0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
445 tayangan3 halaman
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif untuk membuat keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan, seperti membuat prediksi untuk menyelesaikan masalah. Menurut hadis Nabi Muhammad SAW, orang cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan hanya fokus pada duniawi.
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif untuk membuat keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan, seperti membuat prediksi untuk menyelesaikan masalah. Menurut hadis Nabi Muhammad SAW, orang cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan hanya fokus pada duniawi.
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif untuk membuat keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan, seperti membuat prediksi untuk menyelesaikan masalah. Menurut hadis Nabi Muhammad SAW, orang cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, bukan hanya fokus pada duniawi.
Menurut Mustaji Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Contoh kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan membuat ramalan, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
Dari Abu Yala yaitu Syaddad Ibnu Aus
r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untukkehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikutihawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong. (HR. At - Tirmizi danbeliau berkata: Hadis Hasan). Dalam hadis tersebut Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Jika indikasi cerdas menurut Rasulullah adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan bodoh atau jahil (Arab, kebodohan=jahiliyah).