Anda di halaman 1dari 7

Pokok- Pokok Pikiran

Ajaran Aswaja dalam Praktesis Tiga Sudut Pandang

(Bidang Ushuliyah, Bidang Furu’iyyah, dan Bidang Khuluqiyyah)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah Al Ahl Al Sunnah Wa Al Jama’ah (Aswaja An Nahdliyyah)

Dosen Pengampu: Drs.H. Abdullah Kafin, M.Ag.

Oleh:

Sem. 1/S1 PGMI

Nama : Nur Rira Febriyani (2218024)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURUMADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA


TEMANGGUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdilillah. Puji syukur hanya milik Allah, karena izinnya saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen yang
telah membimbing mahasiswanya dalam membuat makalah dengan baik dan benar.

Penulisan makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah
ASWAJA. Dengan makalah yang berjudul “Pokok-Pokok Pikiran Ajaran ASWAJA dalam
Prespektis Tiga Sudut Pandang”.

Dalam menulis makalah ini saya menyadari jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan baik dalam tata bahasa, penulisan kalimat dan kekurangan lainnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi yang lebih baik.
Sekian apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Magelang, 11 Desember 2018

Penyususun
DAFTAR ISI

I. Muqodimah/ Pendahuluan………………………………………………………………
II. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
III. Sejarah Aswaja
a. Pengertian Aswaja…………………………………………………………………..
b. Lahirnya Nama Aswaja……………………………………………………………..
c. Tokoh-tokoh Aswaja Generasi Salaf……………………………………………….
d. Lahirnya Madzhab al-Asy’ari dan Maturidi………………………………………...
IV. Pokok Pikiran Aswaja
1. Ajaran Aswaja di Bidang Aqidah (Ushuliyyah)…………………………………….
2. Ajaran Aswaja di Bidang Syari’ah (Furu’yyah)…………………………………….
3. Ajaran Aswaja di Bidang Akhal / Tasawuf (Khuliqiyah)…………………………..
V. Kesimpulan dan Penutup………………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

Definisi Ahlussunah wal Jama’ah secara khusus, bisa dilihat dari definisi yang
dikemukakan oleh Haratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asyari, dalam Qanun Asasi
li Jam’iyati al-Ulama’I, dimana beliau member batasan bahwa Ahlussunah wal
Jama’ah adalah golongan atau pengikut madzhab yang:

1. Dalam akidah, mengikuti salah satu dari Imam Abu Hasan Al-Asyari dan Abu
Manshur al- Maturidi
2. Dalam ubudiyah (praktik peribadatan) mengikuti salah satu Imam empat: Abu
Hanifah, Malik bin Anas. Muhammad as-Syafi’I, dan Ahmad bin Hanbal
3. Dan dalam bertasawuf mengikuti salah satu dari dua imam: Qasim al-Junaidi al-
Baghdadi dan Abu Hamid Muhammad al- Ghazali.

Pada hakikatnya definisi Aswaja yang secara khusus bukan lain adalah merupakan bagian
dari definisi yang secara umum, karena pengertian Assyariah dan Ahlussunah adalah
golongan yang komitmen berpegang teguh pada ajaran Rasul dan para sahabat dalam hal
akidah, namun penamaan golongan dengan nama Al Ahlussunah wal Jama’ah hanyalah
sekedar memberikan nama juz’ sebagian dengna menggunakan namanya kulli
(keseluruhan).
BAB II

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan Aswaja


2. Bagaimana lahirnya nama Aswaja
3. Siapa sajakah tokoh-tokoh Aswaja Generasi Salaf
4. Bagaimana lahirnya Madzhab al-Asy’ari dan Maturidi
5. Apa yang dimaksud dengan ajaran Aswaja di Bidang Aqidah (Ushuliyyah)
6. Apa yang dimaksud dengan ajaran Aswaja di Bidang Syari’ah (Furu’yyah)
7. Apa yang dimaksud dengan ajaran Aswaja di Bidang Akhal / Tasawuf (Khuliqiyah)
BAB III

A. SEJARAH ASWAJA
1. Pengertian Aswaja

Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja) merupakan salah satu dari bebrapa aliran
dalam ilmu kalam (teologi Islam). Adapun ungkapan ahl as-sunah (sunni) dapat
dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu arti umum dan arti khusus. Sunni dalam
pengertian umum adalah lawan kelompok Syi’ah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah
sebagaimana Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni. Sementari Sunni dalam
pengertian khusus, yaitu mazhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan
merupakan lawan dari Mu’tazilah.

2. Lahirnya Ahlussunah wal Jama’ah


a. Aspek Agama
Munculnya faham Ahlussunah wal Jama’ah, dilandasi oleh pemikiran
agama, dalam hal ini akidah atau keyakinan umat islam. Mazhab sunni dalam
bidang theologi adalah asy’ariyah dan maturidiyah. Aliran Asy’ariyah didirikan
oleh Abu Hasan al-Asy’ari (260-324 H/ 873-935 M) pada mulanya ia pengikut
Mu’tazilah dan murid seorang tokoh Mu’tazilah terkemuka di Basrah, Al-Jubai (w.
303 H/ 916 M). Dalam masalah Mu’tazilah, ia sudah sangat dipercaya gurunya,
sehingga gurunya sering mempercayakan perebatan Mu’tazilah kepadanya.
Namun pada saat berusia sekitar 40 tahun. Al-Asy’ari meninggalkan paham
Mu’tazilah dan membangun mazhab sendiri yang dikenal dengan nama
Asy’ariyah.
Aliran Maturidiyah didirikan Abu Manshur Muhammad al-Maturidi (1.
944 M). Pemikiran maturidi pada dasarnya banyak yang sama dengan al-Asyari,
namun karena ia lebih tinggi menempatkan posisi akal dari pada al-Asy’ari, dalam
beberapa hal ia berbeda pendapat dengan al-Asy’ari. Pendapat yang berbeda
antara lain menyangkut antropomorfisme., perbuatan manusia , dan kekuasaan
mutlak Tuhan.
Menurut al-Maturidi, ztuhan bersifat non materi. Jika dalam al-Qur’an ada
ayat yang menyatakan seolah-olah Tuhan dianut mempunyai jasmani, ayat itu
harus ditakwilkan. Karena metode pemikiran al=Maturidi dekat dengan pemikiran
Abu Hanifah, aliran Maturiiyah pada umumnya oleh penganut Mazhab Hanafi.
b. Aspek Sosial dan Politik

Pada zaman Khalifah al-Makmun, ia menjadikan Mu’tazilah sebagai


mazhab resmi negara dan memaksa pejabat dan tokoh agama mengikuti paham
ini, terutama yang berkaitan dengan kemakhlukan (menganggap maklhluk) al-
Qur’an. Untuk itu ia melakukan fitnah (inkuisition), yaitu ujian aqidah terhadap
para pejabat dan ulama.

Anda mungkin juga menyukai