Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR PERSIAPAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Keperawatan Dasar II
Dosen Pengampu : Indra, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Di Susun Oleh :

Nama : SULISTIANA
Nim : P201901018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MANDALA WALUYA (STIKES-MW)
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “PROSEDUR PERSIAPAN PEMERIKSAAN PENUNJANG”.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar II. Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah keperawatan dasar II yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya dan
teman-teman untuk menyelesaikan tugas ini.

Saya berharap bahwa didalam makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan bagi para pembaca. Saya pun menyadari bahwa
didalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Mudah-mudahan tugas makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Kendari, 9 april 2020

Sulistiana
Persiapan pemeriksaan penunjang

A. Pemeriksaan darah

Pengertian : Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaaan dengan bahan atau


spesimen darah.
Tujuan : Untuk mengetahui kondisi kesehatan pasiennya secara
keseluruhan,terutama bagi penyakit yang berkaitan dengan darah,
seperti: Anemia.
No Kegiatan
1 Fase pra interaksi
1. Mempersiapkan lingkungan klien.
2. Mendekatkan alat kepada klien.

2 Fase orientasi
1. Memberikan salam pada klien.
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4. Menyiapkan peralatan:
 Lanset darah atau jarum khusus
 Kapas alkohol
 Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam
pemeriksaan.
 Bengkok
 Handscoon
 Perlak dan pengalas
3 Fase kerja
1. Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur.
2. Memasang perlak dan pengalas.
3. Memakai handscoon.
4. Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.
5. Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
6. Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone iodium 10%, biarkan
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
7. Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
8. Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 15 derajat dengan lengan tangan.
9. Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30 derajat.
10. Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada volume darah
yang dibutuhkan.
11. Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung mengalir ke
media. (media transport/SPS 0,05% mikrobiologi, antikoagulanapatologi
klinik, sediaan hapus darah aparasitolog)
12. Pengeluaran darah/punksia 1cc/menit.
13. Lepaskan torniquit, kemudian kemudian tumpat daerah pengambilan darah
dengan kaspaseralkohol 70%.
14. Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat agar darah
berhenti mengalir.
15. Merapikan alat
16. Melepaskan handscoon.

4 Fase terminasi
1. Mengembalikan peralatan ke tempat semula.
2. Menanyakan keaadaan pasien.
3. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan.
B. Pemeriksaan feses

Pengertian : menyiapkan feses untuk pemeriksaan labolatorium dengan cara


pengambilan feses.
Tujuan : - Menentukan darah samar karena adanya ulkus, inflamasi dan tumor.
Menggunakan kertas guaiac dan mendeteksi adanya virus dan bakteri
demgan kultur (pembiakan).

N Kegiatan
o
1 Fase pra interaksi
1. Mempersiapkan lingkungan klien.
2. Melakukan verivikasi data bila ada.
3. Mendekatkan alat kepada klien.

2 Fase orientasi
1. Memberi salam pada klien.
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4. Menyiapkan alat:
 Handscoon bersih
 Vaseline
 Botol bersih dengan penutup
 Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Tissu
 Tempat bahan pemeriksaan
 Sampiran
3 Fase kerja
1. Mendekatkan alat.
2. Memberitahu pasien mengenai tindakan akan segera dilaksanakan.
3. Mencuci tangan.
4. Memasang perlak, pengalas dan sampiran.
5. Melepas pakaian bawah pasien.
6. Mengatur posisi dorsal recumbent.
7. Memakai handscoon.
8. Telunjuk diberikan vaselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah keatas
kemudian diputar ke kiri dan ke kanan sampai teraba tinja.
9. Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan kedalam
tempatnya.
10. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tisu.
11. Melepas handscoon.
12. Merapikan pasienb
13. Mencuci tangan.
4 Fase terminasi
1. Merapikan dan menyimpan alat ketempatnya.
2. Menanyakan keadaan dan kenyaman pasien.
3. Mendokumentasikan.

C. Pemeriksaan sputum tenggorokan

Pengertian : Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea,
bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
Tujuan : Untuk mengetahui hasil bahan asam dan mikroorganisme (seperti,
tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis kronis,
bronkhietaksis) yang ada daubuh pasien sehingga diagnosa dapat
ditegakkan.
N Kegiatan
o
1 Fase pra interaksi
1. Mempersiapkan lingkungan klien.
2. Membawa alat dekat pasien.
2 Fase orientasi
1. Memberikan salam pada klien.
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Menyiapkan alat:
 Sputum pot (tempat ludah) yang tertutup
 Botol bersih dengan penutup
 Handscoon
 Formulir atau etiket
 Bengkok
 Tissu
3 Fase kerja
1. menyiapkan alat.
2. Memberitahu pasien mengenai tidakan akan dilaksanakan.
3. Mencuci tangan.
4. Mengatur posisi duduk.
5. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok
6. Memakai hanbdscoon.
7. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan nambil 5cc bahan, lalu masukkan kedalam botol.
8. Membersihkan mulut pasien.
9. Merapikan pasien dan alat.
10. Mencuci tangan
4 Fase terminasi
1. Merapikan alat.
2. Menanyakan keadaan dan kenyamanan pasien.
3. Mendokumentasikan.

D. Pengambilan Spesimen Cairan Vagina (pap smear)

Pengertian : Pengeluaran cairan pervagina berupa keputihan. Keputihan adalah cairan


yang keluar dari vgina.
Tujuan : Untuk mengetahui penyebab penyakit dengan tepat sehingga dapat
diberikan pengobatan yang tepat.
No Kegiatan
1 Fase pra interaksi
1. Mempersiapkan lingkungan klien.
2. Menjamin privacy klien.

2 Fase orientasi
1. Memberikan salam pada klien.;
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
4. Menyiapkan alat:
 Kapas lidi steril
 Objek gelas
 Bengkok
 Sarung tangan steril
 Spekulum
 Kain kassa, kapas sublimat
 Perlak
3 Fase kerja
1. Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tidakan yang akan
dilakukan dan meminta persetujuan pasien.
2. Mempersiapkan alat dan bahan, dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
3. Memasang sampiran.
4. Meminta pasien menanggalkan pakaian bagian bawah (jaga privacy pasien).
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien.
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent).
7. Mencuci tangan.
8. Memakai sarung tangan.
9. Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan.
10. Mengambil sekret vagina pada objek gelas yang di sediakan,
11. Membuang kapas lid pada bengkok.
12. Masukkan objek gelas kedalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan
ditutup.
13. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
labolatorium.
14. Memberekan alatmelepas sarung tangan.
15. Mencuci tangan.
4 Fase terminasi
1. Merapikan alat dan pasien.
2. Menanyakan keadaan dan kenyamanan pasien.
3. Mendokumentasikan tindakan

E. Pemeriksaan urine

Pengertian : Cairan yang yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Tujuan : mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM).
N Kegiatan
o
1 Fase pra interaksi
1. Mempersiapkan lingkungan klien.
2. Membaca catatan medis klien.
3. Mencuci tangan.

Fase orientasi
1. Memberi salam pada klien.
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Menjelaskan tindakan yang dilakukan.
4. Menyiapkan alat:
 Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
 Wadah urine dengan tutupnya
 Handscoon
 Kertas etiket
 Bengkok
 Buku ekspedisi untuk pemeriksaan labolatorium
Fase kerja
1. Mengisi formulir.
2. Memberi etiket pada wadah.
3. Memakai handscoon.
4. Menuangkan 100cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian di tutup
rapat.
5. Menyesuaikan data formulir dengan data pada tiket.
6. Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi.
7. Meletakkan wadah kedalam bengkok atau tempat khusus tertutup.
8. Membereskan dan merapikan alat.
9. Melepas handscoon.
10. Mencuci tangan
4 Fase terminasi
1. Mengevaluasi hasil tiundakan.
2. Berpamitan dengan pasien.
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan.

Daftar pustaka

Saryono & Widianti, Anggriyana Tri (2011). Catatan Kuliah: Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM), Yogyakarta: Nuha Medika

Uliyah, Musrifatul, ddk. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan,
Jakarta: Salemba medika

Husada, Dian. (2011). Persiapan dan Pengambilan Specimen (21 Maret 2016)
Nurmaulidah, Tina Siti. (2012). Tentang Keperawatan: spesimen (diakses pada 22 maret
2016)

Dewi, Ulfi.(2014). Makalah Pengambilan Spesimen Dalam(diakses pada 22 maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai