Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE BASED PRACTICE

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SULISTIANA
NIM : P201901018
KELAS : T1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah “EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE BASE PRACTICE” ini
dapat tersusun hingga selesai. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengelaman saya.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Semoga makalah yang saya buat inidapat memberikan tambahan wawasan bagi para
pembaca dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran kita bersama.

Kendari, 27 April 2020

Sulistiana
Daftar isi

Kata pengantar............................................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan...................................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evidance based nursing dan Evidance based practice........................................
2.2 Tujuan Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice...........................................
2.3 Tahap langkah pelaksanaan Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice..........
2.4 Manfaat Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice.........................................
2.5 Model Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice............................................
2.6 Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Evidance Based Nursing dan Evidance Based
Practice.......................................................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Evidance based nursing di definisikan sebagai sintesis dan penggunaan temuan
ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian randomized control trial. EBN adalah suatu
sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis penelitian termasuk
randomized control trial, penelitian dekriptif, informasi dari laporan kasus dan pendapat
pakar. Pendapat lain dari dharma (2011) mendefinisikan evidance based nursing sebagai
satu integrasi (lebih dari satu penelitian) dari bukti hasil penelitian terbaik yang telah
melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam praktik
keperawatan dan memberikan manfaat bagi para penerima layanan keperawatan

Evidance based practice merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik
perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidance atau fakta. Selama ini khususnya
dalam keperawatan sering kali di temui praktik – praktik atau intervensi yang
berdasarkan “biasanya juga begitu” sebagai contoh, penerapan kompres dingin dan
alcohol bath masih sering di gunakan tidak hanya oleh masyarakat awam tetapi juga oleh
petugas kesehatan, dengan asumsi dapat menurunkan suhu tubuh lebih cepat, sedangkan
penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan kompres hangat dan teknik tepid
sponge meningkatkan efektifitas penggunaan kompres dalam menurunkan suhu tubuh.

Merubah sikap adalah suatu yang sangat sulit, bahkan hal yang sia – sia. Orang tidak
akan bisa merubah adat orang lain,kecuali orang – orang di dalamnya yang merubah diri
mereka sendiri.tetapi meningkatkan kesadaran, dari masalah kesehatan masyarakat, akan
meningkatkan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice


2. Apa tujuan Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
3. Bagaimana tahap langkah pelaksanaan Evidance Based Nursing dan Evidance Based
Practice
4. Apa manfaat Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
5. Bagaimana model Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Evidance Based Nursing dan
Evidance Based Practice

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
2. Untuk mengetahui tujuan Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
3. Untuk mengetahui tahap langkah pelaksanaan Evidance Based Nursing dan
Evidance Based Practice
4. Untuk mengetahui manfaat Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
5. Untuk mengetahui model Evidance Based Nursing dan Evidance Based Practice
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Evidance Based Nursing
dan Evidance Based Practice
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE


BASED PRACTICE
Evidence base practice (EBP) merupakan proses penggunaan bukti-bukti terbaik
yang jelas, tegas dan berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik dalam
merawat individu. Evidence base nursing (EBN) didefinisikan sebagai sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian randomized
control trial.

B. TUJUAN EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE BASED PRACTICE


Tujuan evidance based nursing adalah sebagai berikut:
 Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik keperawatan
fenomena yang didapat dari pengalaman klinik masih harus dibuktikan
terlebih dahulu kebenarannya secara ilmiah. Inilah yang kemudian dijadikan
dasar dalam praktik keperawatan (evidence based nursing practice). Perawat
yang memiliki pengalaman kemudian melakukan tindakan keperawatan atas
dasar fakta ilmiah akan menghasilkan suatu asuhan keperawatan yang
berkualitas.
 Membuktikan bahwa praktik keperawatandilandasi oleh penerapan prinsip
ilmiah (scientific method) yang relevan dan terkini (up to date). Dengan
menerapkan evidence based nrsing pratice atau praktik keperawatan dilandasi
bukti ilmiah, memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
dasar ilmu pengetahuan yang kuat yang didapat melalui penelitian.
 Melatih kemampuan perawat untruk berfikir kritis dan rasional terhadapsuatu
fenomena atau masalah penerapan EBN secara tidak langsung akan melatih
kemampuan berfikir kritis dan rasional seorang perawat dalam
menghadapisuatu masalah fenomena. Ketika menghadapi suatu masalah atau
menemukan suatu fenomena perawat mengekplorasi dan mencari solusi yang
tepat untuk mengetahui gambaran permasalahan atau fenomena dan mencari
solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
 Sebagai salah satu ciri dan praktik keperawatan profesional
Evedence based nursing pratice merupakan suatu cara untuk membuktikan
bahwa perawat adalah profesional.
 Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan akhir dari penerapan
EBN adalah meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. EBN merupakan
suatu cara untuk mencapai indikator-indikator kualitas pelayanan
keperawatan.
 Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya. Efektifitas
penerapan hasil penelitian dalam praktik keperawatan diketahui melalui
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi dijadikan landasan untuk
menyusun pertanyaan penelitian berikutnya untuk topik yang relevan.
Tujuan evidence based practice:
Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek
keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang
terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga, dengan
memaksimalkannya kualitas perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan
lama perawatan bisa lebikhpendek serta biaya perawatan bisa di tekan.

C. TAHAP LANGKAH PELAKSANAAN EBN/EBP


Evidence based nursing:
 Memilih topik Evidance Based Nursing
Dalam memilih topik Evidance Based Nursing perlu mempertimbangkan
kesesian antara topik yang di ajukan dengan kebutuhan dan kemampuan institusi.
Topik Evidance Based Nursing yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan
institusi akan mendapatkan dukungan pimpinan dari pihak lain yang terkait.
Dukungan dari penentu kebijakan dan pihak yang terkait langsung dengan
penerapan Evidance Based Nursing sangat di perlukan untuk keberhasilan
kegiatan Evidance Based Nursing. Beberapa kriteria yang perlu di pertimbangkan
dalam enentukan topik Evidance Based Nursing antara lain:
1. Prioritas masalah bagi profesi keperawatan dan institusi.
Identifikasi terlebih dahulu skala prioritas bagi pengembangan profesi
keperawatan dan institusi, kemudian pertimbangkan topik Evidance Based
Nursing berdasarkan skala prioritas ini.
2. Pentingnya masalah.
Pentingnya masalah sangat relative, tergantg kepentingan dan masalah
yang di hadapi oleh institusi.
3. Keterlaksanaan pada beberapa area keperawatan.
Topik Evidance Based Nursing akan semakin baik jika di terapkan pada
berbagai area keperawatan.
4. Pengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,
penurunan lama perawatan, biaya perawatan dan peningkatan kepuasan
pasien.
5. Peran multi disiplin terkait dengan topik dan kemampuan membentuk
kerjasama antar disiplin.
6. Minat dan komitmen staf terhadap topik yang akan disiplin.
7. Ketersediaan bukti penelitian dan bukti relevansi untuk mendukung topik
yang akan dipilih.
 Membentuk TIM
Setelah penentuan topik Evidance Based Nursing, tahap selanjutnya adalah
bentuk tim / kelompok kerja yang terlibat dalam pelaksanaan Evidance based
nursing. Tim ini bertanggung jawab dalam mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi pelaksanaan evidance based nursing.
Penentuan anggota tim yang terlibat dalam pelaksanaan Evidance based nursing
sangat tergantung pada topik Evidance based nursing. Berdasarkan topik
Evidance based nursing, tim dapat beranggotakan perawat profesional pada suatu
area keperawatan.
Tugas awal dari tim Evidance based nursing adalah menyusun pertanyaan
Evidance based nursing. Topik yang sebelumnya di tetapkan kemudian di susun
dalam bentuk pertanyaan klinik (pertanyaan Evidance based nursing). Pertanyaan
yang jelas akan mempermudah tim dalam menspesifikasikan tipe pasien, jenis
intervensi, outcome dan desain penelitian yang relevan dijadikan sebagai rujukan.
Metode yang dapat di gunakan untuk merumuskan pertanyaan Evidance based
nursingadalah metode yang dikenal dengan PICO. Istilah ini merujuk pada
singkatan, yaitu :
P :Patient / population / problem (gambaran sekelompok pasien yang memiliki
masalah)
I : ntervention / treatment (intervensi atau prosedur utama)
C : Comparasion intervention / treatment (intervensi alternatif / standar yang di
bandingkan dengan intervensi utama)
O : Outcome (hasil yang di harapkan)
 Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
Untuk menjawab pertanyaan evidance based nursing dan menentukan intervensi
yang pag tepat di terapkan pada kasus, di perlukan eksplorasi berbagai referensi.
Beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber Evidance based nursing
antara lain : publikasi hasil penelitian di jurnal elektronik (CINAHL,
PROQUEST, MIDLINE).
 Melakukan kritik jurnal (eritical appoaraisal)
Kritik jurnal merupakan tahapan penting dalam Evidance based nursing. Pada
tahap ini hasil penelitian yang akan di jadikan rujukan ditelaah kelayakannya dan
di analisis apakah menggambarkan fakta sebenarnya. Suatu hasil penelitian layak
untuk di jadikan Evidance based nursing atas dasar pertimbangan berikut ini :
1. Kualitas evidance
Di nilai berdasarkan agregat peringkat kualitas suatu penelitian dan dalam
rentang mana bias dapat diminamalisir dari suatu penelitian.
2. Kuantitas evidance
Kuantitas evidance menunjukkan besarnya kemaknaan klinik (effect size)
dari suatu hasil penelitian, jumlah penelitian yang mendukung evidance,
jumlah sampel yang gunakan dalam penelitian dan power penelitian
tersebut.
3. Konsistensi evidance
Konsistensi evidance mengukur sejauh mana tingkat kemiripan setiap
hasil penelitian yang di jadikan sebagai evidance. Semakin mirip hasil
dari beberapa penelitian, maka akan semakin baik hasil penelitian di
jadikan sebagai Evidance based nursing.
 Sintesis hasil penelitian
Sintesis penelitian adalah suatu proses mengintegrasikan beberapa hasil
penelitian yang di anggap memenuhi unsure validitas (validity), kepentingan
(importancy) dan kemampulaksanaan (applicability) untuk menghasil suatu hasil
temuan baru yang akan diterapkan sebagai evidance based nursing practice
(EBN). Ada 2 faktor yang harus di pertimbangkan untuk menentukan hasil
peneliti yang akan disintesis, yaitu :
1. Kemiripan karakteristik sampel dengan populasi pasien dimana hasil
penelitian akan di terapkan. Pilih penelitian yang menggunakan sampel
dengan karakteristik menyerupai populasi pasien dimana Evidance based
nursing akan diterapan.
2. Relevansi penelitian dengan topik dan pertanyaan evidance based nursing.
Pilih penelitian yang paling relevan dengan topik dan pertanyaan evidance
based nursing untuk disintesis. Pada dasarnya tahapan ini dapat
dipersingkat pada tahap pengumpulan hasil penelitian dari jurnal.
 Uji coba (pilot project) intervensi atau prosedur baru dalam praktik keperawatan.
Setelah seluruh hasil penelitian yang mendukung di telaah dan sintesis, tahap
selanjutnya adalah melakukan uji coba intervensi atau prosedur baru. Uji coba
sangat penting dilakukan sebelum mengimplementasikan evidance based nursing
sebagai suatu prosedur tetap di institusi. Ketikan memasuki tahap ini, tim
evidance mulai menyusun proposal pilot project yang mencakup : tujuan yang
ingin dicapai, ruangan yang akan di jadikan sebagai unit percontohan, instrument
yang di perlukan, petunjuk pelaksanaan prosedur baru, metode evaluasi dan
rincian pembiayaan yang diperlukan.
 Menetapkan perubahan baru
Setelah mengevaluasi hasil pilot project penerapan evidance based nursing, tap
selanjutnya adalah menetapkan perubahan baru di institusi penerapan perubahan
baru harus di ikuti dengan upauntuk mempertahankan dan membudayakan
intervensi baru dalam praktik keperawatan.
 Desiminasi hasil
Tahap akhir adalah desiminasi hasil kepada seluruh unsure yang terlibat dalam
penerapan evidance based nursing.

Evidence based practice:


 Menumbuhkan semangat penyelidikan (inquiry)
Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu sikapm kritis untuk
selalu bertanya terhadap fenomena – fenomena serta kejadian – kejadian yang
terjasi saat praktek dilakukan oleh seorang klinisi atau petugas kesehatan dalam
melakukan perawatan pada pasien.
 Mengajukan pertanyaan PICO(T)
Dalam mencari jawaban untuk pertanyaan klinis yang muncul, maka diperlukan
strategi yang efektif yaitu dengan membuat format PICO.
 Mencari bukti – bukti terbaik
Kata kunci yang sudah di susun dengan menggunakan picot digunakan untuk
memulai pencarian bukti terbaik. Bukti terbaik adalah di lihat dari tipe dan
tingkatan penelitian.
 Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti bukti yang di temukan
Setelah menemukan evidence atau bukti yang terbaik, sebelum
diimplementasikan ke institusi atau praktek klinis, yang perlu kita lakukan adalah
melakukan appraisal ataupenilaian terhadap evidence tersebut.
 Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk membuat
kepetusan klinis terbaik
Mengimplementasikan EBP ke dalam praktik klinis kita harus bisa
mengintegrasikan hasil bukti penelitian dengan informasi lainnya.
 Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence based practice sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa efektif evidence yang telah diterapkan, apakah
perubahan yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan apakah
evidence tersebut berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan pasien.
 Menyebarluaskan hasil (dissminate outcome)
Jika evidence yang didapatkan terbukti mampu menimbulkan perubahan dan
memberikan hasil yang positif maka hal tersebut tentu sangat perlu dan penting
untuk dibagi.
D. MANFAAT EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE BASED PRACTICE
Evidence based nursing:
 Perawat jelas dalam menerapkan intervensi.
 Mencegah efek negatif pada pasien.
 Perawat mampu mempertimbangkan dan mencari solusi terhadap tindakan.
 Dapat mengurangi waktu perawatan (menghemat biaya).
 Dapat meningkatkan interprofesionalisme.
Evidence based practice:
 Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik.
 Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.
 Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.
 Mengeliminasi budaya.
E. MODEL EVIDANCE BASED NURSING DAN EVIDANCE BASED PRACTICE
Evidence based nursing:
 Model setler
terdiri atas lima tahapan:
1. Tahap persiapan (preparationb), mengidentifikasi masalah atau isu dan
memvalidasi masalah dengan bukt bukti yang relevan.
2. Tahap validasi (validation), melakukan kritik dan sintesis dari bukti bukti
yang di temukan (empiris atau non empiris, reviu sistematis, dll.).
mengeluarkan bukti bukti yang tidak mendukung (incredible evidence).
Apabila tidak ada bukti yang valid atau ada bukti namun tidak cukup
mendukung evidance based nursing, maka proses di akhiri di tahap ini.
3. Tahap penilaian komparasi/pembuatan keputusan (comparative
evaluation / decision making), membuat sintesis terhadap hasil hasil yang
di temukan untuk membuat keputusan tentang apa yang dapat digunakan.
Pada tahap ini apabila hasil hasil penelitian ternyata tidak dapat digunakan
maka harus di putuskan untuk melakukan penelitian sendiri dengan
metodologi yang lebih baik.
4. Tahap translasi atau aplikasi (translation atau aplication), putuskan pada
level mana aplikasi akan di lakukan (individu, kelompok organisasi). Buat
proposal untuk melakukan perubahan dalam tindakan keperawatan dan
melakukan strategi untuk melaksanakan desiminasi secara formal dan
perubahan yang terencana. Jika memungkinkan dapat di usulkan proyek
pilot diruangan atau bagian tertentu yang relevan.
5. Tahap penilaian (evaluation), melakukan penilaian terhadapmtindakan
yang telah dilakukan baik secara formatif maupun sumatif khususnya pada
aspek dampak dan biaya.
 Model IOWA
1. Model IOWA di awali dengan pemicu atau masalah yang dapat berfokus
pada masalah maupun pengetahuan.
2. Apabila masalah merupakan prioritas dari organisasi, maka selayaknya di
bentuk sebuah tim yang terdiri atas stakeholder, perawat klinisi, perawat
staf dan lainnya yang relevan dalam pelaksanaan EBN.
3. Tahapan selanjutnya adalah membuat sintesa dan analisis terhadap bukti –
bukti yang ada.
4. Jika buktinya cukup kuat untuk mendukung perubahan maka di buat
proyek pilot (percontohan) untuk melakukan perubahan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan.
5. Penilaian dilakukan terhadap program (pilot project) untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dan dampak yang terjadi.
6. Bukti- bukti penelitian dapat diklasifikasikan dengan tingkatan sebagai
berikut:
 A~ bukti yang berasal dari penelitian meta analisis atau literature
reviu terpadu.
 B~ bukti dari penelitian ekperimen baik randomized maupun
nonrandomized controlled trials.
 C~ bukti dari penelitian observasi misalnya penelitian deskripsi
atau korelasi.
 D~ bukti dari pendapat ahli atau laporan kasus.
 Model ACE
1. Model ini merupakan hubungan antara berbagai tingkat transformasi
pengetahuan.
2. Model ACE Star terdiri atas unsur sebagai berikut:
 Penemuan pengetahuan (discovery knowledge), pengetahuan baru
di gali dari riset empiris tradisional baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
 Penyimpulan bukti (evidence summary), mensintetin hasil-hasil
riset baik melalui reviu sistemik ataupun penelitian meta analisis.
 Menerjemahkan dalam rekomendasi praktik (translation into
practice recommendation), simpulan bukti penelitian
dikombinasikan dengan bukti lain seperti pendapat ahli (clinical
expertise) untuk kemudian diterjemahkan untuk dilakukan pada
tempat dan populasi tertentu.
 Integrasi dalam rpraktik (integration into practice), melaksanakan
perubahan praktik menggunakan cara formal ataupun informal,
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan praktik.
 Penilaian (evaluation), penilaian di arahkan pada dampak dan
kualitas pelayanan termasuk keputusan klien dan keluarganya.

Evidence based practice:


 Medel settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk meningkatlkan
penerapan evidence based lima langkah dalam model settler:
Fase 1. Persiapan
Fase 2. Validasi
Fase 3. Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4. Translasi dan aplikasi
Fase 5. Evaluasi
 Model IOWA
Model EBP IOWA dikembangkan marita G. Titler, PhD, RN, FAAN. Model
IOWA diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu atau masalah ini sebagai fokus
ataupun fokus masalah. Jika masalahmengenai prioritas dari suatu organisasi,
klinisian, staf perawat, dan tenaga kesehatan lain yang dirasa penting untuk
dilibatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah menyintesis EBP. Perubahan
terjadi dan dilakukan jika terdapat cukup bukti yang mendng untuk terjadinya
perubahan. Kemudian dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi.
 Model konseptual rosswurm dan larrabe
Model ini disebut dengan model evidence based practice change yang terdiri dari
enam langkah yaitu:
Tahap 1. Mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis.
Tahap 2. Tentukan evidence terbaik.
Tahap 3. Kritikal analisis evidence.
Tahap 4. Desain perubahan dalam praktek.
Tahap 5. Implementasi dan evaluasi perubahan.
Tahap 6. Integrasikan dan maintenance perubahan dalam praktek.
Model ini menjelaskan bahwa pnerapan evidence based nursing ke lahan praktek
harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan
kereliabilitasan metode yang di gunakan, serta penggunaan nomenklatur yang
standar.
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN
Evidance based nursing:
 Karakteristik penelitian
 Karakteristik perawat
 Karakteristik organisasi/tempat kerja
 Karakteristik profesi keperawatan
 Faktor lain adalah adanya resistensi perawat untuk berubah dalam rangka
melaksanakan hasi-hasil penelitian terbaru.
Evidance based practice:
 Berkaitan dengan penggunaan waktu
 Akses terhadap jurnal dan artikel
 Keterampilan untuk mencari
 Keterampuilan dalam melakukan kritik riset
 Kurang paham atau kurang mengerti
 Kurangnya pengetahuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil hasil riset
 Salah pengertian tentang proses
 Kualitas dari fakta yang ditemukan
 Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan
literatur hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan
pada klien.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
EBN dan EBP tentu memiliki peran yang sangat penting dalam
keperawatan utamanya untuk meningkatkan sebuah mutu. Namun,
diperlukan sebuah hubungan yang baik antara perawat klinis dan perawat
peneliti.

3.2 SARAN
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan
yang baik, serta mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya
mengacu pada SPO yang dibuat berdasarkan teori-teori dari penelitian
terkini.
DAFTAR PUSTAKA

Ingersoll G. Evidence-based nursing:what it is and isn’t. Nurse Outlook 2000;48:151’2.


Lavin MA, Krieger MM, Meyer GA, et al. Development and evaluation of evidence-based
nursing (EBN) filters and related databases. J Med Libr Assoc 93(1) Januari 2005.

Banning, M. 2008 Clinical reasoning and its application to nursing: concepts and research
Studies. Nursing education in practice , 8(3),doi:10.1016/j.nepr.2007.06.004.

Holleman G, Eliens A van Vliet M achterberg T. Promotion of evidence-based practice by


professional nursing association : literatur review. Joumal of Advance nursing 53(6),702-
709.

Anda mungkin juga menyukai