Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH K3LH

OLEH :

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


NEGERI 5 DUMAI

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan makalah “K3LH” dapat terselesaikan dengan
lancar dan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan
makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kami menyadari dalam
penulisan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan mengingat kemampuan saya yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................ 2
1.4. Manfaat ...................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ......................... 4
2.2. Ruang Lingkup K3LH .............................................................. 5
2.3. Undang-Undang Keselamatan Kerja ....................................... 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
a. Kesimpulan .............................................................................. 10
b. Saran ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan


program pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya
kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang mengakibatkan penderitaan
bagi pekerja mapun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja
tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada
program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau buang buang biaya. Pekerja
berkomentar, memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika hanya
dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau dicermati sisilainnya, tentunya
pengusaha akan berpikir dua kali berkata demikian. Kenapa? Karena cost
yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja akan jauh berkali
lipat dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja,
jika sudah terkena cidera atau fatality, tentu tidak akan berani berkata lagi
kalau K3 itu hanya memperlambat pekerjaan.
Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejal tahun 1970 yaitu UU no.
1 tahun 1970 yang mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga
dijadikan hari lahirnya K3. Namun, hingga tahun 2000anlah K3 baru mulai
banyak dikenal. Kemana saja selama ini regulasi K3 tersebut diatas? Ya,
mati surilah kalau boleh dikatakan begitu. Kenapa mati suri? Karena belum
ada kesadaran baik dari pihak pengusaha, pekerja bahkan dari pihak
Depnakertrans sendiri sebagai pengawas. Kenapa belum ada kesadaran?
Karena belum tertimpa insiden kecelakaan kerja. jadi, istilahnya menunggu
bola, kalau dapat bola baru bergerak. Ini pola klasik, pola pecundang. Ini
sebabnya negara kita tidak maju maju, karena masih dilandasi oleh pola
berpikir yang tidak efektif tersebut. Kalau saja Depnakertrans bertindak
tegas, bergerak cepat, tentu kemajuan implementasi K3, sudah lebih maju
daripada yang ada sekarang ini.

1
Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan K3? Jika anda
perusahaan besar dengan jumlah karyawan 100 orang atau lebih atau sifat
kerja organisasi anda yang mengandung bahaya atau resiko yang tinggi,
maka wajib mengimplementasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamtan dan
Kesehatan Kerja). Jika anda perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak
mengandung bahaya atau resiko tinggi, maka anda hanya pekerjakan
seorang safety officer atau ahli K3 umum. Karena, semua tempat kerja
memiliki resiko atau bahaya. Itulah definisi tempat kerja menurut UU no.1
tahun 1970. Jadi, anda harus tetap waspada dengan bahaya laten ditempat
kerja. Jika bukan baha fisik instan, tentu ancaman penyakit yang mungkin
saja terjadi bertahun tahun kemudian.
Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans
sendiri sadar untuk lebih meningkatkan performa K3 di semua organisasi di
Indonesia, karena angka kecelakaan kerja di Indonesia masih lebih tinggi
dibanding negara2 lainnya di Asia tenggara, bahkan di Asia. Angka yang
dilaporkan pemerintahpun belum tentu angka konkrit. Masih banyak
perusahaan2 yang tidak melaporkan insiden2 kecelakaan kerja yang terjadi
ditempat kerjanya. Bahkan penghargaan zero accidentpun patut
dipertanyakan metode penilaiannya.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini ditemukan beberapa permasalahan di bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat yaitu :
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Ruang Lingkup K3LH
3. Undang-Undang Keselamatan Kerja

1.3. Tujuan
Memberikan penjelasan mengenai permasalahan dibidang Kesehatan
masyarakat khususnya tentang Penyakit dan penyebabnya.

2
1.4. Manfaat

Memberi informasi kepada berbagai pihak tentang berbagai


permasalahan dibidang K3LH.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari
penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960,
BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan
jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari
bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada
seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan.
Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan
dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah
dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.

4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan,
dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu
dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat
kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya
sumber-sumber bahaya.

2.2. Ruang Lingkup K3LH


Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja adalah sebagaai berikut :
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat
pekerjaan sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang
timbul dari kerja.
e. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan
perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak
sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan
sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

5
2.3. Undang-undang Keselamatan Kerja
1. Dalam Bidang Pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen ; departemen
Kesehatan dan departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral)
Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4
Direktur :
1. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
2. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
3. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari
Kasubdit ;
 Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.
 Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan
penangkal petir
 Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan
ketenagakerjaan
4. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari
kasubdit ;
 Kasubdit Kesehatan tenaga kerja
 Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja
 Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.
Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan
Kerja Depkes. Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada sasaran sektor
Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll).

2. Dalam Bidang Regulasi


Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak,
diantaranya :
a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

6
c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja.
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis
Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja.

Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan
penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

7
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan
baru di kemudian hari.

Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,
jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau

8
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja
yang melakukannya dan keselamatan umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan


bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama
bekerja di tempat kerja. Penyakit dapat masuk dalam tubuh manusia
melalui berbagai cara dan saluran. Penyakit-penyakit itu dapat masuk
tubuh melalui permukaan kulit, jalan pernafasan, dan jalan pencernaan
makanan.
2. Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan
perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau
tidak sehat.

3.2. Saran

berkaitan dengan keselamatan kerja banyak hal yang jarang di


perhatikan salah satunya ialah tingkat keamanan, sehingga sering terjadinya
kelalaian yang menyebabkan kecelakaan. mereka yang beresiko tinggi
terkadang harus dihadapkan pada kecelakaan yang dapat menghilangkan
nyawa mereka sendiri. Maka disarankan agar para pekerja apapun
profesinya termasuk perawat harus senantiasa memperhatikan dan
menerapkan program K3LH di lingkungan kerjanya masing-masing.

10
11

Anda mungkin juga menyukai