwa jihad yang dikeluarkan NU diyakini memiliki
kontribusi yang nyata dalam mengkristalkan semangat nasionalisme.
Hal ini karena NU memiliki basis kekuatan yang besar di Jawa, sehingga fatwa
tersebut dapat memobilisir kekuatan tempur masyarakat muslim. Hal ini dibuktikan
dengan diselenggarakannya kongres umat Islam yang menyatakan perjuangannya
untuk mempertahankan kemerdekaan. Bagi Nahdlatul Ulama (NU), kemerdekaan dan
persatuan memang harus diperjuangkan. Sebagaimana yang telah difatwakan KH.
Hasyim Asy‟ari pada tahun 1945. Fatwa tersebut diantaranya berbunyi:
1) Hukumnya memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan
kita sekarang ini adalah fardu ain bagi tiap-tiap orang islam yang mungkin
meskipun bagi orang fakir.
2) Hukumnya orang yang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta
komplotan-komplotannya adalah mati syahid.
3) Hukumnya orang yang memecah persatuan kita sekarang ini wajib dibunuh.
C. Dampak Nahdlatul Ulama Terhadap Masyarakat Dan Negara
1. Dampak Terhadap Masyarakat
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan Ormas Islam di Indonesia dan telah berperan
aktif dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak
NU bagi masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi
NU memiliki pilar ekonomi yang kuat dan dapat dikonsolidasikan menjadi
kekuatan ekonomi masyarakat dan negara. NU juga didesak untuk
memaksimalkan gerakan kemasyarakatan untuk mencapai kesejahteraan umat.
b. Pendidikan Agama
NU telah mendirikan jaringan pesantren dan pendidikan agama lainnya,
seperti Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), MA Ma’arif NU. Namun, ada
juga indikasi bahwa pengaruh NU semakin berkurang terutama di perkotaan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk munculnya
organisasi Islam lainnya dan perubahan sikap terhadap agama di kalangan
generasi muda. Meskipun demikian, NU tetap menjadi organisasi penting di
Indonesia dan terus memainkan peran penting dalam pendidikan agama dan
pemberdayaan masyarakat.
c. Perjuangan Politik
Perjuangan politik NU terlihat jelas sejak tumbangnya rezim Suharto di
akhir tahun 1990-an. Namun, popularitas NU semakin menurun terutama di
kalangan Umat Islam perkotaan yang kurang tertarik dengan perjuangan
politik dan lebih mementingkan persoalan sehari-hari seprti terbatasnya akses
pendidikan dan kesehatan.
d. Kontribusi Kepada Masyarakat
NU telah berkontribusi kepada masyarakat dengan mengedukasi
masyarakat tentang zakat dan mendorong mereka untuk berdonasi, serta
dengan menginkubasi pengusaha baru dari kalangan Nahdliyin. NU juga
terlibat dalam berbagai program sosial untuk mengatasi masalah seperti akses
pendidikan dan kesehatan yang terbatas.
2. Dampak Terhadap Negara
Nahdlatul Ulama (NU) telah berperan penting dalam menjaga persatuan dan
kesatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Organisasi yang didirikan oleh KH.
Hasyim Asy’ari ini telah memberikan kontribusi terhadap semangat Nasionalisme di
Indonesia. NU telah berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia dan telah berpepan
mempertahankannya. Organisasi ini jugaa aktif terlibat dalam perlawanan terhadap
penjajahan Belanda. Komitmen NU terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia
terlihat dalam upaya menjaga kepribadian, identitas, budaya, dan moralitas negara.
Komitmen NU terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia telah diakui oleh
berbagai pihak, termasuk Presiden RI yang mengapresiasi kontribusi NU dalam
menjaga NKRI dan Pancasila. Presiden menyatakan, NU telah berkontribusi
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang bersatu dalam keberagaman dan menjadi
rujukan bagi bangsa lain. NU juga mendorong moderasi beragama, toleransi, dan
nasionalisme.

Anda mungkin juga menyukai