OLEH :
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan makalah “K3LH” dapat terselesaikan dengan
lancar dan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan
makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kami menyadari dalam
penulisan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan mengingat kemampuan saya yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan K3? Jika anda
perusahaan besar dengan jumlah karyawan 100 orang atau lebih atau sifat
kerja organisasi anda yang mengandung bahaya atau resiko yang tinggi,
maka wajib mengimplementasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamtan dan
Kesehatan Kerja). Jika anda perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak
mengandung bahaya atau resiko tinggi, maka anda hanya pekerjakan
seorang safety officer atau ahli K3 umum. Karena, semua tempat kerja
memiliki resiko atau bahaya. Itulah definisi tempat kerja menurut UU no.1
tahun 1970. Jadi, anda harus tetap waspada dengan bahaya laten ditempat
kerja. Jika bukan baha fisik instan, tentu ancaman penyakit yang mungkin
saja terjadi bertahun tahun kemudian.
Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans
sendiri sadar untuk lebih meningkatkan performa K3 di semua organisasi di
Indonesia, karena angka kecelakaan kerja di Indonesia masih lebih tinggi
dibanding negara2 lainnya di Asia tenggara, bahkan di Asia. Angka yang
dilaporkan pemerintahpun belum tentu angka konkrit. Masih banyak
perusahaan2 yang tidak melaporkan insiden2 kecelakaan kerja yang terjadi
ditempat kerjanya. Bahkan penghargaan zero accidentpun patut
dipertanyakan metode penilaiannya.
1.3. Tujuan
Memberikan penjelasan mengenai permasalahan dibidang Kesehatan
masyarakat khususnya tentang Penyakit dan penyebabnya.
2
1.4. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan,
dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu
dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat
kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya
sumber-sumber bahaya.
5
2.3. Undang-undang Keselamatan Kerja
1. Dalam Bidang Pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen ; departemen
Kesehatan dan departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral)
Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4
Direktur :
1. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
2. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
3. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari
Kasubdit ;
Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.
Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan
penangkal petir
Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan
ketenagakerjaan
4. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari
kasubdit ;
Kasubdit Kesehatan tenaga kerja
Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja
Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.
Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan
Kerja Depkes. Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada sasaran sektor
Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll).
6
c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja.
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis
Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja.
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan
penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
7
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan
baru di kemudian hari.
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,
jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau
8
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja
yang melakukannya dan keselamatan umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
10
11