Anda di halaman 1dari 15

KONFLIK PEREBUTAN LAHAN ANTARA MASYARAKAT DENGAN TNI PERIODE

TAHUN 2002 - 2011

(Studi Kasus di Desa Sentrojenar ,Kecamatan Buluspesantren ,Kabupaten Kebumen)

Nama kelompok:

- Rinja Laurentina (31)

- Eka Septi Wulandari (15)

- Imam Hanafi (18)

- Isma Putri (21)

- Silma Rensa Anandya (31)

Bab 1

A. Topik dan Objek Penelitian Konflik


Menurut Kardina Ari Setiarsih, orang yang pertama kali meneliti tentang
perebutan tanah oleh TNI dan masyarakat ini terjadi akibat masyarakat yang tidak terima
karena TNI mengklaim bahwa mereka juga mempunyai hak atas lahan tersebut.
B. Latar belakang
Konflik ini berawal karena penolakan petan ini 15 desa dari tiga Kecamatan
(Milit,Ambal,BulusPesantren), di Kabupaten Kebumen terhadap rencana pembangunan
Pusat Latihan Tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(PUSLATPURTNIAD). TNI mengklaim batas tanah negara sepanjang 500 meter dari
garis air pantai ke utara, dan membentang sepanjang 22,5 Km dari muara sungai Lukulo
di Desa Ayamputih,hingga muara sungai Wawardi perbatasan Kabupaten Purworejo.
Namun, (Tentara Nasional Indonesia) hanya sampai sepanjang 220 meter dari garis
pantai. Selama ini latihan tempur yang dilakukan TNI (Tentara Nasional Indonesia)
selalu saja mengakibatkan kerusakan tanaman petani dan tidak ada kompensasi yang
layak diberikan pada petani.
Bab 3

C. Proses Pengumpulan Data


1. Observasi

Menurut Nasution(Sugiyono,2009:226),observasi adalah dasar semua ilmu


pengetahuan.Marshall juga menyatakan bahwa,melalui observasi,peneliti belajar
tentang perilaku,dan makna dari perilaku tersebut. Peneliti akan mencatat informasi
secara sistematis yang berkenaan dengan apa yang disaksikan dan ditemukan selama
penelitian, yaitu terkait dengan konflik perebutan lahan antara masyarakat dengan TNI.
Pencatatan yang sistematis tersebut dapat berupa catatan lapangan. Catatan lapangan
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,dilihat,dialami,dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Lexy
J. Moleong, 2010: 144). Dalam penelitian ini observasi dilakukan ditempat yang
dijadikan obyek penelitian, yaitu konflik penggunaan lahan di Setrojenar,Bulus
pesantren,Kabupaten Kebumen.

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (LexyJ.Moleong,2010: 186).

Esterberg (Sugiyono,2009:231), mendefinisikan wawancara atau

Interview adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topik tertentu.Peneliti
dalam teknik ini menggunakan teknik wawancara terstruktur.Teknik wawancara terstruktur
dilakukan dengan peneliti membuat pedoman wawancara yang sesuai dengan permasalahan
yang akan digunakan untuk tanya jawab dengan informan. Informan dalam penelitian ini
adalah masyarakat Desa Setrojenar yang terlibat konflik,masyarakat militer/TNI,Pemerintah
Desa Setrojenar.

2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan,transkrip,buku,surat kabar,majalah.Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono, 2009: 240). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto
pada saat terjadiny akonflik,serta berita-beritayangdiambildari surat kabar.

3. Kepustakaan

Gunakelengkapandatadaninformasiuntukpenelitianini,makapenelitian menambahkan data


dari buku-buku, kajian literatur, karya tulisilmiah, artikel koran, artikel dari internet, dan
sumber lainnya yang relevandenganpermasalahanpenelitian.

Bab 4

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif
(Miles dan Huberman,2009: 15).

1. Pengumpulan Data(DataCollection)

Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,observasi,dan dokumentasi dicatat dalam
catatan lapangan. Catatan lapangan tersebut dikumpulkan dan kemudian diambil bagian-
bagian yang dianggap relevan dengan pokok permasalahan.

2. Reduksi Data (DataReduction)

Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk laporan atau uraian yang rinci,
kemudian disederhanakan dan difokuskan pada hal yang penting dan dilakukan kategorisasi
yang sesuai dengan fokus penelitian. Dilapangan data yang didapat sangat banyak sehingga
perlu diteliti dan dirincikan sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang konflik perebutan
lahan antara masyarakat dengan TNI di Desa Setrojenar. Dalam mereduksi data,peneliti
melakukan seleksi, menggolongkan data untuk mempertegas, memperpendek, membuat
fokus dan kemudian membuang data yang tidak diperlukan. Reduksi data berlangsung terus-
menerus selama penelitian kualitatif berlangsung danmerupakan bagian dari analisis
(MilesdanHuberman,2009:16).

3. PenyajianData(DataDisplay)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan-
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi ini
termasuk didalamnya matrik, skema,tabel dan jaringan kerja yang berkaitan dengan
kegiatan. Dengan penyajian data peneliti akan mengerti apa yang akan terjadi dan dapat
mengerjakan sesuatu pada analisis data ataupun langkah-langkah lain berdasarkan penelitian
tersebut (MilesdanHubermen,2009:17).

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing/Verification)

Peneliti berupaya mencari makna dari data dan kemudian membuat kesimpulan. Sebelum
menarik kesimpulan, peneliti harus mencari pola, hubungan persamaan dan sebagainya antar
detail untuk dipelajari kemudian disimpulkan. Dalam proses penyimpulan data merupakan
suatu proses yang membutuhkan suatu pertimbangan yang benar-benar
dipertanggungjawabkan.

Bab 4

Pengolahan Data

1. Mendeskripsikan Konteks Konfliktelah

Konflik yang terjadi antara masyarakat dengan TNI menyebabkan munculnya kekerasan
kolektif. Kekerasan tersebut ditandai dengan adanya bentrokan antarwarga.Konflik yang
terjadi menyebabkan bentrok antara masyarakat dengan TNI. Masyarakatjuga melakukan
unjuk rasa dan merobohkan papan Dislitbang (DinasPenelitian dan Pengembangan) milik
TNI (Tentara Nasional Indonesia) di gapuramasuk menuju tempat latihan. Konflik ini
berawal karena penolakan petanidi 15 desa dari tiga
Kecamatan(Milit,Ambal,BulusPesantren), diKabupaten Kebumen terhadap rencana
pembangunan Pusat Latihan Tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(PUSLATPURTNIAD). TNI mengklaim batas tanah negar a sepanjang 500 meter dari garis
air pantai ke utara, dan membentang sepanjang 22,5 Km dari muara sungai Luk Ulo di Desa
Ayamputih, hingga muara sungai Wawar di perbatasan
KabupatenPurworejo.Namun,wargabersikerasbatastanahTNI(Tentara Nasional Indonesia)
hanya sampai sepanjang 220 meter dari garis pantai.Selama ini latihan tempur yang
dilakukanTNI(Tentara Nasional Indonesia)selalu saja mengakibatkan kerusakan tanaman
petani dan tidak ada kompensasi yang layak diberikan pada petani.

Akibatnya, konflik yang terjadi menyebabkan masyarakat dengan TNI berujung bentrok.

2. Dinamika Konflik
A. Tahap prakonflik
Sengketa lahan antara masyarakat dan tni mengklaim bahwa masing masing berhak
atas lahan
B. Tahan konfrontasi
Adanya sengketa tersebut, mereka akhirnya berebut
C. Tahap krisis
Dari masalah ini hubungan keduanya menjadi renggang dan terus saling berebut
D. Tahap pascakonflik
Hingga saat ini belum ada titik temu untuk masalah ini
3.
……………………………
Kronologi Konflik antara Masyarakat Desa Setrojenar dengan TNI (Tentara Na-

sional Indonesia)

Menurut Fisher et al(2001), menyatakan bahwa kronologi konflik disebut juga sebagai uru-

tan kejadian dimana merupakan suatu alat bantu yang dipergunakan untuk menunjukkan

sejarah suatu konflik berdasarkan daftar waktu kejadiannya (tahun,bulan/

hari,sesuaiskalanya)yangditampilkan secara berurutan. Alat bantu ini dapat menjadi ”start-

ing point”dalam memahami dan mengungkap konflik karena dapat mengidentifikasiinter-

pretasi berbagai pihak terhadap suatu kejadian. Interpretasi ini dapatberasal dari satu pi-

hakatau pihak lainyang nantinya digunakan untuk kepentingan sendiri atau bersama den-

gan pihak lain. Konflik ini mulai terjadi pada tahun2002,masyarakat sudah menya ri dan

mulai berani untuk memprotes kegiatan latihan militer.Pada tahun 2009 tepatnya pada

tanggal 14 Maret diadakan pertemuan, yangdihadiri oleh Wakil Pemkab Kebumen, DPRD

Kabupaten Kebumen, Wakil Dislit bang TNIAD,KomandanKodim0709Kebumen,Kapol-

resKebumen, dalam pertemuan tersebut menghasilkan rekomendasi terhadapTNI untuk

tidak melakukan kegiatan apapun di kawasan Urutsewu sebelumadapenyelesaiansecaraper-

manen.

Padatahun2010,adanyaRaperdaRTRW(RencanaTataRuangWilayah) yang

berisikankawasan Urutsewu sebagai kawasan pertahanandan keamanan membuat para

petani geram dan mendatangi DPRD untukmeminta kejelasan. Pada saat itu belum terjadi

bentrok antara masyarakatDesaSetrojenardenganTNI,masihbersifatunjukrasa/demountuk-

menyampaikanaspirasinya.Pada2011terjadi konflik antara masyarakat dengan TNI terjadi

bentrok/kontak fisik. Sebelumnya pada tanggal 23 Maret 2011 warga DesaSetrojenar


melakukan pertemuan, membahas tentang status sengketa tanahdengan DPRD Kebumen.

Dalam pertemuan tersebut tidak dihadiri olehpihak TNI AD. Hasil pertemuan tersebut

adalah pernyataan lisan DPRDbahwaselamabelumdiambilkeputusanlebihlanjut,TNIti-

dakdiperbolehkanmengadakanlatihantempurdiwilayahyangdipersengketakan itu. Pada awal

April, pihak dari Pemerintah Desa mendapatsurat pemberitahuan bahwa tanggal 11 April

2011 akan dilakukan latihan.Tanggal10April2011TNIdariYogyakartasudahdatang,halini-

menyebabkanmasyarakatmarahdanmelakukanblokadekarenamengaggap TNI melanggar

keputusan yang sudah disepakati sebelumnya(SuaraKeadilan,2011: 19-20).Kronologi

serangan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dengan warga Desa Setrojenar (padatang-

gal16April–17April2011) sebagai berikut:

a. Faktor-faktoryangMelatarbelakangiTerjadinyaKonflikantara-

MasyarakatdenganTNI di desaSetrojenar

Faktor penyebab konflik sangat banyak sekali, seperti yang dikatakanoleh Soerjono

Soekanto bahwa faktor penyebab konflik ada empat yaituperbedaanantarindividu-

individu,perbedaankebudayaan,perbedaankepentingan,danperubahansosial.Samaseper-

tiyangdikatakanolehSoerjono, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga di De-

saSetrojenar,pemerintahsetempat,danpihakTNIjuga,dapatdiketahuifaktor-faktor penyebab

konflik perebutan lahan antara masyarakat denganTNI.Adafaktorinternaldanekster-

nalpenyebabmunculnyakonflikperebutanlahanyangterjadidiDesaSetrojenar.Faktor-fak-

tortersebutadalahsebagai berikut:
Faktor Intern Penyebab KonflikPerebutanLahanantaramasyarakatDe-

saSetrojenardenganTNI(TentaraNasional internasional )

Faktorinternmerupakanfaktoryangterjadidaridalamindividumaupunkelompokyangberkon-

flik.SepertihalnyayangterjadipadakonflikperebutanlahanantaramasyarakatDesaSetrojenar

dengan TNI. Terdapat beberapa faktor intern yang menjadipenyebabterjadinyakonflikterse-

but,sebagai berikut:

(a) StatusKepemilikandanBatastanahyangtidakjelas

Tidak adanya kejelasan tentang status kepemilikan tanah

danbatas tanah menjadi faktor penyebab terjadinya konflik

perebutanlahanantaramasyarakatDesaSetrojenardenganTNI.Sta-

tuskepemilikandanbatastanahyangtidakjelasmenimbulkanmasing-

masingpihakmelakukanpengklaimanterhadaptanahtersebut. Warga

Desa Setrojenarmengklaim tanah tersebut milikmerekadan-

merekamempunyaibukti-buktisurattanahataskepemilikan lahan di

sepanjang pantaiyang berada di wilayahKecamatan Mirit, Ambal

dan Kecamatan Bulupesantren. TNI-puntidak mau kalah dengan

mengklaim tanah tersebut sebagai tanahmilikmereka.AnggapanT-

NImengganggaptanahsepanjangpantai itu sebagai tanah negara

yang diperuntukkan bagi lahanlatihanpertahanandankeamananT-

NIAngkatanDarat.

.
Status kepemilikan dan batas tanah menyebabkan pengklaimand

iln oleh masing masing pihak. Ini menjad ifaktor terjadinakonflik


perebutan lahan antara masyarakat dengan TNI. Kedua belah pi-

hakmeras amemiliki surat keterangan

yang legal dan sah sebagai pemilik sah pengguna lahan terse-

but.Setelah ditelusuri di BPN Kebumen ternyata tanah yang

memilikisertifikat tersebut hanya berupa mess atau bangunan dis-

litbang danyang milik masyarakat juga berupa bangunan yang

berlantai tiga,selebihnya adalahtanahnegara.

(b) Perbedaan tujuan atau kepentingan dari masing-masing pihak.

Masing-masing yangberkonflik memiliki kepentingan sendiri-

sendiri. Pihak dari masyarakat menginginkan tanahnya dijadikan

sebagai tempat untuk pertanian dan pariwisata. Sedangkan dari pi-

hakTNI dan pemerintah daerah menginginkan tanah tersebut untuk

kawasan pertahanandanuntuklatihanmiliter.

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan masyarakat

Desa Setrojenar milih untuk bekerja sebagai petani. Sekitar 1269

orangdi DesaSetrojenar bermata pencaharian sebagai petani, se-

lebihnya sebagai buruh swasta. Hal ini menyebabkan masyarakat

mempertahankan lahan yang digunakan sebagai pertanian. Karena

penghasilan utama masyarakat Desa Setrojenar adalah hasil perta-

nian yang dikelola di lahan tersebut. Sehingga masyarakat berjuang

untuk mempertahankan lahan yang dijadikan sebagai latihan-

militer.
Dalam pandangan Dahrendrof, konflik kepentingan menjadi-

fakta tak terhindarkan dari mereka yang memiliki kekuasaan dan

tidak memilikikekuasaan(dalamNovriSusan,2009:49-50).Sama

yang terjadi pada konflik perebutan lahan antara masyarakatDe-

saSetrojenardenganTNIyaituperbedaantujuanatau

kepentingandalampemanfaatanlahanantaramasyarakatDe-

saSetrojenar dengan TNI menjadi fakta yang paling penting seba-

gaipenyebabterjadinyakonflik.MasyarakatDesaSetrojenar-

menginginkanlanahtersebutsebagailahanpertaniandanpariwisata.

TanahdiDesaSetrojenarmemangsangatpentingsekali,karena itu

merupakan sebagai kegiatan pertanian dengan ditanamiberbagai

macam jenis tanaman. Karena sebagian besar pendudukDesa

Setrojenar adalah petani maka mereka melakukan tindakanuntuk

menolak adanya latihan militer. Kawasan Desa Setrojenarjika di-

jadikan sebagai kawasan untuk latihan militer maka akanmeng-

gangguaktivitaspertanianyangadadiDesaSetrojenar.
2) FaktorEksternalPenyebabKonflikPerebutanLahanantara-

masyarakatDesaSetrojenardenganTNI(TentaraNasionalIndonesia)

yaitu adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)yangdi-

lakukan olehPemerintah DaerahKebumen.

RencanaTataRuangWilayah(RTRW)untukkawasanDesaSetrojenar

seharusnya lebih dipikirkan kembali dengan melihat kondisisosial

ekonomi masyarakat Desa Setrojenar

. Sebagian besar masyarakat Desa Setrojenar adalah petani, jika lahan yang digunakan untuk

pertanian digunakan untuk latihan militer. Maka masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan nya.

Dari pihak pemerintah belum berani memutuskan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi

masalah ini. Namun, upaya yang sudah dilakukan yaitu dengan mediation dimana pihak yang

menjadi penengah adalah pemerintah daerah Kebumen dengan membentuk pansus, tetapi

belum ada titik temu yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut.

D .DampakyangterjadiSetelahKonflik

DenganterjadinyakonflikperebutanlahanantaramasyarakatdesaSetrojenar dengan TNI telah

berdampak besar bagi kedua belah pihak yangtelahberkonflik.Dampaktersebutbisaber-

dampakpositifmaupunberdampaknegatif.

DampakPositif

Konflik adalah suatu kenyataan hidup yang tidak terhindarkandan sering bersifat kreatif.

Berbagai perbedaan pendapat dan konflikbiasanyadiselesaikantanpakekerasan,dansering-

menghasilkansituasi yang lebih baik bagi sebagaian besar atau semua pihakyangterlibat

(Fisher, et. al.,2001: 4).Menurut Coser (dalamJohnson,1994:196)konfliktidakharus-


merusakkanataubersifatdisfungsionaluntuksistemdimanakonflikituterjadi,melainkanbahwa

konflik itu dapat mempunyai konsekuensi-konsekuensi positifatau menguntungkan sistem

ini. Dampak positif yang terjadi akibatterjadikonflikini adalah:

a.Bertambahnyasolidaritasin-group

Solidaritas in-group muncul dan semakin kuat karena merekamerasamemilikikesusahan-

dankepentinganyangsamayaitu,lahanpertaniandijadikansebagailahanuntuklatihanmiliter.Se-

hinggamasyarakatbersatuuntukmempertahankanlahanpertanianyangmemang menjadihak-

milikmereka.

b.Membuatberbagaipihakmenyadariadabanyakmasalah

2.Dampak negatif
a. Hancuranya harta benda dan jatuhnya korban
b.Membawa dampak pada psikologis
c.Hubungan interaksi dan komunikasi terjadi terganggu

A. PokokTemuanPenelitian

Pokoktemuandalampenelitianmengenaikonflikperebutanlahanantaramasyarakat denganT-

NIadalahsebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik perebutan

lahanantara masyarakat Desa Setrojenar dengan TNI berupa faktor intern

danfaktorekstern.

Faktor intern dari penyebab konflik perebutan lahan antara masyarakatdenganTNI adalahah

a.Status kepemilikan dan batas tanah yang tidak jelas

b. Tanaman milik masyarakat rusak akibat militer

c. Perbedaan tujuan dalam pemanfaatan lahan .


SedangkanfaktoreksternpenyebabkonflikperebutanlahanantaramasyarakatdenganTNIadala-

hadanyakebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) olehPemerintah DaerahKebu-

men.

2. KonflikyangterjadiantaramasyarakatdesaSetrojenardenganTNImerupakan

konflikterbuka yangbersifat vertikal.

Konflikyangterjadidalamperebutanlahanantaramasyarakatdengan TNI merupakankonflik terbuka.


Konflik tersebut berakar dalamdan nyata, sehingga diperlukan berbagai tindakan untuk
menyelesaikannya.Konflik tersebut merupakan konflik yang bersifat vertikal. Karena konfliktersebut
terjadi antara masyarakat Desa Setrojenar dengan TNI.

1. Solusi/ Upaya Penyelesaian dalam menangani konflik perebutan lahan

antaramasyarakatdenganTNI.

a. DariPemerintah dan Masyarakat

3. SolidaritasataupersaudaraanmasyarakatDesaSetrojenarsemakinkuatsetelah

terjadinyakonflik.

4. Kondisi sosial warga Desa Setrojenar setelah terjadi konflik semakin

majukarena tidak ada lagi latihan militer di daerah Setrojenar dan warga

bisamelakukankegiatanpertaniandenganbebas dannyaman.

5. Padatanggal16April2012,diadakanperhelatanuntukmengenangsatu

“SetahunTragediSetr
Bab 5

Kesimpulan

Menurut Kardina Ari Setiarsih, seseorang yang pertama kali meneliti tentang perebutan tanah
oleh tni dan masyarakat ini terjadi akibat masyarakat yang tidak terima karena tni mengklaim
bahwa mereka juga mempunyai hak atas lahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai