Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur
15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal
dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang
cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi kontribusi
genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan domba domba
persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.
Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang
disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga
Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedagang
Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan, bisa mengancam
terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung
pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.
Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre
(VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan Pemerintah,
sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan pengolahan bulu, kulit
dan daging Domba Texel.
Dari serat, melalui proses pemintalan maka akan menjadi benang yang digunakan untuk
pakaian dan industri lainnya.
100% serat alami: 100% katun, 100% rayon, dan 100% wol